Anda di halaman 1dari 6

PROPOSAL

SISTEM PENDUKUNG PENGAMBILAN KEPUTUSAN


PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM PEMILIHAN KERETA API DI BANDUNG
disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan

oleh:

Renadha Bagys Masyawa D NIM 1303170034

Muhammad Irsyad S NIM 1303170063

Rangga Susilahadi NIM 1303170104

Della Elva NIM 1303170006

PROGRAM STUDI S1 TEKNOLOGI INFORMASI

FAKULTAS INFORMATIKA

UNIVERSITAS TELKOM

BANDUNG

2020
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Topik
Topik yang diambil yaitu mengenai sistem pengambilan keputusan dalam pemilihan kereta
api di Bandung.

1.2 Latar Belakang Masalah


Kereta api didefinisikan sebagai sarana transportasi berupa kendaraan dengan tenaga gerak,
baik berjalan sendiri maupun dirangkaikan dengan kendaraan lainnya, yang akan ataupun
sedang bergerak di rel. Dengan demikian kereta api hanya dapat bergerak/berjalan pada
lintasan/jaringan rel yang sesuai dengan peruntukannya, hal ini menjadi keunggulannya
karena tidak terganggu dengan lalu lintas lainnya (Wikibooks 2019).
Pemesanan tiket kereta api terus meningkat dari waktu ke waktu karena banyak nya orang
yang menggunakan jasa kereta api untuk bekerja maupun pergi liburan ke kota yang ingin
dituju. Sekarang ini banyak sekali jenis kereta api yang tujuan stasiunnya sama sehingga para
penumpang kesulitan dalam menentukan pilihan kereta api. Hal itu menyebabkan
penumpang harus lebih selektif dalam pemilihan mereka. Sehubungan dengan hal diatas,
maka dirancanglah sebuah sistem pendukung keputusan pemilihan kereta api agar
penumpang dapat menentukan pilihan kereta api dengan tepat sesuai dengan kebutuhannya.
Dalam melakukan pemilihan kereta api, peneliti menggunakan metode AHP. Analitycal
Hierarchy Process (AHP) adalah metode untuk memecahkan suatu situasi yang komplek
tidak terstruktur kedalam beberapa komponen dalam susunan yang hirarki, dengan memberi
nilai subjektif tentang pentingnya setiap variabel secara relatif, dan menetapkan variabel
mana yang memiliki prioritas paling tinggi guna mempengaruhi hasil pada situasi tersebut.

1.3 Rumusan Masalah


1. Bagaimana cara penumpang memilih kereta api yang sesuai dengan lokasi stasiun yang
dituju?
2. Bagaimana cara penumpang mendapatkan rekomendasi terbaik sesuai keinginan?
1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian dari pengambilan keputusan ini adalah untuk mempermudah penumpang
dalam memilih kereta api yang ada di Bandung sesuai dengan lokasi stasiun yang dituju
dengan cara efektif dan keputusan yang terbaik. Serta secara tidak langsung, membantu PT.
Kereta Api Indonesia (KAI) dalam melakukan pelayanan kepada para penumpang.

1.5 Manfaat Penelitian


1. Menampilkan dan memberikan informasi mengenai kereta api yang ada di Bandung
2. Membantu penumpang dalam memilih kereta api yang ada di Bandung sesuai dengan
lokasi stasiun yang dituju dengan cara efektif dan keputusan yang terbaik.
3. Membantu PT. Kereta Api Indonesia (KAI) untuk melakukan peningkatan pelayanan
kepada para penumpang.

1.6 Luaran yang Diharapkan


Dengan menggunakan metode AHP, dalam pengambilan keputusan ini dapat membantu
penumpang dengan mudah memilih kereta api yang cocok untuk lokasi yang akan dituju dan
kriteria yang diinginkan oleh penumpang.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan


Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan (SPPK) atau Decision Support System (DSS)
adalah sebuah sistem yang mampu memberikan kemampuan pemecahan masalah maupun
kemampuan pengkomunikasian untuk masalah dengan kondisi semi terstruktur dan tak
terstruktur. Sistem ini digunakan untuk membantu pengambilan keputusan dalam situasi semi
terstruktur dan situasi yang tidak terstruktur, dimana tak seorangpun tahu secara pasti
bagaimana keputusan seharusnya dibuat (Turban, 2001).
SPPK bertujuan untuk menyediakan informasi, membimbing, memberikan prediksi serta
mengarahkan kepada pengguna informasi agar dapat melakukan pengambilan keputusan
dengan lebih baik.

