5555
5555
dikombinasikan ke tabel. Hasil skor akhir tersebut diklasifikasikan ke dalam beberapa kategori level
resiko.
Satu sel dapat berkembang biak hingga satu koloni terlihat. Ini adalah dasar penghitungan sel
dengan pelapisan karena hitungan jumlah koloni yang dihasilkan oleh volume tertentu dari kultur
menunjukkan jumlah sel yang layak dalam kultur. Dalam kultur yang tumbuh secara
eksponensial atau dalam kultur yang berada pada fase diam awal, semua sel biasanya dapat
membentuk koloni. Dengan demikian, jumlah koloni kira-kira sama dengan jumlah sel yang
hidup (Becker, dkk, 1990).
Stasiun kerja 1 yaitu memanen singkong dapat dianalisis dengan 2 metode panilaian postur tubuh yaitu
metode OWAS dan metode RULA.
Pada analisis OWAS pada elemen kerja 1 yaitu mencabut singkong diperoleh hasil 222101 kemudian
dengan penyesuaian waktu % of working time nya sebesar 40% dengan asumsi pekerjaan tersebut
dikerjakan selama 3 jam dari total working time stasiun kerja tersebut selama 8 jam, maka diperoleh
hasil akhirnya 211101. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa elemen kerja tersebut masuk dalam
kategori sikap kerja 2 yaitu pekerjaan agak berat yang berarti pada sikap ini blablabla. Sedangkan pada
analisis RULA diperoleh skor akhirnya 6, sehingga elemen kerja 1 termasuk dalam kategori level risiko
sedang dimana diperlukan tindakan dalam waktu dekat karena postur yang dilakukan berisiko
Nilai dari postur tubuh lengan atas, lengan bawah, pergelangan tangan dan putaran pergelangan tangan
dimasukkan ke dalam tabel postur tubuh grup A untuk diperoleh skor.
Setelah diperoleh hasil skor untuk postur tubuh grup A, maka hasil skor tersebut ditambahkan dengan
skor aktivitas.
f. Penambahan Skor BebanSkor hasil penambahan dengan skor aktivitas ditambahkan dengan skor
beban.
Postur tubuh grup B terdiri atas leher, batang tubuh dan kaki.
a. Leher (Neck)Penilaiannya dilakukan terhadap posisi leher pada saat melakukan aktivitas kerja apakah
operator harus melakukan kegiatan ekstensi atau fleksi dengan sudut tertentu.
b. Batang Tubuh (Trunk)Penilaiannya terhadap sudut yang dibentuk tulang belakang tubuh saat
melakukan aktivitas kerja dengan kemiringan yang sudah diklasifikasikan.
c. Kaki (Legs)
Penilaiannya dilakukan terhadap posisi kaki pada saat melakukan aktivitas kerja apakah operator bekerja
dengan posisi normal/seimbang atau bertumpu pada satu kaki lurus. Nilai dari skor postur tubuh leher,
batang tubuh dan kaki dimasukkan ke dalam tabel postur tubuh grup B untuk diperoleh skor.
Setelah diperoleh hasil skor untuk postur tubuh grup B, maka hasil skor tersebut ditambahkan dengan
skor aktivitas.
Skor hasil penambahan dengan skor aktivitas ditambahkan dengan skor beban.
a. Lengan AtasPenilaiannya dilakukan terhadap sudut yang dibentuk lengan atas menurut posisi batang
tubuh pada saat melakukan aktivitas kerja.
b. Lengan Bawah
Penilaiannya dilakukan terhadap sudut yang dibentuk lengan bawah menurut posisi batang tubuh pada
saat melakukan aktivitas kerja.
d. Putaran Pergelangan TanganUntuk putaran pergelangan tangan postur netral diberi skor :