Pembimbing :
dr. Mohammad Wahyu Ferdian, Sp. OG
Disusun Oleh :
Jullinar Aulia Hasna
2015730067
Identitas Pasien
No CM : 90.92.61
Nama : Ny. RH
Umur : 40 tahun
Agama : Islam
Alamat :Kamiran 04/04 Selajambe Sukaluyu,
Cianjur
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Pendidikan Terakhir : SMP
Tanggal Masuk RS : 7-11-2019 pukul 13.30 WIB
Cara Masuk RS : Diantar/dirujuk dari Bidan
Riwayat Menstruasi
Menarke : 14 tahun
HPHT : 17 Februari 2019
Siklus : Teratur
Durasi : 7 hari
Riwayat Kontrasepsi
Pasien menggunakan KB suntik selama kurang lebih 3
tahun
Riwayat Persalinan
Pemeriksaan Laboratorium
Pada tanggal 7-11-19 pukul 14.15
Pemeriksaan Hasil Nilai Satuan
Rujukan
HEMATOLOGI
Hematologi Lengkap
Haemoglobin
Hematokrit 12.4 12-16 g/dl
Eritrosit 39.3 37-47 %
Leukosit 5.12 4.2-5.4 10^6/µl
Trombosit 13.7 4.8-10.8 10^3/µl
MCV 231 150-450 10^3/µl
MCH 76.8 80-94 fL
MCHC 24.2 27-31 pg
RDW-SD 31.5 33-37 %
PDW 48.5 37-54 %
MPV 16 9-14 g/dl
Differential 7.8 8-12 fL
Limfosit %
Monosit % 10.9 26-36 %
Neutrofil % 3.1 4-8 %
Eosinofil % 85.6 40-70 %
Basofil % 0.2 1-3 %
Absolut 0.2 0-0.2 %
Limfosit
Monosit 1.50 1.00-1.43 10^3/µl
Neutrofil 0.41 0.16-1.0 10^3/µl
Eosinofil 11.72 1.8-7.6 10^3/µl
Basofil 0.03 0-0.8 10^3/µl
Protein Urin 0.03 0-0.2 10^3/µl
++ Negatif mg/dL
Glukosa Darah
GDS 197 74-106 mg%
Fungsi Hati
AST (SGOT) 67 <31 U/L
ALT (SGPT) 28 <32 U/L
Fungsi Ginjal
Ureum 14.1 10-50 mg%
Kreatinin 0.6 0.5-1.0 mg%
Elektrolit
Natrium (Na) 151.8 135-148 mEq/L
Kalium (K) 3.03 3.50-5.30 mEq/L
Calcium ion 1.07 1.15-1.29 mmol/L
Hepatitis Marker
HBsAg Non reactive Non reactive index
V. RESUME
Pasien datang ke IGD Kebidanan RSUD Sayang dengan keluhan
perut terasa mulas sejak jam 08.00 disertai sakit kepala dan
pandangan kabur seperti berkunang-kunang sejak 2 hari SMRS.
Pada jam 09.00 pasien datang ke klinik dokter kandungan dan
diberi obat antihipertensi yaitu metildopa dan nifedipine. Pasien
mengeluhkan bengkak pada ekstremitas atas dan bawah sejak 5
hari SMRS. Pasien tidak merasa adanya keluar air-air. Mual,
muntah, dan nyeri ulu hati disangkal.
Pada pemeriksaan fisik : TD:210/110 mmHg, Suhu: 36,2 oC,
Pernapasan: 20 kali/menit, Nadi : 90 kali/menit.
Pemeriksaan Dalam : V/V tidak ada kelainan, porsio tebal lunak,
Ø 4-5 cm. Ketuban (+)
VI. DIAGNOSIS MASUK
DASAR DIAGNOSIS
G4P2A1 Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis pasien, pasien
mengaku saat ini merupakan kehamilan yang keempat dan
pernah mengalami keguguran pada kehamilah ketiga. Anak
pertama dan kedua dalam keadaan hidup.
