Anda di halaman 1dari 12

TUGAS PENGAUDITAN 2

MODUL 1
KELAS CF
NAMA : ANNISA SABILA H. NIM : 175020307111040

NO. 1
Sebut dan jelaskan secara singkat beberapa prosedur awal yang bisa dilakukan oleh
Haraito agar kemudian bisa memberikan laporan rekomendasi kepada Partner KAP
apakah akan menerima atau menolak tawaran penugasan audit dari PT Mitra Realty
(hubungkan dengan standar auditing dan peraturan lain yang mungkin terkait)!
Penting bagi auditor untuk menerima suatu perikatan audit hanya apabila terdapat
keyakinan yang memadai bahwa manajemen klien dapat dipercaya. Bila manajemen kurang
memiliki integritas, terdapat kemungkinan kekeliruan (error) yang material dan ketidak
beresan (irregularities) akan terjadi dalam proses akuntansi di mana laporan keuangan dibuat.
Untuk klien baru, auditor dapat memperoleh informasi mengenai integrasi manajemen
dengan berkomunikasi dengan auditor terdahulu dan mengajukan pertanyaan kepada pihak
ketiga lainnya.
Prosedur awal yang dapat dilakukan Haraito untuk meberi rekomendasi
menerima/menolak perikatan dengan PT. Mitra Realty (klien baru) :
a) Mengevaluasi Integritas Manajemen
Untuk dapat menerima perikatan audit, auditor berkepentingan untuk
mengevaluasi integritas manajemen, agar auditor mendapatkan keyakinan bahwa
manajemen perusahaan klien dapat dipercaya, sehingga laporan keuangan yang
diaudit bebas dari salah saji material sebagai akibat dari adanya integritas manajemen.
Berbagai cara yang dapat ditempuh oleh auditor dalam mengevaluasi integritas
manajemen adalah :
a. Komunikasi dengan auditor pendahulu.
Sebelum menerima suatu perikatan audit, auditor pengganti harus mencoba
melaksanakan komunikasi tertentu berikut ini:
i. Meminta keterangan kepada auditor pendahulu (KAP Umar dan
Rekan) mengenai masalah-masalah yang spesifik
ii. Menjelaskan kepada calon klien tentang perlunya auditor pengganti
mengadakan komunikasi dengan auditor pendahulu dan meminta
persetujuan dari klien untuk melakukan hal tersebut.
Dari keterangan pemilik perusahaan, Robi Gunarso, KAP Umar
dan Rekan menerbitkan pendapat wajar dengan pengecualian atas
laporan keuangan PT. Mitra Realty tahun 2017. Pengecualian
tersebut dialamatkan pada ketidaksesuaian pengakuan nilai investasi
atas properti toko perusahaan. Ketidaksesuaian pengakuan ini tidak
ditanggapi oleh perusahaan, Robi Gunarso menolak untuk
menuliskan nilai yang dilaporkan untuk properti tersebut.
iii. Komunikasi kepada komite audit atau pihak lain yang memiliki
otoritas dan tanggung jawab yang ekuivalen dengan komite audit
berkenaan dengan kecurangan, tindakan melawan hukum oleh klien,
hal-hal yang berkaitan dengan pengendalian intern dan kualitas
prinsip-prinsip akuntansi
iv. Pemahaman auditor terdahulu mengenai alasan dari penggantian
auditor
Menurut Robi Gunarso selaku pemilik perusahaan, alasan
perusahaan melakukan penggantian auditor karena kinerja dari KAP
Umar dan Rekan yang mengaudit laporan keuangan perusahaan
untuk tahun pembukuan 2016 dan 2017 kurang memuaskan.
