Anda di halaman 1dari 15

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

RAJANAGA (PENGARUH GEL EKSTRAK RAMBUT JAGUNG DAN KULIT


BUAH NAGA TERHADAP GINGIVITIS)

BIDANG KEGIATAN
PKM PENELITIAN

Diusulkan oleh:
Difananda Arien Naomi NIM. 185160100111004 Angkatan 2018

UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2019
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL
HALAMAN PENGESAHAN
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.2. Rumusan Masalah
1.3. Tujuan
1.4. Manfaat
1.5. Luaran
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Rambut Jagung (Zea mays L.)
2.2. Kandungan Flavonoid pada Rambut Jagung (Zea mays L.)
2.3. Kulit Buah Naga (Hylocereus polyrhizus)
2.4. Kandungan Flavonoid pada Kulit Buah Naga
2.5. Gingivitis
2.6. Porphyromonas gingivalis
2.7. Kode Etik Hewan Coba
2.8. Penelitian Terdahulu
BAB 3. METODE PENELITIAN
3.1. Variabel Penelitian
3.2. Alat dan Bahan
3.3. Pemelihan Sampel
3.4. Cara Pemilihan Sampel
3.5. Prosedur Penelitian
BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN
4.1. Anggaran Biaya
4.2. Jadwal Kegiatan
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN – LAMPIRAN
Lampiran 1. Biodata Ketua dan Anggota, Biodata Dosen Pendamping
Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Dana
Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Peneliti dan Pembagian Tugas
Lampiran 4. Surat Pernyataan Ketua Peneliti

DAFTAR TABEL
Tabel 3.1. Pembagian Kelompok Eksperimen
Tabel 4.1. Anggaran Biaya
Tabel 4.2. Jadwal Kegiatan

DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Gambaran Gingivitis secara Klinis dan Histologis
Gambar 3.1. Bagan Skematik Prosedur Penelitian
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kesehatan gigi dan mulut merupakan aspek kesehatan yang penting. Namun, saat ini
banyak penduduk Indonesia yang mengesampingkan kesehatan gigi dan mulut
ditandai dengan peningkatan penyakit gigi dan mulut dari 23,2% menjadi 25,9% pada
tahun 2007 hingga 2013 (Riskesdas, 2013). Salah satu penyakit gigi dan mulut yang
memiliki prevalensi cukup tinggi adalah gingivitis. Di Indonesia, gingivitis
menduduki peringkat kedua terbanyak setelah karies sebesar 96,58%. Gingivitis
merupakan suatu inflamasi yang melibatkan jaringan lunak disekitar gigi yaitu
gingiva (Manson JD,2013). Gingivitis dipicu oleh pembentukan plak pada gigi dan
pada umumnya terjadi pada daerah yang sulit dibersihkan dimana plak tersebut
merupakan penumpukan dari mikroorganisme.
Buah naga terdiri dari 30-35% kulit, namun seringkali hanya dibuang. Kulit
buah naga memiliki manfaat diantaranya untuk mencegah kanker usus, kencing manis
dan bersifat antioksidan serta penetral radikal bebas (Kristanto, 2014). Kandungan
yang terdapat pada kulit buah naga merah diantaranya flavonoid, alkaloid, terpenoid,
thiamin, niacin, pyridoxine, kobalamin, fenolik, polifenol, karoten beta lain (Jamilah
dkk., 2011). Kulit buah naga merah (Hylocereus polyrhizus) memiliki kandungan
flavonoid yang lebih banyak dibandingkan pada dagingnya (Zainoldin dan Baba,
2009).
Selain kulit buah naga, limbah tanaman yang belum optimal pengolahannya
adalah rambut jagung. Rambut jagung (Zea mayes L.) dinyatakan sebagai sumber
dari banyak komponen bioaktif diantaranya adalah senyawa volatil, steroid, alkaloid,
dan antioksidan alami seperti flavonoid dan senyawa fenolik lainnya dengan manfaat
yang menguntungkan bagi kesehatan manusia (Liu et al., 2011).
Dari kedua bahan tersebut terdapat kandungan flavonoid yang memiliki berbagai efek
yaitu sebagai antiHIV, antioksidan, antiinflamasi, antivirus, antibakteri, antitumor,
antihepatotoksik dan sebagai antihiperglikemik (Adfa, 2007). Flavonoid bekerja
sebagai disinfektan dan antiseptik dengan cara denaturasi protein sel bakteri (Amalia
dkk., 2014). Berdasarkan fakta – fakta tersebut dan melihat potensi dari senyawa
flavonoid, kami melakukan penelitian untuk pembuatan gel yang mengombinasikan
kandungan flavonoid antara kulit buah naga merah (Hylocereus polyrhizus) dan
rambut jagung (Zea mayes L.) guna membantu penyembuhan alami dari gingivitis.

