Anda di halaman 1dari 8

119

Buana Sains Vol 15 No 2: 119-126, 2015

PEMANFAATAN DAUN KELOR UNTUK MENINGKATKAN


PRODUKSI TERNAK KELINCI NEW ZEALAND WHITE

Eko Marhaeniyanto1), Sugeng Rusmiwari dan Sri Susanti1)


1)PS. Peternakan, Fak. Pertanian. Universitas Tribhuwana Tunggadewi

Abstract
Field research was conducted in the Laboratory of Animal Husbandry University
Tribhuwana Tunggadewi Malang. The aim of research to find out the supplementation
of Moringa oleifera Lamm leaves (MOL) on basal diets (the grass and pollard) on feed
intake, average daily gain and litter size of rabbits.The method used is the method of
experiment, a randomized block design (RBD) with 4 treatments and 4 replicates. The
treatments tested are P0: grass Cynodon plectostachyus + Pollard; P1: grass Cynodon
plectostachyus + (Pollard 90% + MOL 10%); P2: grass Cynodon plectostacius +
(Pollard 80% + MOL 20%); P3: grass Cynodon plectostacius + (Pollard 70% + MOL
30%).The results showed that the dry matter feed intake ranged from 98 to 120
g/head/day (± 4-5% of body weight DM),the average daily gains (g/head/day) P0, P1,
P2 and P3 each are 9,69a ± 1,77g, 13,48ab±3,05g; 18,96b±5,91gdan 19,83b±7,21and the
average litter size of the P0, P1, P2 and P3 each are 6,25a + 0.95; 6,75a+0,50;
7,50ab+0,57; 8,75b+0,95.Conclusion of the study that the use of Moringa oleifera Lamm
leaves as feed supplement concentrate female New Zealand White rabbits can increase
feed intake, body weight gain and increase litter size. Suggestions for use of Moringa
oleifera Lamm leaves powder ranging from 10 to 30% of concentrate feed rabbits.
Key words:feed, moringa oleifera, protein, rabit

Pendahuluan diraba, serta matanya merah. Keunggulan


kelinci ini adalah pertumbuhancepat,
Kelinci merupakan salah satu komoditas
karena itu cocok untuk diternakkan
peternakan yang potensial sebagai
sebagai penghasil daging komersial dan
penyedia daging, karena pertumbuhan
kelinci percobaan di laboratorium. Bobot
dan reproduksicepat. Satu siklus
anak umur 58 hari sekitar 1,8 kg, bobot
reproduksi seekorkelinci dapat
umur 4 bulan mencapai 2–3 kg, dewasa
memberikan 8–10 ekor anak pada umur
rata-rata 3,6 kg. setelah lebih tua bobot
8 minggu,bobot badannya dapat
maksimalnya mencapai 4,5–5 kg. jumlah
mencapai 2 kg atau lebih. Secara teoritis,
anak yang dilahirkan rata-rata 50 ekor
seekor induk kelinci dengan berat 3-4 kg
pertahun. Persentase karkasnya 50–60%
dapat menghasilkan 80 kg karkas
dari bobot hidup, dan menghasilkan
pertahun (Farel dan Raharjo,
daging ± 1–1,5 kg/ekor (Lestari, 2004;
1984).Kelinci-kelinci yang popular untuk
Sarwono. 2005).Daging kelinci memiliki
dikembangkan di Indonesia adalah jenis
kadar protein tinggi, yakni 20,10%,
New Zealand dan California (Putra dan
dengan kadar lemak, kolesterol dan
Budiasana, 2006). Jenis kelinci New
energi yang rendah (Dwiyanto,
Zealand White yang berasal dari New
Sunarlindan Sitorus, 1985), sedangkan
Zealand memiliki ciri-ciri bulunya putih
mulus, padat, tebal dan agak kasar kalau menurut Sartika (1995) kandungan
120

