Anda di halaman 1dari 25

Diketahui bendung di dataran rendah

Bendung di dataran rendah


L Eff. Bendung = 90 m3/dt
Q max = 900 m3/dt
Q intake = 10 m3/dt
m = 1/12
= 0.083333
Q min = 9 m3/dt

Penyelesaian:

1 Elevasi kepala bendung sama dengan muka air banjir


Ansumsi kecepatan air banjir 2.5 m/dt
bentuk bendung persegi panjang F = Q/V = 900 = 360 m2
2.5
p = F/B = 360 4m
90
Jadi elevasi kepala bendung 4 m di atas dasar sungai

2 Menghitung tinggi pelimpah bendung


Diansumsi terjadi pelimpah sempurna dengan
Q = m B d √(g) d , dimana m = 1.33
800 = 1.33 . 80 . d . √(10) d =
d 3/2 = 800/(1.33 . 80. √10) = 2.40
d = 1.79

3 Menghitung kolam olak menggunakan Tipe Vluchter, dengan :


Ho = 3/2 d = 3/2 . 1.79 = 2.69 m
L ( panjang kolam olak) = D Tinggi kolam olak dari tinggi bendung = H0 + 1,1 z, dimana Z = Ho
L = D = Ho + 1,1 z = 5.65 m 5.78
Tinggi koperan atas dari dasar kolam ollak = a = 0,2 Ho √(Ho/z) , dan tebal koperan 2 a
a = 0,2 Ho √(Ho/z) = 0.54 m
2a = 1.08 m
jari jari mercu (r1)= 1/2 Ho = 1.35 m

4 Hidraulik gradient = L/12 , dimana Hidraulik gradient = D - a dan L = panjang lantai bendung
L = 12 . Hidraulik gradient
12 x (5.65 - 0,54) = L + 1 + 1,35 +2+1.5+2.5+4.5+0.41+1,50+ 5.70+ 0,9 + 0,50+2
61.33612286 = L + 23.86
L = 37.4761
Tek. Di huu bendung 1/2 ɣ H2 = 8 3.78

ɣH= 5 1.5888 3.4112

0 -1.25

m2 ton
1.37 3.63 2 9.95 7.575
1/4 * 3.14*1.37^2 1.473367 2 2.95 7.575
1/8*3.14*(1.37*2)^ 2.946733 2 5.89 6.27
1/2*3.2*1.94 3.104 2 6.21 5.65
1.26 *1/2*1.94 1.2222 2 2.44 6.27
1/2*3.2*3.2 5.12 2 10.2 3.89
2.12 * 1.75 3.71 2 7.42 1.935
1/2 * 2.12 * 1.06 1.1236 2 2.25 1.06
22.3299 2 47.346
2 0.00

luas alas bangunan bendung


1.37+1+1.94+1.08+3.98+0.41 9.78
Ƭ = Berat/luas bawag bendung 4.84110419 ton/m2 0.48411 1
n = Mp/Ma 4.121305
e = M total = M pasif- M tekanan = 182.970919
x = Ƭ/n = 3.864549

bangunan perengkapan

Q pengambilan
Q max = 800 m3/dt
Q intake = 10 m3/dt
Q min = 8 m3/dt , karena < Q intake maka perlu bangunan penangkap/ supesi ban

Desain saluran induk di ansumsi:


h 1.6
m 1.5
b/h 5
Luas saluran F = (b + mh)h
(5 h + 1,5 h) h = 6,5 h2
keliing sauran= (b + 2 √ (m2)
8 3.08 24.64
1.14 1.25 1.425
4 5.75 1.75 1 0.75
1.202 4 2.666667 1.166667 0.666667
1.333333 0.583333 0.333333
1.07 3.083333 1.083333