Beberapa keluhan yang diutarakan oleh Robi Gunarso terhadap
kinerja dari KAP Umar dan Rekan diantaranya adalah sedikitnya
masukan yang diberikan oleh KAP untuk memperbaiki sistem
akuntansi perusahaan, di sisi lain perusahaan sangat membutuhkan
sistem pengendalian yang 4 lebih baik pada proses akuntansi yang
dimilikinya saat ini. Keluhan lain yang juga dialamatkan kepada
KAP Umar dan Rekan adalah tentang penetapan fee audit yang
terlalu tinggi. Besarnya fee tersebut dirasa oleh Robi Gunarso tidak
sebanding dengan jasa yang diberikan oleh KAP. Permasalahan
terakhir (sekaligus menjadi permasalahan yang paling signifikan)
yang dihadapi oleh perusahaan dalam hubungannya dengan KAP
Umar dan Rekan adalah terkait dengan opini audit pada Laporan
Keuangan perusahaan pada tahun pembukuan yang berakhir 31
Desember 2017. KAP Umar dan Rekan menerbitkan pendapat wajar
dengan pengecualian atas laporan keuangan perusahaan tahun 2017.
b. Meminta keterangan kepada pihak ketiga.
Informasi tentang integritas manajemen dapat diperoleh dengan
meminta keterangan kepada penasihat hukum, pejabat bank, dan pihak lain
dalam masyarakat keuangan dan bisnis yang mempunyai hubungan bisnis
dengan calon klien. Dalam melakukan audit, auditor menghadapi
kemungkinan disajikannya dengan sengaja laporan keuangan yang tidak benar
untuk kepentingan pribadi berbagai anggota manajemen. 
b) Mengidentifikasi kondisi khusus dan resiko luar biasa
Berbagai faktor yang perlu dipertimbangkan oleh auditor tentang kondisi
khusus dan resiko luar biasa yang mungkin berdampak terhadap penerimaan perikatan
audit dari calon klien dapat diketahui dengan cara :
a. Mengidentifikasi pemakai laporan audit
b. Mendapatkan informasi tentang stabilitas keuangan dan legal calon klien
dimasa depan
Berdasarkan poin (b), didapat informasi bahwa selama beberapa tahun
terakhir, pergerakan industri persewaan ruang pertokoan mengalami sedikit
penurunan sebagai imbas dari merebaknya market place di Indonesia yang
lebih mudah untuk dicapai oleh konsumen tanpa perlu keluar rumah. Selama
tiga tahun terakhir PT. Mitra Realty tidak mampu mencapai target laba yang
diharapkan dari aktivitas operasi yang dilakukan.
c. Mengevaluasi kemungkinan dapat/tidaknya laporan keuangan calon klien
diaudit
c) Menentukan kompetensi auditor untuk melaksanakan audit
Standar umum yang pertama berbunyi :
“Audit harus dilaksanakan oleh seorang/lebih yang memiliki keahlian dan pelatihan
teknis cukup sebagai auditor”.
Oleh karena itu, sebelum auditor menerima suatu perikatan audit, ia harus
mempertimbangkan apakah ia dan anggota tim auditnya memiliki kompetensi
memadai untuk meyelesaikan perikatan tersebut, sesuai dengan standar auditing yang
ditetapkan oleh IAI.
Pada dasarnya, KAP tertarik untuk mengajukan perikatan audit adalah bahwa
ternyata jenis bisnis perusahaan merupakan jenis bisnis yang sudah pernah ditangani
oleh KAP. KAP menganggap bahwa melalui adanya perikatan audit dengan
perusahaan maka peluang untuk memperluas pangsa pasar KAP akan semakin lebar
karena bertambahnya variasi jenis industri yang menjadi klien dari KAP.
d) Evaluasi terhadap Independensi Auditor
Aturan Etika KAP mengatur tentang independensi auditor dan stafnya. Standar
umum yang kedua berbunyi sebagai berikut:
“ Dalam semua hal yang berhubungan dengan perikatan, independensi dalam sikap
mental harus dipertahankan oleh auditor”.
101 Independensi
Dalam menjalankan tugasnya, anggota KAP harus selalu mempertahankan
sikap mental independen didalam memberikan jasa profesional sebagaimana
diatur dalam standar profesional akuntan publik yang ditetapkan oleh IAI.
Sikap mental independen tersebut harus meliputi independen dalam fakta (in
fact) maupun dalam penampilan (in appearance).