E. Marhaeniyanto, S. Rusmiwari dan S. Susanti / Buana Sains Vol 15 No 2: 119-126, 2015

protein tinggi 25%, rendah lemak 4%, pertambahan bobot badan, dan konversi
kadar kolesterol daging juga rendah yaitu pakan. Salah satu faktor yang
1,39 g/kg. mempengaruhi daya cerna adalah
Kelinci mengkonsumsi hijauan dan kandungan serat kasar pakan. Semakin
pakan konsentrat (Lestari, 2004).Jumlah tinggi kandungan serat kasar pakan maka
pakan minimal dan ragam pakan jika daya cernanya semakin rendah
terpenuhi maka akan terjadi (Ensiminger, 1990).
keseimbangan dalam pertumbuhan, Pakan kelincitidak hanya berupa
kesehatan dan perkembangbiakanya. hijauan saja tetapi perlu ditambah
Kelangsungan hidup kelinci sangat konsentrat untuk menunjang
ditentukan oleh perhatian dan perawatan. produktivitas.Potensi tanaman kelor
Jenis, jumlah dan mutu pakan yang merupakan tanaman tahunan yang
diberikan sangat menentukan memiliki kandungan asam amino esensial
pertumbuhan, kesehatan dan yang seimbang, kelor dikenal sabagai
perkembangbiakan kelinci. jenis tanaman sayuran yang sudah
Kombinasi antara modal kecil, jenis dibudidayakan sejak lama, daunnya
pakan yang mudah dan majemuk, menyirip ganda dan berpinak,
perkembangbiakancepat sehingga cepat daunnya membundar kecil-kecil.
pula menghasilkan produk, menjadikan Kandungan asam amino daun kelor
budidaya kelincisangat relevan dan cocok masih lebih tinggi, sehingga merupakan
sebagai alternatif usaha bagi petani sumber protein harapan dimasa depan
dengan lahan terbatas dan tidak mampu untuk digunakan sebagai suplementasi
memelihara ternak besar (Lestari, 2004) untuk ternak ruminansia, kandungan
Kemampuan kelinci menggunakan protein kasar antara 26–36% yang
berbagai jenis pakan,memudahkan kelinci tumbuh dari berbagai ketinggian tempat.
untuk dipelihara diberbagai tempat Selain itu daun kelor memiliki keunikan
dengan memanfaatkan potensi sumber yaitu kandungan asam aminonya
daya pakan lokal. Diharapkan dengan seimbang serta meskipun mengandung
budidaya kelinci,petani peternak mampu senyawa anti nutrisi. Pakan suplemen
meningkatkan pendapatan selain itu juga juga dapat meningkatkan kondisi
akan meningkatkan asupan gizi keluarga palatabilitas, konsumsi dan daya cerna
atau masyarakat. hijauan pakan yang merupakan pakan
Pakan hijauan yang diberikan adalah dasar ternak ruminansia sesuai dengan
rumput lapangan. Kelinci juga pendapat (Sarwono, 2004). Pakan
mengkonsumsi limbah sayuran seperti suplemen pada ternak
kangkung, sawi, daun wortel, kubis/kol. pseudoruminansia(kelinci) dapat berupa
Hijauan untuk pakan kelinci diberikan pakan lengkap yang terdiri dari hijauan
dalam bentuk segar. Kemampuan kelinci yang berkualitas, sehingga daun kelor
mencerna serat kasar dan lemak makin memiliki harapan di masa mendatang
bertambah setelah kelinci berumur 5-12 sebagai sumber suplemen alternative
minggu. Meskipun demikian serat pakan ternak di Indonesia. Permasalahan
kasarbanyak memberikan pengaruh dari uraian diatas adalah apakah
terhadap performan ternak yang diberi suplementasi daun kelor dapat
pakan tersebut. Subroto, (2000) berpengaruh terhadap konsumsi
menyatakan bahwa pakan sumber serat pakan,pertambahan bobot badan dan
secara signifikan dapat jumlah anak kelinci New Zealand White.
mempengaruhikonsumsi pakan,
121

