Anda di halaman 1dari 7

ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS FISIOLOGIS 2 JAM POST PARTUM DI BPM NY.

YUNI WIDARYANTI, Amd. Keb. DESA SUMBER MULYO KECAMATAN JOGOROTO


KABUPATEN JOMBANG

(Midwifery Care Postpartum Mother Postpartum Physiological 2 Hours In Bpm Ny. Yuni
Widaryanti, Amd. Keb. Village Sub Source Mulyo Jogoroto District Jombang)

Farra Dibba Mutiarasari1, Monika Sawitri2


1
Program Studi D3 Kebidanan Stikes Pemkab Jombang
2
Program Studi D3 Keperawatan Stikes Pemkab Jombang

ABSTRAK
Pendahuluan : Masa nifas merupakan masa kritis baik bagi ibu maupun bayinya. Masa nifas dimulai sejak 2
jam pertama setelah lahirnya plasenta sampai dengan 6 minggu/42 hari setelah itu. Dua jam pertama setelah
persalinan merupakan saat yang paling krisis bagi ibu dan bayinya. Berbagai komplikasi dapat dialami oleh
ibu pada masa ini, dan bila tidak tertangani dengan baik akan memberikan kontribusi yang cukup besar
terhadap tingginya Angka Kematian Ibu (AKI). Asuhan kebidanan ini bertujuan agar ibu dapat melewati
masa kritisnya yaitu masa 2 jam pertama pasca persalinan. Metode : Desain penelitian yang digunakan
adalah studi kasus dengan menggunakan pendekatan manajemen asuhan kebidanan dengan langkah-langkah
pengkajian data, penegakan diagnosa masalah dan kebutuhan, masalah potensial, kebutuhan segera,
intervensi, implementasi, evaluasi, serta catatan perkembangan. Hasil : Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa kedua responden dengan diagnosa P10001 2 Jam Post Partum di BPM Yuni Widaryanti, Amd. Keb.
mengalami keberhasilan dalam asuhan kebidanan yang dilakukan, yaitu pada kasus 1 ibu dengan ruptur
perineum derajat II sudah dilakukan hecting perineum dan pada kasus 2 ibu dengan ASI belum keluar, sudah
dilakukan perawatan payudara dan ASI sudah keluar pada hari ke-3. Pembahasan : Terdapat perbedaan dari
kedua responden yaitu pada kasus 1, ibu sudah bisa mobilisasi dini tetapi belum bisa dan berani untuk
berjalan ke kamar mandi karena terdapat luka jahitan perineum, sedangkan pada kasus 2 sudah bisa
mobilisasi dini serta sudah bisa dan berani berjalan ke kamar mandi. Oleh karena itu diharapkan kepada ibu
nifas dengan luka jahitan perineum untuk belajar mobilisasi dan melatih ototnya dengan segera agar rasa
nyeri dapat cepat berkurang. Dan bagi bidan diharapkan dapat meningkatkan pengawasan serta
ketrampilannya dalam pelaksanaan asuhan kebidanan pada ibu nifas khususnya pada 2 jam post partum.

Kata Kunci : Nifas, Asuhan Kebidanan

ABSTRACT
Introduction: The postpartum period is a critical time for both mother and baby. Puerperal period starting 2
hours after the birth of the placenta to 6 weeks / 42 days thereafter. Two hours after childbirth is the best
time of crisis for mother and baby. Various complications can be experienced by the mother during this time,
and if not handled properly will contribute greatly to the high maternal mortality rate (MMR). Midwifery
care is intended that the mother can pass the critical period is the first period of 2 hours postpartum.
