Anda di halaman 1dari 4

Log-book Kegiatan Praktik Keperawatan Intensif I

Hari/tanggal : Kamis, 10 januari 2019


Ruangan : ICU RSUD Ulin Banjarmasin
Tindakan Keperawatan / prosedur : Pemeriksaan fisik endokrin
A. Deskripsi tindakan
1. Diagnosa Keperawatan : Gangguan perfusi jaringan cerebral
2. Analisa sintesa :

Gangguan sistem fisiologis tubuh khususnya keluhan pada kelenjar endokrin yang
tampak

Dapat dianalisa sebagai data penunjang diagnosa dengan melakukan pemeriksaan


fisik endokrin

B. Tujuan tindakan
1) Untuk mencari masalah keperawatan
2) Untuk menegakkan / merumuskan diagnose keperawatan/kedokteran
3) Untuk membantu proses rencana keperawatan dan pengobatan

C. Pelaksanaan

Tindakan
Tahap pra tindakan
1) Persiapan alat
Stetoskop, status pasien, handschoon
2) Persiapan pasien
Pasien sudah menyetujui tindakan

Tahap tindakan
1. Inspeksi :
Disfungsi sistem endokrin :
Menyebabkan perubahan fisik sebagai dampaknya terhadap tumbang, keseimbangan
cairan&elektrolit, seks&reproduksi, metabolisme dan energy. Hal-hal yang harus
diamati :
a. Penampilan umum :
- Apakah Klien tampak kelemahan berat, sedang dan ringan
- Amati bentuk dan proporsi tubuh
- Apakah terjadi kekerdilan atau seperti raksasa
b. Pemeriksaan Wajah :
Fokuskan pada abnormalitas struktur, bentuk dan ekspresi wajah seperti dahi,
rahang dan bibir.
c. Pemeriksaan Mata :
Amati adanya edema periorbital dan exopthalamus serta ekspresi wajah tampak
datar atau tumpul
d. Pemeriksaan Daerah Leher :
Amati bentuk leher apakah tampak membesar, asimetris, terdapat peningkatan
JVP, warna kulit sekitar leher apakah terjadi hiper/hipopigmentasi dan amati
apakah itu merata.
e. Apakah terjadi hiperpigmentasi pada jari, siku dan lutut :
Biasanya dijumpai pada orang yg mengalami gangguan kelenjar Adrenal
f. Apakah terjadi Vitiligo atau hipopigmentasi pada kulit :
Biasanya tampak pada orang yang mengalami hipofungsi kelenjar adrenal sebagai
akibat destruksi melanosit dikulit oleh proses autoimun.
g. Amati adanya penumpukan massa otot berlebihan pada leher bagian belakang atau
disebut bufflow neck atau leher/punuk kerbau. Terjadi pada Klien hiperfungsi
adrenokortikal
h. Amati keadaan rambut axilla dan dada :
Pertumbuhan rambut yang berlebihan pada dada dan wajah wanita disebut
hirsutisme dan amati juga adanya striae pada buah dada atau abdomen biasanya
dijumpai pada hiperfungsi adrenokortikal

2. Palpasi
Hanya kelenjar tiroid dan testis yang dapat diperiksa secara palpasi. Palpasi kelenjar
tiroid dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
a. Pemeriksa dibelakang klien, tangan diletakkan mengelilingi leher
b. Palpasi pada jari ke 2 dan 3
c. Anjurkan klien menelan atau minum air
d. Bila teraba kelenjar tiroid, rasakan bentuk, ukuran, konsisten, dan permukaan.

Palpasi pada testis dilakukan dengan cara :


a. Gunakan handscoen, jaga privacy klien
b. Palpasi daerah skrotum, apakah teraba testis atau tidak
c. Skrotum biasanya akan terangkat ke atas jika dilakukan rangsangan

3. Auskultasi :
Auskultasi pada daerah leher diatas tiroid dapat mengidentifikasi bunyi " bruit ". Bunyi
yang dihasilkan oleh karena turbulensi pada arteri tiroidea.

4. Perkusi
Fungsi Motorik
Mengkaji tendon dalam-tendon reflex
Refleks tendon dalam disesuaikan dengan tahap perkembangan biceps,
brachioradialis,triceps, Patellar, achilles. Peningkatan refleks dapat terlihat pada
penvakit hipertiroidisme, penurunan refleks dapat terlihat pada penyakit
hipotiroidisme

Fungsi sensorik
Mengkaji fungsi sensorik :
- Tes sensitivitas klien terhadap nyeri, temperature, vibrasi, sentuhan, lembut.
Stereognosis. Bandingkan kesimetrisan area pada kedua sisi dan tubuh. Dan
bandingkan bagian distal dan proksimal dan ekstremitas. minta klien untuk
menutup mata. Untuk mengetes nyeri gunakan jarum yang tajam dan tumpul.
- Untuk tes temperature. gunakan botol yang berisi air hangat dan dingin.
- Untuk mengetes rasa getar gunakan penala garpu tala.
- Untuk mengetes stereognosis. tempatkan objek (bola kapas, pembalut
karet) pada tangan klien. kemudian minta klien mengidentifikasi objek tersebut.
- Neuropati periperal dan parastesia dapat terjadi pada diabetes, hipotiroidisme dan
akromegali.
- Struktur Muskuloskeletal . Inspeksi ukuran dan proporsional struktur tubuh klien
Orang jangkung, yang disebabkan karena insufisiensi growth hormon. Tulang yang
sangat besar, bisa merupakan indikasi akromegali.
- Peningkatan kadar kalsium, tangan dan jari-jari klien kontraksi (spasme karpal)

Tahap pasca tindakan


1) Evaluasi pasien
Rapikan pasien
2) Evaluasi tindakan
Dokumentasikan hasil pengkajian

Nilai

Mengetahui Banjarmasin, Januari 2019


Pembimbing Klinik Mahasiswa

(Maulana R.S, S.Kep, Ners) (Aspianor)

Anda mungkin juga menyukai