Anda di halaman 1dari 13

MODUL PERKULIAHAN

SISTEM
PENGENDALIAN
MANAJEMEN

PERILAKU DALAM ORGANISASI

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

03
Ekonomi & Bisnis Akuntasi 32006 DRS.SUHARMADI, AK.MM.M.Si, CA

Abstract Kompetensi
Sesi 3 ini akan membahas Tujuan yang Mahasiswa diharapkan mampu
searah, Faktor-faktor informal yang menjelaskan serta memahami perilaku
mempengaruhi tujuan yang searah, dalam organisasi dan hubungannya
Sistem Pengendalian Formal, Jenis- dengan sistem pengendalian.
jenis Organisasi & Fungsi Controller
dalam Organisasi
MODUL 3
PERILAKU DALAM ORGANISASI

Tujuan Instruksional Khusus

Setelah mempelajari bab ini, Anda akan dapat:

1.Mendefinisikan goal congruence / keselarasan tujuan

2.Memahami faktor-faktor yang mempengaruhi keselarasan tujuan

3.Mengetahui jenis-jenis organisasi

4.Menjelaskan fungsi controller

Materi Pembahasan:

1. Goal congruence / keselarasan tujuan

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi tercapainya keselarasan tujuan

3. Jenis-jenis organisasi

4. Fungsi controller

15 DRS. SUHARMADI, AK. MM, M.Si. CA Pusat Bahan Ajar dan eLearning
2 http://www.mercubuana.ac.id
I. TUJUAN
Meskipun kita sering mengacu pada apa yang disebut sebagai tujuan-tujuan
perusahaan, suatu perusahaan TIDAK PUNYA TUJUAN; hakekatnya perusahaan adalah
satuan artifisial yang tidak punya pikiran maupun kemampuan mengambil keputusan sendiri.
Tujuan perusahaan ditentukan oleh pejabat utama eksekutif (CEO) perusahaan yang
bersangkutan, dengan mempertimbangkan nasihat yang diberikan oleh para manajer senior
lainnya; dan biasanya kemudian diratifikasi oleh dewan direktur.

Profitabilitas

Kapasitas untuk menghasilkan laba ditunjukkan, dalam arti yang luas dan sangat
konsepsional, dalam persamaan yang merupakan produk dari dua rasio :
[(Pendapatan – Pengeluaran) / Pendapatan] x (Pendapatan / Investasi) = ROI

Memaksimalkan Nilai Pemegang Saham

Kita meyakini bahwa dalam rangka mencapai tingkat laba yang memuaskan adalah cara
yang lebh memadai dalam menetapkan tujuan perusahaan.

Ada DUA alasan untuk itu :

1. Istilah “memaksimalkan” artinya adalah selalu ada cara untuk mendapatkan jumlah
maksimum yang dapat dihasilkan oleh sebuah perusahaan.

2. Meskipun usaha mengoptimalkan nilai pemegang saham mungkin menjaditujuan utama,


namun ini bukan berarti merupakan satu-satunya tujuan bagi banyak organisasi.

Risiko

- meraih laba kemauan manajemen untuk mengambil risiko.

- sangat bervariasi

- selalu ada batas maksimum

Pendekatan Multiple Stakeholder

- tiga jenis pasar terlibat dalam perusahaan


- pasar modal
- pasar produk
- pasar faktor

15 DRS. SUHARMADI, AK. MM, M.Si. CA Pusat Bahan Ajar dan eLearning
3 http://www.mercubuana.ac.id
II. KESELARASAN TUJUAN (GOAL CONGRUENCE)

Tujuan utama sistem pengendalian manajemen adalah untuk memastikan (sejauh bisa
ditetapkan) “keterpaduan tujuan” semaksimal mungkin. Dalam proses yang sejajar dengan
tujuan, manusia diarahkan untuk mengambil tindakan yang sesuai dengan kepentingan
pribadi mereka sendir, yang sekaligus juga merupakan kepentingan perusahaan. Sistem
pengendalian yang memadai setidaknya tidak akan mendorong individu untuk bertindak
melawan kepentingan organisasi.