Parturient HPHT pasien yaitu tanggal 17 Februari 2019.
Aterm Kala I Rumus taksiran usia kehamilan= Hari pemeriksaan-HPHT
Fase Aktif x 4 1/3 dan didapatkan hasil usia kehamilan yaitu 37 minggu 5
hari
PD : Ø 4-5 cm
Preeklampsi Preeklamsi ditandai dengan adanya hipertensi dan proteinuria
a Berat yang sebelumnya normotensive dan terjadi pada kehamilan lebih
dari 20 minggu atau pada periode pascapersalinan dini.
Hipertensi dengan tekanan darah sistolik ≥140 mmHg
dan diastolik ≥90
Proteinuria bila kadar protein ≥300 mg dalam urine 24
jam atau 30 mg/dL (+1 dipstick) dalam urine sewaktu atau
rasio protein/kreatinin ≥0.3
Preeklamsi dikatakan berat apabila ditemukan:
- Tekanan darah sistolik ≥160 mmHg dan/atau diastolic
≥110 mmHg
- Proteinuria ≥2 gram dalam 24 jam atau ≥2+ dipstick
urine sewaktu
- Kreatinin serum >1.2 mg/dL
- Trombosit <100.000/µl
- Hemolisis dan peningkatan kadar LDH
- Peningkatan serum transaminase (SGOT/SGPT)
- Gangguan serebral (sakit kepala) atau gangguan
penglihatan
- Sakit ulu hati
Pada pasien ditemukan:
- Tekanan darah yaitu 210/110 mmHg
- Proteinuria +2 dalam urine sewaktu
- SGOT 67 U/L (H)
- Nyeri kepala, pandangan kabur dan edema ekstremitas
atas dan bawah
Diagnosis: G4P2A1 Parturient Aterm kala I fase aktif dengan preeklampsia
berat
2. Proteinuria
Proteinuria terjadi akibat kerusakan sel glomerulus yang
mengakibatkan meningkatnya permeabilitas membrane
basalis sehingga terjadinya kebocoran yang
mengakibatkan proteinuria.
5. Sakit Kepala
Disfungsi endotel menyebabkan turunnya jumlah
prostasikilin sehingga terjadinya vasokonstriksi
pembuluh darah. Sehingga menyebabkan menipisnya
selaput meningens, dan menimbulkan gejala pusing dan
nyeri kepala.
6. Edema
Edema terjadi karena hipoalbuminemia atau kerusakan
sel endotel kapilar. Edema yang patologi adalah edema
yang nondependent pada muka dan tangan, atau edema
generalisata dan biasanya disertai dengan kenaikan berat
badan yang cepat.
TINJAUAN PUSTAKA
a. Definisi Preeklamsia
Preeklamsi didefinisikan melalui adanya hipertensi dan proteinuria
pada seorang perempuan hamil yang tadinya normotensive.
Penyakit ini timbul sesudah minggu ke- 20 dan paling sering
terjadi pada primigravida yang muda.
b. Diagnosis Preeklamsia
Diagnosis preeklamsia ditegakkan bila ditemukan gejala hipertensi
dan proteinuria, yang disebut juga sebagai kriteria minimum:
- Hipertensi dengan tekanan darah sistolik ≥140 mmHg dan
diastolik ≥90
- Proteinuria bila kadar protein ≥300 mg dalam urine 24 jam
atau 30 mg/dL (+1 dipstick) dalam urine sewaktu atau rasio
protein/kreatinin ≥0.3
Gejala-gejala subjektif yang umum ditemukan pada preeklamsia
adalah:
- Sakit kepala hebat
- Sakit ulu hati
- Gangguan penglihatan
Preeclampsia disebut berat bila ditemukan:
Tekanan darah sistolik ≥160 mmHg dan/atau diastolic ≥110
mmHg
Proteinuria ≥2 gram dalam 24 jam atau ≥2+ dipstick urine
sewaktu
Kreatinin serum >1.2 mg/dL
Trombosit <100.000/µl
Hemolisis dan peningkatan kadar LDH
Peningkatan serum transaminase (SGOT/SGPT)
Gangguan serebral (sakit kepala) atau gangguan
penglihatan
Sakit ulu hati
c. Patofisiologi
1. Invasi trofoblas abnormal
Pada kehamilan normal, uterus dan plasenta
mendapat aliran darah dari cabang-cabang arteri uterine dan
arteri ovarika. Kedua pembuluh darah tersebut menembus
myometrium berupa arteri arkuata dan bercabang menjadi
arteri radialis. Arteri radialis menembus endometrium
menjadi arteri basalis dan bercabang menjadi arteri spiralis.