E. Marhaeniyanto, S. Rusmiwari dan S. Susanti / Buana Sains Vol 15 No 2: 119-126, 2015

Tujuan dari penelitian ini adalah bentuk segardan air minum diberikan
untuk mempelajari suplementasi daun secara ad-libitum.Pemberian pakan
kelor pada pakan basal rumput dan konsentrat (pollard dan tepung daun
pollard terhadap konsumsi pakan, kelor) diberikan sebanyak 2% bahan
pertambahan bobot badan dan konversi kering (BK) dari bobot badan pada pukul
pakan ternak kelinci dan jumlah anak 07.00 dan rumput Cynodon
yang dilahirkan.Hasil penelitian ini plectostaciuspada pukul 10.00-15.00 WIB.
diharapkan dapat memberikan informasi Alat-alat yang digunakan dalam penelitian
bagi masyarakat umum tentang ini adalah: tempat pakan, tempat minum,
suplementasi daun kelor pada pakan gelas ukur, skop, sapu lidi, timbangan
basal rumput dan pollard terhadap (Ohaus dengan kapasitas 2610 g), ember,
penampilan produksi kelinci. plastik, karung, parang/sabit.
Rancangan yang digunakan dalam
Bahan dan Metoda penelitian ini adalahrancangan acak
kelompok (RAK) dengan empat
Penelitian dilaksanakan di Laboratorium perlakuandan diulang sebanyak 4
Lapangan Terpadu Universitas kaliyang terdiri dari:
Tribhuwana Tunggadewi Malang. Dalam P0 = rumput Cynodon plectostacius +
penelitian ini dilaksanakan dua tahap Pollard
penelitian menggunakan materi kelinci P1 = rumputCynodon plectostacius +
betina yang sudah pernah beranak 1-2 (Pollard 90% + tepung daun
kali. Materi pada penelitian kesatu kelor 10%)
menggunakan 16 ekor kelinci umur ±3 P2 = rumputCynodon plectostacius +
bulan dengan berat badan awal 1553,43 (Pollard 80% + tepung daun
± 216,17 g/ekoryang sehat secara kliniks. kelor 20%)
Pada penelitian kedua, sebanyak 16 ekor P3 = rumputCynodon plectostacius +
kelinci betina dan 4 ekor jantan (Pollard 70% +tepung daun
digunakan untuk penelitian penentuan kelor 30%)
jumlah anak. Kelinci ini dibeli di Jumlah pemberian pollard dan tepung
peternakan “Mandiri” Dusun Kagrengan, daun kelor (dalamBK)
Ngijo, Karang Ploso milik Bapak Perlakuan P0 P1 P2 P3
Winarso. Pollard 100 90 80 70
Kandang yang digunakan adalah daun kelor 10 20 30
kandangbertingkatsistem bateray yang Jumlah 100 100 100 100
terbuat dari kerangka besi. Ukuran petak Kandungan protein kasar (dalamBK)
kandang adalahpanjang 60 cm, lebar 50 akibat suplementasi pollard dan kelor
cm dan tinggi 50 cm. Kandang tersebut Perlakuan P0 P1 P2 P3
ditempatkan dengan ketinggian 30 cm
Pollard 15 13,5 12 10,5
dari tanah. Di bawah petak kandang
daun kelor - 2,5 5 4,5
dipasang papan tripek/seng alumunium
Jumlah 15 16 17 18
untuk menampung sisa pakan yang
Keterangan: Hasil analisis proksimat di
tercecer.Pakan yang digunakan terdiri Laboratorium Nutrisi dan Makanan Ternak,
dari Pollard, rumput Cynodon plectostacius, FakultasPeternakan, Universitas Brawijaya
dan tepung daun kelor (Moringa
oleiferaLamm).Pemberian rumput dari Pelaksanaan penelitian pertamadilakukan
masing-masing perlakuan ini diberikan dengan tahapan:
secara ad-libitum,rumput diberikan dalam Tahap pra adaptasi
122

