Anda di halaman 1dari 40

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU

MELALUI MODEL PEMBELAJARAN COURSE REVIEW


HORAY PADA SISWA KELAS VII DI SMPN 7 BORONG

PROPOSAL SKRIPSI

OLEH

MARIA GORETI ALUS


NIM: 2016210175

UNIVERSITAS FLORES
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI
ENDE
2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karna
berkat bimbinganya dan penyertaan-Nya dapat menyelesaikan proposal ini dengan
judul”Meningkatkan Hasil Belajar IPS Terpadu Melalui Model
Pembelajaran Course Review Horay Pada siswa Kelas VII di SMPN 7
Borong”.
Penulisan proposal ini diajukan untuk melakukan penelitian guna
penulisan skripsi pada Program Studi Pendidikan Ekonomi Fakultas Keguruan
Dan Ilmu Pendidikan Universitas Flores.

Penulis meyadari bahwa dalam penyelesaian proposal ini, penulis banyak


menemukan kesulitan, Namun bantuan berbagai pihak semua dapat teratasi. Oleh
karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan limpah terima kasih
kepada:

1. Bapak Fransiskus Korosando, S.Pd., M.Pd dan ibu Helena Rosalia Parera,
S.Pd., M.Pd yang telah membimbing penulis selama kegiatan penulisan;
2. Ketua dan Sekretaris Program studi Pendidikan Ekonomi yang telah
memberikan pelayanan selama kegiatan penulisan proposal skripsi ini;
3. Staf Administrasi Program Studi Pendidikan Ekonomi yang telah memberikan
pelayanan selama kegiatan penulisan proposal;
4. Para penjasa yang dengan caranya telah membantu penulis dalam kegiatan
penulisan proposal ini.

Akhirnya penulis menyadari proposal skripsi ini masih jauh dari

kesempurnaan, Oleh karena itu, masukan konstruktif untuk penyempurnaan

penulis mengucapkan limpah terima kasih.

Ende Maret 2020

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN

HALAMAN JUDUL…………………………………………………… I
KATA PENGANTAR………………………………………………….. Ii
DAFTAR ISI…………………………………………………………….. Iii
BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………….
1.1 Latar Belakang Masalah………………………………………..
1.2 Identifikasi Masalah…………………………………………….
1.3 Batasan Masalah………………………………………………….
1.4 Rumusan Masalah……………………………………………….
1.5 Tujuan Penelitian……………………………………………….
1.6 Manfaat Penelitian………………………………………….......

1.7 Defenisi Operasional ……………………………………………


BAB II LANDASAN TEORI ………………………………………….
2.1 Kajian Teoritis Course Review Horay…….…..........................
2.2 Hasil Belajar……….……………………………………………..
2.3 Kehidupan masa praaksara hindu budha dan islam…….………..
2.4 Kajian Penelitian Relevan………………………………………..
2.5 Kerangka
Pikir……………………………………………………
2.6 Hipotesis Tindakan………………………………………………. 26
BAB III METODE PENELITIAN ……………………………………… 28
3.1 Jenis Penelitian…………………………………………………... 28
3.2 Prosedur Penelitian………………………………………………. 28
3.3 Waktu Dan Lokasi Penelitian……………………………………. 31
3.4 Subyek Penelitian ……………………………………………….. 31
3.5 Teknik Pengumpulan Data………………………………………. 31
3.6 Teknik Analisis Data…………………………………………….. 34
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………… 37
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah usaha membina dan mengembangkan kepribadian

manusia baik dibagian rohani atau dibagian jasmani. Ada juga beberapa para
ahli mengartikan pendidikan itu adalah suatu proses pengubahan sikap dan

tingkah laku seseorang atau kelompok orang dalam mendewasakan melalui

pengajaran dan latihan. Dengan pendidikan kita bisa lebih dewasa karena

pendidikan tersebut memberikan dampak yang sangat positif bagi kita, dan

juga pendidikan tersebut bisa memberantas buta huruf dan akan memberikan

keterampilan, kemampuan mental, dan lain sebagainya. Seperti yang tertera

didalam UU No.20 tahun 2003 pendidikan adalah usaha dasar dan terencana

untuk mewujudkan suasana belajar dan dan proses pembelajaran agar peserta

didik aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memilikikekuatan spiritual

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian kecerdasan, akhlak mulia, serta

keterampilan, yang diperlukan dirinya, masyarakat, dan Negara.