102 Integritas dan Objektivitas 
Dalam menjalankan tugasnya, anggota KAP harus mempertahankan integritas
dan objektivitas, harus bebas dari benturan kepentingan (conflict of interest)
dan tidak boleh membiarkan faktor salah saji material (material misstatement)
yang diketahuinya atau mengalihkan (mensubordinasikan) pertimbangannya
kepada pihak lain.
Oleh karena itu, sebelum auditor menerima suatu perikatan audit, ia harus
memastikan bahwa setiap profesional yang menjadi anggota tim auditnya tidak
terlibat atau memiliki kondisi yang menjadikan independensi tim auditnya diragukan
oleh pihak yang mengetahui salah satu dari 8 golongan informasi tersebut diatas. 
e) Penentuan kemampuan auditor dalam menggunakan kemahiran profesionalnya
dengan cermat dan seksama.
Standar umum yang ketiga berbunyi sebagai berikut:
“Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor wajib menggunakan
kemahiran profesionalnya dengan cermat dan seksama”.

NO.2
Dari beberapa data keuangan yang disajikan di lampiran, coba lakukan prosedur
analitis awal untuk mendapatkan pemahaman tentang bagaimana kinerja finansial dari
PT Mitra Realty!
Prosedur analitis (pengujian analitis) di definisikan dalam PSA 22 (SA329) sebagai “Evaluasi
atas informasi keuangan yang di lakukan dengan mempelajari hubungan logis antara data
keuangan dan non keuangan, meliputi perbandingan jumlah-jumlah yang tercatat dengan
ekspektasi auditor.” Terdapat lima jenis prosedur analitis :
1. Membandingkan data klien dengan industri
2. Membandingkan data klien dengan data yang serupa pada periode sebelumnya
3. Membandingkan data klien dengan data yang di perkirakan oleh klien
4. Membandingkan data klien dengan data yang di perkirakan oleh auditor
5. Membandingkan data klien denga hasil perkiraan yang menggunakan data non
keuangan
Dalam prosedur analitis PT. Mitra Realty, untuk melakukan prosedur analitis auditor dapat
menghitung berbagai rasio:
1. Current Ratio
Penghitungan ini dimaksudkan untuk mengetahui tingkat kemampuan perusahaan
dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya dengan aktiva perusahaan yang likuid
pada saat ini atau aktiva lancar (current asset).
Jika angka rasio lancar suatu perusahaan lebih dari 1,0 kali, maka perusahaan
tersebut punya kemampuan yang baik dalam melunasi kewajibannya. Karena
perbandingan aktivanya lebih besar dibanding kewajiban yang dimiliki. Namun jika
ratio lancar yang dimiliki perusahaan nilainya di bawah 1,0 kali, maka
kemampuannya dalam melunasi utang diragukan.
Diketahui current ratio PT. Mitra Realty pada 2016 sebesar 1.3 kali dan pada
2017 menurun menjadi 1.2. Ini artinya dalam periode 2 tahun, terjadi penurunan
kemampuan perusahaan dalam melunasi kewajibannya.
2. Tingkat  Perputaran Piutang Usaha (Account Receivable Turnover)
Menurut Sutrisno (64,2003) rasio ini memberikan gambaran tentang berapa kali
(dalam rata-rata) piutang itu terjadi atau timbul dan diterima pembayarannya dalam
suatu periode tertentu.
Diketahui rasio pada tahun 206 sebesar 7.57 yang meningkat di tahun 2017
menjadi 8.14. Artinya, pada tahun 2017 jumlah penjualan kredit yang timbul per-
piutang rata-rata meningkat sebanyak 5.7 kali pada 2017. Lebih jauh, ini berarti
terjadi peningkatan sejumlah 5.7 kali (dalam rata-rata) piutang itu terjadi atau timbul
dan diterima pembayarannya dalam suatu periode tertentu, kesimpulannya tingkat
perputaran piutang meningkat.
3. Inventory Turn Over (ITO) Ratio
Inventory Turnover atau perputaran persediaan menunjukkan berapa kali rata-rata
inventory atau persediaan diproduksi dan dijual pada periode tersebut. Makin tinggi
nilai Inventory Turnover Ratio berarti makin sering barang dijual dan tentu saja makin
menambah pendapatan perusahaan dan makin menambah keuntungan perusahaan.