1.37 0.685

2.69
1.82

v 5.75 5.65

4.00

1.08
a e
d4.00 5.65 0.54
1.00
atas dasar sungai b c l

2.00
L 1.35
i
f y V 0,548
1,0 g h k
0
1.50 0.50

1
1
m C = 12 1
m el bendung = 5.75 1
el hil kolam olak 1
0.548
5.202 1
1
62.424 1
Panjang rembesan ∆x Hx Px
Titik Garis
V H/3 LK
(m) (m) (m) (m) (m)
imana Z = Ho a 0 0 4 4
1
b 1 0.390052 5 4.609948
0.456667
c 1.456667 0.568176 5 4.431824
1
d 2.456667 0.958229 4 3.041771
lantai bendung 1.006667
e 3.463333 1.350882 4 2.649118
3.98
f 7.443333 2.903291 6.202 3.298709
0.41
g 7.853333 3.063212 6.75 3.686788
0.5
h 8.353333 3.258238 6.75 3.491762
1.916667
i 10.27 4.005839 6.35 2.344161
58.62 0.9
y 11.17 4.356886 7.202 2.845114
0.166667
k 11.33667 4.421895 7.202 2.780105
2
75.34247 l 13.33667 5.202 5.202 0
22.3215 9.29 4.046667 13.33667
36.95203 12.14
35.0752 21.43
15.32639 Teori Lane : ( LV + 1/3 . LH ) > C. ΛH
39.8336 L + 21.43 >C * 62.424
14.3577 L > 40.994
2.382032
241.5909
H H
x = ( ).Lx dan Px = Hx - x = Hx – ( ).Lx
L L
DH = 5.202
𝑃_𝑥 = 𝐻_𝑥 − ∆ 𝑋
∆H/ΣL = 0.390052

gunan penangkap/ supesi banjir kesaluran induk


Momen tekanan horizontal terhadap titik O (hilir bendung) dan di hitung per m panjang

bidang besar besar lengan Momen


(ton) (ton) (m) (ton/m)
a
a 1/2 ɣ h2 1/2 *1*4 2
8 3.083333 24.66667
h1 h
a -b (a+b)1/2 hɣ (4+4.431)1/2*1*1 4.2155 1.24148 5.233458
H
c-d (a+b)1/2 hɣ (3.048+4.431)1/2*1*1 3.7395 -1.24148 -4.642514 h2
e-f (a+b)1/2 hɣ (2.649+3.298)1/2*3.9 11.83453 0 0 h
b
f-g (a+b)1/2 hɣ (3.299+3.87)1/2*0.41 1.469645 -1 -1.469645
h-i dianggap tekanan uplid 0
2.344161 I - f` (a+b)1/2 hɣ (2.344+2.845)1/2*0.9 2.33505 -1.06 -2.475153
2.00

2.845114 k - l` (a+b)1/2 hɣ (2.781)1/2*2*1 2.781 -0.118667 -0.330012


34.37523 20.9828
a
0 a
Momen vertikal horizontal terhadap titik O (hilir bendung) dan di hitung per m panjang h1 h1 =
a
H
h2 2a
bidang besar besar lengan Momen h2 =
(ton) (ton) (m) (ton/m) b a
b-c (a+b)1/2 hɣ (4.610+4.432)1/2*1.3 6.19377 9.070505 56.18062
d-e (a+b)1/2 hɣ (2.649+3.042)1/2*(1.9 8.59341 5.044758 43.35168 2.344161 ((2*4.610+4.432)*1.37
h-l (a+b)1/2 hɣ (2.344+3.492)1/2*5.7 16.7785 3.063514 51.40117 0.689495
y-k (a+b)1/2 hɣ (2.649+3.298)1/2*3.9 11.83453 0 0 2.845114 ((4.610+2*4.432)*1.37
f-g (a+b)1/2 hɣ (3.299+3.87)1/2*0.41 1.469645 -1 -1.469645 0.680505
h-i dianggap tekanan uplid 0 1.37
I-f (a+b)1/2 hɣ (2.344+2.845)1/2*0.5 1.29725 -6.602046 -8.564504
46.16711 140.8993 ((2.649+2*3.042)*3.02
` 1.544758
((2*2.649+3.042)*3.02
1.46991
3.014669