Pada kehamilan normal, dengan sebab yang belum jelas,
terjadi invasi trofoblas ke dalam lapisan otot arteri spiralis
yang menimbulkan degenerasi lapisan otot tersebut
sehingga terjadi dilatasi arteri spiralis. Invasi trofoblas juga
memasuki jaringan sekitar arteri spiralis, sehingga matriks
menjadi gembur dan memudahkan lumen arteri spiralis
mengalami distensi dan dilatasi. Distensi dan dilatasi lumen
arteri spiralis ini memberi dampak penurunan tekanan
darah, penurunan resistensi vascular dan peningkatan aliran
darah pada daerah utero plasenta, sehingga aliran darah ke
janin cukup banyak dan perfusi meningkat dan
pertumbuhan janin baik.
Pada hipertensi dalam kehamilan, tidak terjadi
invasi sel-sel trofoblas pada lapisan otot arteri spiralis dan
jaringan matriks sekitarnya, sehingga lapisan otot arteri
spiralis tidak mengalami distensi dan vasodilatasi.
Akibatnya, arteri spiralis mengalami vasokonstriksi dan
aliran darah uteroplasenta menurun dan terjadilah hipoksia
dan iskemia plasenta.
2. Teori iskemia plasenta, pembentukan oksidan/radikal
bebas dan disfungsi endotel
e. Penatalaksanaan Preeklamsia
Mengatasi dan mencegah kejang
- Dosis awal 4 gram MgSO4, 20% (20 cc) dilarutkan
ke dalam 100 cc cairan ringer laktat atau ringer
dextrose selama 15-20 menit secara iv
- Dosis pemeliharaan 10 gram MgSO4, 20% dalam
500 cc RL/RD dengan kecepatan 1-2 gram per jam
- Diazepam dapat diberikan jika tidak tersedia
MgSO4 sebagai obat pilihan. Diazepan iv diberikan
10 mg dan dapat diulangi setelah 6 jam
Syarat-syarat pemberian MgSO4 :
- Harus tersedia antidotum MgSO4 bila terjadi
intoksikasi yaitu kalsium glukonas 10%=1g
(10% dalam 10 cc) diberikan intravena 3
menit
- Refleks patella (+) kuat
- Frekuensi pernapasan >16 x/menit
- Produksi urin > 30 cc dalam 1 jam
sebelumnya (0,5 cc/kgbb/jam)
Pemberian antihipertensi
Obat hipertensi hanya diberikan tekanan darah sistolik
>180 mmHg dan atau >110 mmHg.
1. Hydralazine
2 mg i.v dilanjutkan dengan 100 mg dalam 500 cc NaCl
secara titrasi sampai tekanan darah sistolik <170 mmHg
dan diastolic <110
2. Labetalol
Labetalol 20 mg bolus i.v. bila tidak berhasil
menurunkan tekanan darah selama 10 menit, labetalol
dapat diulangi dengan pemberian 40 mg, lalu 80 mg
setiap 10 menit (maksimal 220 mg) sampai mencapai
tekanan darah yang diinginkan.
3. Nifedipine