Diketahui rasio pada tahun 206 sebesar 7.5 yang meningkat di tahun 2017
menjadi 8.8. Artinya, pada tahun 2017, terjadi peningkatan perputaran persediaan
perusahaan sebesar 1.3 kali.
4. Ratio Piutang Usaha Dengan Aktiva Lancar (Average Collection Period (ACP))
Dengan melihat rasio periode pengumpulan piutang atau average collection period
(ACP) di atas kita bisa melihat dalam jangka waktu berapa hari piutang akan berubah
menjadi kas. Semakin cepat waktu pengembalian piutang, akan semakin baik bagi
perusahaan. Dari hasil perhitungan ACP di atas, diketahui pada,tahun 2016 ACP
terjadi pada 48.21 hari dan pada 2017 ACP terjadi pada 44.84 hari, 4 hari lebih cepat.
Ini artinya di tahun 2017, modal yang terikat dalam piutang dapat kembali dengan
lebih cepat menjadi kas.
5. Return On Assets (ROA)
Return On Asset digunakan sebagai ukuran dasar keuntungan perusahaan dalam imbal
hasil atas aset karena Return On Asset memberikan informasi mengenai efisiensi
perusahaan yang dijalankan serta menunjukkan berapa banyak laba yang dihasilkan
secara rata-rata dari asetnya (Mishkin, 2008:306). Return On Asset dapat digunakan
sebagai alat untuk menganalisis atau mengukur tingkat efisiensi usaha dan
profitabilitas yang dicapai oleh perusahaan yang bersangkutan. Rumus Return On
Asset menurut Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 13/24/DPNP tanggal 25 Oktober
2011, adalah :
ROA = Laba Sebelum Pajak Rata − Rata Total Aset
Berdasarkan perhitungan, pada 2017, diketahui ROA sebesar 7.20% dan pada
2016 sebesar 8.80%. Ini berarti terjadi penurunan tingkat pengembalian terhadap asset
tahun 2016 ke 2017 sebesar 1.4%.
6. Return On Equity (ROE)
Return On Equity merupakan alat yang lazim digunakan oleh investor dan pemimpin
perusahaan untuk mengukur seberapa besar keuntungan yang dapat dari modal sendiri
yang dimiliki oleh perusahaan. Bagi investor, analisis Return On Equity menjadi
penting karena dengan analisis tersebut dapat diketahui keuntungan yang dapat
diperoleh dari investasi yang dilakukan. Bagi perusahaan, analisis ini menjadi penting
karena merupakan faktor penarik bagi investor untuk melakukan investasi.
ROE = Laba Bersih Setelah Pajak/ Ekuitas (modal sendiri) x 100%
Berdasarkan perhitungan, pada 2017, diketahui ROE sebesar 22.1% dan pada
2016 sebesar 28.5%. Ini berarti terjadi penurunan tingkat pengembalian terhadap
ekuitas tahun 2016 ke 2017 sebesar 6.4%.
7. Rate Of Return On Net Sales (ROS)
Return on Sales (ROS) menunjukan berapa banyak keuntungan atau laba yang
dihasilkan oleh perusahaan setelah membayar biaya variabel produksi seperti upah,
bahan baku dan lain-lainnya, namun belum termasuk pembayaran pajak dan bunga.
Berdasarkan perhitungan, pada 2017, diketahui ROS sebesar 5.46% dan pada 2016
sebesar 6.00%. Ini berarti terjadi penurunan tingkat pengembalian penjualan dari
tahun 2016 ke 2017 sebesar 0.54%. Sesuai dengan pernyataan di poin (d).

NO. 3
Dari prosedur analitis yang dilakukan, apakah ditemukan hal-hal yang nantinya akan
dijadikan acuan oleh KAP sebagai titik tekan pengauditan selama proses audit
berlangsung ketika seandainya KAP Henry, Bisma dan Danubrata menerima
penugasan dari PT Mitra Realty? Sebut dan Jelaskan!