((2.344+2*3.492))*5.75
3.063514
((2*2.344+3.492))*5.75
2.686486
5.75
((2*2.344+2.845))*0.5)
0.241954
((2.344+2*2.845))*0.5)
0.258046
0.5

3) Kontrol tebal lantai


Ditinjau titik e dg panjang kritis/tebal kritis pd titik 3 = 1.70 m. Rumus tx > Sx ( )
Dimana:
tx = tebal lantai kritis pada titik yang ditinjau
Ditinjau titik 3 dg panjang kritis/tebal kritis pd titik e = 1,70 m.
Sx = faktor keamanan 1,25 (beban ekstrim)
Px = besar tekanan di titik yang ditinjau 2.649118
ɣg = berat jenis bahan bendung (pasangan batu kali = 2, 2 t/m 3 = 2200kg/m3
tx > Sx ( Px  Wx)
W
2,3 > 1,25 (2649 -0)/2200= 1.505114 ok

Tekanan sedimen €
Tekanan sedimen (E) adalah gaya akibat adanya sedimen yang tertahan didepan bendung atau pintu-pin
 1  sin  
E  1 / 2. sub .h 2 . 
 1  sin  
E = Tekanan sedimen
ɣ sub = berat jenis sedimen – berat jenis air
h = tinggi sedimen
Ф = sudut lereng alam sedimen

ɣ sub = berat jenis sedimen – berat jenis air = 1,80 - 1 = 0,80 t/m 3
Ф = sudut lereng alam sedimen = 35 o

 1  sin  
E  1 / 2. .h 2 .  -0.428183
 1  sin  
sub

1.428183 0.400381 2.562439


0.571817
E = 1/2 . 0,80 . 4^2 ( 0.578/1.4218 ) = 2,5 ton
y = (1/3 . 4 + 2 + 1 ) = 3,33 m terhadap titik 0
M=E.Y= 0,160 x 3,333 0.53328 terhadap titik 0
1/3 h 4 1.333333
5.75 4 1.75
3.083333 1.24148
a
a  2b H (4+2*4.431)*1/(4+4.431)*3
h1 h1 = ( )
ab 3 0.50852
H
h2 2a  b H (2*4+4.431)*1/(4+4.431)*3
h2 = ( ) 0.49148
b ab 3
1

((2.649+2*3.298)*3.98)/((2.649+3.298)*3)
2.06239
((2*2.649+3.298)*3.98)/((2.649+2*3.298)*3)
a
a  2b H 1.91761
h1 h1 = ( ) 3.98
ab 3
H
h2 2a  b H
h2 = ( ) ((3.299+2*3.87)*0.41)/((3.299+3.87)*3)
b ab 3 0.210443
((2*3.299+3.87)*0.41)/((3.299+3.87)*3)
((2*4.610+4.432)*1.37)/((4.610+4.432)*3) 0.199557
0.41
((4.610+2*4.432)*1.37)/((4.610+4.432)*3)
((2.344+2*2.845)*0.90)/((2.344+2.845)*3)
0.461947
((2*2.344+2*2.845)*0.90)/((2.344+2.845)*3)
((2.649+2*3.042)*3.02)/((2.649+3.042)*3) 0.438053
0.9
((2*2.649+3.042)*3.02)/((2.649+3.042)*3)

((2.344+2*3.492))*5.75)/((2.344+3.492))*3)

((2*2.344+3.492))*5.75)/((2.344+3.492))*3)
((2*2.344+2.845))*0.5)/((2.344+2.845))*3)

((2.344+2*2.845))*0.5)/((2.344+2.845))*3)