SPPK merupakan implementasi teori-teori pengambilan keputusan yang telah diperkenalkan


oleh ilmu-ilmu seperti operation research dan menegement science, hanya bedanya adalah
bahwa jika dahulu untuk mencari penyelesaian masalah yang dihadapi harus dilakukan
perhitungan iterasi secara manual (biasanya untuk mencari nilai minimum, maksimum, atau
optimum)

Tujuan dari SPPK yaitu membantu menyelesaikan masalah semi-terstruktur, meningkatkan


efektifitas bukan efesiensi pengambilan keputusan. Dalam pengolahan, SPPK bisa
menggunakan bantuan sistem lain seperti Artificial Intelligence, Expert System, AHP, Fuzzy
logic, dll. Manfaat SPPK yaitu memperluas kemampuan pengambilan keputusan dalam
memproses data/ informasi bagi pemakainya, dapat menghasilkan solusi yang lebih cepat dan
hasil yang lebih dapat diandalkan, membantu pengambilan keputusan untuk memecahkan
masalah terutama dalam berbagai isu yang sangat kompleks dan tidak terstruktur.
2.2 Kereta Api
Kereta api adalah bentuk transportasi rel yang terdiri dari serangkaian kendaraan yang
ditarik sepanjang jalur kereta api untuk mengangkut kargo atau penumpang. Gaya gerak
disediakan oleh lokomotif yang terpisah atau motor individu dalam beberapa unit. Meskipun
propulsi historis mesin uap mendominasi, bentuk-bentuk modern yang paling umum adalah
mesin diesel dan listrik lokomotif, yang disediakan oleh kabel overhead atau rel tambahan.
Sumber energi lain termasuk kuda, tali atau kawat, gravitasi, pneumatik, baterai, dan turbin.

Ada berbagai jenis kereta api yang dirancang untuk tujuan tertentu. Kereta api bisa terdiri
dari kombinasi satu atau lebih dari lokomotif dan gerbong kereta terpasang, atau beberapa
unit yang digerakkan sendiri (atau kadang-kadang pelatih bertenaga tunggal atau
diartikulasikan, disebut sebuah kereta mobil). Kereta pertama dengan bentuk ditarik
menggunakan tali, gravitasi bertenaga atau ditarik oleh kuda. Dari awal abad ke-19 hampir
semuanya didukung oleh lokomotif uap. Dari tahun 1910-an dan seterusnya lokomotif uap
mulai digantikan oleh kurang dan bersih (tetapi lebih kompleks dan mahal) lokomotif
diesel dan lokomotif listrik, sementara pada waktu yang sama beberapa kendaraan unit yang
digerakkan sendiri baik sistem tenaga menjadi jauh lebih umum dalam pelayanan
penumpang.

2.3 Analytical Hierarchy Process (AHP)


Analytical Hierarchy Process (AHP) adalah metode untuk memecahkan suatu situasi yang
kompleks yang kurang/tidak terstruktur kedalam komponen yang tersusun dalam suatu
hirarki. AHP dilakukan dengan memberi nilai subjektif tentang pentingnya setiap variabel
secara relative, dan menetapkan vaiabel mana yang memiliki prioritas paling tinggi sehingga
dapat mempengaruhi hasil pada siatusi tersebut.

Tujuan utama AHP adalah untuk memberikan sebuah hirarki fungsional dengan input berupa
persepsi manusia. Dengan hirarki tersebut diharapkan suatu masalah kompleks & tidak
terstruktur dapat dipecahkan ke dalam kelompok-kelompok & diatur menjadi suatu bentuk
hirarki.
Prinsip AHP antara lain:
1. Decomposition (Pemecahan sistem yang kompleks menjadi sederhana)
2. Comparative judgement (Penilaian kriteria & alternative)
BAB 3
METODE PELAKSANAAN
3.1 Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam pengambilan keputusan ini adalah menggunakan
metode AHP.

3.2 Metode Perancangan


Dalam membangun aplikasi tersebut kami menggunakan model waterfall. Dalam metode
tersebut langkah-langkah yang kami lakukan adalah :
1. Analisis Kebutuhan
2. Desain Sistem
3. Implementasi
4. Pengujian sistem

3.3 Pembahasan

3.3.1 Analisis Kebutuhan


Pada tahap ini kami melakukan pencarian kebutuhan informasi yang akan diaplikasikan ke
software. Data yang dikumpulkan dapat berupa informasi kereta api, informasi teknis
seperti perangkat apa saja yang akan kami butuhkan dalam membangun aplikasi dan
rancangan database yang akan dibutuhkan

3.3.2 Design
Pada tahap ini kami membuat rancangan tampilan software berdasarkan pada kebutuhan
yang sudah diindetifikasi pada tahap system engineering dan analisis. Aplikasi yang
dibutuhkan pada proses ini salah satunya adalah figma

3.3.3 Implementasi
Tahap ini merupakan tahapan yang paling penting dalam membangun software dengan
membuat suatu program. Program dibuat dengan menggunakan aplikasi sublime

3.3.4 Pengujian sistem


Pada tahap pengujian semua fungsi software yang sudah dibangun akan dites secara
menyeluruh untuk memastikan bahwa fungsi berjalan sesuai dengan kebutuhan &
memberikan luaran yang sesuai.

Anda mungkin juga menyukai