Methods: The study design used is a case study using the management approach of midwifery care with
measures of data assessment, diagnosis enforcement problems and needs, potential problems, needs
immediate, intervention, implementation, evaluation, and progress notes. Results: The results showed that
both respondents with a diagnosis P10001 2 hours post partum in BPM Yuni Widaryanti, Amd. Keb.
experienced success in midwifery care is done, namely in the case of one mother with second degree perineal
rupture already done hecting perineum and in the case of two mothers with breast milk has not come out, has
made breast care and breast feeding are already out on the 3rd day. Discussion: There is a difference of two
respondents, in case 1, the mother has been able to mobilize early but can not and dare to walk to the
bathroom because there are stitches perineum, while in the case 2 can already early mobilization and are
able and dare to walk to the bathroom , Therefore expected to puerperal women with perineal stitches to
learn mobilization and train muscles with immediately so that the pain can be quickly reduced. And the
midwife is expected to improve the supervision and implementation skills in midwifery care in the postpartum
mother especially at 2 hours post-partum
.
Keywords: postpartum, Midwifery Care
PENDAHULUAN yaitu 109,86% dan cakupan terendah ibu nifas
yang mendapatkan pelayanan kesehatan adalah
Masa nifas merupakan masa kritis baik kecamatan Tembelang wilayah Puskesmas
bagi ibu maupun bayinya maka sangat Jatiwates yaitu 71,08% (Dinkes Kab. Jombang,
diperlukan asuhan kebidanan pada masa nifas. 2014).
Masa nifas dimulai sejak 2 jam pertama setelah Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
lahirnya plasenta sampai dengan 6 minggu/42 masa nifas adalah faktor masa lalu, faktor
hari setelah itu. Berakhirnya proses persalinan lingkungan pascasalin, faktor internal ibu,
bukan berarti ibu terbebas dari bahaya atau petugas kesehatan, dan pendidikan kesehatan.
komplikasi. Ada ibu yang dapat melalui masa Faktor masa lalu maksudnya ibu yang baru
nifas dengan aman, nyaman, dan sejahtera. pertama kali melahirkan disebut primipara tentu
Namun, ada juga ibu yang tidak dapat berbeda persiapan saat menghadapi persalinan
melaluinya dengan baik. Berbagai komplikasi dan masa nifas dibandingkan dengan ibu yang
dapat dialami oleh ibu pada masa nifas dan bila sudah pernah melahirkan disebut multipara.
tidak tertangani dengan baik akan memberikan Faktor lingkungan pascasalin berkaitan dengan
kontribusi yang cukup besar terhadap tingginya penyesuaian diri dengan lingkungan. Jika
Angka Kematian Ibu (AKI) (Maritalia, 2012). memasuki fase kehidupan baru, akan selalu
Di Indonesia, sekitar 50% kematian Ibu terjadi proses penyesuaian diri dengan
terjadi dalam 24 jam pertama postpartum, lingkungan. Keadaan ini juga akan berpengaruh
terutama pada masa 2 jam postpartum (2 jam pada ibu dalam perawatan diri. Faktor internal
pasca persalinan). Sangat penting untuk menilai ibu berkaitan dengan usia, pendidikan, karakter,
keadaan ibu beberapa kali selama dua jam keadaan kesehatan, lingkungan dan sosial
pertama setelah persalinan. Dua jam pertama budaya ibu. Petugas kesehatan, khususnya bidan
setelah persalinan merupakan waktu yang kritis sangat berperan penting dalam mempengaruhi
bagi ibu dan bayi. Keduanya baru saja perilaku perawatan ibu pada masa nifas.
mengalami perubahan fisik yang luar biasa. Pendidikan kesehatan ini akan mempengaruhi
Masa 2 jam pasca persalinan merupakan pengetahuan ibu dan keluaarga tenyang
pemantauan perubahan-perubahan yang terjadi perawatan diri pada masa nifas (Maritalia,
pada masa nifas untuk mengantisipasi 2012).
