Anda di halaman 1dari 8

Nama : Agustin Dwi Eriska

NIM : 20185121001
Dosen : Eka Santy, SKM,M.Si

TUGAS RESUME INDIVIDU


MK. KESEHATAN MASYARAKAT
---------------------------------------------------------------------------------------------
A. Program Imunisasi
Imunisasi adalah suatu upaya untuk menimbulkan/meningkatkan kekebalan
seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit sehingga bila suatu saat terpajan dengan
penyakit tersebut tidak akan sakit atau hanya mengalami sakit ringan. Pengertian lain
imunisasi adalah proses agar manusia terlindungi dari suatu penyakit melalui peningkatan
respon imun.Istilah ini berbeda dengan vaksinasi yang merupakan bentuk imunisasi.
Program Imunisasi adalah bagian dari kementrian kesehatan yang melakukan upaya
pencegahan penyakit,kecacatan, dan kematian akibat penyakit yang dapat dicegah dengan
imunisasi pada anak dan dewasa.
Program Imunisasi adalah imunisasi yang diwajibkan kepada seseorang sebagai
bagian dari masyarakat dalam rangka melindungi yang bersangkutan dan masyarakat
sekitarnya dari penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi.
1. Tujuan, Kebijakan dan Strategi Program Imunisasi
A. Tujuan Umum :
Turunnya angka kesakitan, kecacatan dan kematian akibat Penyakit yang
Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I).
B. Tujuan Khusus :
1) Tercapainya cakupan Imunisasi dasar lengkap (IDL) pada bayi
sesuai target RPJMN.
2) Tercapainya Universal Child Immunization/UCI (Prosentase
minimal 80% bayi yang mendapat IDL disuatu desa/kelurahan) di
seluruh desa/kelurahan
3) Tercapainya target Imunisasi lanjutan pada anak umur di bawah
dua tahun (baduta) dan pada anak usia sekolah dasar serta Wanita
Usia Subur (WUS).
4) Tercapainya reduksi, eliminasi, dan eradikasi penyakit yang dapat
dicegah dengan Imunisasi.
5) Tercapainya perlindungan optimal kepada masyarakat yang akan
berpergian ke daerah endemis penyakit tertentu.
6) Terselenggaranya pemberian Imunisasi yang aman serta
pengelolaan limbah medis (safety injection practise and waste
disposal management).
C. Kebijakan :
Berbagai kebijakan telah ditetapkan untuk mencapai tujuan
penyelenggaraan Imunisasi yaitu:
1) Penyelenggaraan Imunisasi dilaksanakan oleh pemerintah, swasta
dan masyarakat, dengan mempertahankan prinsip keterpaduan
antara pihak terkait.
2) Mengupayakan pemerataan jangkauan pelayanan Imunisasi dengan
melibatkan berbagai sektor terkait.
3) Mengupayakan kualitas pelayanan yang bermutu.
4) Mengupayakan kesinambungan penyelenggaraan melalui
perencanaan program dan anggaran terpadu.
D. Strategi
1) Peningkatan cakupan Imunisasi program yang tinggi dan merata.
2) Membangun kemitraan dengan lintas sektor, lintas program,
organisasi profesi, kemasyarakatan dan keagamaan dalam
meningkatkan kuantitas serta kualitas pelayanan Imunisasi.
3) Melakukan advokasi, sosialisasi, dan pembinaan secara terus-
menerus .
4) Menjaga kesinambungan program, baik perencanaan maupun
anggaran (APBN, APBD, LSM dan masyarakat).
5) Memberikan perhatian khusus untuk wilayah rawan sosial dan
rawan penyakit (KLB).
6) Melaksanakan kesepakatan global: Eradikasi Polio, Eliminasi
Tetanus Maternal dan Neonatal, Eliminasi Campak dan Rubela.