Dalam melakukan evaluasi terhadap praktik-praktik pengendalian manajemen ada DUA


pertanyaan penting yang harus dijawab :

1. Tindakan-tindakan apa yang akan dilakukan oleh individu-individu terkait dalam


mengedepankan kepentingan-kepentingan mereka masing-masing?
2. Apakah tindakan-tindakan tersebut bermanfaat bagiorganisasi perusahaan ?

III. FAKTOR INFORMAL YANG BERPENGARUH PADA PENCAPAIAN KESELARASAN


TUJUAN

Faktor-faktor Eksternal

adalah norma-norma tentang perilaku yang diharapkan di dalam masyarakat, dimana


organisasi perusahaan menjadi bagian daripadanya.

- Norma-norma ini mencakup sikap, yang secara kolektif sering juga disebut sebagai etos
kerja, yang diwujudkan melalui loyalitas pegawai terhadap organisasi, keuletan,
semangat , dan juga kebanggaan yang dimiliki oleh pegawai dalam menjalankan tugas
(dan bukannya sekedar menjalankan tugas secara tepat waktu).

Faktor-faktor Internal

- Budaya

Faktor internal yang terpenting adalah budaya di dalam organisasi itu sendiri, yang
meliputi keyakinan bersama, nilai-nilai hidup yang dianut, norma-norma perilaku serta
asumsi-asumsi yang secara implisit diterima dan yang secara eksplisit dimanifestasikan
di seluruh jajaran organisasi. Norma- norma budaya sangat penting karena hal tersebut
bisa menjelaskan mengapa dua perusahaan dengan system penendalian manajemen
formal yang sama, bervariasi dalam hal pengendalian aktual.

15 DRS. SUHARMADI, AK. MM, M.Si. CA Pusat Bahan Ajar dan eLearning
4 http://www.mercubuana.ac.id
- Gaya manajemen

Faktor internal yang mungkin memiliki dampak yang paling kuat terhadap pengendalian
manajemen adalah gaya manajemen. Biasanya, sikap bawahan mencerminkan apa
yang mereka anggap sebagai sikap atasan mereka, dan sikap para atasan itu pada
akhirnya berpijak pada apa yang menjadi sikap CEO.

- Organisasi informal

Garis-garis dalam bagan organisasi menggambarkan hubungan-hubungan formal yaitu,


pemegang otoritas resmi dan tanggungjawab dari setiap manajer. Kenyataan-kenyataan
yang ditemui selama berlangsungnya proses pengendalian manajemen tidak bisa
dipahami tanpa mengenali arti penting dari hubungan-hubungan yang menyusun di
organisasi yang bersifat informal.

- Persepsi dan Komunikasi

Dalam upaya meraih tujuan-tujuan organisasi, para manajer operasi harus


mengetahui tujuan dan tindakan-tindakan yang harus diambil untuk
mencapainya. Mereka menyerap informasi ini dari berbagai jalur, baik jalur formal
(seperti anggaran dan dokumen resmi lainnya) ataupun jalur informal (seperti
dari bahan obrolan yang tak resmi). Meskipun jalurnya sangat beragam, namun
tidak selalu jelas apa yang sesungguhnya diinginkan oleh pihak manajer senior.

IV. SISTEM PENGENDALIAN YANG BERSIFAT FORMAL

Aturan-aturan

Istilah “aturan-aturan” kita gunakan sebagai seperangkat tulisan yang memuat semua jenis
instruksi dan pengendalian, termasuk didalamnya adalah :

 instruksi-instruksi jabatan,

 pembagian kerja,

 prosedur standar operasi

 panduan-panduan, dan

 tuntunan-tuntunan etis

15 DRS. SUHARMADI, AK. MM, M.Si. CA Pusat Bahan Ajar dan eLearning
5 http://www.mercubuana.ac.id
Aturan-aturan ini bersifat beragam, mulai dari yang sangat remeh hingga aturan yang sangat
penting.