komplikasi pada masa nifas (Nanny dan Masa ini merupakan masa yang cukup
Sunarsih, 2014). penting bagi ibu nifas untuk selalu dipantau
Pada tahun 2012, di Provinsi Jawa Timur, karena dengan pemantauan yang optimal melalui
hanya 7 (tujuh) kabupaten/kota yang memiliki asuhan masa nifas dapat mendeteksi dini
nilai cakupan di atas target provinsi, yakni adannya komplikasi, selain itu pelaksanaan yang
sebesar 95%. Hal ini juga disebabkan adanya kurang maksimal dapat menyebabkan ibu
perubahan sasaran ibu nifas yang dikeluarkan mengalami berbagai masalah, bahkan dapat
oleh BPS Provinsi Jawa Timur di awal bulan berlanjut pada komplikasi masa nifas, seperti
Maret 2012, meski secara absolut/jumlah sepsis puerperalis. Jika ditinjau dari penyebab
cakupan meningkat. Angka cakupan pelayanan kematian para ibu, infeksi merupakan penyebab
nifas untuk Provinsi Jawa Timur adalah 87,49% kematian terbanyak nomor dua setelah
(Dinkes Jatim, 2013). perdarahan sehingga sangat tepat jika
Dari hasil rekap LB3 KIA di seksi Kesga memberikan perhatian yang tinggi pada masa
Dinas Kesehatan Kabupaten Jombang hasil ini. Adanya permasalahan pada ibu akan
cakupan pelayanan ibu nifas tahun 2013 adalah berimbas juga pada kesejahteraan bayi yang
88,31% menurun dari tahun sebelumnya tahun dilahirkannya, karena bayi tersebut tidak akan
2012 sebesar 90,6%. Angka ini belum mencapai mendapatkan perawatan maksimal dari ibunya
target SPM bidang kesehatan 90%. (Sulistyawati, 2009).
Berdasarkan data Profil Kesehatan Berdasarkan latar belakang di atas perlu
Kabupaten Jombang Tahun 2014 cakupan dilakukan asuhan kebidanan pada ibu nifas
tertinggi pelayanan ibu nifas di kecamatan fisiologis 2 jam post partum, karena diketahui
Mojoagung wilayah kerja Puskesmas Gambiran pada masa itu masa terpenting untuk
pemantauan komplikasi yang dapat terjadi sudah lebih baik, hanya saja perut masih mules
sehingga dapat tertangani dengan cepat dan dan pegal-pegal, akan tetapi pada pemeriksaan
tepat. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk ASI belum keluar. Berdasarkan hasil informasi
mengadakan penelitian dengan judul “Asuhan dari suami ibu masih lemas dan lelah setelah
Kebidanan pada Ibu Nifas Fisiologis 2 Jam Post melahirkan. Bidan juga mengatakan ibu masih
Partum di BPM Ny. Yuni Widaryanti, Amd. lemas.
Keb. Desa Sumber Mulyo Kecamatan Jogoroto Intervensi
Kabupaten Jombang.” Yang akan diberikan pada kasus 1 dan kasus 2
METODE PENELITIAN secara keseluruhan sama melakukan
pemeriksaan TTV, TFU, Kontraksi uterus,
Metode penelitian ini adalah Karya Tulis kandung kemih, perdarahan dan mobilisasi,
Ilmiah desain studi kasus menggunakan dua hanya ada tambahan pada kasus 1 dilakukan
subyek penelitian dengan masalah kebidanan penjahitan pada perineum dan kasus 2
yang sama yaitu ibu nifas fisiologis 2 jam post menganjurkan ibu untuk tetap melakukan IMD
partum dengan kriteria sama primipara. Tehnik dan segera mungkin menyusui bayinya serta
pengumpulan data dengan cara wawancara, melakukan perawatan payudara.
observasi dan dokumentasi sesuai dengan Comparasion
manajemen varney. Tempat penelitian ini adalah Keduanya dilakukan IMD, pemeriksaan TTV,
di BPM Ny. Yuni Widaryanti, Amd. Keb. Desa TFU, kontraksi uterus, kandung kemih,dan
Sumber Mulyo Kecamatan Jogoroto Kabupaten perdarahan serta mobilisasi, serta tambahan pada
Jombang. Penelitian ini dilaksanankan untuk kasus 1 dilakukan hecting dan kasus 2 dilakkan
Kasus 1 tanggal 02 Agustus 2015 - 16 Agustus perawatan payudara dan menganjurkan ibu