E. Marhaeniyanto, S. Rusmiwari dan S. Susanti / Buana Sains Vol 15 No 2: 119-126, 2015

Tahap pra adaptasi dilakukan selama 1 setelah estrus, dikawinkan dengan kelinci
minggu yang bertujuan kelinci mampu jantan secara alami. Rasio jantan dan
beradaptasi terhadap pakan percobaan. betina adalah 1 : 4. Kelinci betina yang
Pada periode ini kelinci dibiasakan menunjukkan gejala estrus kemudian
berada didalam kandang individu, dan dipindahkan ke kandang kawin, setelah
mulai diberikan pakan percobaan. proses perkawinan berhasil kelinci betina
Tahap pendahuluan dipindahkan lagi ke kandangnya. Setelah
melahirkan, kelinci dihitung jumlah
Pada tahap pendahuluan, dilakukan
anaknya dari masing-masing perlakuan.
pengamatan jumlah konsumsi
Data dari penelitian dianalisis ragam
pakan.Pada tahap pendahuluan diakhiri
dalam rancangan acak kelompok(RAK).
apabila konsumsinya sudah konstan.
Apabila hasilnya menunjukkan pengaruh
Tahap koleksi data yang nyata (P<0,05) atau sangat nyata
Pada tahap ini kelinci diberi pakan sesuai (P<0,01) maka dilanjutkan dengan
perlakuan masing-masing. Selama tahap ujibeda nyata jujur /BNJ (Sastrosupadi,
ini dilakukan pencatatan terhadap jumlah 1999).
pakan pemberian, sisa pakan, dan
penimbangan berat badan Hasil dan Pembahasan
kelinci.Variabel yang diukur dalam
penelitian adalah konsumsi pakandan Hasil analisis kandungan bahan kering,
pertambahan bobot badan. bahan organik, protein kasar, serat kasar
Pada penelitian kedua menggunakan dan lemak kasar dari sampel pakan
materi sebanyak 16 ekor kelinci betina pemberian, pakan sisa disajikan pada
dan 4 ekor jantan, kelinci betina Tabel 1.
dikawinkan dengan pejantan, untuk
diamati jumlah anaknya.Kelinci betina

Tabel 1. Kandungan Bahan Kering, Bahan Organik, Protein Kasar, Serat Kasar dan
Lemak Kasar dari Sampel Pakan Pemberian, Pakan Sisa
No Nama Sampel BK BO PK SK LK
(%) -------------------(%BK)-----------------------
1 Kelor (Moringa oleifera, 18,43 87,05 25,55 10,82 5,79
Lamm)
2 Rumput Cynodon 20,88 84,31 12,63 30,27 2,68
plectostaciuspemberian
3 Rumput Cynodon 52,07 84,24 15,37 28,12 1,71
plectostaciussisa
4 Pollard 83,99 95,40 18,45 10,99 1,87
Keterangan : bahan kering (BK), bahan organik (BO), protein kasar (PK), serat kasar (SK) dan lemak
kasar (LK). Analisis proksimat di Laboratorium Nutrisi dan Makanan Ternak, FakultasPeternakan,
Universitas Brawijaya

Pakan kelinci pada Tabel 1, untuk penggunaan kelor (Moringa oleifera,


penelitian ini menggunakanrumput Lamm) diharapkan dapat diketahui dari
Cynodon plectostacius, konsentrat Pollard perbedaan hasil pengukuran variabel.
untuk menjamin ketersediaan dan Produktivitas kelinci akan optimal,
keseragaman materi selama penelitian apabila kualitas maupun kuantitas
sehingga diharapkan pengaruh pakandiperhatikan.Rumput dibutuhkan
123