1.2 Rumusan Masalah


Bagaimana pengaruh pengaplikasian gel kombinasi senyawa flavonoid antara kulit
buah naga merah (Hylocereus polyrhizus) dan rambut jagung (Zea mayes L.) terhadap
gingivitis?

1.3 Tujuan
Mengetahui pengaruh pengaplikasian gel kombinasi senyawa flavonoid antara kulit
buah naga merah (Hylocereus polyrhizus) dan rambut jagung (Zea mayes L.) terhadap
gingivitis secara in vivo.
1.4 Manfaat
1) Bagi mahasiswa, mengetahui tentang kandungan senyawa flavonoid dalam
kulit buah naga merah dan rambut jagung sebagai sarana penyembuhan alami
gingivitis secara in vivo.
2) Bagi masyarakat, sebagai sarana untuk mendapatkan obat penyembuhan
gingivitis alami.
3) Bagi institusi, menambah data tentang penanganan dan rehabilitasi gingivitis
1.5 Luaran yang diharapkan
Luaran yang diharapkan, inovasi di bidang kesehatan berupa gel kombinasi senyawa
flavonoid antara kulit buah naga merah (Hylocereus polyrhizus) dan rambut jagung
(Zea mayes L.) terhadap gingivitis

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Rambut Jagung (Zea mays L.)
Jagung (Zea mays L.) merupakan salah satu tanaman yang banyak dibudidayakan di
Indonesia namun pemanfaatan rambut jagung sebagai hasil samping atau limbah
masih sangat terbatas. Rambut jagung (Zea mays L.) memiliki kandungan senyawa
bioaktif seperti minyak volatil, steroid, alkaloid, alantoin, tanin, flavonoid, asam
klorogenat dan senyawa fenolik lainnya (Bushman, 2002; Liu et al., 2011). Rambut
jagung mengandung protein, karbohidrat, serat, vitamin B, vitamin C, vitamin K,
minyak atsiri, garam mineral seperti : Na, Fe, Si, Zn, K, Ca, Mg dan P, steroid seperti
sitosterol dan stigmasterol, alkaloid, saponin, tanin, flavonoid, antosianin,
protokatekin, vanilic acid, derivat hasperidin dan quersetin (Ebrahimzadeh, et al.,
2008; Guo, et al., 2009).
2.2 Kandungan Flavonoid pada Rambut Jagung (Zea mays L.)
Flavonoid merupakan salah satu senyawa polifenol yang memiliki bermacam-macam
efek antara lain efek antioksidan, anti tumor, anti radang, antibakteri dan anti virus.
Rambut jagung mengandung golongan senyawa antibakteri, salah satunya adalah
flavonoid sehingga efektif untuk menyembuhkan gingivitis. Mekanisme kerja
flavonoid sebagai antibakteri dapat dibagi menjadi 3 yaitu menghambat sintesis asam
nukleat, menghambat fungsi membran sel dan menghambat metabolisme energi
(Hendra et al., 2011).
2.3 Kulit Buah Naga (Hylocereus polyrhizus)
Buah naga memiliki kulit yang berjumlah 30-35% dari berat daging buahnya dan kulit
buah naga sering dibuang, sehingga hanya menjadi sampah saja (Saati, 2009). Kulit
buah naga mengandung beberapa vitamin yaitu vitamin C, vitamin E, vitamin A, dan
juga mengandung alkaloid, terpenoid, flavonoid, tiamin, niasin, piridoksin,
kobalamin, fenolik, karoten, dan fitoalbumin (Jaafar et al., 2009) serta betalain (Woo
et al., 2011).
2.4 Kandungan Flavonoid pada Kulit Buah Naga
Senyawa flavonoid berkhasiat sebagai antiinflamasi, antioksidan dan juga antikanker
serta berkhasiat sebagai antibakteri (Patni et al, 2008). Total flavonoid pada kulit buah
naga sebesar 1310,10 mg CE/100g dan 220,28 CE/100g pada daging buah
(Nuruliyana et al., 2010).
2.5 Gingivitis
2.5.1 Definisi Gingivitis
Gingivitis merupakan suatu inflamasi yang melibatkan jaringan lunak di sekitar gigi
yaitu jaringan gingiva (Manson et al, 2013). Gingivitis dapat diartikan sebagai suatu
proses inflamasi pada jaringan gingiva yang menyebabkan perdarahan gingiva disertai
pembengkakan, kemerahan, adanya eksudat, dan perubahan kontur gingiva dari
normal, namun tanpa disertai adanya kerusakan tulang alveolar (Resty, 2016).