1. Penyelenggaraan Program Imunisasi


Penyelanggaran program imunisasi merupakan tanggung jawab dari
pemerintah pusat dan daerah. Penyelanggaraan program imunisasi sebagaimana
dimaksud terdiri atas :
A. Perencanaan
B. Penyediaan dan Distribusi Logistik
C. Penyimpanan dan Pemeliharaan Logistik
D. Penyediaan Tenaga Pengelola
E. Pelaksanaan pelayanan
F. Pengelolaan Limbah
G. Pemantauan dan Evaluasi
2. Peran Serta Masyarakat dalam Program Imunisasi
a. Penggerakkan masyarakat;
b. Sosialisasi Imunisasi;
c. Dukungan fasilitasi penyelenggaraan Imunisasi;
d. Keikutsertaan sebagai kader; dan/atau
e. Turut serta melakukan pemantauan penyelenggaraan Imunisasi.
B. Program Kontrasepsi
Keluarga Berencana dan Pelayanan Kontrasepsi Setiap orang berhak untuk
menentukan kehidupan reproduksinya dan bebas dari diskriminasi, paksaan, dan/atau
kekerasan yang menghormati nilai-nilai luhur yang tidak merendahkan martabat sesuai
dengan norma agama
1. Hal-hal penting dalam pemberian pelayanan kontrasepsi. Dalam melakukan
pemberian pelayanan kontrasepsi, ada beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu:
a. Konseling dan persetujuan tindakan medis
b. Perencanaan keluarga dan penapisan klien
c. Pencegehan infeksi
d. Persyaratan medis dalam penggunaan kontrasepsi
e. Infeksi menular seksual dalam dan kontrasepsi
f. Remaja dan kontrasepsi
g. Kontrasepsi untuk perempuan berusia lebih dari 35 tahun
h. Kontrasepsi pasca persalinan
i. Kontrasepsi pasca keguguran
j. Kontrasepsi darurat

2. Metode Kontrasepsi
a. Metode Amenorea Laktasi (MAL)
b. Senggama Terputus
c. Keluarga Berencana Alamiah
d. Metode Barrier
e. Kontrasepsi Kombinasi
f. Suntikan Kombinasi
g. Kontrasepsi Progestin
h. Suntik Progesteron
i. AKDR
j. MOW
k. MOP
Pelayanan KB dan KESPRO dengan meminimalkan risiko tertular COVID-19
1. Akseptor IUD/Impan/MOW/MOP tidak perlu control. Buat perjanjian dengan petugas
kesehatan untuk pemeriksaan apabila ada keluhan.
2. Akseptor Suntik/PIL, Diharapkan datang ke petugas kesehatan sesuai jadwal dengan
membuat perjanjian sebelumnya. Jika tidak memungkinkan dapat menggunakan kondom
atau senggama terputus
3. Tunda kehamilan sampai kondisi pandemic berakhir
4. Bagi calon pengantin, Bimbingan perkawinan, pemeriksaan kesehatan, konsultasi
keluarga dan bimbingan lainya ditunda pelaksanaannya, kecuali pelayanan administrasi
dan pencatatan nikah
5. KIE dan Konseling Kespro dan KB, Materi komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE)
serta pelaksanaan konseling terkait kesehatan reproduksi dan KM dapat dilakukan secara
online.

C. Program Lansia
Lansia merupakan kelompok umur pada manusia yang telah memasuki tahapan akhir dari
fase kehidupannya. Kelompok yang dikategorikan lansia ini akan terjadi suatu proses yang
disebut AgingProcess atau proses penuaan. Proses penuaan adalah siklus kehidupan yang
ditandai dengan tahapan tahapan menurunnya berbagai fungsi organ tubuh, yang ditandai
dengan semakin rentannya tubuh terhadap berbagai serangan penyakit yang dapat
menyebabkan kematian misalnya pada sistem kardiovaskuler dan pembuluh darah,
pernafasan, pencernaan, endokrin dan lain sebagainya.
1. Batas-batasan Usia Lanjut
a. Usia pertengahan (middleage) antara usia 45 sampai 59 tahun