E. Marhaeniyanto, S. Rusmiwari dan S. Susanti / Buana Sains Vol 15 No 2: 119-126, 2015

kelinci karena kandungan serat kasar yang dapat diberikan kepada ternak
beserta kandungan nutrien. Jika kelinci adalah mengandung zat-zat gizi (nutrien),
kekurangan rumput, sering kali makan bermanfaat dan tidak menggangu ternak,
bulusendiri dan bulu anak-anaknya. serta memenuhi nutrient seperti air,
Akibatnya, sistem pencernaandapat karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan
terganggu karena bulu tidak dapat mineral
dicerna. Rumput lapangan adalah pakan 1. Konsumsi
yang bagus untuk ternak kelinci,
kadarserat cukup bagus untuk dicerna Kebutuhan akan kuantitas/zat gizi pakan
(Putra dan Budiasana, 2006). Pakan berbeda menurut bangsa, umur, ukuran
kelincitidak hanya berupa hijauan saja tubuh dan status fisiologis. Pakan
tetapi perlu ditambah konsentrat untuk merupakan salah satu faktor penting
menunjang produktivitas.Konsentrat dalam pemeliharaan ternak kelinci, selain
diberikan sebagai pakan tambahan atau faktor pemilihan bibit dan tata laksana
pakan penguat. Konsentrat untuk kelinci pemeliharaan yang baik. Pemberian
dapat berupa pellet, pollard (buatan pakan dalam usaha peternakan perlu
pabrik), bekatul, bungkil kelapa, bungkil memperhatikan pemilihan bahan pakan
kacang tanah, ampas tahu, ampas tapioca sebagai penyusunan ransum yang sesuai
atau gaplek (Febrina dan Liana, 2008). dengan kondisi dan kemampuan
Pemanfaatan pakan konsentrat fisiologis pencernaan dari ternak kelinci.
lengkap dengan mengoptimalkan potensi Ternak kelinci sebagai ternak
lingkungan lokalyaitu penggunaan tepung pseudoruminansiamempunyai keunikan
daun kelor akan didapatkan pakan dalam hal kapasitas, sifat dan faal dari
dengan harga lebih murah dibandingkan saluran pencernaanya. Keunikan ini
pakan konsentrat yang beli dari poultry adalah kemampuan kelinci untuk
shoop. Kandungan nutrientdari tepung melakukan coprophagy. Pengamatan
daun kelor sangat penting untuk konsumsi pakan dilakukan secara harian
menunjang kesehatan dan bernutrisi yang dan pertambahan bobot badan
cukup untuk kebutuhan pertumbuhan mingguan. Jumlah pakan yang
kelinci. Hal ini seperti yang dikonsumsi selama kegiatan dianalisis,
dinyatakanSarwono (2004) bahan pakan hasil pengamatan seperti pada Tabel 2.
Tabel 2. Konsumsi Bahan Kering, Bahan Organik, Protein Kasar, Serat Kasar dan
Lemak Kasar dari Ternak Kelinci Muda New Zealand White yang Diberi Pakan
Perlakuan Selama Penelitian
Perlakuan KBK KBO KPK KSK KLK
-------------------------------(g/ekor/hr)-----------------------------
P0 98,01a+3,29 90,75a+4,75 16,56a+2,13 15,60a+2,59 2,06a+0,18
P1 118,04b+2,18 109,28b+5,29 22,02b+4,12 17,47a+3,47 2,81a+0,13
P2 113,36 +5,56 103,79 +5,87
b b 22,46 +2,23
b 17,53 +4,61
a 3,05a+0,23
P3 106,14 +3,42 96,55 +4,68
ab ab 22,51 +3,45
b 16,34 +3,61
a 3,19a+0,15
Keterangan:konsumsi bahan kering (KBK), konsumsi bahan organik (KBO), konsumsi protein kasar
(KPK), konsumsi serat kasar (KSK) dan konsumsi lemak kasar (KLK). a-b superskrip yang berbeda pada
baris yang sama menunjukkan perbedaan nyata *(P<0,05)

Kandungan zat makanan yang sebagian lagi sebagai cadangan energi


dikonsumsi kelinci akan dipergunakan (NRC, 1977). Pakan yang baik untuk
untuk hidup pokok, produksi dan ternak kelinciadalah cukup bagus untuk
124