Gambar 2.1 Gambaran gingivitis secara klinis dan histologis

2.5.2 Penyebab Gingivitis

Penyebab utama terjadinya inflamasi gingiva adalah adanya akumulasi bakteri plak
yang bersifat patogen. Plak merupakan lapisan tipis biofilm yang mengandung
bakteri, produk metabolisme bakteri, dan sisa makanan. Akumulasi plak ini akan
merangsang respon inflamasi pada gingiva yang dapat menyebabkan kerusakan
jaringan pada daerah akumulasi sejumlah organisme patogen (Newman et al., 2012)

2.6 Porphyromonas gingivalis

Porphyromonas gingivalis selalu dikaitkan dengan kerusakan pada jaringan


periodontal terutama gingivitis, yaitu dengan menginvasi dan melawan pertahanan sel
epitel gingiva (Samaranayake, 2012). Bakteri ini mengekspresikan berbagai faktor
virulensi antara lain fimbriae, lectin-like adhesin, kapsul polisakarida,
lipopolisakarida, hemaglutinin, membran vesikel dan berbagai enzim proteolitik yang
menyebabkan peradangan kronis pada gingiva serta kerusakan jaringan.
Porphyromonas gingivalis juga dapat memetabolisme asam amino dan menghasilkan
sejumlah metabolit yang bersifat racun (toksik) terhadap jaringan gingiva pada
manusia (Suwandi, 2010).

2.7 Kode Etik Hewan Coba


Perlakuan terhadap hewan coba perlu diperhatikan untuk memastikan studi tersebut
dilakukan dengan cara manusiawi sesuai dengan prinsip 3R dan 5F. Russell dan
Burch memopulerkan prinsip 3R yang terdiri atas Replacement, Reduction and
Refinement. Prinsip 5F (Freedom) yang dikemukakan pada tahun 1979 oleh Farm
Animal Welfare Council di Inggris untuk menjamin kesejahteraan hidup hewan coba
(animal welfare). Prinsip 5F terdiri atas freedom of hunger and thirst (bebas dari rasa
lapar dan haus), freedom from discomfort (bebas dari rasa tidak nyaman), freedom of
pain, injury or disease (bebas dari rasa nyeri, trauma, dan penyakit), freedom to fear
and distress (bebas dari ketakutan dan stres jangka panjang), freedom to express
natural behaviour (bebas mengekspresikantingkahlakualami,diberikan ruang dan
fasilitas yang sesuai) (Mellor, 2016).

2.9 Penelitian Terdahulu


Penelitian ini menggunakan ekstrak sereh (Cymbopogon citratus) dan cengkeh
(Eugenia aromaticum) untuk menyembuhkan gingivitis. Metode yang digunakan
yaitu menggunakan rancangan post test control group design. Sampel yang digunakan
adalah tikus wistar jantan sebanyak 28 ekor berumur 2-3 bulan, dengan berat badan
180-200 gram. Tikus dibagi dalam 4 kelompok, masing-masing kelompok terdiri atas
7 ekor tikus. Tiap-tiap kelompok dibuat menjadi gingivitis dengan cara diinduksi
bakteri Aggregatibacter actinomycetemcomitans. Setelah terbentuk gingivitis,
kelompok I sebagai kontrol positif diberi metronidazole+amoxicillin, kelompok II
diberi ekstrak sereh, kelompok III diberi ekstrak cengkeh, dan kelompok IV diberi
kombinasi ekstrak sereh dan cengkeh. Aplikasi dilakukan dengan meneteskan dari
spuit jarum insulin. Aplikasi dilakukan 2 kali sehari selama 2 hari. Hasil
penyembuhan gingivitis dilihat dari jumlah leukosit polimorfonuklear/ leukosit PMN.
Jumlah leukosit PMN pada kelompok I = 5,00, kelompok II = 9,43, kelompok III =
8,57, dan kelompok IV= 5,86. Kesimpulan dari penelitian ini adalah kombinasi dari
ekstrak cengkeh dan sereh memiliki efektifitas yang sama dengan Metronidazole dan
Amoxicillin dalam penurunan jumlah leukosit PMN.