) Px  Wx
W

bendung atau pintu-pintu


STABILITAS BENDUNG
bendung runtuh karena bangunan tidak busa menerima gaya tekanan air luar dan dalam.
gaya luar: akibat sedimen dimuka bendung, gaya gempa, dan reaksi pondasi.
gaya dalam : gaya berat sendiri
bangunan teknik sipil harus stabil tidak boleh runtuh terhadap semua gaya luar dan gaya sendiri
bendung ada struktur atas dan bawah
bangunan atas terdiri dari tubuh bendung serta bangunan kelengkapannya
bangunan bawah berhub dengan pondasi
tipe dan bentuk pondasi tergantung dari tanah dasar sekitar bendung
pondasi bangunan keairan selain harus mampu menahan beban di atasnya juga diharapkan mampu menahan remb

Stabilitas yang harus dipenuhi adalah :


- Ketahanan terhadap gelincir
- Ketahanan terhadap guling
- Ketahanan terhadap erosi bawah tanah
- Penurunan

Gaya-gaya yang bekerja pada tubuh bendung dan mempunyai arti penting dalam perencanaan menurut KP-02 adal
- Tekanan air (luar dan dalam) (W)
- Tekanan sedimen € E W1
- Gaya gempa (K) K
W2
- Berat sendiri bendung (G) G
W3 W4
- Reaksi pondasi (U)

U1
U2

Contoh 3.4. Perhitungan stabilitas bendung.


Diktetahui:
Tanah dasar sangat keras, maka C Lane = 1,6; tubuh bendung memakai pasangan batu kali ɣ
batu kali = 2,2 kg/m3, sedimen yang tertahan dimuka bendung adalah pasir sengan berat
jenis pasir ɣps = 1,8 kg/m3

Ditanya: stabilitas bendung tersebut diatas


a) Erosi dasar bendung
menggunakan teori Lane dan Bligh
Teori Lane : ( LV + 1/3 . LH ) > C. ΛH
1
 LV  . L H CL Tabel
3 LK ≥
CL  
H H

Teori Bligh : (LV + LH) ≥ C. ∆ H


Dimana :
LV = panjang vertikal aliran air tanah
LH = menurut Lane adalah panjang aliran air arah horisontal tetapi apabila Ф > 45o maka LH ini dianggap sebaga
LH = menurut Bligh adalah panjang aliran air arah horisontal, angka perbandingan LH = LV
C = Koefisien Lane atau Bligh (tergantung dari jenis tanah dasar di bendung).

Tinggi tekan dari titik awal pondasi bendung sampai ke titik ahlir bendung
Panjang rembasan ke arah vertikal (V), nilainya sama dengan tinggi vertikal pondasi bendung
Panjang rembasan ke arah horizontal (H/3) sama dengan 1/3 panjang horzontal pondasi bendung
Panjang total rembesan dari setiap titik dari bentuk pndasi bendung LK x = (Vx + Hx/3)

tipe tanah lokasi bendung tanah keras dan padas sehingga menggunakan
Nilai CL (KP…...) unt kerikil halu 4
Elevasi bendung 53
Elevasi hilir bendung 57
Beda energi di hulu dan hilir bendunghilir bendung
DH = 160-157 = -4
panjang lantai vertikal SLV = 1+2+1 = 4
panjang lantai horizontal SLH = 1.4+3.5 = 4.9
Teori Lane : ( LV + 1/3 . LH ) > C. ΛH

1
 LV  . L H CL Tabel
CL  3 
LK ≥ ∆𝐻
H H

1
4  .4,9 -1.408333333 ≥ CL Tabel
3 5,64
CL    1,88  1,6 OK
3 3

Catatan:
CL dianggap 100%, jika tidak dibuat pipa drain, tidak dibuat jaringan aliran dan tidak dilakukan penyeldikan mode
CL dianggap 80%, jika ada pipa drain, tetapi tidak ada penyelidikan model maupun jaringan aliran
CL dianggap 70%, jika semua tercakup