Beberapa jenis aturan bisa dilihat di bawah ini :

- Pengendalian fisik

Pengendalian fisik bisa berupa penjaga keamanan, gudang-gudang yang terkunci,


ruangan besi, password komputer, televisi pengawas.

- Manual-manual

Manual dalam organisasi birokratis jauh lebih rinci dibandingkan dengan aturan di
organisasi lain. Organisasi besar memiliki panduan dan aturan yang lebih banyak
dibandingkan dengan organisasi lain yang lebih kecil. Organisasi yang tersentralisasi
memiliki lebih banyak aturan dibandingkan dengan organisasi yang terdesentralisasi.
Serta organisasi yang memiliki unit –unit yang tesebar secara geografis mempunyai
lebih banyak aturan dibandingkan dengan organisasi yang terpusat secara geografis.

- Pengamanan Sistem

Berbagai pengamanan dirancang ke dalam system pemrosesan informasi untuk


menjamin agar informasi yang mengalir melalui system itu akan bersifat akurat dean
untuk mencegah atau meminimalkan kecurangan.

- Sistem Pengendalian Tugas

Pengendalian tugas didefinisikan sebagai sebagai proses untuk menjamin bahwa tugas-
tugas tertentu dijalankan secara efektif dan efisien.

GAMBAR 1. Proses Kendali secara Formal

15 DRS. SUHARMADI, AK. MM, M.Si. CA Pusat Bahan Ajar dan eLearning
6 http://www.mercubuana.ac.id
V. JENIS-JENIS ORGANISASI

Meskipun kualitas dan ukuran organisasi itu sangat beragam, setidaknya mereka bisa
dikelompokkan ke dalam TIGA (3) kategori umum :

1. Struktur fungsional,

Di dalamnya setiap manajer bertanggungjawab atas fungsi-fungsi yang terspesialisasi


seperti produksi atau pemasaran.

2. Struktur unit bisnis,

Di dalamnya para unit manajer bertanggungjawab atas aktivitas dari masing-masing unit,
dan unit bisnis berfungsi sebagai bagian yang semi-independen dari perusahaan.

3. Struktur matriks.

Di dalamnya uni-unit fungsional memiliki tanggung jawab ganda.

Organisasi-organisasi Fungsional

Alasan dibalik bentuk organisasi fungsional melibatkan gagasan mengenai seorang manajer
yang membawa pengetahuan khusus untuk mengambil keputtusan yang berkaitan dengan
fungsi spesifik, yang berlawanan dengan manajer umum yang kurang memiliki pengetahuan
khusus.

Keuntungan terpenting dari struktur fungsional adalah efisiensi.

Ada sejumlah kelemahan pada struktur fungsional :


1. dalam sebuah organisasi fungsional terdapat AMBIGUITAS dalam menentukan
efektivitas manajer fungsional secara terpisah (seperti manajer produksi dan manager
pemasaran) karena tiap-tiap fungsi tersebut sama-sama memberikan sumbangan pada
hasil akhirnya.

2. jika organisasi teridiri dari beberapa manajer yang bekerja dalam satu fungsi yang pada
gilirannya memberikan laporan ke sejumlah manajer pada level yang lebih tinggi pada
fungsi tersebut, maka terjadilah perselisihan antara para manajer dari fungsi-fungsi
berbeda yang hanya dapat dipecahkan pada tingkat atas, meskipun perselisihan itu
berasal dari level organisasi yang lebih rendah.

3. struktur fungsional tidak memadai untuk diterapkan pada sebuah perusahaan dengan
produk dan pasar yang beragam.

15 DRS. SUHARMADI, AK. MM, M.Si. CA Pusat Bahan Ajar dan eLearning
7 http://www.mercubuana.ac.id
4. Organisasi fungsional cenderung menciptakan “sekat-sekat” bagi tiap fungsi yang
dimilikinya sedemikian rupa sehingga menghambat kemungkinan diadakannya
koordinasi lintas fungsi di bidang-bidang seperti pengembangan produk baru.

