SALURAN IRIGASI
Disusun Oleh:
Dian Condrowati (17050534001)
Saldi Syahrul Gunawan (17050534016)
Nafiatun Nadiyah (17050534029)
i
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, yang telah
melimpahkan rahmat serta hidayah Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan
Tugas Besar Mata Kuliah Irigasi ini dengan judul “Perencanaan Jaringan dan
Saluran Irigasi” dengan baik. Dalam penyusunan Tugas Akhir ini, penyusun
banyak menerima bimbingan, bantuan dan dorongan yang sangat berarti dari
berbagai pihak khususnya Dra. Indiah Kustini, M.T. selaku dosen pembimbing
mata kuliah Rekayasa Irigasi.
Laporan ini ditulis dan disusun sebagai pelengkap nilai tugas semester
genap. Dengan adanya laporan ini diharapkan mahasiswa dapat lebih mudah
memahami proses atau tahapan dalam perencanaan jaringan serta saluran irigasi.
Besar harapan penyusun semoga laporan ini dapat bermanfaat untuk penyusun
dan pembaca lainnya.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu penulis memohon kritik dan saran maupun
masukan yang membawa kearah perbaikan dan bersifat membangun sangat
penulis harapkan. Semoga Tugas Akhir ini dapat memberikan manfaat bagi
pembaca dan mahasiswa yang lain.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...........................................................................................i
KATA PENGANTAR........................................................................................iii
DAFTAR ISI.......................................................................................................iv
BAB I. PENDAHULUAN.................................................................................1
1.1. Latar Belakang................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah...........................................................................2
1.3. Tujuan dan Manfaat........................................................................2
BAB II. TINJAUAN KEPUSTAKAAN...........................................................3
2.1. Umum...............................................................................................3
2.2 Sistem Irigasi dan Klasifikasi Jaringan Irigasi.................................3
2.3 Kebutuhan Air Irigasi.......................................................................10
2.3.1. Faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Air Tanaman..........10
2.3.2. Kebutuhan Air Tanaman........................................................11
2.3.3. Efisiensi Irigasi.......................................................................18
2.4 Pola Tanam.......................................................................................19
2.5 Kebutuhan Air..................................................................................20
2.5.1. Penyiapan Lahan....................................................................20
2.5.2. Penggunaan Konsumtif..........................................................23
2.5.3. Perkolasi.................................................................................24
2.5.4. Penggantian Lapisan Air........................................................25
2.6 Debit Andalan..................................................................................25
2.6.1. Debit yang dibutuhkan...........................................................26
2.6.2. Debit Saluran..........................................................................26
2.7 Perencanaan Pintu Sorong................................................................27
2.8 Perencanaan Jaringan Irigasi............................................................28
2.8.1. Data yang diperlukan.............................................................28
2.8.2. Perencanaan Jaringan Tersier.................................................28
2.8.3. Perencanaan Jaringan Utama.................................................29
2.8.4. Tahap-Tahap Pelaksanaan Perencanaan.................................30
2.9 Dimensi Saluran...............................................................................30
v
BAB I
PENDAHULUAN
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Umum
Bangunan dan saluran irigasi sudah dikenal orang sejak zaman sebelum
masehi. Hal ini dapat dibuktikan oleh peniggalan sejarah, baik sejarah baik
sejarah nasional maupun sejarah dunia. Keberadaan bangunan tersebut disebabkan
oleh adanya kenyataan bahwa sumber makanan nabati yang disediakan oleh alam
sudah tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan manusia. Segi teknis dari
persoalan pertanian ini menimbulkan permasalahan dari yang paling sederhana
sampai yang paling sulit.
Air tunduk pada hukum gravitasi, sehingga air dapat mengalir melalui
saluran-saluran secara alamiah ke tempat yang lebih rendah. Untuk keperluan
irigasi, dengan cara yang paling sederhanapun telah dapat dicapai hasil yang
cukup memadai. Kemajuan ilmu dan teknologi senantiasa memperluas batas-batas
yang dapat dicapai dalam bidang keirigasian. Manusia mengembangkan ilmu
alam, ilmu fisika dan juga hidrolika yang meliputi statika dan dinamika benda
cair. Semua ini membuat pengetahuan tentang irigasi bertambah lengkap.
4
3) Karena bangunan penangkap air buka bangunan tetap/permanen, maka
umurnya pendek.
b. Jaringan Irigasi Semi Teknis
Pada jaringan irigasi semi teknis, bangunan bendungnya terletak
disungai lengkap dengan pintu pengambilan tanpa bangunan penghukur di
bagian hilirnya. Beberapan bangunan permanen biasanya juga sudah
dibangun di jaringan saluran. Beberapa bangunan permanen biasanya juga
sudah di bangun di jaringan saluran. Sistem pembagian air biasanya serupa
dengan jaringan sederhana ( lihat gambar 2.2.). Bangunan pengambilan
dipakai untuk melayani /mengairi daerah yeng lebih luas daripada daerah
layanan jaringan sederhana.
c. Jaringan Irigasi Teknis
Salah satu prinsip pada jaringan irigasi teknis adalah pemisahan antara
saluran irigasi/pembawa dan saluran pembuang/pemutus. Ini berarti bahwa
baik saluran pembawa maupun pembuang bekerja sesuai dengan fungsinya
masing-masing. Saluran pembawa mengalirkan air irigasi kesawah-sawah
dan saluran pembuang mengalirkan kelebihan air dari sawah-sawah ke
saluran pembuang. (lihat gambar 2.3). Petak tersier menduduki fungsi
sentral dalam jaringan irigasi teknis. Sebuah petak tersier terdiri dari
sejumlah sawah dengan luas keseluruhan yang umumnya berkisar antara 50-
100 ha kadang-kadang sampai 150 ha.
Jaringan saluran tersier dan kuarter mengalirkan air ke sawah.
Kelebihan air ditampung didalam suatu jaringan saluran pembuang tersier
dan kuarter dan selanjutnya dialirkan ke jaringan pembuang sekunder dan
kuarter. Jaringan irigasi teknis yang didasarkan pada prinsip-prinsip diatas
adalah cara pengambilan air yang paling efisien dengan mempertimbangkan
waktu-waktu merosotnya persediaan air serta kebutuhan petani. Jaringan
irigasi teknis memungkinkan dilakukannya pengukuran aliran, pembagian
air irigasi dan pembuangan air lebih secara efisien. Jika petak tersier hanya
memperoleh air pada satu tempat saja dari jaringan utama, hal ini akan
memerlukan jumlah bangunan yang lebih sedikit disaluran primer,
ekspoitasi yang lebih baik dan pemeliharaan yang lebih murah. Kesalahan
dalam pengelolaan air di petak-petak tersier juga tidak akan mempengaruhi
pembagian air dijaringan utama.
Secara singkat, klasifikasi jaringan irigasi dapat dilihat pada tabel 2.1 berikut ini :
Tabel 2.1. Klasifikasi Jaringan Irigasi
Gambar 2.1. Jaringan irigasi sederhana
Gambar 2.2. Jaringan irigasi semi teknis
Gambar 2.3. Jaringan irigasi teknis
2.3. Kebutuhan Air Irigasi
Kebutuhan air irigasi adalah jumlah voleme air yang diperlukan untuk
memenuhi kebutuhan evapontranspirasi. Kehilangan air, kebutuhan air
untuk tanaman dengan memperhatikan jumlah air yang diberikan oleh alam
melalui hujan dan kontribusi air tanah.
Kebutuhan air sawah padi ditentukan oleh faktor-faktor berikut :
a) Penyiapan lahan
b) Penggunaan konsumtif
c) Perkolasi dan rembesan
d) Pergantian lapisan air
e) Curah hujan efektif
Kebutuhan air disawah dinyatakan dalam mm/hari datau lt/dt/ha. Kebutuhan
air belum termasuk efisiensi dijaringan tersier dan utama. Efisiensi dihitung
dalam kebutuhan pengambilan air sungai.