E. Marhaeniyanto, S. Rusmiwari dan S. Susanti / Buana Sains Vol 15 No 2: 119-126, 2015

dicerna (Putra dan Budiasana, 2006). capaian konsumsi pakan BK pada kisaran
Wahyu (2004) berpendapat bahwa hal 4-5%.
yang perlu diperhatikan dalam pemberian Konsumsi pakan BK, BO dan PK
pakan adalah mengetahui jumlah pada P1, P2, dan P3 (Tabel 2.) meningkat
konsumsi per ekor per hari, kebutuhan secara nyata (P<0,05) terhadap
protein, kandungan energi pakan, serat P0,namun untuk konsumsi SK dan LK
kasar dalam pakan dan lemak kasar tidak berbeda nyata (P>0,05) antaraP0,
dalam pakan.Memperhatikan hasil P1, P2, dan P3.Peningkatan konsumsi
penelitian pada Tabel 2. pemberian pakan BK, BO dan PK pada P1, P2, dan
pakan perlakuan dengan penambahan P3 diharapkan berdampak pada
tepung daun kelor pada P1, P2, dan P3 peningkatan bobot badan kelinci dan
memberikan hasil secara nyata (P<0,05) berdampak pada peningkatan jumlah
lebih meningkatkan konsumsi pakan anak yang dilahirkan.
bahan kering.Pakan yang diberikan sudah 2. Pertambahan Bobot Badan
sesuai standar kebutuhan. Sarwono
(2004), Hendayana dan Togatorp (2003) Setelah dikonsumsi oleh ternak, setiap
menyatakan bahwa pakan kelinci berupa unsur nutrisi berperan terhadap tubuh
hijauan sebaiknya diimbangi dengan ternak untuk mempertahankan hidup dan
konsentrat. Pemberian hijauan 650-700 berproduksi secara normal (NRC, 1977).
gram hijauan/ekor/hari. Jumlah pakan Zat makanan yang dikonsumsi
tiap harinya bervariasi berdasarkan dipergunakan untuk hidup pokok,
ukuran atau besar kecil serta tahapan atau produksi dan sebagian lagi sebagai
tingkatan produksinya. Kelinci muda cadangan energi. Kebutuhan ransum
berumur 2-5 bulan berbobot 2-4 kg/ekor kelinci dapat dipengaruhi oleh faktor
membutuhkan 120-180 gram genetik, status fisiologis, umur,
konsentrat/hari.Sedangkan menurut lingkungan, jenis kelamin, dan tingkat
Wahyu (2004), kebutuhan jumlah atau produksi yang masing-masing atau secara
kuantitas pakan bahan kering untuk kombinasi dapat mempengaruhi bentuk
kelinci yang sedang tumbuh yaitu sekitar dan komposisi tubuh atau pertambahan
3-5% dari bobot hidup, sedangkan untuk bobot badan (Hendayana, dan Togatorp,
kelinci calon bibit 6,7% dari bobot 2003).
hidup. Hasil penelitian menunjukkan
Tabel 3. Pertambahan Bobot Badan Selama Penelitian dan Rataan Pertambahan Bobot
Badan Harian dari Ternak Kelinci New Zealand White yang Diberi Pakan Perlakuan
Selama Penelitian
Perlakuan PBB (g/ekor) PBBH (g/ekor/hari)
P0 339,23a±62,03 9,69a±1,77
P1 471,73b±106,79 13,48ab±3,05
P2 663,63c±206,84 18,96b±5,91
P3 694,03c±252,23 19,83b±7,21
Keterangan: Rataan pertambahan bobot badan (PBB),rataan pertambahan bobotbadan harian (PBBH). a-
b superskrip yang berbeda pada baris yang sama menunjukkan perbedaan nyata *(P<0,05)

Tabel 3 menunjukkan penggunaan dibandingkan P0 dan penggunaantepung


tepung daun kelor 20% (P2) dan 30% daun kelor 10% (P1).
(P3) dalam pakan terbukti menghasilkan Kelinci umur kurang lebih 3 bulan
PBB dan PBBH lebih tinggi (P<0,05) dengan berat badan awal 1553,43 ±
125