BAB III. METODE PENELITIAN


3.1 Variabel Penelitian
1) Variabel Terikat: Jumlah leukosit PMN
2) Variabel Bebas: Gel topikal dengan dosis 100% ekstrak rambut jagung, 100%
ekstrak kulit buah naga merah, 25% ekstrak rambut jagung dan 75% kulit
buah naga merah, 50% ekstrak rambut jagung dan 50% ekstrak kulit buah
naga merah, 75% ekstrak rambut jagung dan 25% ekstrak kulit buah naga
merah
3.2 Alat dan Bahan
Alat:
1. Beaker glass
2. Stirer
3. pH meter
4. Pipet
5. Timbangan
6. Pinset
7. Spuit 3cc
8. Gelas ukur
9. Wadah gel topikal
10. Kandang tikus
Bahan:
1. Tikus putih
2. Aquadest
3. Buffer formalin 10%
4. EDTA 10%
5. Bakteri Porphyromonas gingivalis
6. Ekstrak rambut jagung
7. Ekstrak kulit buah naga
8. Hydroxy Ethyl Cellulose (HEC)
9. Sodium Meta Bisulfit
10. Gliserin
11. Etanol

3.3 Pemilihan Sampel


Sampel pemilihan adalah tikus putih (Rattus norvegicus) jantan. Menurut Fredeer
(1967), rumus penentuan sampel adalah (t-1)(r-1)≥15.
(t-1)(r-1) ≥ 15
(6-1)(r-1) ≥ 15
5r-5 ≥ 15
5r ≥ 20
r≥4
Keterangan: r = jumlah sampel tiap perlakuan t = jumlah kelompok percobaan.
Sehingga didapatkan r = 4, maka jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini
sebanyak 24 ekor tikus putih (Rattus norvegicus) jantan yang dibagi menjadi 6
kelompok percobaan.

3.4 Cara Pemilihan Sampel


Sampel dipilih menggunakan teknik Simple Random Sampling. Sampel dibagi
menjadi 6 perlakuan, yaitu:

Tabel 3.1. Pembagian Kelompok Kontol Eksperimen


Kontrol – (K-) Tikus yang telah diinduksi Porphyromons gingivalis
tanpa perlakuan
Kontrol Eksperimen 1 (KE 1) Tikus yang telah diinduksi Porphyromons gingivalis
dan aplikasi gel ekstrak rambut jagung 100%
Kontrol Eksperimen 2 (KE 2) Tikus yang telah diinduksi Porphyromons gingivalis
dan aplikasi gel ekstrak kulit buah naga merah 100%
Kontrol Eksperimen 3 (KE 3) Tikus yang telah diinduksi Porphyromons gingivalis
dan aplikasi gel ekstrak rambut jagung dan kulit
buah naga merah dengan rasio 50% : 50%
Kontrol Eksperimen 4 (KE 4) Tikus yang telah diinduksi Porphyromons gingivalis
dan aplikasi gel ekstrak rambut jagung dan kulit
buah naga merah dengan rasio 25% : 75%
Kontrol Eksperimen 5 (KE 5) Tikus yang telah diinduksi Porphyromons gingivalis
dan aplikasi gel ekstrak rambut jagung dan kulit
buah naga merah dengan rasio 75% : 25%

3.5 Prosedur Penelitian

3.5.1 Peradangan Tikus Putih dengan Bakteri


Hewan uji berupa 24 tikus putih jantan yang diinduksi bakteri Porphyromonas
gingivalis sebanyak 0,2mL dengan cara mengoleskan pada sulkus gingiva tikus setiap
3 hari sekali.

3.5.2 Pembuatan Gel Ekstrak Rambut Jagung (Zea mays L.)


Air dituang ke dalam gelas beker yang berisi Hydoxyethyl Cellulose (HEC) sambil
diaduk menggunakan stirrer selama kurang lebih satu jam dan dilanjutkan dihidrasi
selama 12 jam, kemudian ekstrak rambut jagung yang diperoleh dari proses rambut
jagung dibersihkan dan dikeringkan, kemudian rambut jagung direndam dalam etanol
ditambah ke dalam gelas beaker dan diaduk kembali dengan stirrer sampai homogen
dan didapatkan masa gel yang homogeny.