b. Lanjut usia (elderly) antara usia 60 sampai 74 tahun

c. Lanjut usia tua (old) antara usia 75 sampai 90 tahun


d. Usia sangat tua (veryold) diatas usia 90 tahun
2. Masalah Gizi Pada Lansia
a. Mal Nutrisi
b. Defisiensi nutrient tertentu
c. Obesitas
3. Penilaian Status Gizi Lansia
a. <18,5 kg/m2 = Gizi kurang
b. 18,5-25 kg/m2 = Gizi Normal
c. >25 kg/m2 = Obesitas
4. Kerja Sama Lintas Sektor Dalam Pelayanan Kesehatan
a. Tingkat Pusat
b. Tingkat Provinsi
c. Tingkat Kabupaten atau Kota
d. Tingkat Kecamatan
e. Tingkat Desa
D. Menjaga agar lansia terhindar dari COVID-19
Dengan Bahasa sederhana, keluarga, pengasuh (jika ada) memberi pengertian tenatng COVID-
19 serta pesan-pesan berikut :
1. Pastikan Lansia paham dan menerima kondisi ini
2. Saat memberi penjelasan, gunakan masker, jaga jarak dan tangan steril serta pakaian
juga bersih
3. Tetap jaga kondisi lingkungan yang bersih, aman dan nyaman , ventilasi dan cahaya
matahari cukup
4. Tetap berada di rumah atau panti wreda atau senior living, melakukan kegiatan rutin,
berjemur dibawah sinar matahari secukupnya dan berjarak satu meter dengan yang
lainnya
5. Cukup istirahat dan tidur minimal 6-8 jam sehari atau lebih
6. Hindari bersentuhan, bersalaman atau bercium pipi. Jauhi orang sakit, sering vuvi
tangan pakai sabun
7. Makan-makanan yang bergizi seimbang
8. Tunda pemeriksaan kesehatan rutin, tetapi pastikan obat-obatan yang hatua diminum
setiap hari tetap cukup persediaannya
9. Keluarga atau pengasuh memastikan lansia minum obat secara teratur
Soal vignette
1. Ny. R adalah seorang bidan ia tinggal Bersama dengan ibunya dirumah, ibu Ny.R
berusia 60 tahun dan memiliki Riwayat penyakit jantung, disaat wabah covid-19
ibu Ny.R mengeluh bosan saat berada dirumah saja.
Apa Tindakan Ny.R yang harus dilakukan oleh Ny.R
a. Mengajak ibunya pergi berbelanja ke supermarket menggunakan alat
pelindung diri yang aman.
b. Mengajak ibunya untuk memeriksakan diri ke rumah sakit
c. Mengajak ibunya untuk melakukan kegiatan menyenangkan seperti
merawat tanaman disekitar rumah dan membaca koran.
d. Mengajak ibunya untuk mudik kekampung halaman
e. Mengajak ibunya untuk piknik
Jawaban : C. Mengajak ibunya untuk melakukan kegiatan menyenangkan
seperti merawat tanaman disekitar rumah dan membaca koran.
2. Seorang ibu melakukan konseling dengan Bidan D melalui social media. Ibu
tersebut mengatakan akan menunda imunisasi bayinya ibu beralasan karna
COVID-19 ini sedang marak terjadi dan stay at home merupakan salah satu upaya
pemerintah untuk mencegah penularan COVID-19 dan menghindari kerumunan
massal. Dari kasus diatas, apa yang harus Bidan A lakukan…
a. Bidan D mendukung usaha ibu untuk mengurangi penularan wabah covid-
19 tetapi tetap menyuruh ibu untuk melakukan imunisasi di puskesmas
karena imunisasi penting.
b. Bidan D memberi penjelasan dan pujian bahwa Tindakan ibu sudah benar
dan tetap menunda imunisasi sampai keadaan Kembali kondusif
c. Memaksa ibu untuk tetap melakukan imunisasi di puskesmas
d. Tidak mau mendengar ucapan ibu dan tetap memaksa untuk ke puskesmas
menggunakan APD lengkap
e. Semua benar
Jawaban : B. Bidan D memberi penjelasan dan pujian bahwa Tindakan ibu
sudah benar dan tetap menunda imunisasi sampai keadaan Kembali
kondusif
3. Seorang pasien berkomunikasi lewat media sosial dengan seorang bidan, pasien
tersebut bertanya tentang metode KB yang cocok untuk dipakai sementara ditengah
wabah covid-19 ini karena pasien tinggal di zona merah dan diberlakukan PSBB
maka sementara pasien memutuskan untuk tidak pergi kemanapun termasuk
kefaskes. Apa metode KB yang cocok diberikan bidan untuk pasien tersebut…
a. Menyarankan pasien untuk sementara waktu memakai metode coitus
interruptus,atau dengan menghitung masa subur.
b. Menyarankan ibu untuk tidak melakukan hubungan seksual sampai
pandemic covid-19 berakhir
c. Memaksa ibu untuk tetap datang kefaskes untuk membeli pil KB
d. Menyarankan ibu untuk pisah rumah untuk sementara waktu dengan suami
e. Semua jawaban salah
Jawaban : A. Menyarankan pasien untuk sementara waktu memakai metode
coitus interruptus,atau dengan menghitung masa subur

Anda mungkin juga menyukai