E. Marhaeniyanto, S. Rusmiwari dan S. Susanti / Buana Sains Vol 15 No 2: 119-126, 2015

216,17 g/ekor dan setelah dilakukan Pemberian pakan suplemen dari daun
pemberian pakan perlakuan capaian kelor berpengaruh secara nyata (P,0,05)
bobot badan umur 4 bulan mencapai 2 – terhadap jumlah anak kelinci yang
3 kg per ekor (Lestari, 2004; Sarwono. dilahirkan. Dari hasil penelitian pengaruh
2005). Ini menunjukkan pemanfaatan pakan suplemen dari daun kelor terhadap
daun kelor terutama pemanfaatannya jumlah anak kelinci, semakin banyak
sebagai bagian dari bahan pakan ternak jumlah daun kelor yang digunakan,
kelinci yang dipelihara secara intensif semakin banyak pula jumlah anak yang
dapat berperan sebagai pakan yang dihasilkan. Jumlah ovum yang banyak
kwalitas maupun kuantitasnya kemungkinan terjadi fertilisasi juga
mencukupi kebutuhan untuk berproduksi menjadi lebih banyak, sehingga pada
(Supriadi dan Musofie, 2009). akhirnya jumlah anak yang dilahirkan
banyak seperti pada Tabel 4berikut:
3. Jumlah Anak

Tabel 4. Jumlah Anak Kelinci yang Dilahirkan dari Masing-Masing Perlakuan


Keadaan
Perlakuan I II III IV Total Rataan fisik anak
kelinci
P0 6 5 7 7 25 6,25a+0,95 Sehat
P1 7 6 7 7 27 6,75a+0,50 Sehat
P2 7 8 8 7 30 7,50ab+0,57 Sehat
P3 8 10 8 9 35 8,75b+0,95 Sehat
Total 28 29 30 30 117
Keterangan : a-b superskrip yang berbeda pada baris yang sama menunjukkan perbedaan nyata *(P<0,05)

Rata-rata jumlah anak yang dilahirkan


pada kelinci pada kelinci pada perlakuan Kesimpulan
P2 dan P3 berbeda (P<0,05) dengan rata-
rata jumlah pada masing-masing Suplementasi daun kelor 30% pada
perlakuan P0, dan P1 hal ini pakan basal rumput dan pollardpada
menunjukkan bahwa peningkatan jumlah pakan konsentrat kelinci betina New
tepung daun kelor merupakan jumlah Zealand White dapat meningkatkan
optimal untuk menghasilkan reproduksi. konsumsi pakan 4-5% BK dari bobot
Kandungan asam amino daun kelor badan, pertambahan bobot badanharian
seimbang menyebabkan pertumbuhan 19,83±7,21 g/ekor/hari dan rataan
dan perkembangan induk kelinci optimal, jumlah anak yang dilahirkan8,75+0,95
sehingga jumlah anak kelinci yang ekor. Disarankan untuk meningkatkan
dilahirkan semakin banyak pada P2 dan kandungan protein pakan kelinci
P3. Jumlah anak kelinci betina lokal pada menggunakan tepung daun kelor sebagai
kelompok yang berbeda tidak berbeda, pakan suplemen mulai 10 sampai 30%
hal ini disebabkan karena kelinci dari pakan konsentrat.
penelitian sudah pernah beranak 1-2 kali
sehingga kondisi fisiologisnya sama. Ucapan Terima Kasih
Menurut Nalbandov (1990) fertilitas
pada ternak bisa dipengaruhi oleh ▪ Direktur Penelitian dan Pengabdian
kesamaan fisiologis. kepada Masyaarakat, Direktorat
Jenderal PendidikanTinggi,
126