Apabila auditor dan klien menerima perikatan audit, maka selama proses audit,
auditor harus mengacu pada SA yang berlaku. Manajemen juga harus memahami
tanggungjawab atas laporan keuangan ada pada manajemen, sehingga untuk mencapai
pendapat wajar tanpa syarat, didasarkan pada standar pelaporan yang berlaku termasuk
didalamnya pernyataan bahwa laporan telah disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang
berlaku umum di Indonesia. Berdasarkan hasil prosedur analitik dengan metode perhitungan
rasio ini, dapat disimpulkan bahwa berdasarkan rasio dua tahun sebelumnya, 2016 dan 2017,
terjadi penurunan ROA dan ROE yang apabila terjadi dampak yang sama di tahun 2018,
maka akan terjadi penurunan atas perputaran pengembalian asset maupun modal. Selain itu,
pada current ratio juga didapatkan kesimpulan bahwa terjadi penurunan kemampuan
perusahaan dalam melunasi kewajibannya.
Terkait cut off siklus keuangan juga perlu menjadi area yang ditekankan oleh auditor
mengingat terjadi rangkap jabatan di perusahaan klien pada bagian marketing dengan
penagihan, dan auditor internal dengan penjualan/marketing. Rangkap jabatan pada
departemen ini meningkatkan potensi fraud di sklus keuangan yang dapat berdampak pada
peningkatan risiko salah saji.

NO.4
Melihat dari kondisi bisnis dan beberapa tujuan yang dimiliki oleh PT Mitra Realty
seperti apa yang dipaparkan dalam bagian Latar Belakang Industri PT Mitra Realty di
atas, sebutkan dan jelaskan beberapa akun yang nantinya akan menjadi area
pengauditan utama oleh KAP (jika mungkin hubungkan dengan beberapa asersi
manajemen terkait)!
Berdasarkan latar belakang industri dan hasil prosedur analitis PT Mitra Realty, beberapa
akun yang nantinya akan menjadi area pengauditan utama oleh KAP, antara lain :
1. Akun Laba dan Beban
Disebutkan dalam kasus tersebut poin (j), terdapat ketidaksesuaian pengakuan nilai
investasi atas properti toko perusahaan yang ada di Sidoarjo sebesar
Rp.1.488.000.000. Hal ini dikarenakan perusahaan melaporkan aktiva properti
tersebut atas dasar biaya historis (historical cost), sedangkan KAP terdahulu, KAP
Umar dan Rekan, menganggap hal tersebut sebagai kesalahan penyajian yang material
di dalam laporan keuangan dan menghalangi diterbitkannya pendapat wajar tanpa
syarat. Pendapat KAP Umar dan Rekan jelas telah mengacu pada PSAK 13 Properti
Investasi, “Untuk properti yang dikuasai melalui sewa operasi diklasifikasikan
sebagai properti investasi, harus diukur menggunakan model nilai wajar. Untuk
properti investasi yang nilai wajarnya tidak dapat diukur secara andal atas dasar
berkelanjutan, harus diukur dengan model biaya.” Dikarenakan PT. Mitra Realty tidak
mengakui properti investasi menggunakan model wajar, artinya laba atau rugi atas
perubahan nilai wajar belum diakui. Ini juga menyebabkan dugaan adanya
understated expense atau overstated revenue.
2. Akun Pendapatan Sewa
Menurut saya, auditor perlu mencermati akun pendapatan sewa yang diduga
understatement. Ini sesuai pernyataan di poin (f), “Kelemahan pengendalian internal
control ditemukan pada sewa atas tenant-tenant kecil (booth) dimana staff marketing
seringkali melakukan kesepakatan di bawah tangan secara langsung dengan tenant.
Kelemahan tersebut diketahui setelah ditemukan adanya ketidak sesuaian antara
catatan tenant yang outstanding dengan kondisi di lapangan (hasil observasi). Tenant
kecil yang seharusnya sudah habis masa sewanya masih beroperasi pada booth yang
disewakan.”