2015. Kasus 2 tanggal 04 Agustus 2015 - 18 menyusui bayinya sesering mungkin.
Agustus 2015. Dengan masing-masing Hasil atau Outcome,
melakukan kunjungan rumah selama 14 hari Pada kasus 1 dan kasus 2 ibu sudah melakukan
sebanyak 4 kali kunjungan. Dalam melakukan IMD dengan baik, ibu sudah bisa melakukan
penelitian ini peneliti mendapatkan ijin mobilisasi miring kiri,miring kanan dan ibu juga
penelitian dari Institusi STIKES Pemkab bisa duduk sudah dilakukan pemeriksaan TTV,
Jombang, kemudian surat ijin tersebut diajukan TFU, kontraksi dan perdarahan. Pada kasus 1
ke Dinas Kesehatan untuk dibuatkan surat ibu sudah dilakukan hecting pada ruptur
pengantar penelitian di BPM yang dituju. perineum. Berdasarkan hasil informasi bidan
Setelah mendapat ijin kemudian peneliti mencari dan suami mengatakan bahwa ibu sudah bisa
responden dan melakukan pendekatan kepada menyusui bayinya, miring kiri, miring kanan
responden dengan terlebih dahulu menjelaskan bahkan sudah bisa duduk. Bidan membuktikan
maksud dan tujuan penelitian yang akan bahwa sudah melakukan IMD, dan mobilisasi
dilakukan oleh peneliti. dini serta sudah dilakukan hecting perineum.
Pada kasus 2 sudah bisa berjalan ke kamar
HASIL PENELITIAN mandi akan tetapi masih belum mau dilakukan
perawatan payudara karena masih lemas dan
1) 2 Jam Post Partum lelah. Berdasarkan hasil informasi bidan dan
Patient suami mengatakan bahwa ibu sudah bisa
Kasus 1 ibu mengatakan bahwa perutnya mules menyusui bayinya, miring kiri, miring kanan
dan badanya merasa lemas dan lelah setelah bahkan sudah bisa duduk. Bidan membuktikan
proses persalinan serta merasakan perih pada bahwa sudah melakukan IMD, dan mobilisasi
alat genetalia. Saat diperiksa pada alat genetalia dini.
terdapat ruptur perineum derajat II. Berdasarkan
hasil informasi dari suami ibu masih lemas dan 2) 6-8 Jam Post Partum
lelah setelah melahirkan. Bidan juga Patient
mengatakan ibu masih lemas serta perih yang Kasus 1, ibu mengatakan bahwa perutnya mules,
dirasakan akibat adanya ruptur perineum derajat nyeri pada bekas luka jahitan dan badanya
II. Pada kasus 2 ibu mengatakan keadaanya merasa lelah setelah proses persalinan. Saat
dilakukan pemeriksaan kontraksi uterus baik bayinya akan tetapi ibu masih takut mobilisasi.
teraba keras, ruptur perineum sudah bertautan. Pada kasus 2 ibu bersedia dilakukan perawatan
Berdasarkan hasil informasi dari keluarga (ibu payudara serta ibu sering menyusui bayinya.
pasien) ibu belum berani ke kamar mandi serta Berdasarkan hasil informasi bidan dan suami
nyeri pada luka jahitan, Bidan juga mengatakan mengatakan bahwa ibu sudah bisa menyusui
ibu masih takut bergerak akibat nyeri luka bayinya, ibu kurang istirahat, serta ibu mau
jahitan. Pada kasus 2 ibu mengatakan keadaanya melakukan apa yang sudah dianjurkan . Bidan
sudah lebih baik, hanya saja perut masih mules mengetahui bahwa ibu sudah bisa menyusui
dan ASI belum keluar, dari pemeriksaan bayinya, sudah mau makan dan melakukan
payudara tampak tegang dan saat ditekan ASI aktivitas jalan – jalan.
