Disusun oleh :
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2020
Uji Aktivitas Anti Bakteri Ekstrak Kasar Daun Nipah (Nypa fruticans) Segar
Terhadap Pertumbuhan Bakteri L. monocytogenes dan V. parahaemolyticus
Abstrak
Keterangan:
A = berat cawan kosong, dinyatakan dalam g.
B = berat cawan porselin dan contoh awal, dinyatakan dalam g.
C = berat cawan porselin dan contoh kering/akhir, dinyatakan dalam g
4.4.6 Uji Toksisitas
Pengujian toksisitas dilakukan dengan cara mengisikan 5 ml larutan
ekstrak kasar tepung daun nipah dengan konsentrasi yang telah ditentukan ke
dalam botol vial. Kemudian dimasukkan sepuluh ekor larva Artemia salina L yang
telah dikultur ke dalam masing-masing botol vial tersebut dan diamati jumlah
larva Artemiasalina Leach yang mati setelah 24 jam dengan bantuan kaca
pembesar (loop).
4.4.7 Uji Aktivitas Anti Bakteri
Ekstrak daun nipah ditimbang sebanyak 5 mg dan dimasukkan dalam
tabung evendof masing-masing kemudian dilarutkan dengan pelarut ekstrak tiap
tabung evendof 30 μl x 4 (ulangan). Selanjutnya dihomogenkan dengan
menggunakan vortex untuk siap dilakukan pengujian. Biakan murni bakteri
diremajakan pada media agar padat dengan cara bakteri diambil 1 ose lalu jarum
ose yang mengandung bakteri Listeria monocytogenes dan Vibrio
parahaemolyticus digoreskan secara aseptis pada media nutrient agar pada cawan
yaitu dengan mendekatkan cawan pada nyala api saat menggoreskan jarum ose.
Kemudian cawan petri ditutup kembali dan diinkubasi selama 24 jam pada suhu
27°C dalam incubator. Selanjutnya diambil 1 koloni dan ditanam pada media NB,
kemudian divortek supaya homogeny. Diinkubasi selama 24 jam pada suhu 27°C
dalam inkubator, pertumbuhan bakteri berlangsung jika media terlihat keruh dan
dibandingkan dengan media NB tanpa bakteri.
Suspensi bakteri uji diambil sebanyak 200μl (50/gelas kaca) dicampurkan
dalam media agar (NA) yang hangat dalam gelas kaca. Media agar yang telah
tercampur bakteri dituang secara perlahan di dalam cawan petri dan dibiarkan
memadat.
Ekstrak berdasarkan pelarutnya kemudian diteteskan sebanyak 30 μl /
paper disc yang berbeda dan dibiarkan hingga betul-betul pelarutnya menguap.
Diletakkan secara hati-hati pada permukaan media agar yang telah homogen
dengan bakteri uji. Sebagai kontrol positif digunakan streptomycin, dan
pelarutnya sebagai kontrol negatif. Kontrol positif sebagai tolak ukur menentukan
kemampuan ekstrak menghambat bakteri. Jika nilai zona bening yang dihasilkan
mendekati atau melebihi nilai kontrol positif maka ekstrak berpotensi sebagai
antibakteri. Cawan petri kemudian diinkubasi selama 24 jam pada suhu 37oC.
Kemampuan ekstrak sebagai antimikroba ditunjukkan dengan adanya daya
hambat (zona bening) di sekitar paper disc. Untuk mendapatkan nilai dari zona
bening yang dihasilkan dilakukan pengukuran dengan menggunakan jangka
sorong.
4.4.8 Uji MIC
Uji MIC dilakukan dengan cara pengenceran berseri dari ekstrak terbaik
hasil uji daya hambat. Langkah pertama, disiapkan 7 buah tabung reaksi steril.
Pengenceran dilakukan dengan pemindahan sebanyak 5 ml larutan dari tabung
pertama hingga tabung kelima. Pada tabung pertama diisi dengan 10 ml ekstrak,
kemudian pada tabung kedua diisi dengan 5 ml ekstrak dari tabung pertama dan
ditambahkan 5 ml aquadest, pada tabung ketiga diisi dengan 5 ml ekstrak dari
tabung kedua dan ditambahkan 5 ml aquadest, dan seterusnya hingga tabung
kelima dengan perlakuan yang sama. Pada tabung kelima pengenceran dibuang 5
ml. Sehingga dihasilkan konsentrasi sebagai berikut: 100%, 50%, 25%, 12,5%,
6,25%. Tabung keenam diisi 5 ml aquadest sebagai kontrol negatif dan tabung
ketujuh diisi 5 ml antibiotik streptomycin sebagai kontrol positif. Suspensi bakteri
uji dengan kepadatan 107 CFU/ml sebanyak 0,1 ml ditambahkan pada masing-
masing tabung. Kemudian seluruh tabung divortex dan diinkubasi pada suhu
ruang selama 24 jam. Nilai MIC ditentukan dengan melihat konsentrasi terkecil
yang menunjukkan kejernihan pada media.