Temperatur 0C 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28 30 32 34 36 38 40
W, pada
Ketinggian (m)
0 0.43 0.46 0.49 0.52 0.55 0.58 0.61 0.64 0.66 0.68 0.71 0.73 0.75 0.77 0.78 0.80 0.82 0.83 0.84 0.85
500 0.45 0.48 0.51 0.54 0.57 0.60 0.62 0.65 0.67 0.70 0.72 0.74 0.76 0.78 0.79 0.81 0.82 0.84 0.85 0.85
1000 0.46 0.49 0.52 0.55 0.58 0.61 0.64 0.66 0.69 0.71 0.73 0.75 0.77 0.79 0.80 0.82 0.83 0.85 0.86 0.87
2000 0.49 0.52 0.55 0.58 0.61 0.64 0.66 0.69 0.71 0.73 0.75 0.77 0.79 0.81 0.82 0.84 0.85 0.86 0.87 0.88
3000 0.52 0.55 0.58 0.61 0.64 0.66 0.69 0.71 0.73 0.75 0.77 0.79 0.81 0.82 0.84 0.85 0.86 0.88 0.88 0.89
4000 0.55 0.58 0.61 0.64 0.66 0.69 0.71 0.73 0.76 0.78 0.79 0.81 0.83 0.84 0.85 0.86 0.88 0.89 0.90 0.90
Sumber: Diktat Kuliah Irigasi, Sujarwadi
Tabel 2.4 Tabel dalam gambar sebagai fungsi temperatur udara rata-rata
(0C)
Temperatur 0C 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
ea (m bar) 6,1 6,6 7,1 7,6 8,1 8,7 9,3 10,0 10,7 11,5 12,3 13,1 14,0 15,0 16,1 17,0 18,2 19,4 20,6 22,0
Temperatur 0C 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39
ea (m bar) 23,4 24,9 26,4 28,1 29,8 31,7 33,6 35,7 37,8 40,1 42,4 44,9 47,6 50,3 53,2 56,2 59,4 62,8 66,3 69,9
Sumber: Diktat Kuliah Irigasi, Sujarwadi
Tabel 2.5 Harga dari F(U) = 0,27x(1 + U2 /100) pada tinggi 2 meter
dinyatakan dalam km/hari
Angin
km/hari 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90
- 0,30 0,32 0,35 0,38 0,41 0,43 0,46 0,49 0,51
100 0,54 0,57 0,59 0,62 0,65 0,68 0,70 0,73 0,76 0,78
200 0,81 0,84 0,86 0,89 0,92 0,95 0,97 1,00 1,03 1,05
300 1,08 1,11 1,13 1,16 1,19 1,22 1,24 1,27 1,30 1,32
400 1,35 1,38 1,40 1,43 1,46 1,49 1,51 1,54 1,57 1,59
500 1,62 1,65 1,67 1,70 1,73 1,76 1,78 1,81 1,84 1,86
600 1,89 1,92 1,94 1,97 2,00 2,03 2,05 2,08 2,11 2,13
700 2,16 2,19 2,21 2,24 2,27 2,30 2,32 2,35 2,38 2,40
800 2,43 2,46 2,48 2,51 2,54 2,57 2,59 2,62 2,65 2,67
900 2,70
Sumber: Diktat Kuliah Irigasi, Sujarwadi
0
50 17,5 14,7 10,9 7,0 4,2 3,1 3,5 5,5 8,9 12,9 16,5 18,2
0
48 17,6 14,9 11,2 7,5 4,7 3,5 4,0 6,0 9,3 13,2 16,6 18,2
0
46 17,7 15,1 11,5 7,9 5,2 4,0 4,4 6,5 9,7 13,4 16,7 18,3
0
44
0 17,8 15,3 11,9 8,4 5,7 4,4 4,9 6,9 10,2 13,7 16,7 18,3
42
17,8 15,5 12,2 8,8 6,1 4,9 5,4 7,4 10,6 14,0 16,8 18,3
0
40
0
38 17,9 15,7 12,5 9,2 6,6 5,3 5,9 7,9 11,0 14,2 16,9 18,3
0
36 17,9 15,8 12,8 9,6 7,1 5,8 6,3 8,3 11,4 14,4 17,0 18,3
0
34 17,9 16,0 13,2 10,1 7,5 6,3 6,8 8,8 11,7 14,6 17,0 18,2
0
32 17,8 16,1 13,5 10,5 8,0 6,8 7,2 9,2 12,0 14,9 17,1 18,2
0
17,8 16,2 13,8 10,9 8,5 7,3 7,7 9,6 12,4 15,1 17,2 18,1
30
0
28 17,8 16,4 14,0 11,3 8,9 7,8 8,1 10,1 12,7 15,3 17,3 18,1
0
26
0 17,7 16,4 14,3 11,6 9,3 8,2 8,6 10,4 13,0 15,4 17,2 17,9
24
0 17,6 16,4 14,4 12,0 9,7 8,7 9,1 10,9 13,2 15,5 17,2 17,8
22
17,5 16,5 14,6 12,3 10,2 9,1 9,5 11,2 13,4 15,6 17,1 17,7
0
17,4 16,5 14,8 12,6 10,6 9,6 10,0 11,6 13,7 15,7 17,0 17,5
20
0
18
0 17,3 16,5 15,0 13,0 11,0 10,0 10,4 12,0 13,9 15,8 17,0 17,4
16
0 17,1 16,5 15,1 13,2 11,4 10,4 10,8 12,3 14,1 15,8 16,8 17,1
14
0 16,9 16,4 15,2 13,5 11,7 10,8 11,2 12,6 14,3 15,8 16,7 16,8
12
16,7 16,4 15,3 13,7 12,1 11,2 11,6 12,9 14,5 15,8 16,5 16,6
0 16,6 16,3 15,4 14,0 12,5 11,6 12,0 13,2 14,7 15,8 16,4 16,5
10
0
8
0
6 16,4 16,3 15,5 14,2 12,8 12,0 12,4 13,5 14,8 15,9 16,2 16,2
0
4
0 16,4 16,1 15,5 14,4 13,1 12,4 12,7 13,7 14,9 15,8 16,0 16,0
2
0 15,8 16,0 15,6 14,7 13,4 12,8 13,1 14,0 15,0 15,7 15,8 15,7
0
15,5 15,8 15,6 14,9 13,8 13,2 13,4 14,3 15,1 15,6 15,5 15,4
15,3 15,7 15,7 15,1 14,1 13,5 13,7 14,5 15,2 15,5 15,3 15,1
15,0 15,5 15,7 15,3 14,4 13,9 14,1 14,8 15,3 15,4 15,1 14,8
Sumber: Diktat Kuliah Irigasi, Sujarwadi
Tabel 2.8. Parameter Besarnya Kemiringan
Talud (m)
1) Efisiensi Pengaliran
Jumlah air yang dilepaskan dari bangunan sadap ke areal irigasi
mengalami kehilangan air selama pengalirannya. Kehilangan air ini
menentukan besarnya efisiensi pengaliran.
EPNG = (Asa/Adb) x 100%
Dengan :
EPNG = Efisiensi pengaliran
Asa = Air yang sampai di irigasi
Adb = Air yang diambil dari bangunan sadap
2) Efisiensi Pemakaian
Efisiensi pemakaian adalah perbandingan antara air yang dapat
ditahan pada zone perakaran dalam periode pemberian air, dengan air yang
diberikan pada areal irigasi.
EPMK = (Adzp/Asa) x 100%
Dengan :
EPMK = Efisiensi pemakai
Adzp = Air yang dapat ditahan pada zone
perakaran Asa = Air yang diberikan ( sampai )
diareal irigasi
3) Efisiensi Penyimpanan
Apabila keadaan sangat kekurangan jumlah air yang dibutuhkan untuk
mengisi lengas tanah pada zone perakaran adalah Asp (air tersimpan penuh)
dan air yang diberikan adalah Adk maka efisiensi penyimpanan adalah
EPNY = (Adk/Asp) x 100%
Dengan :
EPNY = Efisiensi
penyimpanan Asp = Air
yang tersimpan Adk = Air
yang diberikan
Sesungguhnya jenis efisiensi tidak terbatas seperti tertulis diatas
karena nilai efisiensi dapat pula terjadi pada saluran primer, bangunan bagi,
saluran sekunder dan sebagainya. Secara prinsip nilai efisiensi adalah :
EF Abdk Ahl Adbk x 100%
Dengan :
EF = Efisiensi
Adbk = Air yang
diberikan Ahl = Air yang
hilang
2) Sistem Golongan
Untuk memperoleh tanaman dengan pertumbuhan yang optimal guna
mencapai produktifitas yang tinggi, maka penanaman harus memperhatikan
pembagian air secara merata ke semua petak tersier dalam jaringan irigasi.
Sumber air tidak selalu dapat menyediakan air irigasi yang dibutuhkan, sehingga
harus dibuat rencana pembagian air yang baik, agar air yang tersedia dapat
digunakan secara merata dan seadil-adilnya. Kebutuhan air yang tertinggi untuk
suatu petak tersier adalah Qmax, yang didapat sewaktu merencanakan seluruh
sistem irigasi. Besarnya debit Q yang tersedia tidak tetap, bergantung pada
sumber dan luas tanaman yang harus diairi. Pada saat-saat dimana air tidak cukup
untuk memenuhi kebutuhan air tanaman dengan pengaliran menerus, maka
pemberian air tanaman dilakukan secara bergilir. Dalam musim kemarau dimana
keadaan air mengalami kritis, maka pemberian air tanaman akan
diberikan/diprioritaskan kepada tanaman yang telah direncanakan.
Eo + P T = 30 hari T = 45 hari
mm / S = 250 S = 300 S = 250 S = 300
hari mm mm mm mm
5 12,7 8,4 9,5
5,5 11,1 13 8,8 9,8
6 11,4 13,3 9,1 10,1
6,5 11,7 13,6 9,4 10,4
7 12 13,9 9,8 10,8
7,5 12,3 14,2 10,1 11,1
8 12,6 14,5 10,5 11,4
8,5 13 14,8 10,8 11,8
9 13,3 15,2 11,2 12,1
9,5 13,6 15,5 11,6 12,5
10 14 15,8 12 12,9
10,5 14,3 16,2 12,4 13,2
11 14,7 16,5 12,8 13,6
15
Sumber : KP – 01, tahun 1986
2.5.3. Perkolasi
Perkolasi adalah gerakan air ke bawah dari zona tidak jenuh yang terletak
di antara permukaan sampai ke permukaan air tanah (zona jenuh). Karena belum
ada pengukuran secara langsung di lapangan, maka besarnya perkolasi yang
terjadi pada masing-masing lokasi daerah irigasi adalah berbeda. Besarnya
perkolasi masing-masing daerah itu diambil berdasarkan jenis tanah di daerah
tersebut.
Laju perkolasi sangat tergantung kepada sifat-sifat tanah. Pada tanah
lempung berat dengan karakteristik pengolahan yang baik, laju perkolasi dapat
mencapai 1-3 hari. Pada tanah-tanah yang lebih ringan, lau perkolasi bisa lebih
tinggi. Dari hasil-hasil penyelidikan tanah pertanian dan penyelidikan kelulusan,
besarnya laju perkolasi serta tingkat kecocokan tanah untuk pengolahan tanah
tinggi muka air tanah juga harus diperhitungkan. Perembesan terjadi akibat
meresapnya air melalui tanggul sawah.
2.5.4. Penggantian Lapisan Air
Penggantian lapisan air dilakukan setelah pemupukan. Penggantian lapisan
air dilakukan menurut kebutuhan. Jika tidak ada penjadwalan semacam itu,
lakukan penggantian sebanyak 2 kali, masing-masing 50 mm (atau 3,3 mm/hari
selama 1/2 bulan) selama sebulan dan dua bulan setelah transplantasi.
a. Saluran
Primer
A x NFR
Q=
Eff primer x Eff sekunder x Eff tersier
b. Saluran Sekunder
A x NFR
Q=
Eff sekunder x Eff tersier
c. Saluran Tersier
A x NFR
Q=
Eff tersier
Dimana :
Q = Debit saluran (m3 / dt)
A = Luas daerah yang dialiri (ha)
NFR = Kebutuhan air tanaman di sawah (lt / dt / ha)
Eff = Efisiensi irigasi
a. Bendung diberi nama sesuai dengan nama desa terpenting yang dekat
dengan tempat pengambilan airnya.
b. Saluran induk diberi nama sesuai dengan nama desa yang mendapat
layanan air irigasi dari saluran induk tersebut.
c. Saluran sekunder diberi nama sesuai dengan nama desa yang mendapat
layanan air irigasi dari saluan tersebut.
d. Bangunan bagi/sadap di sebelah hulunya ditambah indeks 1, 2, 3, dan
seterusnya.
e. Bangunan persilangan seperti gorong-gorong, talang, bangunan terjun
dan sebagainya diberi nama sesuai dengan nama ruas saluran di mana
bangunan itu terletak dan ditambah dengan indeks a, b, c, dan seterusnya.
f. Petak tersier diberi nama sesuai dengan nama bangunan sadap di tempat
air tersebut diambil dan diberi kode kanan, kiri atau tengah.
2. Menghitung luas tiap petak tersier.
Menghitung luas petak tersier dimaksudkan untuk kemudian dapat dihitung
kebutuhan air untuk setiap petak tersier, sehingga dapat ditentukan dimensi
saluran tersier.
3. Menghitung kebutuhan air di petak sekunder.
4. Menghitung debit andalan sungai.
5. Mendimensi saluran.
1.
M.A.N
w
h
(b m) h
2. w (b+m.h)h 1 m2 b 2h1 m2
b+2h
M.A.N h
m
1
m.h
3. 2 1 m2
2h 1 m2
m.h2
w
h
h
4.