belum keluar. Berdasarkan hasil informasi dari
keluarga (ibu pasien) ASI ibu keluar. Bidan juga 3) Post Partum Hari Ke-3
mengatakan bahwa memang ASI belum keluar, Patient
terbukti ketika Bidan melakukan pemeriksaan Kasus 1 ibu mengatakan masih nyeri pada luka
dengan mencoba memerah ASI, ASI belum jahitan, kakinya bengkak, dan ibu mengatakan
keluar. sudah 3 hari belum bisa BAB dan masih takut
Intervensi dengan luka jahitannya. Saat diperiksa luka
Yang diberikan pada kedua kasus tersebut yaitu jahitan ibu baik, dan bengkak pada kaki.
melakukan pemeriksaan TTV, TFU, Kontraksi Berdasarkan hasil informasi dari keluarga (ibu
uterus, kandung kemih dan perdarahan. pasien) bahwa ibu makanannya selama 3 hari ini
Menganjurkan ibu untuk berjalan – jalan, sudah makan sayur dan buah, ibu tidak
memberitahu ibu untuk tidak tarak makanan, melakukan pekerjaan rumah apapun. Bidan juga
mengajari pada ibu cara menyusui yang benar , mengatakan saat kontrol ibu belum BAB, luka
memberi KIE pada ibu tentang ASI, nutrisi jahitan ibu baik. Sedangkan Kasus 2, ibu
kebutuhan ibu nifas, tanda bahaua ibu nifas. mengatakan keadaannya baik, tidak ada keluhan
Tetapi lebih ditekankan pada kasus 1 mengajari yang dirasakan, ibu sudah bisa beraktivitas, ASI
ibu ibu cara cebok yang benar yaitu dari depan sudah keluar tetapi sedikit. Dari hasil
ke belakang, menjaga personal hygiene terutama pemeriksaan payudara saat ditekan ASI sudah
alat genetalia dan untuk tidak terlalu takut keluar sedikit. Berdasarkan hasil informasi dari
menggerakkan tubuhnya. Pada kasus 2 keluarga (ibu pasien), ibu sudah sering menyusui
mengajari ibu cara perawatan bayinya, dan sudah melakukan aktivitas seperti
payudara,menganjurkan ibu untuk meneteki biasanya. Bidan juga mengatakan saat kontrol
bayinya sesering mungkin meskipun ASI belum dilakukan pemeriksaan payudara Asi sudah
keluar. keluar.
Comparasion Intervensi
Keduanya telah dilakukan asuhan kebidanan Yang diberikan pada kasus 1 yaitu memberitahu
seperti pemeriksaan keadaan umum, mobilisasi, pada ibu tentang pentingnya aktivitas dalam
dan diberikan KIE ASI, nutrisi, cara menyusui proses involusi uteri dan mengajari senam nifas
yang benar serta tambahan pada kasus 1 cara serta banyak makan- makanan yang berserat dan
cebok yang benar serta menjaga kebersihan alat menganjurkan ibu jika tidur posisi kaki lebih
genetalia dan pada kasus 2 diberikan serta diajari tinggi dari pada kepala, sedangkan kasus 2 tetap
perawatan payudara, ibu mengerti penjelasan memberikan KIE untuk melakukan perawatan
yang diberikan dan bersedia dilakukan payudara sendiri dan tetap menyusi bayinya
perawatan payudara. serta tetap memberikan ASI eksklusif.
Hasil atau Outcome Comparasion
Pada kasus 1 dan kasus 2 ibu sudah menyusui Setelah dan sebelum diberi informasi,
bayinya, ibu sudah bisa duduk, berdiri dan jalan dijelaskan, dan diberikan KIE, dan diajari senam
– jalan, tidak tarak makanan, pada kasus 1 ibu nifas, pada kasus 1 dan kasus 2 ibu mengerti
masih takut bergerak karena adanya luka jahitan. penjelasan yang sudah diberikan dan bersedia
Berdasarkan hasil informasi bidan dan suami melakukan apa yang dianjurkan oleh petugas
mengatakan bahwa ibu sudah bisa menyusui
seperti tetap melakukan senam nifas, beraktifitas senam nifas pada kasus 1 dan kasus 2 ibu
dan melakukan perawatan payudara. mengerti penjelasan yang sudah diberikan dan
Hasil atau Outcome bersedia melakukan apa yang dianjurkan
Pada kasus 1 ibu masih tetap berusaha untuk petugas, sperti senam nifas sendiri sesuai apa
melakukan aktivitasnya dengan baik meskipun yang diajarkan.