2) gaya uplift pressure menurut lane


Tekanan Uplift Pressure dapat menggunakan persamaan:
H H
x = ( ).Lx dan Px = Hx - x = Hx – ( ).Lx
L L
Dimana:
∆x = beda tekanan energi dari muka air hulu ke titik x
Px = tekanan air pada titik x yang ditinjau
Hx = beda energi di hulu bendung ke titik x
∆H = beda energi di hulu bendung dengan hilir bendung
ΣL = panjang total rembesan (bidang kontak) menurut teori Lane atau Bligh
Lx = panjang rembesan (bidang kontak sampai titik x)
Tabel 3.3. Gaya uplift pressure memakai car

Panjang rembesan ∆x Hx
Titik Garis
V H/3 LK
1 0.000 0.000 13.000
1-2 0.000 0.000
2 0.000 0.000 18.000
2-3 2.000 0.667
3 0.667 -0.096 18.000
3-4 0.000 0.000
4 0.667 -0.096 16.000
4-5 1.500 2.000
5 2.667 -0.383 16.000
5-6 0.000 0.000
6 2.667 -0.383 17.500
6-7 0.500 2.500
7 5.167 -0.743 17.500
7-8 2.000 2.667
8 7.833 -1.126 16.500
8-9 0.000 0.333
9 8.167 -1.174 18.500
9-10 7.500 0.667
10 18.500
13.500 8.833 27.833 3,00

H H
x = ( ).Lx dan Px = Hx - x = Hx – ( ).Lx
L L
DH = 160-157 = -4
𝑃_𝑥 = 𝐻_𝑥 − ∆ 𝑋
∆H/ΣL = -0.143713

3) Kontrol tebal lantai


Ditinjau titik 3 dg panjang kritis/tebal kritis pd titik 3 = 2,3 m. Rumus tx > Sx ( )
Dimana:
tx = tebal lantai kritis pada titik yang ditinjau
Ditinjau titik 3 dg panjang kritis/tebal kritis pd titik 3 = 2,3 m.
Sx = faktor keamanan 1,25 (beban ekstrim)
Px = besar tekanan di titik yang ditinjau
ɣg = berat jenis bahan bendung (pasangan batu kali = 2, 2 t/m 3 = 2200kg/m3
tx > Sx ( Px  Wx )
W
2,3 > 1,25 (1686 -0)/2200= 0.95795454545 ok

Tekanan sedimen €
Tekanan sedimen (E) adalah gaya akibat adanya sedimen yang tertahan didepan bendung atau pintu-pintu
 1  sin  
E  1 / 2. sub .h 2 . 
 1  sin  
E = Tekanan sedimen
ɣ sub = berat jenis sedimen – berat jenis air
h = tinggi sedimen
Ф = sudut lereng alam sedimen

ɣ sub = berat jenis sedimen – berat jenis air = 1,80 - 1 = 0,80 t/m 3
Ф = sudut lereng alam sedimen = 35 o

 1  sin   -0.428183
E  1 / 2. sub .h 2 . 
 1  sin  
1.428183 0.400381087599656 0.160152
0.571817
E = 1/2 . 0,80 . 12 ( 0.578/1.4218 ) = 0,160 ton
y = (1/3 . 1 + 2 + 1 ) = 3,33 m terhadap titik 0
M = E . Y = 0,160 x 3,333 0.53328 terhadap titik 0

(e)Rekapitulasi gaya arah vertikal


Gaya berat sendiri (G)

Gaya Berat Jumlah Jarak x thd ttk O Momen My


(ton) (m) (ton.m)
G1 1,9x5x1x2,2 20.9 3.95 -82.56
G2 1/2x5x3x2,2 16.5 2 -33.00
G3 1x3,5x2,2 7.7 1.75 -13.48
Jumlah 45.1 My1 -129.03

maka X = My1/G = -2.8609756098

Gaya Berat Jumlah Jarak x thd ttk O Momen My


(ton) (m) (ton.m)
U1 = (1.936+1.686)/2 *1.4 (1.686+2*1.936)/(1.686+1.936)*(1.4/3)
2.5354 4.21610528253 10.690
U2 = (2.154+1.532)/2*3.5 (1.532+2*2.154)/(1.532+2.154)*(3.5/3)
6.4505 1.84843552179 11.923
Jumlah 8.986 My2= 22.613