3.5.3 Pembuatan Gel Ekstrak Kulit Buah Naga (Hylocereus polyrhizus)


Air dituang ke dalam gelas beker yang berisi Hydoxyethyl Cellulose (HEC) sambil
diaduk menggunakan stirrer selama kurang lebih satu jam dan dilanjutkan dihidrasi
selama 12 jam, kemudian ekstrak rambut jagung yang diperoleh dari proses kulit buah
naga merah dibersihkan dan dikeringkan, kemudian kulit buah naga direndam dalam
etanol ditambah ke dalam gelas beaker dan diaduk kembali dengan stirrer sampai
homogen dan didapatkan masa gel yang homogeny.

3.5.4 Pembuatan Gel RAJANAGA


Persiapan penyediaan bahan dan alat, lalu tahap selanjutnya adalah mencampurkan
gel Ekstrak Rambut Jagung (Zea mays L.) dan Gel Ekstrak Buah Naga (Hylocereus
polyrhizus) dengan rasio 25:75, 50:50, dan 75:25.

3.5.5 Pengaplikasian Gel Topikal RAJANAGA pada gingiva


Mengaplikasikan gel topikal RAJANAGA pada gingiva menggunakan syringe
berujung cotton setiap hari sesuai perlakuan, pada kelompok 2 100% ekstrak rambut
jagung, kelompok 3 100% ekstrak kulit buah naga, kelompok 4 ekstrak rambut jagung
dan kulit buah naga dengan perbandingan 25:75, kelompok 5 50:50, dan kelompok 6
dengan perbandingan 75:25 selama 7 hari dan dilakukan pembedahan pada hari ke-7.

4.5.6 Pengamatan Hasil Gel Topikal


Menyiapkan tikus putih gingivitis sesuai dengan kelompok perlakuan, lalu mengambil
jaringan gingiva anterior rahang bawah diambil untuk pembuatan preparat histologis.
Fiksasi jaringan menggunakan buffer formalin 10% selama 24 jam lalu dekalsifikasi
menggunakan EDTA 10%. Pengamatan hasil gel topical menggunakan mikroskop
cahaya di Laboratorium Histologis.

BAB IV.BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN


4.1 Anggaran Dana
Tabel 4.1 Anggaran Biaya
No Jenis Pengeluaran Biaya (Rp.)
.
1. Biaya Habis Pakai Rp 5.850.000
2. PeralatanPenunjang Rp 2.650.000
3. Perjalanan Rp 450.000
4. Lain-lain Rp 3.050.000
TOTAL Rp 12.000.000

4.2 Jadwal Kegiatan

Tabel 4.2 Tabel Kegiatan


Nama Kegiatan Bulan 1 Bulan 2 Bulan 3 Bulan 4 Bulan 5
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Persiapan

Persiapan Proposal

Persiapan Laboratorium

Persiapan Alat dan Bahan

Pelaksanaan

Peradangan Tikus

Pembuatan Gel Ekstrak


Rambut Jagung
Pembuatan Gel Ekstrak
Kulit Buah Naga
Pembuatan Gel
RAJANAGA
Pengaplikasian Gel

Pengamatan Hasil
Penelitian
Pengumpulan Data dan
Evaluasi Data
Analisa Hasil

Pengumpulan Data

Analisa dan Pengolahan


Data
Simpulan

Penyusun Laporan
DAFTAR PUSTAKA
Lampiran 1. Biodata Ketua dan Anggota, Biodata Dosen Pendamping
Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan
Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Peneliti dan Pembagian Tugas

No. Nama Program Bidang Alokasi Uraian


Studi Ilmu Waktu Tugas
(Jam/minggu
)
1. Difananda Arien Pendidikan Kesehatan 10 jam Ketua
Naomi Dokter Gigi PJ Proposal
PJ Pencarian
Bahan
2. Pendidikan Kesehatan 10 jam Bendahara
Dokter Gigi PJ Proposal
PJ Metode
Pnelitian dan
Pembahasan
PJ Gel
Ekstrak
RAJANAGA
3. Pendidikan Kesehatan 10 jam Sekretaris
Dokter Gigi PJ Pengujian
PJ Analisa
Data
Lampiran 4. Surat Pernyataan Ketua Peneliti

Anda mungkin juga menyukai