masih sangat takut untuk bergerak, ibu sudah Hasil atau Outcome
melakukan senam nifas, ibu makan buah pisang, Pada kasus 1 ibu masih tetap berusaha untuk
dan ibu akan melakukan yang sudah dianjurkan melakukan aktivitasnya dengan baik sudah tidak
untuk kebaikan dirinya. Berdasarkan hasil takut bergerak, ibu sudah melakukan senam
informasi dari keluarga (ibu pasien), ibu nifas, dan ibu akan melakukan yang sudah
dirumah sudah melakukan senam nifas sendiri dianjurkan untuk kebaikan dirinya. Berdasarkan
dan makan-makann yang bergizi. Sedangkan hasil informasi dari keluarga (ibu pasien) ibu
pada kasus 2 ibu sudah melakukan semua yang sudah mulai melakukan pekerjaan rumah seperti
sudah dianjurkan dan melakukan perawatan menyapu dan memasak tetapi belum berani
payudara sendiri. Dari kedua kasus terdapat memandikan bayinya sendiri hanya mengganti
perbedaan pada pola aktifitasnya. Berdasarkan popok, Bidan juga mengatakan ibu sudah tidak
hasil informasi dari keluarga (ibu pasien) ibu takut lagi bergerak. Sedangkan pada kasus 2 ibu
sudah melakukan perawatan payudara sendiri di sudah melakukan semua yang sudah dianjurkan
rumah setiap sore akan mandi. dan melakukan senam nifas sesuai yang
diajarkan. Berdasarkan hasil informasi dari
4) Post Partum Hari Ke-6 keluarga (ibu pasien) ibu sudah muali
Patient melakukan pekerjaan rumah seperti menyapu,
Kasus 1, ibu mengatakan bengkak pada kakinya memasak serta sudah bisa merawat bayinya
berkuang. Berdasarkan hasil informasi dari sendiri seperti mengganti popok dan
keluarga (ibu pasien) bahwa ibu sudah banyak memandikan bayinya sendiri, Bidan juga
beraktifitas, dan kalau tidur kaki sudah mengatakan ibu sudah banyak bergerak dan
ditinggikan, saat ibu kontrol Bidan juga beraktifitas.
mengatakan bengkak kaki sudah berkurang.
Sedangkan Kasus 2, ibu mengatakan tidak ada 5) Post Partum Hari Ke-14
keluhan, ASI juga sudah keluar banyak. Patient
Berdasarkan hasil informasi dari keluarga (ibu Kasus 1 ibu mengatakan tidak ada keluhan, ibu
pasien) ASInya sudah keluar banyak dan ibu sudah bisa beraktivitas seperti biasa Ibu juga
selalu menyusui bayinya. Bidan juga mengatakan bahwa keadaannya sekarang baik
membuktikan bahwa ASI sudah keluar banyak dan sehat. Saat kontrol bidan mengatakan ibu
saat bidan melakukan pemerahan pada payudara dalam keadaan sehat. Berdasarkan hasil
ibu. informasi dari suami, ibu sudah bisa merawat
Intervensi diri sendiri serta bayinya seperti memandikan
Yang diberikan pada kasus 1 yaitu memberitahu bayi, sudah bisa melakukan pekerjaan rumah
pada ibu tentang pentingnya aktivitas dalam tangga manyapu, memasak dan mencuci baju
proses involusi uteri dan mengajari senam nifas bayinya. Pada kasus 2 ibu mengatakan tidak ada
serta untuk selalu merawat bayinya dengan baik, keluhan, ibu sudah bisa beraktivitas seperti. Saat
menganjurkan ibu jika tidur posisi kaki lebih kontrol bidan mengatakan ibu dalam keadaan
tinggi dari pada kepala serta, sedangkan kasus 2 sehat. Berdasarkan hasil informasi dari suami,
tetap memberikan KIE untuk selalu merawat sudah melakukan pekerjaan rumah tangga
bayinya dengan baik dan selalu menjaga seperti dulu seperti manyapu, memasak dan
kesehatannya serta menganjurkan ibu untuk mencuci baju bayinya.