¼ (1- sin θ/ θ)d
½.θ.d
1/8 (θ-sin
θ)d2
d M.A.N θ
h h
h
DATA KLIMATOLOGI
Data : Temperatur Maksimum
Bulan Temperatur Maksimum
Tahun Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agust Sep Okt Nop Des
2005 31,3 33,6 32,1 33,6 32,5 31,3 32,4 31,8 32,3 32,7 32,4 33,3
2006 31,4 33,7 31,5 32,5 33,1 33,5 32,2 32,4 32,7 31,0 33,2 30,7
2007 31,6 32,9 32,6 32,9 33,9 32,7 33,1 33,2 33,4 32,1 34,1 33,6
2008 32,4 33,1 31,8 31,5 31,2 32,5 33,5 32,5 33,5 32,5 30,6 32,5
2009 33,1 31,2 33,1 31,2 31,6 31,6 30,8 33,6 30,8 31,2 32,1 33,1
2010 33,2 33,2 33,2 32,9 34,0 31,5 31,5 32,9 31,5 32,5 34,0 32,6
2011 32,7 32,4 32,7 32,2 32,5 32,6 33,4 31,2 33,4 33,1 32,5 34,0
2012 31,6 31,6 32,8 33,3 33,6 32,8 33,6 30,9 33,6 32,6 33,6 31,2
2013 31,2 33,2 31,2 34,1 31,9 32,0 33,3 32,1 33,3 30,9 31,8 32,8
2014 32,4 32,8 33,2 31,2 30,4 31,1 31,2 33,8 31,2 31,2 30,1 32,7
Min 31,2 31,2 31,2 31,2 30,4 31,1 30,8 30,9 30,8 30,9 30,1 30,7
Max 33,2 33,7 33,2 34,1 34,0 33,5 33,6 33,8 33,6 33,1 34,1 34,0
Rata-rata 32,09 32,77 32,42 32,54 32,47 32,16 32,50 32,44 32,57 31,98 32,44 32,65
34
Tabel 3.2. Tabel Temperatur Minimum Stasiun I
Min 20,3 20,0 20,1 20,6 20,3 20,1 20,3 20,5 21,3 20,1 20,1 20,4
Max 25,1 22,5 23,6 26,1 24,3 24,0 23,9 23,6 23,9 23,9 23,8 24,9
Rata-rata 22,45 21,46 21,47 23,25 21,72 21,82 22,30 21,86 22,80 22,16 21,88 22,10
DATA KLIMATOLOGI
Data : Perhitungan Temperatur Rata-
rata
Bulan Temperatur Rata-rata
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agust Sept Okt Nov Des
Min 20,30 20,00 20,10 20,60 20,30 20,10 20,30 20,50 21,30 20,10 20,10 20,40
Max 33,20 33,70 33,20 34,10 34,00 33,50 33,60 33,80 33,60 33,10 34,10 34,00
Rerata 26,75 26,85 26,65 27,35 27,15 26,80 26,95 27,15 27,45 26,60 27,10 27,20
DATA KLIMATOLOGI
Data : Rata-rata Penyinaran Matahari (%)
Bulan Rata-rata Penyinaran Matahari (% )
Tahun Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agust Sep Okt Nop Des
2005 32,2 36,5 36,5 45,6 32,5 48,9 31,5 48,2 31,2 45,3 24,7 35,2
2006 45,6 41,3 45,2 45,2 30,9 36,7 30,9 36,7 30,0 48,6 26,8 43,2
2007 47,3 32,1 41,3 41,3 30,9 36,7 30,0 48,6 48,6 26,8 23,9 35,6
2008 43,0 39,0 39,5 40,6 42,3 29,8 31,9 26,5 26,5 23,9 26,7 43,2
2009 47,3 32,1 41,3 41,3 41,7 25,1 34,5 23,9 23,9 26,7 23,9 23,8
2010 43,0 39,0 39,5 40,6 42,3 29,8 31,9 26,5 26,5 23,9 26,7 23,8
2011 42,0 32,5 36,2 38,9 41,7 25,1 34,5 23,9 23,9 26,7 35,2 27,8
2012 42,0 32,5 36,2 38,9 46,3 26,9 32,7 24,8 24,8 35,2 35,2 29,3
2013 32,9 8,0 31,2 48,0 46,3 26,9 32,7 24,8 24,8 35,2 38,7 27,8
2014 25,9 40,6 36,9 26,5 30,0 26,4 42,9 40,0 40,2 42,3 31,6 29,3
Min 25,9 8,0 31,2 26,5 30,0 25,1 30,0 23,9 23,9 23,9 23,9 23,8
Max 47,3 41,3 45,2 48,0 46,3 48,9 42,9 48,6 48,6 48,6 38,7 43,2
Rata-rata 40,12 33,36 38,38 40,69 38,49 31,23 33,35 32,39 30,04 33,46 29,34 31,90
DATA KLIMATOLOGI
Data : Kelembaban Maksimum
Bulan Kelembaban Maksimum
Tahun Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agust Sep Okt Nop Des
2005 93 89 96 84 86 89 93 92 93 98 93 95
2006 98 94 86 92 82 87 89 95 89 97 91 92
2007 98 94 86 93 85 81 85 89 97 91 94 94
2008 97 93 89 97 86 80 82 85 94 94 97 86
2009 91 97 85 94 87 91 80 86 85 97 92 95
2010 90 98 81 97 86 80 82 87 86 92 97 86
2011 89 97 85 94 87 91 80 86 85 97 92 95
2012 86 98 81 88 81 94 87 87 86 92 85 82
2013 89 82 87 88 81 94 87 88 81 85 85 82
2014 86 82 87 89 93 96 85 87 80 87 86 95
Min 86 82 81 84 81 80 80 85 80 85 85 82
Max 98 98 96 97 93 96 93 95 97 98 97 95
Rata-rata 91,70 92,40 86,30 91,60 85,40 88,30 85,00 88,20 87,60 93,00 91,20 90,20
DATA KLIMATOLOGI
Data : Kelembaban Minimum
Bulan Kelembaban Minimum
Tahun Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agust Sep Okt Nop Des
2005 71 67 56 65 59 63 54 56 61 58 65 62
2006 52 65 59 63 54 56 65 60 56 54 56 63
2007 53 68 54 60 56 56 53 61 52 61 53 65
2008 67 70 62 56 50 52 50 52 52 61 53 65
2009 53 63 63 54 52 59 52 59 53 62 52 60
2010 67 70 62 56 50 52 50 52 52 61 53 65
2011 64 63 63 54 52 59 52 59 53 62 52 60
2012 64 56 56 58 58 58 58 58 58 54 50 52
2013 57 56 56 58 58 58 58 58 58 5 50 52
2014 64 59 59 59 53 57 53 57 54 62 60 53
Max 71 70 63 65 59 63 65 61 61 62 65 65
Min 52 56 54 54 50 52 50 52 52 5 50 52
Rata-rata 61,20 63,70 59,00 58,30 54,20 57,00 54,50 57,20 54,90 54,00 54,40 59,70
DATA KLIMATOLOGI
Perhitungan Kelembaban Relatif (%)
Bulan Kelembaban Relatif (% )
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agust Sept Okt Nov Des
RH %
M in 52,00 53,00 52,00 56,00 54,00 54,00 50,00 52,00 50,00 5,00 50,00 52,00
M ax 98,00 98,00 96,00 97,00 93,00 96,00 93,00 95,00 97,00 98,00 97,00 95,00
Rerata 75,00 75,50 74,00 76,50 73,50 75,00 71,50 73,50 73,50 51,50 73,50 73,50
DATA KLIMATOLOGI
Data : Rata-rata Kecepatan Angin
(Km/Jam)
Bulan Rata-rata Kecepatan Angin (Km/jam)
Tahun Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agust Sep Okt Nop Des
2005 2,3 11,2 13,6 12,3 4,9 5,4 14,5 2,3 11,2 10,3 8,5 10,3
2006 8,2 10,3 14,5 9,5 11,2 6,7 13,5 3,2 10,3 12,4 6,1 9,5
2007 10,3 9,2 13,5 3,2 10,3 12,4 6,1 9,5 11,2 13,6 11,2 11,3
2008 8,2 10,3 10,2 4,6 10,2 13,6 11,2 8,5 13,2 12,4 6,1 9,5
2009 10,3 9,2 13,5 3,2 10,3 12,4 6,1 9,5 11,2 13,6 11,2 11,3
2010 10,6 8,0 10,2 4,6 10,2 13,6 11,2 8,5 13,2 9,5 10,3 8,6
2011 10,6 8,0 12,8 8,9 10,6 9,5 10,3 12,3 15,6 9,5 10,3 8,6
2012 11,0 12,3 12,8 8,9 10,6 9,5 10,3 12,3 15,6 8,9 5,2 6,5
2013 12,3 11,3 14,9 5,9 9,8 8,9 5,2 7,5 2,3 8,6 6,1 7,3
2014 15,9 2,3 9,8 7,5 2,3 8,6 6,1 10,2 2,6 9,7 3,0 10,9
Min 2,3 2,3 9,8 3,2 2,3 5,4 5,2 2,3 2,3 8,6 3,0 6,5
Max 15,9 12,3 14,9 12,3 11,2 13,6 14,5 12,3 15,6 13,6 11,2 11,3
Rata-rata 9,97 9,21 12,58 6,86 9,04 10,06 9,45 8,38 10,64 10,85 7,80 9,38
52
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Rn = Rns – Rn1
= 5,426 – 0,744
= 4,683 mm/hari
U = 9,10 km/jam
U2 = (U x 1000) : 3600
= (9,10 x 1000) : 3600
= 2,528 m/dtk
Nilai C berdasarkan 7 kali interpolasi dari tabel 2.6. adalah sebagai berikut :
Interpolasi untuk Rhmax = 60 %
2,528 0
a. 0,98 1 0,98 0,997
3 0
2,528 0
b. 1,05 1,11 1,05 1,101
3 0
6,783 6
c. 0,997 1,101 0,997 1,096
9 6
Interpolasi untuk Rhmax = 90 %
2,528 0
a. 1,06 1,10 1,06 1,094
3 0
2,528 0
b. 1,10 1,27 1,10 1,243
3 0
6,783 6
c. 1,094 1,243 1,094 1,133
9 6
Interpolasi untuk Rhmax = 75 %
79,75 60
a. 1,024 1,133 1,024 1,096
90 60
Sehingga nilai C adalah 1,095
Eto = C(W. Rn + (1 – W). f(U). (ea-ed))
= 1,096 . ((0,765 . 4,683) + (0,235 . 0,860 . (35,070 – 27,968)))
= 5,497 mm/hari
57
4.2. Perhitungan Curah Hujan Efektif Pada Tanaman
Perhitungan curah hujan efektif ini diambil dari harga curah hujan bulanan
dari stasiun pencatat hujan yakni BMKG Stasiun Metro dan Stasiun Dmraman
Semarang. Data yang digunakan adalah data hujan selama 10 tahun dari tahun
2005 – 2014.
Langkah perhitungan nya adalah sebagai berikut :
1. Untuk mendapatkan tahun dasar perencanaan dari curah hujan diurutkan
dari nilai terkecil sampai nilai yang terbesar. Berikut tabel urutan rangking
jumlah curah hujan bulan Januari.
Tabel 4.2. Rangking Jumlah Curah Hujan Bulanan Pada Bulan Januari
No Tahun Januari
1 2013 36,00
2 2008 44,00
3 2006 45,00
4 2009 48,00
5 2011 50,00
6 2005 53,40
7 2007 55,50
8 2010 57,00
9 2014 60,40
10 2012 68,00
2. Berdasarkan metode R80 dan R50 yang telah dijelaskan sebelum nya, maka :
n
a. Tanaman Padi, (R80) 1
= 5
10
= 1= 3
5
Jadi data yang dipergunakan untuk perhitungan hujan efektif tanaman padi adalah
tahun urutan ke 3 dari tabel 4.2. yakni tahun 2006.