3. Akun Piutang Usaha, Penjualan, dan Kas
Menurut saya, auditor perlu mencermati akun piutang usaha dan penjualan yang
rawan terjadi fraud akibat tidak adanya pisah batas transaksi akibat terjadinya rangkap
jabatan posisi marketing dan penagihan. Ini sesuai pernyataan di poin (g), “Terjadi
rangkap jabatan manajer marketing dengan fungsi penagihan. Hal ini dilakukan
karena dianggap efektif dan efisien dalam pelaksanaannya. Tenant hanya akan
berhubungan dengan satu pihak mulai dari proses penawaran, dealing hingga
pembayaran.”

NO. 5
Dengan segala analisis yang bisa dilakukan, selanjutnya menurut anda apakah
rekomendasi yang diberikan oleh Haraito kepada Partner KAP Henry, Bisma dan
Danubrata (saran untuk menerima atau menolak tawaran perikatan audit dari PT
Mitra Realty)? Untuk menjawab pertanyaan ini, kemukakan alasan yang detail dengan
juga mendasarkan pada Standar Auditing, peraturan dan Kode Etik Profesi terkait!

Dalam hal ini akan dipaparkan hal-hal yang harus menjadi perhatian auditor sebelum
menerima suatu perikatan audit agar tidak timbul kesalahan interpretasi akan pekerjaan audit
baik dari pihak auditor, klien maupun pihak lain yang berkepentingan, seperti yang diatur
dalam Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) SA Seksi 310 (PSA No. 05) mengenai
Penunjukan Auditor Independen.
“Auditor harus membangun pemahaman dengan klien tentang jasa yang akan dilaksanakan
untuk setiap perikatan. Pemahaman tersebut mengurangi risiko terjadinya salah interpretasi
kebutuhan atau harapan pihak lain, baik di pihak auditor maupun klien. Sebagai contoh,
pemahaman tersebut akan mengurangi risiko bahwa klien dapat secara tidak semestinya
mempercayai auditor untuk melindungi entitas dari risiko tertentu atau untuk melaksanakan
fungsi tertentu yang merupakan tanggung jawab klien. Pemahaman tersebut harus mencakup
tujuan perikatan, tanggung jawab manajemen, tanggung jawab auditor, dan batasan perikatan.
harus mendokumentasikan pemahaman tersebut dalam kertas kerjanya, lebih baik dalam
bentuk komunikasi tertulis dengan klien. Jika auditor yakin bahwa pemahaman dengan klien
belum terbentuk, ia harus menolak untuk menerima atau menolak untuk melaksanakan
perikatan.”
Namun dalam kasus ini terdapat beberapa kondisi yang menjadi pertimbangan penolakan
perikatan audit dengan PT.Mitra Realty dengan alasan sebagai berikut :
 Kekhawatiran mengenai integritas manajemen atau penahanan bukti yang tampak
selama audit.
Berdasarkan pernyataan poin (h), “Robi Gunarso merasa terganggu terhadap
opini yang dikeluarkan oleh KAP Umar dan Rekan serta menganggapnya sebagai
sesuatu yang menghambat rencana pengembangan perusahaan untuk menjadi
perusahaan terbuka di masa yang akan datang.”, tersirat bahwa perusahaan sebagai
klien, kurang dapat berintegrasi dengan baik dengan proses audit yang berlangsung.
Kekhawatiran ini juga berasalan berdasarkan poin (d), “Sehubungan dengan turunnya
tingkat penjualan, untuk sementara waktu fungsi internal audit pada perusahaan juga
difungsikan untuk mencari pelanggan (tenant) sehingga tidak melakukan fungsi
pekerjaan auditnya.”, dimana terjadi rangkap jabatan untuk posisi auditor internal
dengan bagian penjualan, yang seharusnya perusahaan mengerti untuk membuat
jobdesk cut off antara dua bagian ini karena sangat rawan terjadi fraud yang akan
menghambat tujuan audit. Atas dasar ini sebaiknya KAP Henry, Bisma, Danubrata
mempertimbangkan untuk menolak perikatan audit ini.
 Klien menolak untuk membenarkan salah saji material dalam laporan keuangan.
