Anda di halaman 1dari 4

Nama : Reyhan Boy Hutasuhut

NIM : 11190183000076
Pengertian Landasan Pengembangan Kurikulum
Landasan pengembangan kurikulum memiliki peranan yang
sangatpenting, sehinga apabila kurikulum diibaratkan sebagai sebuah bangunan
gedung yang tidak mengunakan landasan atau fondasi yang kuat, maka ketika
diterpa angin atau terjadi goncangan, bangunan gedung tersebut akan mudah
roboh. Demikian pula halnya dengan kurikulum, apabila tidak memiliki dasar
pijakan yang kuat, maka kurikulum akan mudah terombang-ambing dan yang
akan di pertaruhkan adalah manusia (peserta didik) yang dihasilkan oleh
pendidikan itu sendiri.
Kurikulum sebagai rancangan pendidikan mempunyai kedudukan yang
sangat strategis dalam seluruh aspek kegiatan pendidikan. Mengingat pentingnya
peranan kurikulum dalam pendidikan dan dalam perkembangan kehidupa
manusia maka dalam penyusunan kurikulum harus mempunyai landasan yang
kokoh dan kuat.
Menurut Soedjiarto “Kurikulum adalah segala pengalaman dan kegiatan belajar
yang direncanakan dan diorganisir untuk diatasi oleh siswa atau mahasiswa untuk
mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan sebagai suatu pendidikan”
dengan demikian landasan pengembangan kurikulum dapat diartikan sebagai
suatu gagasan, asumsi atau prinsip yang menjadi sandaran atau titik tolak dalam
mengembangkan kurikulum.
1. Landasan Filosofis
Filsafat berasal dari bahasa yunani yaitu kata philosophia yaitu philo artinya
cinta,suka,senang dan sophia yang berarti kebaikan,kebijaksanaan atau kebenaran
Secara harfiah filosofis berarti “cinta akan kebijaksanaan”. Orang belajar
berfilsafat agar ia menjadi orang yang mengerti kebajikan dan berbuat secara
bijak,ia harus tahu atau berpengetahuan. Pengetahuan tersebut melalui proses
berpikir yaitu berpikir secara sistematis, logis dan mendalam.
Secara operasional filsafat mengandung dua pengertian, yakni sebagai proses
(berfilsafat) dan sebagai hasil berfilsafat (sistem teori dan pemikiran).
Dalam kaitannya dengan definisi filsafat sebagai proses, socrates mengemukakan
bahwa filsafat adalah cara berfikir secara radikal, menyeluruh,dan mendalam atau
cara berpikir yang mengupas sesuatu sedalam-dalamnya.Menyeluruh mengandung
arti bahwa filsafat bukan hanya sekedarpengertahuan melainkan juga suatu
pandangan yang dapat menembus sampaidibalik pengetahuan itu sendiri.
2. Landasan Psikologis
Landasan psikologis dalam pengembangan kurikulum meliputi faktor-faktor
psikologis yang harus dijadikan dasar pertimbangan dalam pengembangan
kurikulum. Landasan psikologis diperlukan terutama dalam seleksi dan organisasi
bahan pelajaran, menentukan kegiatan belajar yang paling serasi, dan
merencanakan kondisi belajar yang optimal agar tujuan belajar tercapai. Dalam
hubungannya dengan materi pembelajaran, pemilihan dan penentuan materi
pelajaran harus disesuaikan dengan tahap perkembangan peserta didik sehingga
akan fungsional dalam upaya membantu perkembangan dirinya agar proses
pembelajaran dapat berjalan dengan efektif sesuai dengan taraf perkembangan
mereka. Dalam proses pendidikan yang tejadi adalah proses interaksi antar
individu. Manusia berbeda dengan makhluk lainnya karena kondisi psikologisnya.
Kondisi psikologis sebenarnya merupakan karakter psiko-fisik seseorang sebagai
individu yang dinyatakan dalam berbagai bentuk perilaku interaksi dengan
lingkungannya. Dalam pengembangan kurikulum, minimal ada dua landasan
psikologi yang mempengaruhinya, yaitu psikologi perkembangan dan psikologi
belajar.

