Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
LANDASAN TEORI
2. ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
I. Identitas Klien
Nama : An. H
TTL : Jombang, Mei 2003
Usia : 11 tahun
Nama Orang tua
Ayah : Tn. S
Ibu : Ny.M
Pekerjaan :swasta
Pendidikan : SMA
Agama : Islam
Suku bangsa : Indonesia
Alamat : Jombang
Tanggal Masuk Rumah sakit : 7 April 2015
Tanggal pengkajian : 7 April 2015
II. Keluhan Utama
Ny. M mengatakan muka anaknya pucat, dan badanmya terasa lemah, tidak
bisa beraktifitas dengan normal.
III. Riwayat Penyakit Sekarang
Ny. M mengatakan bahwa klien pucat. Ny.M mengatakan klien tampak
pucat tanggal 4 April 2015 ketika sore setelah bermain dengan temannya.
Klien mengeluh lelah dan badannya terasa lemas. Klien segera beristirahat
tidur. Ny. M mengetahui keadaan klien kemudian keesokan harinya klien
dan Ny. M ke Suarabaya untuk mendapatkan pengobatan transfuse darah.
Ny.M sampai di Surabaya minggu malam dan menginap dirumah eyang
klien Senin pagi pukul 8.30 klien dibawa ke poli hematologi. Untuk
diperiksakan dan mendapatkan pengobatan transfusi darah. Ny. M
mengatakan ketika klien merasa lemas, kelelahan dan tampak pucat klien
segera dibawa ke RSUD Dr. Soetomo karena Ny. M menginginkan
keadaan anaknya semakin parah. Selama menunggu jadwal transfusi klien
lemas dank lien berusaha tidak melakukan aktifitas yang berat. Setelah
dicek hemoglobin dan diperiksa oleh dokter klien mendapatkan program
transfuse darah 3 hari mulai Selasa hingga Kamis. Pada senin tanggal 26
Agustus klien datang ke ruang one day care hematologi dengan keadaan
pucat, anemis, dan lemas
IV. Riwayat Penyakit Sebelumnya
Ny. M mengatakan pada waktu umur 3 tahun klien mengalami pucat, perut
semakin membesar, lemas, dan sesak nafas. Klien segera dibawa k IGD RS
Jombang dan diberikan penanganan sampai dirawat inap selama 4 hari.
Karena hasil hemoglobin tetap 2 mg/ dL. Klien dirujuk ke RSUD Dr,
Soetomo, dan dirawat inap diruang Bona 2. Sampai sekarang klien terus
berobat unutk mendapatkan transfusi darah. Ketika klien merasa lelah dan
mengalami pucat.
V. Pola Fungsi Kesehatan
1) Pola Aktivitas
Ny. M mengatakan kegiatan sehari hari klien yakni mengaji, menonton
tv, dan bermain sepak bola bersama teman temannya.Ny.M mengatakan
sering merasa kelelahan jika klien melakukan aktivitas yang berat. Kline
segera beristirahat dan menghentikan aktivitas, yang dilakukan karena
klien merasa semakin lemas.
2) Pola Kebutuhan Nutrisi
Sebelum masuk rumah sakit Ny.M mengatakan klien makan 3 kali
sehari, makan apa yang di masak neneknya dengan komposisi sayur sop,
tahu tempe, ayam goring. Klien jarang makan buah buahan. Pada
transfusi 3 hari klien makan nasi bebek pada hari pertama, makan nasi
ayam penyet pada hari kedua tidak makan siang pada hari ketiga klien
mendapatkan As. Folat dan vitamin C.
VI. Pemeriksaan Fisik
Tekanan Darah : 110/60 mmHg
Denyut Nadi : 120x/menit
Suhu : 36,6 ˚ C
RR : 20x/menit
Keadaan Umum : Pucat, Anemis
Kesadaran : Compos Mentis
1) Mata : Sklera Uterus, Konjungtiva anemis
2) Mulut : Membran Mukosa bibir pucat,
3) Ekstremitas : Turgir Kulit cukup, kulit bewarna coklat akral dingin,
basah, pucat, CRT 3 detik
VII. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Hasil
Hemoglobin 4,7 g/dL (12,9 – 15,9)
MCV 77,2 fL (81,1-96,0)
MCH 25,7 pg (27,0-31,2)
MCHC 33,3 9/dL (31,8-35,4)
Hapusan Darah Tepi
Anisositosis Positif (negatif)
Hipokromia Positif (negatif)
Polikromasi Positif (negatif)
VIII. Terapi
1) Tranfusi Darah
2) Cairan NaCl 0,9 % 250 cc
IX. ANALISIS DATA
E. EVALUASI
Hemoglobin (Hb) (darah)
Nilai Rujukan :
- Dewasa : Pria : 13, 4-17 g/dL. Wanita 12 – 15 g/dL
- Bayi baru Lahir : 14 -24 g/dL .
