OLEH
ANDINI DOLUDU
JURUSAN KIMIA
TAHUN 2020
a. PENDAHULUAN
Air merupakan sumber kehidupan yang sangat penting bagi seluruh mahluk
hidup. Oleh karena itu sumber daya air harus dilindungi dan digunakan dengan
bijaksana agar tetap dimanfaatkan dengan baik oleh semua mahluk hidup. (M.
Mahmud, F. Lihawa, H. Iyabu, 2014)
Sampai saat ini pertambangan merupakan pekerjaan yang di geluti oleh banyak
masyarakat yang ada diindonesia, dimana wilayah dengan sumberdaya tambang yang
melimpah tentunya dapat sebagai pendapatan daerah yang menjadi pekerjaan sehari-
hari oleh masyarakat disekitarnya. Seperti di provinsi gorontalo menurut balihristi
(dalam M. Mahmud, F. Lihawa, H. Iyabu, 2014) berdasarkan dari keterangan yang
diperoleh jumlah tenaga kerja rakyat penambangan kecamatan sumalata sebanyak
2250 orang.
Pada pertambangan tentunya istilah merkuri tidak asing lagi dimana dalam hal ini
masih banyak masyarakat yang belum paham bahaya dan dampak dari merkuri.
Dimana merkuri sangat berbahaya bagi manusia maupun bagi mahluk hidup lainnya.
Hal ini sangat mengkhawatirkan dimana hasil penelitian yang dilakukan UNG bekerja
sama dengan Balihristi Tahun 2008 jumlah penambang sebesar 2250 dengan 61 tromol
mengolah emasnya dengan menggunakan merkuri dan sianida dan limbahnya dialirkan
ke sungai wubudu,buladu, sunga bumela, dan sungai paguyaman dan berujung ke laut.
dengan konsentrasi merkuri dalam sungai buladu kecamatan sumalata sebesar 0.9456
mg/l dan konsentrasi merkuri di muara sungai buladu sebesar 3.5218 ppm sudah
berada di atas baku mutu yang ditetapkan sebesar 2 ppm.
c. PEMBAHASAN
Air sungai Hulawa sudah tercemar merkuri karena sudah melebihi standar yang
sudah ditetapkan oleh PP 82 tahun 2001 sebesar 0.001 mg/l. Berdasakan hasil analisis
konsentrasi merkuri didalam air sungai Hulawa berkisar antara 0,09-0,013 mg/l. Hal ini
karena penambang menggunakan merkuri sebagai amalgam. Hasil analisis juga
menunjukkan bahwa kualitas air pada muara laut Sulawesi sebesar 0.008 mg/l sudah
melebihi standar yang telah ditetapkan. Tentunya sangat membahayakan hewan
aquatic yang hidup di perairan laut Sulawesi.
Konsentrasi Merkuri Pada Air Tailing di Lokasi Tambang Desa Ilangata sudah
tercemar merkuri karena cenderung sudah berada di atas ambang batas baku mutu
limbah dengan standar maksimum yang ditetapkan adalah 0.005 mg/l sedangkan hasil
analisis konsentrai merkuri yang didapatkan berkisar antara 0.00129 – 0.00801 mg/l.
Hal ini jika tidak ditangani lebih cepat maka akan mencemari air sumur, air bor dan juga
tanaman yang dikonsumsi masyaraka ilangata khususnya masyarakat Kabupaten
Gorontalo Utara.
Hasil analisis air di desa padengo pada air minum penduduk di penambangan
desa padengo kecamatan sumalata sebesar 0.00402 mg/l . Hasil analisis kualitas air
disungai Hulawa sebesar 0.00509 mg/l dan Hasil analisis kualitas air di dalam
tailing sebesar 0.00509 mg/l. Hal ini sangat membahayakan bagi masyarakat sekitar
karena kualitas air secara umum baik air minum, air sungai maupun air tailing di desa
ini sudah tercemar merkuri.
d. KESIMPULAN
Jumlah tromol yang aktif di lokasi Sumalata sebesar 152 tromol, Padengo
sebesar 52 tromol, Ilangata Barat 133 tromol dan Ilangata 128 tromol.
Dari hasil penelitian kandungan konsentrasi merkuri yang didapatkan baik dari
air sungai, air minum,sedimen, bahkan tumbuhan yang sering dikonsumsi
masyarakat dll cenderung di atas standar yang telah ditetapkan oleh
pemerintah. Dalam hal ini dari pemerintah sangat diharapkan untuk
penanggulangan terhadap pencemaran lingkungan tentunya sangat
berbahaya jika terlambat ditangani.
Penanggulangan pencemaran lingkungan dapat dilakukan dengan system
fitoremediasi berdasarkan penelitian-penelitian yang ada.
DAFTAR PUSTAKA