E. Marhaeniyanto, S. Rusmiwari dan S. Susanti / Buana Sains Vol 15 No 2: 119-126, 2015

Kementerian Pendidikan Nasional Hendayana, R dan M.H. Togatorp, 2003,


yang telah memberikan hibah dana Struktur Waktu Kerja dan Pendapatan
penelitian melalui Surat Perjanjian Peternak, JITV Volume III Tahun 2003 :
Pelaksanaan Penugasan Direktorat 318-323
Jenderal Pendidikan Tinggi, Lestari, C.M.S. 2004. Penampilan produksi
kelinci lokal menggunakann pakan pellet
Departemen Pendidikan Nasional, dengan berbagai aras kulit biji kedelai.
sesuai dengan Surat Perjanjian Pros. Seminar Nasional Teknologi dan
Pelaksanaan Hibah Kompetitif Peternakan. Pusat Penelitian dan
PengabdianKepada Pengembangan Peternakan, Badan
MasyarakatBerbasis Riset Dalam Penelitian dan Pengembangan Pertanian.
DIPA tahun anggaran 2015Nomor : Nalbandov, A. V., 1990. Fisiologi
023.04.1.673453/2015 Tanggal 03 Reproduksi pada Mamalia dan Unggas.
Maret 2015 Terjemahan Kena, S. Penerbit Universitas
▪ Ketua Jurusan Nutrisi dan Makanan Indonesia. Jakarta.
Ternak, Kepala Laboratorium Nutrisi N.R.C. 1977. Nutrien Requirement of
Rabbit. National Academic of Science,
dan Makanan Ternak Fakultas
Washington.
Peternakan Universitas Brawijaya Putra, I. G. M., dan Budiasana, N. S.,
Malang. 2006.Kelinci Hias.Penebar Swadaya.
▪ Ketua LPPM, Dekan Fakultas Jakarta.
Pertanian dan Rektor Universitas Sastrosupadi, A. 1999. Rancangan Percobaan
Tribhuwana Tunggadewi dan pihak Praktis Bidang Pertanian. Kanisius.
telah terlibat dan bekerjasama dalam Yogyakarta.
kegiatan penelitian ini. Sartika, T. 1995. Komoditi kelinci peluang
agribisnis peternakan. Semianar Nasional
Agribisnis Peternakan dan Perikanan
Daftar Pustaka pada Pelita VI. Media. Edisi Khusus: 397-
Dwiyanto, K., R. Sunarlin, dan P. Sitorus. 398.
1985. Pengaruh persilangan terhadap Sarwono, B. 2004. Kelinci Potong dan Hias.
karkas dan preferensi daging kelinci. Penerbit Agro Media Pustaka, Jakarta.
Jurnal Ilmu dan Peternakan 1 (10) : 427- Sarwono. B. 2005. Beternak Kelinci Unggul.
430. Penebar Swadaya. Jakarta.
Ensiminger, 1990. Feeds and Nutrition. 2nd Subroto S., 2000. Ayo Beternak Kelinci
Ed. The Ensminger Publishing Co., Idaman. Penerbit Bhrata Karya Aksara.
Clovis. Jakarta.
Farrel, D.J. dan Y.C.Raharjo. 1984. Potensi Supriadi dan A. Musofie, 2009, Hijauan
ternak Kelinci sebagai Penghasil Daging. Pakan dan Kegunaan Lainnya di Lahan
Pusat Penelitian dan Pengembangan Kering, Journal Lokakarya Tanaman
Peternakan, Bogor. Pakan Ternak Balai Pengkajian Teknologi
Febrina, D dan M. Liana, 2008, Pemanfaatan Pertanian Yogyakarta.
Limbah Pertanian Sebagai Pakan Wahyu, J. 2004. Rabbit Production. Sixth
Ruminansia Pada Peternakan Rakyat Di Edition. The InterstatePrinters and
Kecamatan Renggatat Barat Kabupaten Publisher, Inc.Danville, Illinois.
Indra Giri Hulu, JITV Volume 5 no 1
Tahun 2008 : 28-37,
http://www.uinsuska.info/faperta/attachments
/091, jurnal_%20Dewi.pdf[9 April 2014].

Anda mungkin juga menyukai