Kurikulum tingkat satuan pendidikan( KTSP) adalah sebuah kurikulum

operasional pendidikan yang disusun oleh, dan dilaksanakan di masing-masing

satuan pendidikan di indonesia. KTSP secara yuridis di amanatkan oleh

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang system pendidkan Nasional,

dan peraturan pemerintahan republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang

standar Nasional pendidikan. Penyusunan KTSP oleh sekolah dimulai tahun

ajaran 2007/2008 dengan mengacuh pada standar isi (SI) dan Standar

Kompetensi Lulusan ( SKL) untuk pendidikan dasar, dan menengah dan

sebagaimana yang diterbitkan melalui peraturan menteri pendidikan nasional

masing-masing Nomor 22 Tahun 2006, dan No 23 Tahun 2006, serta panduan

pengembangan KTSP yang dikeluarkan oleh Badan Standar Nasional

Pendidikan( BSNP). Pengembangan Mutu kurikulum pembelajaran sekolah


kegiatanj peningkatan mutu sekolah atau madrasah berada pada peningkatan

mutu pendidikan Nasional. Dengan demikian pembelajaran tidak hanya

tersusun hal-hal yang sederhana yang bersifat memahami tetapi juga tersusun

atas materi yang kompleks. Dengan demikian guru di tuntut untuk memiliki

suatu model pembelajaran yang sesuai dengan materi ajar serta minat belajar

siswa. Seorang guru mempunyai tugas dalam melaksanakan proses

pembelajaran yang akan berlangsung. Agar proses pembelajaran yang akan

berlangsung dapat berjalan dengan baik atau harus sesuai yng diinginkan perlu

adanya rencana pembuatan model pembelajaran. Pengertian model

pembelajaran menurut para ahli.

Syaiful Sagala model pembelajaran sebagai kerangka konseptual yang

menggambarkan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan

pengalaman belajar bagi peserta didik untuk mencapai tujuan belajar tertentu

dan berfungsi sebagai pedoman dalam merencanakan dan dan melaksanakan

aktivitas belajar mengajar. Dengan demikian, dalam pembelajaran digunakan

model pembelajaran yaitu sebagai suatu cara yang diterapkan dalam

pembelajaran yang dapat mencapai kompetensi yang ada dalam pembelajaran

tersebut. Ketika model pembelajaran itu digunakan secara baik, maka sangat

berguna bagi guru maupun siswa. Bagi guru, model dapat dijadikan sebagai

pedoman yang sistematis dalam pelaksanaan pembelajaran. Bagi siswa, dapat

mempermuudah dan cepat memahami pembelajaran, karena setiap model

pembelajaran akan digunakan dalam proses belajar siswa. Salah saru cara
untuk mengaktifkan peserta didik dalam pembelajaran adalah dengan

menggunakan model pembelajaran Course Rreview Horay.

. model course review horay salah satu salah model yakni dapat

memiliki cara-cara dalam mengurutkan isi pembelajaran dari mudah ke sulit.

Course Review Horay dapat di artikan bahwa model pembelajaran yang

mendorong siswa untuk ikut aktif dalam proses belajar mengajar atau model

pembelajaran yang menciptakan suasana kelas menjadi meriah dan

menyenangkan di mana di sini siswa dapat berperan penting sebagai pelajar

dalam proses belajar. Dalam proses pembelajaran berlangsung bukan hanya

guru yang dapat berbicara tetapi siswa juga harus ikut aktif.

Course review horay adalah salah satu model pembelajaran yang

mendorong siswa untuk ikut aktif dalam proses belajar. Dengan demilkian

diterapkan model pembelajaran course review horay dapat membantu siswa

untuk memahami materi yang diajarkan oleh guru dan dapat menyelesaikan

soal-soal.

Atas dasar latar belakang inilah penulis mau mengadakan penelitian

dengan judul“Meningkatkan Hasil Belajar Ips Terpadu Melalui Model

Pembelajaran Course Review Horay Di Kelas VII SMPN 7 Borong.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas maka, masalah-

masalah dalam penelitian ini dapat di identifikasikan sbb:


1. Pembelajaran masih didominasi oleh guru

2. Metode pembelajaran masih dominan ceramah

3. model pembelajaran Course Review Horay relative belium diterapkan

dalam pembelajaran IPS Terpadu

4. Rendahnya pemahaman siswa terhadap materi kehidupan masa praaksara

hindu Buddha dan islam pada mata pelajaran ips terpadu.