Berdasarkan pernyataan di poin (j), pada perikatan audit sebelumnya dengan
KAP Umar dan Rekan, untuk Laporan Keuangan perusahaan tahun pembukuan yang
berakhir 31 Desember 2017, KAP Umar dan Rekan menerbitkan pendapat wajar
dengan pengecualian atas laporan keuangan perusahaan tahun 2017. Pengecualian
tersebut dialamatkan pada ketidaksesuaian pengakuan nilai investasi atas properti
toko perusahaan yang ada di Sidoarjo sebesar Rp.1.488.000.000 dengan Standar
Akuntansi Keuangan. Namun, ketidaksesuaian pengakuan ini tidak ditanggapi oleh
perusahaan, Robi Gunarso menolak untuk menuliskan nilai yang dilaporkan untuk
properti tersebut. Nominal ini disebabkan karena perusahaan melaporkan aktiva
properti tersebut atas dasar biaya historis (historical cost), yang mana menurut KAP
Umar dan Rekan hal tersebut merupakan kesalahan penyajian yang material di dalam
laporan keuangan dan menghalangi diterbitkannya pendapat wajar tanpa syarat. Robi
Gunarso merasa terganggu terhadap opini yang dikeluarkan oleh KAP Umar dan
Rekan serta menganggapnya sebagai sesuatu yang menghambat rencana
pengembangan perusahaan untuk menjadi perusahaan terbuka di masa yang akan
datang. Sikap PT. Mitra Realty yang menolak membenarkan salah saji dapat
merugikan public dan pemakai laporan di masa depan. Dampaknya lebih jauh, dapat
terjadi risiko hukum tentang kebenaran informasi keuangan. Atas dasar ini sebaiknya
KAP Henry, Bisma, Danubrata mempertimbangkan untuk menolak perikatan audit
ini.
 Klien tidak mengambil langkah-langkah yang tepat untuk memperbaiki kecurangan
atau tindakan melawan hukum yang ditemukan selama audit.
Menurut saya, terdapat peluang kecurangan pada perusahaan berdasarkan
pengendalian manajemen yang lemah. Seperti tercantum pada poin (f) :
“Kelemahan pengendalian internal control ditemukan pada sewa atas tenant-tenant
kecil (booth) dimana staff marketing seringkali melakukan kesepakatan di bawah
tangan secara langsung dengan tenant. Kelemahan tersebut diketahui setelah
ditemukan adanya ketidak sesuaian antara catatan tenant yang outstanding dengan
kondisi di lapangan (hasil observasi). Tenant kecil yang seharusnya sudah habis masa
sewanya masih beroperasi pada booth yang disewakan”. Dan pada poin (g):
“Terjadi rangkap jabatan manajer marketing dengan fungsi penagihan. Hal ini
dilakukan karena dianggap efektif dan efisien dalam pelaksanaannya. Tenant hanya
akan berhubungan dengan satu pihak mulai dari proses penawaran, dealing hingga
pembayaran.”
Karena hal tersebut, auditor tidak dapat memperoleh keyakinan absolut bahwa
salah saji material dalam laporan keuangan akan terdeteksi. Karena (a) aspek
penyembunyian kegiatan kecurangan, termasuk fakta bahwa kecurangan seringkali
mencakup kolusi atau pemalsuan dokumentasi, dan (b) kebutuhan untuk menerapkan
pertimbangan profesional dalam mengidentifikasi dan mengevaluasi faktor risiko
kecurangan dan kondisi lain, walaupun audit yang direncanakan dan dilaksanakan
dengan baik mungkin tidak dapat mendeteksi salah saji material yang diakibatkan
oleh kecurangan.
Oleh karena karakteristik kecurangan tersebut di atas dan sifat bukti audit yang tidak
memenuhi Standar Audit (SA) sebagaimana yang dibahas dalam SA Seksi 230 (PSA
No. 04) Keseksamaan dalam Pelaksanaan Pekerjaan, “Auditor harus dapat
memperoleh keyakinan memadai bahwa salah saji material dalam laporan keuangan
dapat terdeteksi, termasuk salah saji material sebagai akibat dari kecurangan.” Maka
sebaiknya, KAP Henry, Bisma, Danubrata mempertimbangkan untuk menolak
perikatan audit ini.

Anda mungkin juga menyukai