58
3. Perhitungan curah hujan efektif tanaman padi pada bulan Januari 2006
adalah sebagai berikut :
a) 15 harian I :
R80 = 9+3,3+17+0,8+0,6+10
= 40,60 mm/hari
Re = 1/15 x 70% x R80
= 1/15 x 70% x 40,60
= 1,895 mm/hari
b) 15 harian II :
R80 = 11,8+6,3+23,3+6,9+1+9+13,5
= 71,60 mm/hari
Re = 1/15 x 70% x R80
= 1/15 x 70% x 71,60
= 3,341 mm/hari
4. Perhitungan curah hujan efektif tanaman palawija pada bulan januari 2005
adalah sebagai berikut :
a) 15 harian I :
R50 = 0,4+0,3+7+4,9+3,5+2,1+7,5+13,3
= 38,80 mm/hari
Re = 1/15 x 70% x R50
= 1/15 x 70% x 38,80
=1,811 mm/hari
b) 15 harian II :
R50 = 7+26,7+2+10,3+12,5+2+0,9+2,3
= 63,60 mm/hari
Re = 1/15 x 70% x R50
= 1/15 x 70% x 63,60
= 2,968 mm/hari
Untuk perhitungan selanjutnya disajikan dalam bentuk table 4.3. berikut :
Tabel 4.3 Data Jumlah Curah Hujan Bulanan (mm) Tahun 2005 – 2014
No Tahun Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des
1 2005 112,20 60,00 60,20 180,20 88,00 80,30 36,70 82,50 47,00 60,00 81,50 42,60
2 2006 102,40 53,20 90,00 34,00 79,30 37,00 118,00 180,05 25,00 128,60 54,30 40,00
3 2007 55,50 28,70 78,40 32,00 239,45 81,70 35,00 16,00 32,00 27,20 44,00 67,00
4 2008 44,00 128,65 54,00 136,60 36,00 15,00 19,50 68,70 79,00 213,50 91,00 35,00
5 2009 48,00 73,95 45,00 37,00 118,00 90,90 105,75 60,00 129,00 44,00 75,00 132,00
6 2010 57,00 71,00 82,00 80,00 83,00 55,00 28,00 43,00 186,00 88,00 63,00 104,00
7 2011 50,00 74,00 233,00 53,00 34,00 70,00 50,00 36,00 51,00 67,00 112,00 129,00
8 2012 68,00 60,30 194,75 196,70 79,30 70,00 48,70 155,95 62,00 55,60 226,80 62,00
9 2013 36,00 22,00 91,00 69,00 60,00 33,00 111,75 68,70 79,00 49,50 210,35 115,56
10 2014 60,40 88,90 41,00 65,50 71,30 28,80 43,70 42,20 62,60 102,00 60,20 154,30
Jumlah 633,50 660,70 969,35 884,00 888,35 561,70 597,10 753,10 752,60 835,40 1018,15 881,46
Rata-Rata 63,35 66,07 96,94 88,40 88,84 56,17 59,71 75,31 75,26 83,54 101,82 88,15
60
Rangking Data Curah Hujan Per Bulannya Dari 10 Tahun Pengamatan
Tabel 4.4. Bulan Januari Tabel 4.5. Bulan Februari
No Tahun Januari No Tahun Februari
1 2013 36,00 1 2013 22,00
2 2008 44,00 2 2007 28,70
3 2006 45,00 3 2008 48,00
4 2009 48,00 4 2006 53,20
5 2011 50,00 5 2005 60,00
6 2005 53,40 6 2009 60,30
7 2007 55,50 7 2012 60,30
8 2010 57,00 8 2010 71,00
9 2014 60,40 9 2011 74,00
10 2012 68,00 10 2014 88,90
61
Tabel 4.10. Bulan Juli Tabel 4.11. Bulan Agustus
No Tahun Juli No Tahun Agustus
1 2008 19,50 1 2007 16,00
2 2010 28,00 2 2011 36,00
3 2013 33,00 3 2006 37,00
4 2007 35,00 4 2014 42,20
5 2005 36,70 5 2010 43,00
6 2009 38,00 6 2012 54,00
7 2014 43,70 7 2009 60,00
8 2012 48,70 8 2008 68,70
9 2011 50,00 9 2013 68,70
10 2006 118,00 10 2005 82,50
Ket :
Urutan ke-3 adalah R80 ( Untuk Padi )
Urutan ke-6 adalah R50 ( Untuk Palawija )
Tabel 4.16. Jumlah Curah Hujan Tengah Bulanan Tanaman Padi Periode 15 Hari I
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des
Tanggal
2006 2008 2012 2008 2007 2007 2013 2006 2009 2008 2012 2013
1 - - - 7,0 7,3 - 6,5 4,7 5,0 - 17,5 1,2
2 9,0 - - - - - - - - 4,6 20,0 15,1
3 - - 7,0 - - - - - 4,5 1,0 10,0 -
4 - - 3,1 8,6 - 7,5 1,0 - - - 2,5 4,0
5 - - - 4,8 5,5 - 9,3 - - - 3,2 7,6
6 - 8,5 4,1 - 37,6 - 3,5 - 10,5 2,6 2,0 3,6
7 3,3 3,6 12,2 6,4 14,6 14,9 16,5 - 11,5 19,8 21,0 25,6
8 - 16,5 - - 2,1 - - 0,7 2,0 9,7 4,4 22,9
9 - 4,2 15,2 11,7 1,8 6,0 15,6 - 18,0 5,7 - -
10 17,0 - - 3,5 20,5 - - 5,0 - - 1,5 -
11 0,8 15,5 - - 11,5 - - - - 7,3 7,0 5,0
12 - 11,5 14,5 4,5 23,5 - - 17,0 - 14,5 2,8 4,2
13 0,6 2,6 26,5 - 5,6 - 9,8 5,0 16,0 3,1 11,5 -
14 - 2,5 3,5 7,0 1,1 - 8,7 0,6 - 12,3 - 19,5
15 10,0 - 7,3 - 10,9 13,0 3,5 4,0 6,5 1,0 4,5 1,6
Jumlah 40,6 64,8 93,4 53,5 141,8 41,3 74,3 37,0 74,0 81,4 107,8 110,1
Re 1,89 3,02 4,36 2,49 6,62 1,93 3,47 1,72 3,45 3,80 5,03 5,14
Sumber : Analisis Perhitungan kelompok kami
63
Tabel 4.17. Jumlah Curah Hujan Tengah Bulanan Tanaman Padi Periode 15 Hari II
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des
Tanggal
2006 2008 2012 2008 2007 2007 2013 2006 2009 2008 2012 2013
16 - 5,8 - 5,0 12,0 12,0 9,5 - - 23,0 - -
17 11,8 - - 16,5 1,8 1,8 - 9,3 0,5 20,5 30,9 0,6
18 6,3 - 1,5 - 1,5 1,5 - - - - 24,0 9,2
19 23,3 1,3 5,6 - - - 12,0 18,5 - 15,0 - 8,6
20 6,9 - - 12,8 3,5 3,5 - - 1,5 2,0 10,5 2,0
21 - 24,0 7,5 5,3 - - - - 2,0 5,8 - -
22 - 6,0 - 0,8 - - - 16,5 4,5 10,3 7,0 9,7
23 1,0 19,3 - 17,5 3,3 3,3 6,5 - 12,0 5,8 11,5 7,0
24 9,0 - 4,9 1,2 7,6 7,6 - - - - - 3,3
25 13,5 3,5 21,5 9,0 - - 8,5 - 5,5 6,6 10,9 -
26 - - 30,0 - 3,6 3,6 - 4,8 7,5 9,8 - 1,8
27 - 2,8 0,5 7,0 - - - 1,3 - 4,9 4,9 5,0
28 - 1,3 - 4,0 - - - 20,6 21,5 - 12,0 18,5
29 - - 11,0 4,3 - - - - - 24,8 0,9 20,5
30 - - 4,0 - 7,2 7,2 - 9,5 - 3,3 6,5 12,0
31 - - 15,0 - - - 1,0 - - 0,7 - 20,0
Jumlah 71,6 63,9 101,4 83,2 40,4 40,4 37,5 80,4 55,0 132,2 119,1 118,0
Re 3,34 2,98 4,73 3,88 1,89 1,89 1,75 3,75 2,57 6,17 5,56 5,51
Sumber : Analisis Perhitungan kelompok kami
Tabel 4.18. Jumlah Curah Hujan Tengah Bulanan Tanaman Palawija Periode 15 Hari I
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des
Tanggal
2005 2009 2011 2012 2009 2009 2009 2012 2010 2006 2013 2014
1 - - 5,8 0,8 20,5 - - 16,0 26,5 11,0 18,2 -
2 - - 8,5 16,0 - - - - - - 13,1 -
3 0,4 - - 2,0 - - - - 4,5 - 3,5 1,3
4 - - 34,0 - - 10,2 - 19,5 - - 12,1 11,9
5 0,3 - 6,5 - - 1,0 - 10,0 28,3 11,3 4,9 11,5
6 7,0 0,8 10,0 14,5 - - - 3,5 - - - 2,3
7 - 2,5 3,0 - 0,5 - - - 21,5 5,5 24,0 7,7
8 4,9 3,5 - 13,5 - - - - 3,0 27,8 - 11,3
9 - - - 39,9 6,0 - - - - - - 0,9
10 3,5 - - 7,5 - - 10,0 3,8 - - 3,8 -
11 - - - 2,3 - - - 14,8 - 9,8 13,3 -
12 2,1 - - 29,5 - 4,5 - 14,5 - - - -
13 - - 13,5 - - 4,5 13,0 - - - - 0,7
14 7,5 - - 17,7 - - - - - - - 9,3
15 13,3 2,8 47,5 - - - - 11,0 6,0 3,9 4,7 11,0
Jumlah 38,8 9,6 128,8 143,7 27,0 20,2 23,0 93,0 89,8 69,2 97,4 67,6
Re 1,81 0,45 6,01 6,70 1,26 0,94 1,07 4,34 4,19 3,23 4,54 3,15
Sumber : Analisis Perhitungan kelompok kami
Tabel 4.19. Jumlah Curah Hujan Tengah Bulanan Tanaman Palawija Periode 15 Hari II
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des
Tanggal
2005 2009 2011 2012 2009 2009 2009 2012 2010 2006 2013 2014
16 - 2,5 8,0 7,0 - 0,5 - 27,0 2,5 3,4 2,4 7,5
17 - - 11,5 1,5 - - - 4,7 - - - -
18 7,0 - - - - - - - 9,0 22,3 - 4,6
19 - 7,0 - 2,0 - - 12,3 - 1,5 - - -
20 26,7 1,0 16,0 1,2 - 33,0 9,5 - - 14,0 8,0 7,0
21 2,0 - 18,5 12,0 - - 1,0 - 23,5 6,3 32,3 32,0
22 - - - - - - 7,5 - 2,0 - - 4,0
23 10,3 36,7 28,0 1,5 6,5 - 4,0 - 13,8 - 12,4 -
24 12,5 - - - 10,5 - 1,5 0,7 25,0 - 3,2 2,6
25 2,0 - - 0,3 10,5 - - - - 3,0 35,8 7,0
26 - - - 2,7 25,5 - 7,5 5,0 10,5 3,1 2,4 14,2
27 - 1,8 9,5 15,7 - 2,8 - 17,0 - - 6,5 0,9
28 0,9 15,5 - 6,9 38,0 14,0 36,5 - - 7,0 - 7,1