5. Rendahnya minat belajar siswa dalam mata pelajaran ips terpadu materi

kehidupan masa praaksara hindu Buddha dan islam.

6. Rendahnya hasil belajar siswa dalam mata pelajaran IPS terpadu materi

kehidupan masa praaksara hindu Buddha dan islam .

1.3 Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka dalam penelitian ini

penulis batasi pada penerapan model pembelajaran course review horay dan

hasil belajar peserta didik kelas Vll pada mata pembelajaran IPS terpadu materi

ajar kehidupan masa praaksara hindu Buddha dan islam pada SMPN 7

Borong..

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah penelitisan di atas maka, dapat di

rumuskan masalah dalam penelitian sebagai berikut:


1. Bagaimanakah penerapan model pembelajaran course review horay dalam

pembelajaran IPS Terpadu Materi kehidupan masa praaksara hindu

Buddha dan islam bagi peserta didik Kelas VII pada SMPN 7 Borong?

2. Bagaimanakah hasil belajar siswa kelas Vll mata pelajaran IPS Terpadu

materi kehidupan masa praaksara hindu Buddha dan islam pada SMPN 7

Borong setelah diterapkan model pembelajaran course review horay?

1.5 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan

tentang:

1. Penerapan model pembelajaran course review horay dalam pembelajaran

IPS Terpadu Materi kehidupan masa praaksara hindu Buddha dan islam

bagi peserta didik Kelas VII pada SMPN 7 Borong

2. Hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS Terpadu kelas VII pada SMPN

7 Borong setelah di terapkan model pembelajaran course review horay.

1.6 Manfaat penelitian

Ada dua manfaat dalam penelitian ini yaitu manfaat teoritis dan

manfaat praktis.

1. Manfaat teoritis

Secara teoritis manfaat penelitian ini adalah menambah khasanah ilmu

pengetahuan bagi peneliti dan pembaca lainnya terutama yang berkaitan

dengan model pembelajaran course review horay yang dapat

diaplikasikasikan dalam pembelajaran ketika menjadi guru nanti, dan yang


sudah menjadi guru dapat melakukan perbaikan pembelajaran dengan model

Pembelajaran Ini.

2. Manfaat praktis

a. Bagi Sekolah. Hasil penelitian ini dapat dijadikan kepala sekolah dalam

memotivasi para guru agar meninggalkan metode pembelasjarsn

konvensional dan menggunakan model-model inovasi pembelajaran yang

lebih mampu membelajarakan siswa.

b. Bagi guru. Hasil penelitian ini dapat di jadikan bahan evaluasi pembelajaran

dan bermanfaat untuk memperbaiki metode yang di gunakan dalam

meningkatkan hasil belajar peserta didik.

c. Bagi siswa

Dapat membantu siswa menunjang haqsil belajar dan menjadi sumber ilmu

supaya siswa dapat berperan aktif dalam proses belajar mengajar, terutama

pada mata pelajaran IPS Terpadu

1.7 Defenisi Operasional

Dalam defenisi operasional ini, akan diungkapkan defenisi kata-kata atau

istilah-istilah kunci yang berkaitan dengan masalah atau variable penelitian.

1. Model pembelajaran Course Review Horay (CRH)

Menurut ( Dwintara 2010) model pembelajaran course review merupakan

suatu model pembelajaran dengan pengujian pemahaman siswa yang

menggunakan soal di mana jawaban soal dituliskan pada kartu atau kotak

yang telah dilengkapi nomor dan untuk siswa atau kelompok yang
mendapatkan jawaban atau tanda dari jawaban yang benar terlebih dahulu

harus langsung berteriak “horay” atau menyanyikan yel-yel kelompoknya.

2. Hasil belajar

Pengertian hasil belajar merupakan perubahan prilaku dan kemampuan

secara keseluruhan yang dimiliki oleh siswa setelah belajar, yang

wujudnya berupa kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor yang

disebabkan oleh pengalaman dan bukan hanya salah satu aspek potensi

saja.