4.4.9 Uji MBC
Penentuan MBC dapat dilakukan setelah menginokulasikan larutan dari
tabung MIC terjernih pada media. Diambil 0,1 ml suspensi bakteri dari tabung
pada perlakuan yang menunjukkan nilai MIC, kemudian ditumbuhkan dalam
medium TSA. Diinkubasi pada suhu ruang selama 24 jam. Setelah diinkubasi,
diamati pertumbuhan bakteri pada media inokulan yaitu media TSA. Nilai MBC
ditentukan dari konsentrasi terendah ekstrak yang menunjukkan tidak adanya
pertumbuhan koloni pada cawan petri, yang berarti ekstrak dapat membunuh pada
konsentrasi tersebut.
4.5 Analisis Data
Hasil dari uji antibakteri penentuan zona hambat dengan menggunakan
metode cakram diolah dan dianalisis dengan menggunakan ANOVA (Analysis of
Variance) pada tingkat kepercayaan 95% dan taraf α 0,05 menggunakan SPSS
16.0. Jika ditemukan perbedaan yang nyata maka akan dilanjutkan dengan uji
BNT.
DAFTAR PUSTAKA
Agoes, G. 2007. Teknologi Bahan Alam. Penerbit ITB. Bandung. 166 hlm.
Andriani, M.D., T. Purnawarman, R. Damayanti dam S. Daulay. 2016.
Identifikasi Listeria monocytogenes pada Susu Kambing di Kabupaten
Purworejo Jawa Tengah. Jurnal Sain Veteriner. 34 (1): 16-23.
Apriyanto, H., E. Harpeni, A. Setyawan dan Tarsim. 2014. Pemanfaatan Ekstrak
Buah Rhizophora sp. sebagai Anti Bakteri terhadap Bakteri Patogen Ikan
Air Tawar. e-Jurnal Rekayasa dan Teknologi Budidaya Perairan. 3 (1):
289-296.
Ariyanti, T., 2010. Bakteri Listeria monocytogenes sebagai kontaminan makanan
asal hewan (foodborne disease). Jurnal Wartazoa, 20(2), pp.94-102.
Artini, P. E. U. D., K.W. Astuti dan N.K.U. Warditiani. 2013. Uji Fitokimia
Ekstrak Etil Asetat Rimpang Bangle (Zingiber Purpureum Roxb.). Jurnal
Farmasi Udayana. 2 (4): 1-7.
Charles-Hernández, G.L., E. Cifuentes dan S.J. Rothenberg. 1982. Environmental
Factors Associated with the Presence of Vibrio parahaemolyticusin Sea
Products and the Risk of Food Poisoning in Communities Bordering the
Gulf of Mexico. Journal of Environmental Health Research. 5 (2): 75-80.
Darminto, A. Ali dan I. Dini. 2009. Indentifikasi Senyawa Metabolit Sekunder
Potensial Menghambat Pertumbuhan Bakteri Aeromonas hydrophyla dari
Kulit Batang Tumbuhan Aveccennia spp. Jurnal Chemica. 10 (2): 92-99.
Dewi, F.K. 2010. Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Buah Mengkudu (Morinda
Citrifolia, Linnaeus) terhadap Bakteri Pembusuk Daging Segar. Skripsi.
Universitas Sebelas Maret. Surakarta.
Diastuti, W., Warsinah dan Purwati. 2009. Aktivitas Antikanker Ekstrak Etanol
Daun Rhizopora mucronata terhadap Larva Udang Artemia salina Leach
Dan Sel Raji. Jurnal Molekul. 4 (1): 12-20.
Ditjenbun. 2006. Daftar Komoditi Binaan Direktorat Jendral Perkebunan
Berdasarkan Keputusan Menteri Pertanian nomor 511/KPTS/PD
310/9/2006. n.p.
Entjang, I. 2003. Mikrobiologi dan Parasitologi untuk Akademi Perawat dan
Sekolah Tenaga Kesehatan yang Sederajat. PT. Citra Aditia Bakti.
Bandung. 334 hlm.
Febriadi, I. and Saeni, F., 2018. Inventarisasi Dan Pemanfaatan Nipah (Nypa
fruticans (Thunb.) Wurmb) Oleh Masyarakat Pada Hutan Mangrove
Kampung Mariat Pantai Distrik Aimas Kabupaten Sorong. Median: Jurnal
Ilmu Ilmu Eksakta, 10(3), pp.23-30.