29 2,3 - 6,5 - - 5,5 - 5,0 8,5 - 10,2 -
30 - - 6,3 1,3 - 15,0 3,0 1,6 - - - -
31 - - - 1,2 - - - 2,0 - 0,5 - -
Jumlah 63,6 64,4 104,3 53,1 91,0 70,8 82,8 63,0 96,3 59,4 113,0 86,7
Re 2,97 3,01 4,87 2,48 4,25 3,30 3,86 2,94 4,49 2,77 5,27 4,05
Sumber : Analisis Perhitungan kelompok kami
Tabel 4.20. Perhitungan Curah Hujan Efektif Tanaman Padi Setiap Bulannya
R80 Re Re
Bulan 15 Harian
No (mm / 15 hari) (mm / 15 hari) (mm / hari)
1 2 3 4 5
I 40,600 1,895 0,126
1 Januari II 71,600 3,341 0,223
I 64,750 3,022 0,201
2 Februari II 63,900 2,982 0,199
I 93,350 4,356 0,290
3 Maret II 101,400 4,732 0,315
I 53,450 2,494 0,166
4 April II 83,150 3,880 0,259
I 141,800 6,617 0,441
5 Mei II 27,000 1,260 0,084
I 41,300 1,927 0,128
6 Juni II 40,400 1,885 0,126
I 74,250 3,465 0,231
7 Juli II 37,500 1,750 0,117
I 36,950 1,724 0,115
8 Agustus II 80,350 3,750 0,250
I 74,000 3,453 0,230
9 September II 55,000 2,567 0,171
I 81,350 3,796 0,253
10 Oktober II 132,150 6,167 0,411
I 107,750 5,028 0,335
11 Nopember II 119,050 5,556 0,370
I 110,050 5,136 0,342
12 Desember II 118,000 5,507 0,367
Sumber : Analisis Perhitungan kelompok kami
Keterangan :
: Bulan yang ditinjau
: 15 harian I dan II
: R80
: Hujan efektif 15 harian
67
Tabel 4.21. Perhitungan Curah Hujan Efektif Tanaman Palawija Setiap Bulannya
R80 Re Re
Bulan 15 Harian
No (mm / 15 hari) (mm / 15 hari) (mm / hari)
1 2 3 4 5
I 38,800 1,811 0,121
1 Januari II 63,600 2,968 0,198
I 9,550 0,446 0,030
2 Februari II 64,400 3,005 0,200
I 128,750 6,008 0,401
3 Maret II 104,250 4,865 0,324
I 143,650 6,704 0,447
4 April II 53,050 2,476 0,165
I 27,000 1,260 0,084
5 Mei II 91,000 4,247 0,283
I 20,150 0,940 0,063
6 Juni II 70,750 3,302 0,220
I 23,000 1,073 0,072
7 Juli II 82,750 3,862 0,257
I 93,000 4,340 0,289
8 Agustus II 62,950 2,938 0,196
I 89,750 4,188 0,279
9 September II 96,250 4,492 0,299
I 69,200 3,229 0,215
10 Oktober II 59,400 2,772 0,185
I 97,350 4,543 0,303
11 Nopember II 113,000 5,273 0,352
I 67,600 3,155 0,210
12 Desember II 86,700 4,046 0,270
Sumber : Analisis Perhitungan kelompok kami
Keterangan :
: Bulan yang ditinjau
: 15 harian I dan II
: R50
: Hujan efektif 15 harian
4.3. Perhitungan Debit Andalan
Adapun perhitungan besarnya dari pada debit andalan ini dilakukan dengan
menggunakan data curah hujan, contoh perhitungan debit andalan untuk bulan
Januari adalah sebagai berikut :
Data :
k = 0,278 (Ketentuan)
C = 0,800 (Ketentuan)
I = 45 mm/bulan (Dari data R80 Setiap Bulannya)
A = 2826 ha (28,27 km2)
Q =kxCxIxA
= 0,278 x 0,08 x 45 x 28,27
= 282,91 m3/dtk
Untuk perhitungan selanjutnya disajikan dalam bentuk tabel berikut :
Tabel 4.22. Perhitungan Debit Andalan
2 Q=KxCxIxA
NO BULAN K C I ( mm / hari ) A ( km ) 3
(m /dt )
1 Januari 0,278 0,80 45,00 28,27 282,91
2 Februari 0,278 0,80 48,00 28,27 301,77
3 Maret 0,278 0,80 50,00 28,27 314,34
4 April 0,278 0,80 35,00 28,27 220,04
5 Mei 0,278 0,80 55,00 28,27 345,78
6 Juni 0,278 0,80 29,70 28,27 186,72
7 Juli 0,278 0,80 33,00 28,27 207,47
8 Agustus 0,278 0,80 37,00 28,27 232,61
9 September 0,278 0,80 36,00 28,27 226,33
10 Oktober 0,278 0,80 49,50 28,27 311,20
11 November 0,278 0,80 54,30 28,27 341,37
12 Desember 0,278 0,80 41,00 28,27 257,76
Sumber : Analisis Perhitungan Debit Andalan kelompok kami
Keterangan :
: Bulan yang ditinjau
: 15 harian I dan II
: R80
: Hujan efektif 15 harian
: Hujan Efektif Harian
4.4. Perhitungan Kebutuhan Air
Adapun perhitungan kebutuhan air dengan pola tanam padi-padi-palawija
adalah sebagai berikut :
1) Kebutuhan air penyiapan lahan untuk tanaman padi adalah 30 hari
(Bulan September Periode I)
Eto = 5,612 mm/hari
Re = 0,295 mm/hari
T = 30 Hari
S = 300 mm (Dari Tabel)
M = (Eto x 1,1) + P
= (5,612 x 1,1) + 2
= 8,173 mm/hari
T
k =M.
S
30
= 8,173 . = 0,817
300
Harga IR ini juga dapat diperoleh dengan rumus sebagai berikut :
IR = M.ek / (ek – 1)
0,817
= 8,173.e = 14,637 mm/bulan
(e0,817 1)
Kebutuhan air irigasi (NFR) untuk penyiapan lahan adalah sebagai berikut :
NFR = IR – Re
= 14,637 – 0,295
= 14,343 mm/hari
Perhitungan kebutuhan air irigasi dipintu pengambilan pada masa penyiapan lahan
adalah sebagai berikut :
Luas daerah irigasi = 2826 ha
Bulan September periode I
DR NFR 14,343
= = 1,660 l/dt/ha
=
(8,64 ) (8,64 )
Maka kebutuhan air irigasi dipintu pengambilan untuk area seluas 2826 ha
perbulan nya adalah sebagai berikut :
= 1,660 x 2826 ha = 4692,572 lt/detik
2) Kebutuhan air masa tanam untuk tanaman padi (Bulan oktober Periode
I) Eto = 6,585 mm/hari
Re = 0,351 mm/hari
Etc = Eto x Kc
= 6,585 x 1,10
= 7,244 mm/hari
WLR = 1,65
Kebutuhan air irigasi (NFR) untuk penyiapan lahan adalah sebagai berikut :
NFR = Etc + P + WLR – Re
= 7,244 + 2 + 1,65 – 0,351
= 10,543 mm/hari
Perhitungan kebutuhan air irigasi dipintu pengambilan pada masa penyiapan lahan
adalah sebagai berikut :
Luas daerah irigasi = 2826 ha
Bulan September periode I
DR NFR 10,543
= = 1,220 l/dt/ha
=
(8,64 ) (8,64 )
Maka kebutuhan air irigasi dipintu pengambilan untuk area seluas 2826 ha
perbulan nya adalah sebagai berikut :
= 1,220 x 2826 ha = 3449,435 lt/detik
Untuk hasil perhitungan kebutuhan air selanjutnya dapat dilihat pada tabel berikut
ini :
Tabel 4.23. Data Curah Hujan Efektif Periode 15 Hari I (Distribusi Gumbel)
Bulan
No Tahun Jan Feb Mar Apr Mei Agst Sept Okt Nov Des
Jun Jul
1 2005 38,80 91,85 22,15 130,55 144,00 171,55 35,20 162,00 53,85 129,95 133,55 68,20
2 2006 40,60 80,15 140,40 77,05 88,00 47,65 115,10 36,95 43,35 69,20 70,70 71,50
3 2007 136,35 32,30 32,80 98,80 141,80 41,30 30,25 35,80 86,95 53,30 81,05 58,75
4 2008 88,55 64,75 51,10 53,45 61,00 38,55 25,00 54,20 63,95 81,35 73,35 66,90
5 2009 118,25 9,55 54,50 57,85 27,00 20,15 23,00 72,50 74,00 106,75 112,25 90,75
6 2010 95,75 105,50 100,00 165,75 129,50 42,75 37,50 71,00 89,75 59,25 133,00 205,00
7 2011 77,00 53,50 128,75 70,75 53,50 36,50 32,00 37,00 87,40 67,50 136,75 113,75
8 2012 26,50 81,90 93,35 143,65 79,50 30,75 71,50 93,00 70,50 56,35 107,75 190,90
9 2013 67,50 8,65 122,05 79,30 133,30 26,80 74,25 35,85 97,80 126,45 97,35 110,05
10 2014 78,20 58,05 77,35 90,90 82,45 27,80 30,15 61,70 20,35 75,05 79,30 67,60
11 Rata-rata (Xrerata) 76,750 58,620 82,245 96,805 94,005 48,380 47,395 66,000 68,790 82,515 102,505 104,340
12 ∑(Xi-Xrerata)2 11134,465 9969,191 15387,692 12898,137 15187,482 17487,951 8057,837 13675,945 5227,344 7306,905 6075,867 25145,504
13 n-1 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9
14 Sdeviasi 35,173 33,282 41,349 37,857 41,079 44,081 29,922 38,981 24,100 28,493 25,983 52,858
15 Sn 0,950 0,950 0,950 0,950 0,950 0,950 0,950 0,950 0,950 0,950 0,950 0,950
16 Yn 0,495 0,495 0,495 0,495 0,495 0,495 0,495 0,495 0,495 0,495 0,495 0,495