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Kajian Teoritsis Course Review Horay

2.1.1 Pengertian Model Pembelajaran Course Review Horay


Menurut (Dwintara 2010). Model Pembelajaran Course Review Horay
merupakan suatu model pembelajaran dengan pengujian pemahaman
siswa menggunakan soal di mana jawaban soal dituliskan pada kartu
atau kotak yang telah di lengkapi nomor dan untuk siswa atau
kelompok yang mendapatkan jawaban atau tanda dari jawaban yang
benar terlebih dahulu harus langsung berteriak“horay”atau
menyanyikan yel-yel kelompoknya.

Course Review Horay adalah salah satu model pmbelajaran yang

mendorong siswa untuk ikut aktif dalam proses belajar. Dengan demikian di

terapkanya model pembelajaran course review horay dapat membantu siswa

untuk memahami materi yang diajarkan oleh guru dan dapat menyelesaikan

soal-soal. Course review horay dapat membantu siswa untuk mencapai tujuan-

tujuan hubungan sosial yang pada akhirnya mempengaruhi hasil belajar siswa.

proses kegiatan belajar siswa saling berkerja sama antar kelompok

(koopertif) dapat membantu siswa ketika siswa tersebut ada kesulitan dalam

proses belajar dan bisa mendapatkan hasil belajar yang memuaskan. Model

pembelajaran ini bukan hanya guru yang berbicara tetapi siswa harus berperan

aktif supaya dapat meningkatkan hasil belajarnya dan dapat memahami materi

yang di sampaikan oleh guru.

Pembelajaran Course Review Horay, merupakan salah satu

pembelajaran kooperatif yaitu kegiatan belajar mengajar dengan cara

pengelompokan siswa ke dalam kelompok-kelompok kecil. Pembelajaran

Course Review Horay merupakan suatu pembelajaran pengujian terhadap

pemahaman konsep siswa menggunakan kotak yang diisi dengan soal dan

diberi nomor untuk menuliskan jawabanya. Sdiswa yang paling terdahulu

mendapatkan tanda benar langsung berteriak horay atau yel-yel lainya. Melalui
pembelajaran Course Review Horay diharapkan dapat melatih siswa dalam

menyelesaikan masalah dengan pembentukan kelompok kecil. (dalam situs

http://ras-eko.blogspot.com/2011/05/model-pembelajaran-course-review-

horay.html).

Pembelajaran dengan metode course review horay juga melatih siswa

untuk mencapai tujuan-tuhuan hubungan sosial yang pada akhirnya

mempengaruhi prestasi akdemik siswa. Pembelajaran melalui metode ini

dicirikan oleh struktur tugas, tujuan, dan penghargaan kooperatif yang

meloahirkan sikap ketergantungan yang positif di antara sesama siswa,

penerimaan terhadap perbedaan individu dan mengembangkan keterampilan

bekerjasama antar kelompok. Kondidi seperti ini akan memberikan kontribusi

yang cukup berarti untuk membantu siswa yang kesulitan dalam mempelajari

konsep-konsep belajar, pada akhirnya setiap siswa dalam kelas dapat mencapai

hasil belajar yang maksimal. pada pembelajaran course review horay juga

aktifitas belajar lebih banyak bersifat pada siswa. Dalam hal ini pada proses

pebelajaran guru hanya bertindak sebagai penyimpan informasi, fasilitator, dan

pembimbing. Suasana belajar dan interaksi yang menyenangkan membuat

siswa lebih menikmati pelajaran sehingga siswa siswa tidak mudah bosan

unruk belajar.

2.1.2 Karakteristik Model Pembelajaran Course Review Horay

Menurut Junaedi, (menjelaskan bahwa karakteristik metode course

review horay, yaitu :


a. Guru menginginkan agar peserta didik tidak hanya sekedar dapat
mengingat materi pelajaran, akan tetpapi, menguasai dan
memahaminya secara penuh.
b. Guru bermaksud untuk mengembangkan keterampilan berfikir
rasional peserta didik, guru menginginkan keemampuan peserta
didik untuk memecahkan masalah serta membuat tantangan
intelektual peserta didik.
c. Guru ingin mendorong peserta didik untuk lebih bertanggung jawab
terhadap pelajaran.
d. Guru ingin agar peserta didik memahami hubungan antara apa yang
di pelajari dengan kenyataan dalam kehidupanya.
e. Model pembelajaran course review horay menempatkan peserta
didik sebagai objek belajar.
f. Memiliki tujuan yang akhirnya pada penguasaan materi.
g. Adanya latihan dan dari pembuatan kotak dengan mengisi jawaban
di dalam kotak.
2.1.3 Langkah-Langkah Model Pembelajaran Course Review Haray
Di samping karakteristik di atas, dalam melakukan pengorganisasian