tetap memberikan ASInya serta mengajari Intervensi
senam nifas. Yang diberikan pada kasus 1 dan kasus 2 yaitu
Comparasion Menganjurkan ibu untuk tetap menjaga
Setelah dan sebelum diberi informasi, kesehatannya dan memberikan konseling pada
dijelaskan, dan diberikan KIE, dan diajari ibu tentang hubungan seksual pasca persalinan,
konseling KB, imunisasi, tetap memeberikan mencegah tersumbatnya saluran susu, sehingga
ASI eksklusif selama umur 6 bulan serta merangsang dan memperlancar pengeluaran ASI
melakukan penimbangan rutin bayinya di (Maritalia, 2012).
posyandu. Hasil penelitian pada hari ke 3 Buang
Comparasion air besar secara sepontan bisa tertunda selama
Setelah dan sebelum diberi informasi dan dua sampai tiga hari setelah ibu melahirkan.
dijelaskan, pada kasus 1 dan kasus 2, ibu Keadaan ini bisa disebabkan karena tonus otot
mengerti penjelasan yang sudah diberikan dan usus menurun selama proses persalinan dan pada
bersedia untuk melaksanakannya. awal masa pasca partum, akan tetapi terjadinya
Hasil atau Outcome konstipasi juga dapat dipengaruhi oleh
Pada kasus 1 dan kasus 2 ibu sudah melakukan kurangnya pengetahuan ibu dan kekhawatiran
apa yang telah disarankan, ibu selalu memantau lukanya akan terbuka bila buang air besar
kapan waktunya imunisasi, ibu akan diskusikan (Nanny dan Sunarsih, 2014). Menyusui bayi
dengan suami alat kontrasepsi apa yang akan dapat merangsang dan memperlancar
dipakainya. Berdasarkan hasil informasi dari pengeluaran ASI, karena isapan langsung pada
suami pada kasus 1 ibu akan membicarakan puting susu ibu oleh bayi menyebabkan refleks
kembali alat kontrasepsi apa yang akan yang dapat mengeluarkan oksitosin dari hipofisis
digunakan sedangkan berdasarkan informasi dari sehingga mioepitel yang terdapat di sekitar
suami pada kasus 2 suami mengatakan sudah alveoli dan duktus kelenjar ASI berkontraksi dan
membicarakan alat kontrasepsi yang akan mengeluarkan ASI (Sulistyawati dan
digunakan ibu yaitu KB suntik. Nugraheny, 2013).
Hasil penelitian pada hari ke 6 Senam
PEMBAHASAN nifas merupakan senam yang dilakukan pada ibu setelah
melahirkan. Tujuan senam nifas adalah
Hasil penelitian pada 2 jam post mempercepat pemulihan kondisi tubuh ibu
partum dengan adanya ruptur perineum derajat setelah melahirkan, mencegah komplikasi yang
II perlu dilakukannya penjahitan, tujuannya memungkinkan terjadi selama masa nifas,
adalah menyatukan kembali jaringan tubuh dan memperkuat otot perut, otot dasar panggul, dan
mencegah kehilangan darah yang tidak perlu memperlancarkan sirkulasi pembuluh darah,
memastikan hemostatis, dengan upaya jahitan membantu memperlancar terjadinya involusi
sesedikit mungkin namun dengan hasil uteri (Dewi & sunarsih,2014).
perapatan jaringan semaksimal mungkin Hasil penelitian pada hari ke 14
(Marmi, 2012). ASI mulai ada kira-kira pada Hubungan seksual aman dilakukan begitu darah
hari ke-3 atau hari ke-4,artinya memang berhenti. Namun demikian hubungan seksual
produksi ASI sebenarnya tidak langsung keluar dilakukan tergantung pasangan suami istri
setelah melahirkan, tidak perlu khawatir jika tersebut. Progam KB sebaiknya dilakukan ibu
ASI belum keluar pada hari pertama pasca setelah nifas selesai atau 40 hari (6 minggu),
persalinan. Penelitian membuktikan bahwa dengan tujuan menjaga kesehatan ibu, pada saat
dalam tiga hari pertama kehidupannya bayi melakukan hubungan seksual perhatikan waktu,
masih mempunyai cadangan energi yang penggunaan kontrasepsi, dispareuni, kenikmatan
didapatnya dari plasenta melalui tali pusat dan kepuasaan pasangan suami istri (Damayanti,
(Maritalia,2012). 2014).