17 Yt 2,205 2,205 2,205 2,205 2,205 2,205 2,205 2,205 2,205 2,205 2,205 2,205
18 K 1,801 1,801 1,801 1,801 1,801 1,801 1,801 1,801 1,801 1,801 1,801 1,801
19 R10 tahunan 113,724 93,703 125,395 136,462 136,885 94,261 79,118 106,782 94,691 112,809 130,288 158,999
20 Re padi (mm/15hari) 5,307 4,373 5,852 6,368 6,388 4,399 3,692 4,983 4,419 5,264 6,080 7,420
21 Re padi (mm/hari) 0,354 0,292 0,390 0,425 0,426 0,293 0,246 0,332 0,295 0,351 0,405 0,495
72
Tabel 4.24. Data Curah Hujan Efektif Periode 15 Hari II (Distribusi Gumbel)
No Tahun Jan Feb Mar Apr Mei Bulan Agst Sept Okt Nov Des
Jun Jul
1 2005 63,60 48,65 186,80 182,10 12,95 34,20 20,80 94,75 87,70 25,45 39,45 40,10
2 2006 71,60 42,05 67,70 55,25 77,60 30,30 5,00 80,35 35,50 59,40 99,60 99,40
3 2007 44,25 63,75 177,70 93,35 97,65 40,40 111,55 29,35 74,20 93,65 59,55 105,50
4 2008 118,40 63,90 97,15 83,15 53,25 22,45 28,50 125,85 93,70 132,15 133,40 55,60
5 2009 58,50 64,40 146,35 77,90 91,00 70,75 82,75 42,50 55,00 61,35 158,25 311,90
6 2010 114,00 83,00 118,50 149,00 10,00 63,00 48,50 80,00 96,25 193,00 125,75 106,00
7 2011 126,00 22,00 104,25 70,25 67,00 78,00 163,00 34,00 116,00 118,50 178,70 134,25
8 2012 101,35 83,40 101,40 53,05 69,50 153,90 50,60 62,95 122,85 116,70 119,05 92,75
9 2013 49,70 34,15 57,65 81,15 78,25 8,70 37,50 119,80 125,10 148,25 113,00 118,00
10 2014 67,10 81,20 117,75 175,95 67,00 52,15 51,00 51,50 60,55 72,25 61,65 86,70
11 Rata-rata (Xrerata) 81,450 58,650 117,525 102,115 62,420 55,385 59,920 72,105 86,685 102,070 108,840 115,020
2
12 ∑(Xi-Xrerata) 8345,690 4119,655 16170,866 21128,885 7910,296 15087,995 20145,651 10471,262 8247,475 22099,246 17889,209 49998,101
13 n-1 9,00 9,00 9,00 9,00 9,00 9,00 9,00 9,00 9,00 9,00 9,00 9,00
14 Sdeviasi 30,452 21,395 42,388 48,453 29,647 40,944 47,312 34,110 30,272 49,553 44,584 74,534
15 Sn 0,950 0,950 0,950 0,950 0,950 0,950 0,950 0,950 0,950 0,950 0,950 0,950
16 Yn 0,495 0,495 0,495 0,495 0,495 0,495 0,495 0,495 0,495 0,495 0,495 0,495
17 Yt 2,205 2,205 2,205 2,205 2,205 2,205 2,205 2,205 2,205 2,205 2,205 2,205
18 K 1,801 1,801 1,801 1,801 1,801 1,801 1,801 1,801 1,801 1,801 1,801 1,801
19 R10 tahunan 113,702 81,846 161,714 152,368 93,867 98,130 109,033 108,016 118,758 153,423 155,224 191,355
20 Re padi (mm/15hari) 5,306 3,819 7,547 7,111 4,380 4,579 5,088 5,041 5,542 7,160 7,244 8,930
21 Re padi (mm/hari) 0,354 0,255 0,503 0,474 0,292 0,305 0,339 0,336 0,369 0,477 0,483 0,595
Nov 1 5,178 2 0,405 1,65 1,10 1,10 1,10 5,696 8,940 1,035 2925,015
2 5,178 2 0,483 1,65 1,10 1,10 1,10 5,696 8,863 1,026 2899,634
Des 1 5,644 2 0,495 1,65 1,10 1,10 1,10 6,208 9,364 1,084 3063,612
Panen 2 5,644 2 0,595 0,000 0,000 0,000 0,000
Jan 1 5,497 2 0,354 LP LP LP 6,047 8,047 0,805 0,000 14,557 14,203 1,644 4646,998
Penyiapan Lahan
2 5,497 2 0,354 1,10 LP LP 6,047 8,047 0,805 0,000 14,557 14,203 1,644 4647,020
Feb 1 4,996 2 0,292 1,65 1,10 1,10 1,10 5,496 8,854 1,025 2896,872
2 4,996 2 0,255 1,65 1,10 1,10 1,10 5,496 8,891 1,029 2908,941
Padi
Mar 1 6,448 2 0,390 1,65 1,10 1,10 1,10 7,093 10,352 1,198 3387,077
2 6,448 2 0,503 1,65 1,10 1,10 1,10 7,093 10,239 1,185 3350,108
Apr 1 5,529 2 0,425 1,65 1,10 1,10 1,10 6,082 9,307 1,077 3045,175
Panen 2 5,529 2 0,474 0,000 0,000 0,000 0,000
Mei 1 4,953 2 0,426 LP LP LP 5,448 7,448 0,745 0,000 14,182 13,756 1,592 4500,778
Penyiapan Lahan
2 4,953 2 0,292 1,10 LP LP 5,448 7,448 0,745 0,000 14,182 13,890 1,608 4544,564
Jun 1 4,964 2 0,293 1,65 1,10 1,10 1,10 5,461 8,818 1,021 2884,947
2 4,964 2 0,305 1,65 1,10 1,10 1,10 5,461 8,806 1,019 2881,009
Palawija
Jul 1 5,351 2 0,246 1,65 1,10 1,10 1,10 5,886 9,289 1,075 3039,289
2 5,351 2 0,339 1,65 1,10 1,10 1,10 5,886 9,196 1,064 3008,839
Ags 1 5,351 2 0,246 1,65 1,10 1,10 1,10 5,886 9,289 1,075 3039,289
Panen 2 5,351 2 0,339 0,000 0,000 0,000 0,000
Gambar 4.1. Layout Jaringan Irigasi
4.5. Perhitungan Debit Saluran
Berdasarkan hasil perhitungan kebutuhan air disawah dari tabel diperoleh
NFR maksimal adalah 1,660 l/dt.ha, sehingga dari hasil tersebut dapat dihitung
debit saluran primer dan saluran sekunder yang mengalirkan air ke sawah
tersebut, adapun perhitungan itu adalah sebagai berikut :
1) Saluran Sekunder (SKA1)
A x NFR
Q = Effsekunder x Eff tersier
= 293,56 x 1,660
0,75 x 0,65 = 999,62 lt/dt
2) Saluran Primer (SP)
Ax
Q =
NFR 293,56 x 1,660 = 12032,24 lt/dt
Effprimer x Effsekunder x Efftersier = 0,80 x 0,75 x 0,65
76
Tabel 4.26. Perhitungan Kapasitas Saluran (Q)
Notasi Petak yang dialiri NFR Eff Kapasitas (Q) Kapasitas (Q)
No Saluran 3
Saluran No Petak Luas (ha) maks Primer Sekunder Tersier (l/dt) (m /dt)
1 Primer SA 1 2826,81 1,660 0,80 0,75 0,65 12.032,24 12,032
TOTAL 12.032,24 12,032
2 Sekunder SKA1
A1 Ka 165,82 1,660 0,80 0,75 0,65 564,65 0,565
A1 Ki 127,74 1,660 0,80 0,75 0,65 434,98 0,435
TOTAL 999,62 0,9996
SKA2
A2 Ka 133,10 1,660 0,80 0,75 0,65 453,23 0,453
A2 Ki 120,96 1,660 0,80 0,75 0,65 411,89 0,412
TOTAL 865,12 0,8651
SKA3
A3 Ka 150,09 1,660 0,80 0,75 0,65 511,08 0,511
A3 Ki 110,27 1,660 0,80 0,75 0,65 375,49 0,375
TOTAL 886,57 0,8866
SKA4
A4 Ka 107,89 1,660 0,80 0,75 0,65 367,38 0,367
A4 Ki 38,34 1,660 0,80 0,75 0,65 130,55 0,131
TOTAL 497,94 0,4979
3 Sekunder SKB1
B1 Ka 88,14 1,660 0,80 0,75 0,65 300,13 0,300
B1 Ki 154,69 1,660 0,80 0,75 0,65 526,75 0,527
TOTAL 826,88 0,8269
SKB2
B2 Ka 128,22 1,660 0,80 0,75 0,65 436,61 0,437
B2 Ki 116,63 1,660 0,80 0,75 0,65 397,15 0,397
TOTAL 833,76 0,8338
SKB3
B3 Ka 165,58 1,660 0,80 0,75 0,65 563,83 0,564
B3 Ki 166,38 1,660 0,80 0,75 0,65 566,55 0,567
TOTAL 1.130,38 1,1304
SKB4
B4 Ka 111,18 1,660 0,80 0,75 0,65 378,59 0,379
B4 Ki 99,56 1,660 0,80 0,75 0,65 339,02 0,339
TOTAL 717,61 0,7176
4 Sekunder SKC1
C1 Ka 95,80 1,660 0,80 0,75 0,65 326,22 0,326
C1 Ki 114,17 1,660 0,80 0,75 0,65 388,77 0,389
TOTAL 714,99 0,7150
SKC2
C2 Ka 124,74 1,660 0,80 0,75 0,65 424,76 0,425
C2 Ki 96,03 1,660 0,80 0,75 0,65 327,00 0,327
TOTAL 751,76 0,7518
SKC3
C3 Ka 93,39 1,660 0,80 0,75 0,65 318,01 0,318
C3 Ki 119,68 1,660 0,80 0,75 0,65 407,53 0,408
TOTAL 725,54 0,7255
SKC4
C4 Ka 101,46 1,660 0,80 0,75 0,65 345,49 0,345
C4 Ki 96,95 1,660 0,80 0,75 0,65 330,13 0,330
TOTAL 675,62 0,6756
A
C B
BBS2C BBS2A
C2KI
BBS2B
9 6 .0 3 H a 0 .3 2 7 m 3 /d
t
C2KA
B2KA B2KI A2KA A2KI
1 2 4 .7 4 H a 0 .4 2 5 m 3 /d
t 1 2 8 .2 2 H a 0 .4 3 7 m 3 /d 1 1 6 .6 3 H a 0 .3 9 7 m 3 /d 1 3 3 .1 0 H a 0 .4 5 3 m 3 /d 1 2 0 .9 6 H a 0 .4 1 2 m 3 /d
t t t t
BBS3B
BBS3C
BBS3A
C13KI B3KA
1 1 9 .6 8 H a 0 .4 1 8 m 3 /d 1 6 5 .5 8 0 .5 6 4 m 3 /d
t t
C3KA
B3KI A3KA A3KI
9 3 .3 9 H a 0 .3 1 8 m 3 /d