model pembelajaran course review horay juga harus di lakukan langkah-

langkah yang sistematuis. Suprijono (2009:12) langkah-langkah model

pembelajaran course review horay adalah sebagai berikut:

a. Guru menyampaikan kopentensi yang ingin di capai


b. Guru mendemontrasikan / menyajikan materi.
c. Memberikan kesempatan siswa Tanya jawab
d. Untuk menguji pemahaman, peserts didik di suruh membuat
9/16/25 kotak,sesuai dengan kebutuhan dan tiap kotak di isi angkah
sesuai dengan selera masing-masing peserta didik.
e. Guru membaca soal secara acak dan poeserta didik menullis
jawaban di dalam kotak yang nomornya di sebutkan guru.
f. Setelah membaca soal dan jawaban siswa di tulis di dalam kartu
atau kotak, guru dan siswa mendiskusikan soal yang di berikan
tadi.
g. Peserta didik yang sudah mendapatkan tanda benar (v) vertical atau
horizontal atau diagonal harus berteriak horay atau hore yel-yel
lainya.
h. Nilai siswa di hitung dari jawaban benar, jumlah horay yang di
peroleh.
i. Guru memberikan reward pada yang memperoleh nilai tinggi atau
yang banyak memperoleh horay
2.1.4 Kelebihan Dan Kukurangan Model Pembelajaran Courde Review

Horay

a. Kelebihan model pembelajaran course review haray

1) Siswa ikut aktif dalam belajar


2) Melatih kerjasama dan kemampuan siswa dalam menyelesaikan
masalah,
3) Suasana belajar dan interaksi yang menyenangkan membuat siswa
lebih menikmati pelajaran sehingga siswa tidak mudah bosan untuk
belajar.
4) Melatih siswa untuk mencapai tujuan hubungan sosial yang pada
akhirnya mempengaruhi prestasi akademik siswa.
b. Kekurangan model pembelajaran course review horay
1) Siswa aktif dan pasif nilainya di samakan.
2) Adanya peluang untuk curang .(Suprijono ( 2009:12)
Adapun cara untuk mengatasi kelemahan ( kekurangan) dari model
pembelajaran Course Review Horay yaitu:
1) Di awal pertemuan, guru perlu menyampaikan dengan tegas, mengenai
tata aturan dal mengucapkan yel-yel horay, yaitu tidak boleh sampai
menimbulkan suasana yang tidak kondusif, apabila siswa melanggar, maka
akan diberikan pengurangan terhadap skor/nilai yang telah diperoleh
kelompoknya.
2) Di akhir pembelajaran, guru memberikan evaluasi untuk masing-masing
siswa, sehingga dapat di ketahui tingkat pemahaman materi dari masing-
masing siswa.
3) Di akhir pembelajaran, maka guru perlu melakukan pemeriksaan kembali
terhadap jawaban kelompok dari masing-masing kotak jawab kelompok
yang telah disediakan dan apabila terdapat kecurangan, maka perlu
diberikan sanksi berupa pengurangan skor terhadap nilai yang telah
diperoleh, sehingga siswa tidak akan berani untuk mengulangi
perbuatanya.
Jadi dalam pembelajaran model Course Review Horay (CRH). Terdapat
kesempatan yang sama bagi setiap anggota kelompok untuk berhasil.
Dukungan kelompok dalam belajar, dan tanggung jawab individual
digunakan untuk penampilan atau penentuan hasil akhir.
Secara kongkrit penerapan pembelajaran Course Review Horay, yakni
sebagai berikut:
1. Mengembangkat pemikiran bahwa siswa akan belajar dengan lebih
bermakna dengan cara belajar secara berkelompok atau team;
2. Mengembangkan keterampilan dan kecepatan berpikir siswa;
3. Menciptakan kelompok belajar;
4. Melakukan penilaian dengan cara memperhatikan suatu krlompok
yang sering mengatakan horay.
2.2 Hasil Belajar