GAMBAR 2. Jenis-jenis Organisasi

A. Organisasi Fungsional

B. Organisasi Unit Bisnis

15 DRS. SUHARMADI, AK. MM, M.Si. CA Pusat Bahan Ajar dan eLearning
8 http://www.mercubuana.ac.id
Organisasi Matriks

Keuntungan terpenting dari struktur fungsional adalah efisiensi. Namun, struktur ini juga
memiliki kelemahan:

1. Dalam organisasi fungsional terdapat ketidakjelasan dalam menentukan efektifitas


manajer fungsional secara terpisah, karena tiap-tiap fungsi tersebut sama-sama
memberikan kontribusi pada hasil akhir
2. Jika organisasi terdiri dari beberapa manajer yang bekerja dalam satu fungsi yang
melapor ke beberapa manajer pada tingkat yang lebih tinggi dari fungsi tersebut,
maka perselisihan antar manajer dari fungsi-fungsi berbeda hanya dapat
diselesaikan di tingkat atas, meskipun perselisihan itu berasala dari tingakatan
organisasi yang lebih rendah
3. Struktur fungsional tidak memadai untuk diterapkan pada sebuah perusahaan
dengan produk dan pasar yang beragam.

Unit-unit Bisnis

Bentuk organisasi perusahaan unit bisnis dirancang untutk memecahkan problem-problem


yang terdapat pada struktur organisasi fungsional.
Sebuah unit bisnis yang juga disebut sebagai DIVISI, bertanggungjawab bagi seluruh fungsi
yang ada dalam produksi dan pemasaran sebuah produk.

15 DRS. SUHARMADI, AK. MM, M.Si. CA Pusat Bahan Ajar dan eLearning
9 http://www.mercubuana.ac.id
Keuntungan dari bentuk perusahaan unit bisnis :

 ia bisa berfungsi sebagai tempat pelatihan bagi manajemen secara umum.


 karena unit bisnis ini sangat dekat dengan pasar bagi produk-produknya daripada kantor
pusat, maka manajer unit bisnis biasa membuat keputusan-keputusan produksi dan
pemasaran secara lebih masuk akal daripada yang diputuskan oleh kantor pusat dan
unit bisnis inipun bisa memberikan reaksi terhadap ancaman-ancaman atau peluang
baru secara cepat.

Kerugian dari unit bisnis ini :

 kemungkinan masing-masing unit bisnis menduplikasi sejumlah pekerjaan dalam sebuah


organisasi fungsional, dikerjakan di kantor pusat.
 bahwa perselisihan yang terjadi diantara spesialis fungsional dalam organisasi
perusahaan fungsional digantikan oleh perselisihan diantara unit-unit bisnis dalam
organisasi perusahaan unit bisnis.

Implikasi terhadap Rancangan Sistem

Semua perusahaan akan diorganisasikan ke dalam unit-unit bisnis, jika kemudahan dalam
pengendalian merupakan satu-satunya kriteria. Akan tetapi pengendalian bukan satu-
satunya kriteria.

Seorang perancang sistem harus mencocokkan sistem ke dalam organisasi dan bukan
sebaliknya. Dengan kata lain, meskipun dampak-dampak pengendalian dari berbagai
struktur organisasi harus ditinjau oleh para manajer senior, tetapi begitu pihak manajemen
telah memutuskan bahwa sebuah struktur dinilai paling baik, setelah mempertimbangkan
segala sesuatunya, maka perancang sistem harus menganggap struktur apa adanya. Jika
terlalu antusias pada stu teknik atau teknik lainnya, maka hal essensial sering diabaikan.

VI. FUNGSI-FUNGSI PENGENDALI

Orang yang bertanggungjawab dalam merancang dan mengoperasikan sistem


pengendalian manajemen disebut sebagai kontroler. Di banyak organisasi, jabatan orang ini
adalah chief financial officer (CFO).