t 1 6 6 .3 8 H a 0 .5 6 7 m 3 /d 1 5 0 .0 9 H a 0 .5 1 1 m 3 /d 1 1 0 .2 7 H a 0 .3 7 5 m 3 /d
t t t
BBS4B
BBS4C
BBS4A
3 8 .3 4 H a 0 . 1 3 1 m 3 /d t
C4KA C4KI B4KA B4KI
1 0 1 .4 6 H a 0 .3 4 5 m 3 /d 9 6 .9 5 H a 0 .3 3 0 m 3 /d 1 1 1 .1 8 H a 0 .3 7 9 m 3 /d 9 9 .5 6 H a 0 .3 3 9 m 3 /d
t t t t
A4KA
1 0 7 .8 9 H a 0 .3 6 7 m 3 /d
t
A4KI
S I S T E M J A R I N G A N I R I G A S I (N O M E N K L A
T U R ) D A E R A H S U N G A I SENJOYO P R O V I N S I
SEMARANG
SKALA NTS
78
4.6. Perhitungan Dimensi Saluran
Dimensi saluran yang direncanakan adalah dengan bentuk penampang
trapesium dengan alasan penampang ini paling sering digunakan karena paling
ekonomis dan dari segi bentuk kanstruksinya direncanakan dari beton, hal ini
bertujuan untuk mencegah kehilangan air akibat rembesan, mencegah gerusan
serta erosi. Sehingga dapat mengurangi biaya pemeliharaan. Perhitungan untuk
dimensi saluran adalah sebagai berikut :
Diketahui :
Q Sal. Muka A1 ki = 0,453 m3/dt ( Sal. Sekunder )
Luas A1 ki = 127,74 ha
Dari Tabel 2.8 , 2.9, 2.10 dan 2.11. dapat diketahui nilai n, m, k dan w dengan
parameter debit saluran yang sudah diketahui diatas
Sehingga didapat :
n = 1,50
m = 1,00
k = 35
w = 0,40
s = (n +m)
= (1,50 + 1,00)
= 2,5
Dengan diketahui harga – harga diatas maka dapat kita hitung untuk dimensi
menggunakan rumus trial and error sebagai berikut :
V’ = 0,42 x Q0,182
= 0,42 x 0,4530,182
= 0,361 m/dt
A’ = Q / V’
= 0,435 / 0,361
= 1,205 m2
h' = (A’ / s)0,5
= (1,205 / 2,5)0,5
= 0,964 m
79
b' = h’ x n
= 0,964 x 1,50
= 1,041 m
Lebar saluran (b) adalah nilai pembulatan harga (b’) lebar dasar minimum yang
diizinkan adalah 0,3 m sehingga nilai b = 1,00
mh =b/n
= 1,00 / 1,50
= 0,67 m
P = b + 2h ( 1+ m2)1/2
= 1,00 + 2(0,67) ( 1+ 1,002)1/2
= 2,89 m
A = (b + mh)h
= (1,00 + (1,00x0,67)) x 0,67
= 1,11 m2
R =A/P
= 1,11 / 2,89
= 0,39 m
V =Q/A
= 0,453 / 1,11
= 0,39 m/dt
Hitung nilai kemiringan saluran (I) dengan menggunakan rumus
Stickler V = k x R2/3 x I1/2
2
V
I = 2
k x R 3
2
0,39
= 2
35 x 0,393
= 0,00045
Sehingga didapat dimensi saluran Muka A1 ki (Sal. Sekunder) sebagai berikut :
Q = 0,453 m3/dt
V = 0,390 m/dt
b = 1,00 m
h = 0,67 m
m = 1,00 m
w = 0,40 m
Berikut adalah gambar Saluran Muka A1 k1 (Sal. Sekunder)
A1 Ki 127,74 0,72 0,43498 1,5 1 35 0,40 2,5 0,361 1,205 0,694 1,041 1,00 0,67 2,89 1,11 0,39 0,39 0,00045
Sal Muka A1 Ki 127,74 0,72 0,43498 1,5 1 35 0,40 2,5 0,361 1,205 0,694 1,041 1,00 0,67 2,89 1,11 0,39 0,39 0,00045
A1 Ka 165,82 0,72 0,565 2 1 35 0,50 3 0,379 1,492 0,705 1,410 1,40 0,70 3,38 1,47 0,43 0,38 0,00037
Sal Muka A1 Ka 165,82 0,72 0,565 2 1 35 0,50 3 0,379 1,492 0,705 1,410 1,40 0,70 3,38 1,47 0,43 0,38 0,00037
Sal. Sekunder 1A 293,56 0,72 0,9996 2 1 35 0,50 3 0,420 2,380 0,891 1,781 1,80 0,90 4,35 2,43 0,56 0,41 0,00030
A2 Ki 120,96 0,72 0,412 1,5 1 35 0,40 2,5 0,357 1,153 0,679 1,018 1,00 0,67 2,89 1,11 0,39 0,37 0,00040
Sal Muka A2 Ki 120,96 0,72 0,412 1,5 1 35 0,40 2,5 0,357 1,153 0,679 1,018 1,00 0,67 2,89 1,11 0,39 0,37 0,00040
A2 Ka 133,10 0,72 0,453 1,5 1 35 0,40 2,5 0,364 1,246 0,706 1,059 1,10 0,73 3,17 1,34 0,42 0,34 0,00029
Sal Muka A2 Ka 133,10 0,72 0,453 1,5 1 35 0,40 2,5 0,364 1,246 0,706 1,059 1,10 0,73 3,17 1,34 0,42 0,34 0,00029
Sal. Sekunder 2A 254,06 0,72 0,8651 2 1 35 0,50 3 0,409 2,115 0,840 1,679 1,70 0,85 4,10 2,17 0,53 0,40 0,00030
A3 Ki 110,27 0,72 0,375 1,5 1 35 0,40 2,5 0,351 1,068 0,654 0,981 1,00 0,67 2,89 1,11 0,39 0,34 0,00033
Sal Muka A3 Ki 110,27 0,72 0,375 1,5 1 35 0,40 2,5 0,351 1,068 0,654 0,981 1,00 0,67 2,89 1,11 0,39 0,34 0,00033
A3 Ka 150,09 0,72 0,511 2 1 35 0,50 3 0,372 1,375 0,677 1,354 1,40 0,70 3,38 1,47 0,43 0,35 0,00030
Sal Muka A3 Ka 150,09 0,72 0,511 2 1 35 0,50 3 0,372 1,375 0,677 1,354 1,40 0,70 3,38 1,47 0,43 0,35 0,00030
Sal. Sekunder 3A 260,36 0,72 0,8866 2 1 35 0,50 3 0,411 2,158 0,848 1,696 1,70 0,85 4,10 2,17 0,53 0,41 0,00032
A4 Ki 38,34 0,72 0,131 1 1 35 0,40 2 0,290 0,450 0,474 0,474 0,50 0,50 1,91 0,50 0,26 0,26 0,00033
Sal Muka A4 Ki 38,34 0,72 0,131 1 1 35 0,40 2 0,290 0,450 0,474 0,474 0,50 0,50 1,91 0,50 0,26 0,26 0,00033
A4 Ka 107,89 0,72 0,367 1,5 1 35 0,40 2,5 0,350 1,050 0,648 0,972 1,00 0,67 2,89 1,11 0,39 0,33 0,00032
Sal Muka A4 Ka 107,89 0,72 0,367 1,5 1 35 0,40 2,5 0,350 1,050 0,648 0,972 1,00 0,67 2,89 1,11 0,39 0,33 0,00032
Sal. Sekunder 4A 146,23 0,72 0,498 1,5 1 35 0,40 2,5 0,370 1,346 0,734 1,101 1,10 0,73 3,17 1,34 0,42 0,37 0,00035
Sal. Primer 3 954,21 0,65 3,2493 3 1,5 40 0,60 4,5 0,520 6,243 1,178 3,534 3,50 1,17 7,71 6,13 0,79 0,53 0,00024
82
Tabel 4.27b Perhitungan Dimensi Saluran
Luas Areal (ha) Debit Q b/h Talud Koef Stickler Tinggi Jagaan s Harga Coba-Coba Karakteristik Saluran
Nama Saluran Sekunder Primer Effesiensi 3
(m /dt) (n) (m) (k) (w)
2
(n + m) V' (m/dt) A' (m ) h' (m) b' (m)
2
b (m) h (m) P (m) A (m ) R (m) V (m/dt) I
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
B1 Ki 154,69 0,72 0,527 2 1 35 0,50 3 0,374 1,409 0,685 1,371 1,40 0,70 3,38 1,47 0,43 0,36 0,00032
Sal Muka B1 Ki 154,69 0,72 0,527 2 1 35 0,50 3 0,374 1,409 0,685 1,371 1,40 0,70 3,38 1,47 0,43 0,36 0,00032
B1 Ka 88,14 0,72 0,300 1,5 1 35 0,40 2,5 0,337 0,890 0,597 0,895 0,90 0,60 2,60 0,90 0,35 0,33 0,00037
Sal Muka B1 Ka 88,14 0,72 0,300 1,5 1 35 0,40 2,5 0,337 0,890 0,597 0,895 0,90 0,60 2,60 0,90 0,35 0,33 0,00037
Sal. Sekunder 1B 242,83 0,72 0,8269 2 1 35 0,50 3 0,406 2,038 0,824 1,648 1,60 0,80 3,86 1,92 0,50 0,43 0,00038
B2 Ki 116,63 0,72 0,397 1,5 1 35 0,40 2,5 0,355 1,119 0,669 1,003 1,00 0,67 2,89 1,11 0,39 0,36 0,00037
Sal Muka B2 Ki 116,63 0,72 0,397 1,5 1 35 0,40 2,5 0,355 1,119 0,669 1,003 1,00 0,67 2,89 1,11 0,39 0,36 0,00037
B2 Ka 128,22 0,72 0,437 1,5 1 35 0,40 2,5 0,361 1,209 0,695 1,043 1,00 0,67 2,89 1,11 0,39 0,39 0,00045
Sal Muka B2 Ka 128,22 0,72 0,437 1,5 1 35 0,40 2,5 0,361 1,209 0,695 1,043 1,00 0,67 2,89 1,11 0,39 0,39 0,00045
Sal. Sekunder 2B 244,85 0,72 0,8338 2 1 35 0,50 3 0,406 2,052 0,827 1,654 1,70 0,85 4,10 2,17 0,53 0,38 0,00028
B3 Ki 166,38 0,72 0,567 2 1 35 0,50 3 0,379 1,496 0,706 1,412 1,40 0,70 3,38 1,47 0,43 0,39 0,00037
Sal Muka B3 Ki 166,38 0,72 0,567 2 1 35 0,50 3 0,379 1,496 0,706 1,412 1,40 0,70 3,38 1,47 0,43 0,39 0,00037
B3 Ka 165,58 0,72 0,564 2 1 35 0,50 3 0,378 1,490 0,705 1,409 1,40 0,70 3,38 1,47 0,43 0,38 0,00036
Sal Muka B3 Ka 165,58 0,72 0,564 2 1 35 0,50 3 0,378 1,490 0,705 1,409 1,50 0,75 3,62 1,69 0,47 0,33 0,00025
Sal. Sekunder 3B 331,96 0,72 1,1304 2 1 35 0,50 3 0,429 2,632 0,937 1,873 1,90 0,95 4,59 2,71 0,59 0,42 0,00029
B4 Ki 99,56 0,72 0,33902 1,5 1 35 0,40 2,5 0,345 0,983 0,627 0,940 0,90 0,60 2,60 0,90 0,35 0,38 0,00048