Firdiyani, F., T.W. Agustini dan W.F. Ma’ruf. 2015. Ekstraksi Senyawa Bioaktif
sebagai Antioksidan Alami Spirulina Platensis Segar dengan Pelarut yang
Berbeda. Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia. 18 (1): 28-37.
Hanani, E. 2014. Analisis Fitokimia. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta.
262 hlm
Hara-Kudo, Y., T. Nishina, H. Nakagawa, H. Konuma, J. Hasegawa dan S.
Kumagai. 2001. Improved Method for Detection of Vibrio
parahaemolyticus in Seafood. Appl Environ Microbiol. 67 (12): 5819-
5823.
Hash, S., Martinez-Viedma, M.P., Fung, F., Han, J.E., Yang, P., Wong, C.,
Doraisamy, L., Menon, S. and Lightner, D., 2019. Nuclear magnetic
resonance biosensor for rapid detection of Vibrio parahaemolyticus.
biomedical journal, 42(3), pp.187-192.
Imra, Kustiariyah, dan Desniar. 2016. Aktivitas Antioksidan dan Antibakteri
Ekstrak Nipah (Nypa Fruticans) terhadap Vibrio sp. Isolat Kepiting Bakau
(Scylla sp.). Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia. 19 (3): 241-
250.
Isnindar, S. Wahyuono dan E. P. Setyowati. 2011. Isolasi dan Identifikasi
Senyawa Antioksidan Daun Kesemek (Diospyros kaki Thunb.) dengan
Metode DPPH (2,2-Difenil-1-Pikrilhidrazil). Majalah Obat Tradisional. 16
(3): 157-164.
Jaedun, A. 2011. Metodologi Penelitian Eksperimen. In Service 1. Yogyakarta. 12
hlm.
Jay, J.M. 1997. Modern Food Microbiology Fifth Edition. Wolters Kluwer Law &
Business. New York. 664 hlm.
Kadarohman, A. G. Dwiyanti, Y. Anggraeni dan L.L. Khumaisah. 2011.
Komposisi Kimia dan Uji Aktivitas Antibakteri Minyak Kemangi
(Ocimum americanum L.) terhadap Bakteri Escherichia coli, Shigella
sonnei dan Salmonella enteritidis. Jurnal Hayati. 16: 101-110.
Khudry, A. 2014. Aktivitas Antibakteri Ekstrak Daun Pohpohan (Pilea trinervia
W.) terhadap Escherichia coli dan Staphylococcus aureus. Skripsi.
Universitas Atma Jaya. Yogyakarta.
Kristanti, A.N. 2008. Buku Ajar Fitokimia. Universitas Airlangga Press.
Surabaya. 174 hlm.
Kusmiyati dan N.W.S. Agustini. 2007. Uji Aktivitas Senyawa Antibakteri dari
Mikroalga Porphyridium cruentum. Biodiversity. 8 (1): 48-53
Kusumawati, N. 2000. Peranan Bakteri Asam Laktat dalam Menghambat Listeria
monocytogenes pada Bahan Pangan. Jurnal Teknologi Pangan dan Gizi. 1
(1): 14-28.
Lestari, Y., P. Ardiningsih dan Nurlina. 2016. Aktivitas Antibakteri Gram Positif
dan Negatif dari Ekstrak dan Fraksi Daun Nipah (Nypa Fruticans Wurmb.)
Asal Pesisir Sungai Kakap Kalimantan Barat. Jurnal Kimia Khatulistiwa. 5
(4): 1-8.
Malangngi, L., Sangi, M. and Paendong, J., 2012. Penentuan kandungan tanin dan
uji aktivitas antioksidan ekstrak biji buah alpukat (Persea americana Mill.).
Jurnal Mipa, 1(1), pp.5-10.
Morin, R.B. dan M. Gorman. 1982. Chemicals and Biology of b-Laktam
Antibiotics Volume 3. Academic Press. New York. 418 hlm.
Morris, G.J. dan R.E. Black. 1985. Cholera and Other Vibrioses in the United
States. The New England Journal of Medicine. 312 (6): 343-350.
Mulyani, Y., E. Bachtiar dan M.U. Kurnia. 2013. Peranan Senyawa Metabolit
Sekunder Tumbuhan Mangrove terhadap Bakteri Aeromonas hydrophilia
pada Ikan Mas (Cyprinus carpio L.). Jurnal Akuatika, 4 (1): 1-9.
Ngajow, M., Abidjulu, J. and Kamu, V.S., 2013. Pengaruh antibakteri ekstrak
kulit batang matoa (Pometia pinnata) terhadap bakteri Staphylococcus
aureus secara in vitro. Jurnal Mipa, 2(2), pp.128-132.