f) Rekapitulasi gaya arah horisontal


• Gaya gempa
Berdasarkan zone gempa, dimisalkan koefsien gempa f = 0,07
Maka K = f.G = 0,07. 30,14 = 3.157 ton/m3
Mencari letak gaya gempa:
Luas F (berat sendiri) Jumlah F y’ (m) F.y’
FG1 = b x h 1.9 5 9.5 2.5 23.75
FG2 = 1/2 x b x h 3 5 7.5 2 15
FG3 = b x h 1 3.5 3.5 0.5 1.75
Jumlah 20.5 40.5

y = F y'/ F = 40/20,5 1.9756097561


Maka momen akibat gempa ---> Mx2 = K.y
Mx2 = 3,157 x 1,975 6.237

• Gaya tekanan air W ɣ h


Gaya Berat Jumlah Jarak y thd ttk O
(ton) (m)
W1 1/2 ɣ P1 *h1
½*1.00*1,00 0.500 0.167
W2 (P1 + P2)/2*h2
(1+1.936)/2*2*1 2.936 1.983
W3 (P2 + P4)/2*h2
(1.936+2.154)/2*1*1 2.045 0.447
W4 1/2 ɣ P5*h1
½*1.532*1.00 -0.766 0.333
4.715

0
g) Kontrol Stabilitas
Jumlah gaya horisontal dimana E gaya sedimen
ΣH = E + K + W K gaya gempa
8.03 W gaya air
Jumlah momen horisontal
ΣMx = ΣMH = Mx1 + Mx2 + Mx3 (ton.m) Mx1 = momen akbat gaya sedimen E
= 0,53328+6,237+7,972 7.096 Mx2 = momen akbat gaya gempa K y
Maka y = ΣMH/ΣH = 12,185/6,9328 = 1,757 m Mx3 = momen akbat gaya air terhad
ΣMx = ΣMH = Mx1 + Mx2 + Mx3
Jumlah gaya vertikal
ΣV = G - U = 36.11 dimana G 45.10 ton/m
U 8.986
Jumlah momen vertikal
ΣMy = ΣMV = My1 + My2 = -129,03 + 22,613 = -106.417153333333 ton.m
Maka x = ΣMV/ΣV = -106,417/36,11 = -2.94669265836151 m
Mo = ΣMH +ΣMV = 14,742 – 106,417 = -99.3211959223007 ton.m

h) Kontrol eksentisitas (terhadap guling)


L Mo 1 L=
e = ( ) + ( ) < .L
2 V 6
= (4,9/2 ) + ( -91,675/36,11) = 2,45 – 2,270 < 1/6 .4,9 -0.300205
= -0,08849 < 0,82 ---- >aman 0.816667
atau Mt > S , dimana S = 1,25
Mg
Gaya U 9
82,808 36.11
22,609  0,359  3,850  4,715 S = Faktor kemanan pada kondisi pembebanan normal S=1,50 d
2,63 > 1,25  aman 2,63 > 1,25  aman

(i) Kontrol tekanan tanah


V 6.e V 6.e
=  (1  )  (1  )
L.B L.B L.B L.B
= 1.213544 kg/cm2 pada titik 2T 1.381481 kg/cm2 pada titik 5
1 =1,284 (1+ 0,22) = 5,267 ton/m2 = 0,5267 kg/cm2pd titik 2Ƭ tidak usah
2 =4,317 (1- 0,22) = 3,367 ton/m2 = 0,3367 kg/cm2pd titik 5
Daya dukung yang diijinkan untuk pasir dan kerikil adalah 200-600 kN/m2 = 2-6 kg/cm2, jadi 1& 2 < 2 kg/cm2

(j) Kontrol terhadap gelincir


tg < f/S
< 0,30/1,25 0.24
0,33 < 0,24  tdk aman

 Tugas 3.1: contoh tersebut diatas ternyata belum aman terhadap gelincir, maka rancang ul
 Tugas 3.2: kontrollah stabilitas bendung seperti Gambar 3.33 di halaman 75 buku ini, kump
gaya sendiri

arapkan mampu menahan rembesan air akibat perbedaan tinggi energi air

erencanaan menurut KP-02 adalah:

W4

Tabel 3.1. Koefisien Creep ra

Material

45o maka LH ini dianggap sebagai Lv, angka perbandingan C.LH = LV atau LH = 1/3 . LV
Pasir amat halus 8,5 18

asi bendung
pondasi bendung

Pasir halus 7,0 15


Pasir sedang 6,0 --
Pasir kasar 5,0 12
Kerikil halus 4,0 --
Kerikil sedang 3,5 --
Kerikil campur pasir -- 9
Kerikil kasar termasuk batu-batu kecil 3,0 --
Boulder dgn batu-batu kecil dan kerikil kasa 2,5 --
Boulder, batu-batu kecil dan kerikil -- 4a6
Lempung lunak 3,0 --
Lempung sedang 1,8 --
Lempung keras 1,8 --
Lempung sangat keras atau padas 1,6 --

dak dilakukan penyeldikan model


n jaringan aliran

Tabel 3.2. Koefisien kekasaran ( f )


Material Koefisien f
Batuan kompak, tak beraturan 0,80
Batuan sedikit pecah-pecah 0,70
Koral dan pasir kasar 0,40
Pasir 0,30
Lumpur dan lempung perlu penyelidikan

Tekanan air luar (W), adalah tekanan air yang bekerja pada permukaan luar, gaya hidrostatis i
W = ½.ɣw.h2
W = Tekanan air
ɣw = berat jenis air
h = tinggi air
Tekanan air dalam (U) adalah tekanan air yang bekerja pada dasar bendung, dan bekerja kear

penurunan
Px 

V Mo V 6.e
13.000 t   atau t  (1  )
L.B  L.B L.B
18.000 t
dimana:
18.096 = Daya dukung tanah (kg/cm2)
ΣV = Jumlah semua gaya vertikal
16.096 ω = 1/6 bl2dan Mo = ΣMH - ΣMV
L = Panjang dasar bendung terkontrol
16.383 B = Lebar dasar bendung terkontrol
e = Eksetrisitas kern yang terjadi.
17.883

18.243

17.626

19.674

18.500 Lh
0

Px  Wx 0
W
7.5

8
1

bendung atau pintu-pintu

Momen My

Momen My
a
a  2b H
h1 h1 = ( )
ab 3
H
h2 2a  b H
h2 = ( )
b ab 3

1.109

Momen Mx
(ton.m)

0.083
E W1
5.821
W2
0.913 G
W3 W

-0.255
U1
6.563 U2

Gambar 3.28. Diagram gaya bendung menu

gaya sedimen 0.1601524


gaya gempa 3.157
4.715

momen akbat gaya sedimen E y terhadap O 0.53328


momen akbat gaya gempa K y terhadap O 0
momen akbat gaya air terhadap O 6.563
Mx2 + Mx3 Diagram gaya bendung menurut KP-02

My1 Momen gaya G -129.03 ton.m My1


My2 Momen gaya uplid 22.613 My2
Σ MH Momen akibat gaya horizontal at 7.096 MH

4.9

si pembebanan normal S=1,50 dan ekstrem S=1,25

g/cm2, jadi 1& 2 < 2 kg/cm2 aman

hadap gelincir, maka rancang ulang bendung tersebut, kumpulkan 1 minggu lagi.
33 di halaman 75 buku ini, kumpulkan 2 minggu lagi.
Tabel 3.1. Koefisien Creep ratio Lane dan Bligh

C Lane C Bligh
mukaan luar, gaya hidrostatis ini selalu bekerja tegak lurus pada bidang kontak
ar bendung, dan bekerja kearah atas, istilah umumnya sebagai gaya uplift pressure (U)
K

G
W4

U2

m gaya bendung menurut KP-02

Anda mungkin juga menyukai