Sal Muka B4 Ki 99,56 0,72 0,33902 1,5 1 35 0,40 2,5 0,345 0,983 0,627 0,940 0,90 0,60 2,60 0,90 0,35 0,38 0,00048
B4 Ka 111,18 0,72 0,379 1,5 1 35 0,40 2,5 0,352 1,076 0,656 0,984 1,00 0,67 2,89 1,11 0,39 0,34 0,00034
Sal Muka B4 Ka 111,18 0,72 0,379 1,5 1 35 0,40 2,5 0,352 1,076 0,656 0,984 1,00 0,67 2,89 1,11 0,39 0,34 0,00034
Sal. Sekunder 4B 210,74 0,72 0,7176 2 1 35 0,50 3 0,395 1,815 0,778 1,556 1,60 0,80 3,86 1,92 0,50 0,37 0,00029
Sal. Primer 2 1.030,38 0,65 3,5086 3 1,5 40 0,60 4,5 0,528 6,648 1,215 3,646 3,60 1,20 7,93 6,48 0,82 0,54 0,00024
C2 Ki 96,03 0,72 0,327 1,5 1 35 0,40 2,5 0,343 0,954 0,618 0,927 0,90 0,60 2,60 0,90 0,35 0,36 0,00044
Sal Muka C2 Ki 96,03 0,72 0,327 1,5 1 35 0,40 2,5 0,343 0,954 0,618 0,927 0,90 0,60 2,60 0,90 0,35 0,36 0,00044
C2 Ka 124,74 0,72 0,425 1,5 1 35 0,40 2,5 0,359 1,182 0,688 1,031 1,00 0,67 2,89 1,11 0,39 0,38 0,00043
Sal Muka C2 Ka 124,74 0,72 0,425 1,5 1 35 0,40 2,5 0,359 1,182 0,688 1,031 1,00 0,67 2,89 1,11 0,39 0,38 0,00043
Sal. Sekunder 2C 220,77 0,72 0,7518 2 1 35 0,50 3 0,399 1,885 0,793 1,585 1,60 0,80 3,86 1,92 0,50 0,39 0,00032
C3 Ki 119,68 0,72 0,408 1,5 1 35 0,40 2,5 0,357 1,143 0,676 1,014 1,00 0,67 2,89 1,11 0,39 0,37 0,00039
Sal Muka C3 Ki 119,68 0,72 0,408 1,5 1 35 0,40 2,5 0,357 1,143 0,676 1,014 1,00 0,67 2,89 1,11 0,39 0,37 0,00039
C3 Ka 93,39 0,72 0,318 1,5 1 35 0,40 2,5 0,341 0,933 0,611 0,916 0,90 0,60 2,60 0,90 0,35 0,35 0,00042
Sal Muka C3 Ka 93,39 0,72 0,318 1,5 1 35 0,40 2,5 0,341 0,933 0,611 0,916 0,90 0,60 2,60 0,90 0,35 0,35 0,00042
Sal. Sekunder 3C 213,07 0,72 0,7255 2 1 35 0,50 3 0,396 1,831 0,781 1,563 1,60 0,80 3,86 1,92 0,50 0,38 0,00030
C4 Ki 96,95 0,72 0,330 1,5 1 35 0,40 2,5 0,343 0,962 0,620 0,930 0,90 0,60 2,60 0,90 0,35 0,37 0,00045
Sal Muka C4 Ki 96,95 0,72 0,330 1,5 1 35 0,40 2,5 0,343 0,962 0,620 0,930 0,90 0,60 2,60 0,90 0,35 0,37 0,00045
C4 Ka 101,46 0,72 0,345 1,5 1 35 0,40 2,5 0,346 0,998 0,632 0,948 0,90 0,60 2,60 0,90 0,35 0,38 0,00049
Sal Muka C4 Ka 101,46 0,72 0,345 1,5 1 35 0,40 2,5 0,346 0,998 0,632 0,948 0,90 0,60 2,60 0,90 0,35 0,38 0,00049
Sal. Sekunder 4C 198,41 0,72 0,676 2 1 35 0,50 3 0,391 1,728 0,759 1,518 1,50 0,75 3,62 1,69 0,47 0,40 0,00036
Sal. Primer 1 842,22 0,65 2,8679 2,5 1,5 40 0,60 4 0,509 5,637 1,187 2,968 3,00 1,20 7,33 5,76 0,79 0,50 0,00021
Sumber : Analisis Perhitungan Dimensi Saluran kelompok kami
4.7. Pintu Sorong
Bangunan ini dapat digunakan sebagai pengukur debit yang lewat di bawah
pintu. Tipe aliran yang melalui lubang/celah pintu sorong adalah aliran bawah
(underflow), sehingga persamaan hidrauliknya sama dengan persamaan hidraulik
aliran melalui bawah pintu/celah. Persamaan hidraulik pintu sorong (aliran
bawah) adalah sebagai berikut :
Q = K . μ . a . b .2 . g . z
Dimana :
Q = 0,9996 m3/dt
K = 1,00
μ = 0,85
b = 1,70 m
g = 9,81 m/dt2
h1 = 1,17 m
h2 = 0,90 m
z = 1,17 – 0,90 = 0,27 m
b = 1,80 m
z
h1
Saluran Saluran
h2 Sekunder
Primer a Q
Penyelesaian :
1) Menghitung Tinggi Bukaan pintu (a)
Ditetapkan tinggi bukaan pintu sorong sdama dengan tinggi air disaluiran sebelah
hilir pintu sorong a = h2 = 0,90 m
Q
b = = 0,9996
μ . a . 2 . g . z 0,85 . 0,90 . 2 . 9,81. 0,27 = 0,57 m
85
Digunakan pintu dengan lebar b = 1,80 m sebanyak 1 buah
Jadi tinggi bukaan pintu (a) adalah sebagai berikut :
Q
a = = 0,9996
μ . b . 2 . g . z 0,85 .1,80 . 2 . 9,81. 0,27 = 0,29 m
=
1
= .1,00 .1,37 2 .1
2
= 0,934 t/m = 9,43 kg / cm
Beban yang bekerja :
Mmax = 1 . Ph . b 2
8
= 1 . 0,934 .1,95 2= 0,4439 ton.m = 44,39 kg.cm
8
Direncanakan menggunakan bahan baja U22 dimana :
max
= 1200 kg/cm2
ijin = 195
b = 0,325 cm
600= 600
Jadi terjadi = 0,230 cm < ijin= 0,325 cm (Aman !)
Kontrol Tegangan
= M / W = 44,39 / 60,70 = 731,301 kg/cm2
Jadi terjadi
= 731,301 < =1200 kg/cm2 (Aman !)
Bentang B-C = qBC = PBC . Lx . air = 1,27 x 0,65 x 1,00 = 0,83 t/m
Bentang C-D = qCD = PCD . Lx . air = 1,90 x 0,65 x 1,00 = 1,24 t/m
1
Mmax AB x 0,41 x 0,63 2= 1356,08 kg.cm
12
= 1
x 0,83 x 0,64 2= 2833,07 kg.cm
12
Mmax BC 1
x 1,24 x 0,63 2 = 4101,30 kg.cm
12
=
Mmax CD
=
Dimensi Balok Vertikal
=M/W
4101,30
W = 1200
= 3,42 cm2
Dicoba dengan menggunakan profil C8 dengan Wy = 6,36 cm3 dan Iy = 19,4 cm4
4
5.q.l
=
384 . EIy
4
5 .12,4 . 63
= 6
= 0,066 cm
384 . 2.10 .
19,4
ijin = 63
L = 0,105 cm
600= 600
Jadi terjadi = 0,066 cm < ijin= 0,105 cm (Aman !)
Kontrol Tegangan
= M / W = 4101,30 / 6,36 = 644,858 kg/cm2
Jadi terjadi
= 644,858 < =1200 kg/cm2 (Aman !)
7) Operasi Pintu
Berat Sendiri Pintu (BJ Baja = 7,90 t/m3 = 7900 kg/m3)
Pelat = 1,95 x 1,90 x 0,0055 x 7900 = 160,982 kg
Balok Horizontal = 4 buah x 1,95 x 13,40 = 104,520 kg
Balok Vertikal = 4 buah x 1,90 x 8,64 = 65,664 kg
Stang Pemutar 2" = 0,0508 m dan P = 1,5 m
1
= x 0,05082 x 1,5 x 7900 = 24,018 kg
4
Total = 355,184 kg
Gesekan Pintu Dengan Dinding Sponing
: Fg = Pw .
Dimana :
Fg = Gesekan pada pintu
Pw = Tekanan air 1 . γ . H 2. b
2 w
=
1
= .1000 .1,90 2 .1,95= 3519,750 kg
2
= Koefisien = 0,03
Sehingga :
Fg = Pw .
= 3519,750 x 0,03
= 105,593 kg
Gesekan Rubber Seal :
= μ . Pw . bL . (Hp )
2
Fr
Dimana :
Fr = Gesekan akibat rubber seal
6.5. Kesimpulan
1. Hasil perhitungan evapotranspirasi potensial dengan rumus Penmann modifikasi,
diperoleh Eto maksimum pada bulan Oktober sebesar 6,585 mm/hari atau
204,149 mm/bulan.
2. Curah hujan efektif untuk tanaman padi maksimum terdapat pada bulan Mei
periode 15 hari I yaitu 6,617 mm/15 hari.
3. Curah hujan efektif untuk tanaman padi maksimum terdapat pada bulan Oktober
periode 15 hari II yaitu 6,167 mm/15 hari.
4. Dari hasil perhitungan NFR, diperoleh kebutuhan air bersih maksimum yang
terdapat pada bulan September periode 15 harian pertama sebesar 14,343
mm/hari.
5. Dimensi saluran direncanakan dengan bentuk penampang trapesium.
.
6.6. Saran
Desain Irigasi ini direncanakan akan dibangun pada kondisi topografi yang cukup
mendukung, sehingga tidak terlalu sulit dalam perencanaannya. Untuk itu, sebaiknya
dalam membuat saluran irigasi diperhatikan letak daerahnya sehingga biaya
pembangunan tidak terlalu mahal.
BAB VI
BENDUNG
Kemiringan tanah sama dengan kemiringan dasar sungai. Luas sawah 2773,42
ha, pemberian air 1,5 lt/dt/ha. Tanah sedikit berpasir. Rencanakan bendung tetap di sungai
tersebut agar dapat mengairi sawah d iperhatikan letak daerahnya sehingga biaya
pembangunan tidak terlalu mahal.
dimana:
Qd : debit banjir sungai rencana = 3600 m3/dt
C : koefisien debit pelimpah
: 3,97 ( He/Hd)0,12 = 3,97 (dimana He = Ha)
(Open Channel Hydraulic, Ven Te Chow hal. 369)
Be : panjang mercu bendung efektif
He : tinggi energi, m
Sudjarwadi, “Dasar – Dasar Teknik Irigasi”, Pusat Antar Universitas Ilmu Teknik
Universitas Gajah Mada 1992.