Nopiyanti, H.T., F. Agustriani, Isnaini dan Melki. 2016. Skrining Nypa fruticans
sebagai Antibakteri Bacillus subtilis, Escherichia coli dan Staphylococcus
aureus. Maspari Journal. 8 (2): 83-90.
Nurhayati, R. 2014. Isolasi dan Identifikasi Senyawa Flavonoid sebagai
Antioksidan pada Kulit Buah Manggis. Skripsi. Universitas Negeri
Gorontalo. Gorontalo.
Oktavianus, S. 2013. Uji Daya Hambat Ekstrak Daun Mangrove Jenis Avicennia
marina terhadap Bakteri Vibrio parahaemolyticus. Skripsi. Universitas
Hasanuddin. Makassar.
Prihantoro, T., R. Indra dan Sumarno. 2006. Efek Antibakteri Ekstrak Kulit Buah
Delima (Punica granatum) terhadap Shigella dysentriae secara In Vitro.
Jurnal Kedokteran Brawijaya. 22 (3): 101-106.
Purnobasuki, H. 2004. Potensi Mangrove sebagai Tanaman Obat. Jurnal Biota. 9
(2): 125-126.
Rahayoe, S., B. Rahardjo dan Rr.S. Kusumandari. 2008. Konstanta Laju
Pengeringan Daun Sambiloto menggunakan Pengering Tekanan Rendah.
Jurnal Rekayasa Proses. 2 (1): 17-23.
Rohman, A., S. Riyanto, dan D. Utari. 2006. Aktivitas Antioksidan, Kandungan
Fenolik Total dan Kandungan Flavonoid Total Ekstrak Etil Asetat Buah
Mengkudu serta Fraksi-fraksinya. Majalah Farmasi Indonesia. 17 (3): 136-
142.
Sagala, S. 2006. Konsep dan Makna Belajar, Bandung: CV Alfabeta. 266 hlm.
Sangi, M.S., L.I. Momuat dan M. Kumaunang. 2012. Uji Toksisitas dan Skrining
Fitokimia Tepung Gabah Pelepah Aren (Arenga pinnata). Jurnal Ilmiah
Sains. 12 (2): 127-134.
Sitorus, P. 2016. Comparison of Antibacterial Activity of Ethanolic Extract from
Immature and Mature Nipa Leaves (Nypa fruticans, Wurmb) against
Staphylococcus aureus and Escherichia coli. International Journal of
PharmTech Research. 9 (11): 121-127.
Sosia, P. Yudasakti, T. Rahmadhani dan M. Nainggolan. 2014. Mangroves (Siak
& Kepulauan Meranti). Energi Mega Persada. Jakarta. 89 hlm.
Srikandi, S., 2017. UJI CEMARAN BAKTERI DAN CENDAWAN PADA
KEJU KASAR (Cheddar). Jurnal Sains Natural, 2(1), pp.92-100.
Sudarno, F.A., Setiorini dan H. Suprapto. 2011. Efektifitas Ekstrak Tanaman
Meniran (Phyllanthus niruri) sebagai Antibakteri Edwardsiella tarda secara
In Vitro. Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan. 3 (1): 103-108.
Sugiyono. 2013. Statistika Untuk Penelitian. Alfabeta. Bandung. 390 hlm.
Suryelita, S., Etika, S.B. and Kurnia, N.S., 2017. Isolasi Dan Karakterisasi
Senyawa Steroid Dari Daun Cemara Natal (Cupressus funebris Endl.).
EKSAKTA: Berkala Ilmiah Bidang MIPA, 18(01), pp.86-94.
Volk, W.A. dan M.F. Wheeler. 2010. Mikrobiologi Dasar jilid II. Erlangga,
Jakarta. 341 hlm.
Widowati, R. 2008. Keberadaan Bakteri Vibrio parahaemolyticus pada Udang
yang Dijual di Rumah Makan Kawasan Pantai Pangandaran. Vis Vitalis. 1
(1): 9-14.
Wirasuta, I.M.A.G dan R. Niruri. 2006. Buku Ajar Toksikologi Umum.
Universitas Udayana. Bali. 120 hlm.
Yulinati, F.N., Malaka, R., Prahesti, K.I. and Murpiningrum, E., 2015.
KUALITAS FISIK SUSU SEGAR KAITANNYA ANTARA SANITASI,
HIGIENE DAN ADANYA KONTAMINASI Listeria monocytogenes
PADA PETERNAKAN RAKYAT DI KABUPATEN SINJAI
SULAWESI SELATAN. JITP, 4(1).