Pengendali biasanya menjalankan fungsi-fungsi sebagai berikut :

1. Merancang dan mengoperasikan informasi serta sistem pengendalian.

15 DRS. SUHARMADI, AK. MM, M.Si. CA Pusat Bahan Ajar dan eLearning
10 http://www.mercubuana.ac.id
2. Menyiapkan pernyataan keuangan dan laporan keuangan (termasukk pengembalian
pajak) kepada para pemegang saham dan pihak-pihak eksternal lainnya.

3. Menyiapkan dan menganalisis laporan kinerja, menginterpretasikan laporan-laporan ini


untuk para manajer, menganalisis program dan proposal-proposal anggaran dari
berbagai segmen perusahaan serta mengkonsolidasikannya ke dalam anggaran
tahunan secara keseluruhan.

4. Melakukan supervisi audit internal dan mencatat prosedur-prosedur pengendalian untuk


menjamin validitas informasi, menetapkan pengamanan yang memadai terhadap
pencurian dan kecurangan serta menjalankan audit operasional.

5. Mengembangkan personel dalam organisasi pengendali dan berpartisipasi dalam


pendidikan personel manajemen dalam kaitannya dengan fungsi pengendali.

Relasi ke Jajaran Organisasi


Fungsi pengendalian adalah FUNGSI STAF.
Seorang pengendali barangkali bertanggungjawab untuk mengembangkan dan
menganalisis tolok ukur yang digunakan untuk melakukan pengendalian seerta
merekomendasikan tindakan-tindakan yang diperlukan ke pihak manajemen.

Kontroler tidak membuat ataupun mendorong pihak manajenen untuk mengambil


keputusan. Tanggungjawab untuk menjalankan pengendalian sesungguhnya berasal dari
CEO lalu turun ke bawah melalui jalur organisasi.

Pengendali juga memainkan peranan penting dalam mempersiapkan perencanaan strategis


dan anggaran. Mereka sering diminta untuk melakukan penelitian secara cermat terhadap
laporan kinerja untuk menjamin akurasi dan untuk menarik perhatian jajaran manajer
terhadap pos-pos yang membutuhkan penyelidikan lebih lanjut. Dalam kapasitas ini,
pengendali bertindak seperti layaknya manajer, bedanya ke[utusan mereka bias dibatalkan
oleh manajer, kepada siapa manajer bawahan bertanggungjawab.

Pengendali Unit Bisnis

Dua kemungkinan jenis hubungan pengendali digambarkan sebagai berikut :

15 DRS. SUHARMADI, AK. MM, M.Si. CA Pusat Bahan Ajar dan eLearning
11 http://www.mercubuana.ac.id
GAMBAR 3. Hubungan-hubungan Alternatif Pengendali

Ada sejumlah permasalahan yang ditemui pada masing-masing hubungan ini. Jika
pengendali unit bisnis terutama bekerja untuk manaje\er bisnisnya, ada kemungkinan bahwa
dia tidak akan memberikan laporan yang obyektif mengenai anggaran dan kinerja unit bisnis
kepada manajer senior.

Disisi lain, jika pengendali unit bisnis terutama bekerja untuk pengendali korporat maka
manajer unit bisnis akan memperlakukannya lebih sebagai seorang “mata-mata dari kantor
pusat”, dan bukan sebagai mitra kerja terpercaya.

15 DRS. SUHARMADI, AK. MM, M.Si. CA Pusat Bahan Ajar dan eLearning
12 http://www.mercubuana.ac.id
Daftar Pustaka

1. Anthony, Robert N dan Govindarajan, Vijay . 2007. “Management Control Systems”,


McGrow-Hill Education. Ed. 12.
2. Mulyadi. 2000, Sistem Pengendalian Manajemen.BPFE Yogyakarta.

15 DRS. SUHARMADI, AK. MM, M.Si. CA Pusat Bahan Ajar dan eLearning
13 http://www.mercubuana.ac.id

Anda mungkin juga menyukai