Hasil penelitian 6-8 jam post partum
dengan beraktifitas seperti mobilisasi bertujuan KESIMPULAN DAN SARAN
mempercepat involusi uterus, melancarkan
pengeluaran lochea dan melancarkan fungsi alat KESIMPULAN
kelamin serta memperlancar peredaran darah
sehingga dapat mempercepat penyembuhan luka Setelah peneliti membahas tentang
jahitan dan rasa nyeri pada jahitan perineum Manajemen Asuhan Kebidanan Pada Ny. “K”
(dewi & sunarsih, 2014). Perawatan payudara dan Ny. “Y” 2 Jam Post Partum, berdasarkan
bertujuan untuk memperlancar sirkulasi darah, landasan teori dan penerapan manajemen asuhan
kebidanan maka peneliti dapat mengambil Rahmawati, Eni Nur. 2011. Ilmu Praktis
kesimpulan dan saran-saran yang mengacu pada KebidananSurabaya : Victory Inti Cipta.
pembahasan. Sulistyawati, Ari. 2009. Buku Ajar Asuhan
Kebidanan pada Ibu Nifas. Yogyakarta :
SARAN ANDI.
Sulistyawati, Ari dan Nugraheny E. 2013.
Disarankan bagi tenaga kesehatan Asuhan Kebidanan pada Ibu Bersalin.
khususnya bidan lebih meningkatkan Jakarta : Salemba Medika.
keterampilannya dan pengawasannya dalam
memberikan asuhan kebidanan pada 2 jam
pertama pasca persalinan yaitu lebih sering
mengingatkan dan mendampingi ibu nifas mulai
dari 2 jam pertama sampai 14 hari sesuai dengan
jadwal kunjungan. Sehingga pelayanan yang
diberikan kepada klien bisa lebih bermutu dan
lebih baik.
Diharapkan tempat pelayanan kesehatan
dapat memfasilitasi atau memberikan kebijakan
terhadap tenaga kesehatan untuk lebih
memperhatikan pentingnya 2 jam pertama pasca
persalinan. Sehingga asuhan kebidanan dapat
dilakukan sesuai dengan standar dan dapat
memberikan hasil sesuai dengan apa yang
diharapkan.

DAFTAR PUSTAKA

Dewi, Vivian Nanny dan Tri Sunarsih. 2014.


Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas. Jakarta
: Salemba Medika.
Dinas Kesehatan Kabupaten Jombang 2014.
Heryani, Reni. 2012. Buku Ajar Asuhan
Kebidanan Ibu Nifas dan Menyusui.
Jakarta : TIM.
Hidayat, Alimul A. 2010. Metodologi Penelitian
Kebidanan dan Teknik Analisa Data.
Jakarta : Salemba Medika.
Maritalia, Dewi. 2012. Asuhan Kebidanan Nifas
dan Menyusui. Yogyakarta : Pustaka
Pelajar.
Marmi. 2012. Intranatal Care (Asuhan
Kebidanan pada Persalinan). Yogyakarta:
Pustaka Pelajar
Sofian, Amru. 2013. Rustam Mochtar Sinopsis
Obstetri Jilid 1. Jakarta : EGC.
Nugroho, dkk. 2014. Buku Ajar Asuhan
Kebidanan 3 Nifas. Yogyakarta : Nuha
Medika.
Nursalam. 2013. Metodologi Penelitian Ilmu
Keperawatan. Jakarta : PT Salemba
Medika.

Anda mungkin juga menyukai