- Bayi : 10-17 g/dL.
- Anak : 11-16 g/dL
Indeks sel darah merah (MCH, MCHC)
Nilai rujukan
C. Tujuan
D. Masalah Klinis
E. Prosedur
- PENURUNAN KADAR
1. Kenali masalah klinis dan obat yang dapat menyebabkan penurunan
kadar hemoglobin (lihat Masalah Klinis). Anemia merupakan penyebab
yang umum, tetapi biasanya klien tidak dinyatakan anemik sampai kadar
hemoglobin <10,5 g/dl. Perdarahan dapat menyebabkan rendahnya kadar
hemoglobin jika darah tidak segera diganti; namun demikian kadar
hemoglobin tidak menurun dengan cepat. Kadar tersebut akan tetap
normal selama beberapa jam, atau bahkan beberapa hari.
2. Pantau klien untuk menemukan tanda dan gejala anemia (misalnya
pusing takikardia, kelemahan, dispnea saat istirahat). Gejala tersebut
bergantung pada seberapa rendah kadar hemoglobin tersebut (anemia
berat).
3. Periksa kadar hematokrit jika kadar hemoglobin rendah.
- PENINGKATAN KADAR
1. Kenali masalah klinis dan obat yang dapat menyebabkan peningkatan
kadar hemoglobin (lihat Masalah Klinis). Dehidrasi merupakan penyebab
utama sementara dari peningkatan kadar. Setelah klien diberikan
penggantian cairan, kadar hemoglobin harus kembali ke rentang normal.
2. Pantau adanya tanda dan gejala dehidrasi (misalnya rasa haus yang khas
turgor kulit buruk, membran mukosa kering, dan gejala seperti syok
[takikardia, takipnea, dan akhirnya, penurunan tekanan darah]).
- PENYULUHAN KLIEN
B. Deskripsi
Indeks sel darah merah meliputi hitung SDM, ukuran SDM (MCV: mean corpuscular
volume [volume korpuskular rerata]), berat (MCH: mean corpuscular hemoglobin
[hemoglobin korpuskular rerata]), konsentrasi hemoglobin (MCHC: mean
corpuscular hemoglobin concentration lkonsentrasi hemoglobin korpuskular reratal),
dan perbedaan ukuran (RDW: RBC distribution width [luas distribusi SDM]). Istilah
lairn untuk indeks SDM adalah indeks eritrosit serta indeks korpuskular. Untuk
mengindentifikasi jenis anemia, pemberi layanan kesehatan memerlukan data uji
indeks SDM berikut ini.
Ht x 10
MCH=
Hitung SDM
Hb x 10
MCH =
Hitung SDM
C. Masalah klinis
Penurunan kadar
- Hubungkan penyebab penurunan hitung MCV, MCH, MCHC dengan masalah
klinis.
- Kaji penyebab penurunan hitung SDM. Periksa apakah terdapat kehilangan
darah dan kaji riwayat anemia, insufisiensi ginjal, infeksi kronis, atau
leukemia. Tentukan apakah klien mendapatkan cairan yang berlebihan.
- Pantau untuk menemukan tanda dan geiala anemia defisiensi zat besi tahap
lanjut (keletihan, pucat, dispnea pada saat latihan fisik, takikardia, serta sakit
kepala). Gejala kronis meliputi retak di sudut bibir, lidah halus, disfagia, dan
rasa baal dan kesemulan pada ekstremitas. Pada defisiensi ringan zat besi,
klien biasanya tanpa gejala.
Penyuluhan Klien
- Anjurkan klien memaluhi program pengobatan, seperti terapi suplemen zat
besi dan diet tinggi zal besi.
- Beri tahu klien untuk mengonsumsi makanan yang mengandung banyak zat
besi (mis., hati, daging merah, sayuran hijau, dan roti yang diforsifi- kasi
dengan zat besi).
- Jelaskan kepada klien yang mendapat suplemen zat besi bahwa feses biasanya
akan berwarna gelap (seperti ter). Beri tahu klien untuk mengonsumsi obat
yang mengandung zat besi bersama dengan makanan. Susu dan antasida dapat
memengaruhi absorpsi zat besi.
PENINGKATAN KADAR
- Hubungkan antara peningkatan hitung MCV, MCH, MCHC dengan masalah
klinis serta obat.
DAFTAR PUSTAKA
Nursalam, dkk. 2005. Asuhan Keperawatan Bayi danAnak (untuk Perawat dan
Bidan). Jakarta : Salemba Medika
Ngastiyah. 2012. Perawatan Anak Sakit Edisi 2; Edisi revisi. Jakarta : Rineka
Cipta