3. Landasan Sosial Budaya (Sosiologis)


Kurikulum menentukan pelaksanaan dan hasil pendidikan. Dengan pendidikan
diharapkan muncul masyarakat-masyarakat yang tidak asing dengan masyarakat.
Dengan pendidikan diharapkan lahir manusia-manusia yang bermutu, mengerti,
dan mampu membangun masyarakat.oleh sebab itu tujuan, isi, maupun proses
pendidikan harus disesuaikan dengan kondisi, karakteristik, kekeyaan dan
perkembangan masyarakat. “Dengan pendidikan, kita tidak mengharapkan muncul
manusia-manusia yang lain dan asing terhadap masyarakatnya, tetapi manusia
yang lebih bermutu, mengerti, danmampu membangun masyarakatnya. Oleh
karena itu, tujuan, isi, maupun proses pendidikan harus disesuaikan dengan
kondisi, karakteristik kekayaan, dan perkembangan masyarakat tersebut” (Nana
Syaodih Sukmadinata,1997:58).Pendidikan adalah proses sosialisasi melalui
interaksi insani menuju manusia yang berbudaya. Dalam konteks inilah anak didik
dihadapkan dengan budaya manusia, dibina dan dikembangkan sesuai dengan
nilai budayanya, serta dipupuk kemampuan dirinya menjadi manusia.
4. Landasan IPTEK
Ilmu pengetahuan adalah seperangkat pengetahuan yang disusun secara sistematis
yang dihasilkan melalui riset dan penelitian. Sedangkan teknologi adalah aplikasi
dari ilmu pengetahuan untuk memecahkan masalah-masalah dalam kehidupan.
Ilmu dan teknologi tidak bisa dipisahkan.
Seiring dengan perkembangan pikiran manusia, banyak dihasilkan temuan temuan
baru dalam berbagai bidang kehidupan termasuk pendidikan. Mengingat
pendidikan merupakan upaya menyiapkan siswa menghadapi masa depan dan
perubahan masyarakat yang semakin pesat, termasuk didalamnya Ilmu
pengetahuan dan Teknologi maka pengembangan kurikulum haruslah
berlandaskan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi secara langsung berimpliksi
terhadap pengembangan kurikulum yang didalamnya mencakup pengembangan
materi pendidikan, penggunaan strategi dan media pembelajaran serta penggunaan
sistem evaluasi

Prinsip Pengembangan Kurikulum


Prinsip-prinsip yang akan digunakan dalam kegiatan pengembangan kurikulum
pada dasarnya merupakan kaidah-kaidah atau hukum yang akan menjiwai suatu
kurikulum. Oleh karna itu, dalam implementasi kurikulum dalam suatu lembaga
pendidikan sangat mungkin terjadi menggunakan penggunaan prinsip-prinsip
yang berbeda dengan kurikulum yang digunakan lembaga pendidikan lainnya ,
sehingga akan ditemukan banyak sekali prinsip-prinsip yang digunakan dalam
sesuatu pengembangan kurikulum . Sedangkan Asep Henrawan dkk (2002)
mengemukakan lima prinsip dalam pengembangan kurikulum yaitu:
Prinsip relevansi
Secara internal bahwa kurikulum memiliki relevansi di antara komponen-
komponen kurikulum (tujuan, bahan, strategi, organisasi dan evaluasi). Sedangkan
secara eksternal bahwa komponen-komponen tersebutmemiliki relevansi dengan
tuntutan ilmu pengetahuan dan teknologi (relevansi epistomologis), tuntutan dan
potensi peserta didik (relevansi psikologis) serta tuntutan dan kebutuhan
perkembangan masyarakat (relevansi sosilogis).
Prinsip Fleksibilitas
dalam pengembangan kurikulum mengusahakan agar yang dihasilkan memiliki
sifat luwes, lentur dan fleksibel dalam pelaksanaannya, memungkinkan terjadinya
penyesuaian-penyesuaian berdasarkan situasi dan kondisi tempat dan waktu yang
selalu berkembang, serta kemampuan dan latar bekang peserta didik.
Prinsip kontinuitas
Adanya kesinambungan dalam kurikulum, baik secara vertikal, maupun secara
horizontal. Pengalaman-pengalaman belajar yang disediakan kurikulum harus
memperhatikan kesinambungan, baik yang di dalam tingkat kelas, antar jenjang
pendidikan, maupun antara jenjang pendidikan dengan jenis pekerjaan.
Prinsip efisiensi
Mengusahakan agar dalam pengembangan kurikulum dapat mendayagunakan
waktu, biaya, dan sumber-sumber lain yang ada secara optimal, cermat dan tepat
sehingga hasilnya memadai.
Prinsip efektivitas
Mengusahakan agar kegiatan pengembangan kurikulum mencapai tujuan tanpa
kegiatan yang mubazir, baik secara kualitas maupun kuantitas.
Menurut Nana Syaodih (1997: 150-155) Prinsip khusus itu ada 5 yaitu:
- Tujuan Pendidikan
- Pemilihan isi pendidikan
- Proses belajar mengajar
- Pemilihan media dan alat pengajaran
- Pemilihan kegiatan penilaian

Anda mungkin juga menyukai