2.2.1 Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan hal yang sangat penting bagi siswa, terutama

siswa dapat mengetahui kemajuan dari proses belajarnya dalam proses

pembelajaran. Menurut purwanto(Eka Pitriana dalam 2014:46) mengemukan

bahwa hasil belajar merupakan pencapaian tujuan pendidikan pada siswa yang

mengikuti proses belajar mengajar.sedangkan menurut Arifin ( 2016:26)

menjelaskan bahwa hasil belajar merupakan gambaran tentang apa yang harus

digali,dipahami,dan dikerjakan peserta didik.

berdasarkan pendapat para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa hasil

belajar merupakan adanya perubahan tingkah laku terhadap siswa setelah

melaksanakan proses pembelajaran. Dan perubahan tersebut meliputi aspek

kognitif, aspek afektif, dan aspoek psikomotorik siswa.. Ranah kognitif

berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek yakni

pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, anlisis, sintesis, dan evalusi.

Rana afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek yakni

penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi, dan internalisasi. Rana

psikomotorik berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemamuan

bertindak.

Ketiga rana tersebut menjadi obbjek penilaian hasil belajar. Di antara

ketiga rana itu, rana kognitiflah yang paling banyak di nilai olek para guru di

sekolah karena berkaitan dengan kemampuan peserta didik sdalam menguasai

isi bahan pengajaran.


Dengan berakhirnya suatu proses belajar, maka peserta didik

memperoleh suatu hasil belajar. Hasil belajar merupakan hasil dari suatu

interaksi tindak belajar. Dari sisi guru tindak belajar di akhiri dengan proses

evaluasi hasil belajar, sedangkan dari sisi peserta didik, hasil belajar

merupakan berakhirnya atau puncak proses belajar. Hasil belajar untuk

sebagian adalah berkat tindak guru dalam suatu pencapaian tujuan pengajaran

dan di bagian lain merupakan peningkatan kemampuan mental peserta didik.

Hasil belajar tersebut dapat di bedakan menjadi dampak pengajaran dan

dampak pengiring damapak pengajaran adalah hasil yang dapat di ukur, seperti

yang tertuang dalam angka rapor, angka dalam ijaza . dampak pengiring adalah

terapan pengetahuan dan kemampuan di bidang lain, suatu transfer belajar

( Mudjiono dan Dimiyati (1990:3).

Secara lengkap hasil belajar adalah segala sesuatu yang berkaitan

dengan prestasi belajar baik materi maupun nonmateri dalam dunia pendidikan

bagi peserta didik secara teratur.

2.2.2 Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar dalam diri seseorang,

dapat di golongkan atas dua faktor yaitu: faktor intern dan faktor ekstern.Dari

kedua faktor di atas dapat di jelaskan sebagai berikut:

1. Faktor intern yaitu faktor yang datang dalam diri peserta didik yang meliputi

faktor biologis dan faktor psikologis.


a. Faktor Biologis atau keadaan Fisik

Keadaan tubuh yang sehat dan normal turut mempengaruhi kegairahan

belajar seseorang yang pada giliranya mempengaruhi proses belajar.

b. Keadaan Mental atau Psikologi

Hal-hal yang meliputi keadaan mental dan psikilogi yaitu:

1) Inteligensi

Setiap orang mempunyai inteligensi yang berbeda-beda ada yang

tinggi, sedang dan ada juga yang rendah sehingga salam menangkap

pelajaran, setiap orang memiliki kemampuan yan g berbeda-beda.

2) Kemampuan Belajar

Kemampuan belajar merupakan peranan penting dalam mendorong

orang untuk bekerja.

3) Perhatian

Untuk dapat menjalankan belajar harus ada perhatian dari peserta

didik terhadap bahan yang di pelajari.

4) Minat

Minat dapat merupakan pendorong keberhasilan seseorang, apabila

seseorang bermint pada sesuatu bidang maka akan mudah

mempelajari bidang itu.

5) Emosi

Kematangan emosi pada seseorang berbeda-beda ada yang tidak dapat

mengekang emosinya akan mengalami kesulitan dalam belajar.


2. Faktor Ekstern yaitu faktor yang datang dari luar dari peserta didik itu sendiri

yang meliputi hal-hal sebagai berikut:

a. Lingkungan Keluarga di mana seseorang di besarkan menyangkut dua aspek

(Yusuf,2003:43).

1. Suasana dalam keluarga


Suasana rumah berpengaruh dalam membantu belajar bagi anak.
Apabilah suasana rumah itu sendiri sering ribut maka hal ini
yang mengakibatkan anak tidak mendapatkan ketenangan dalam
belajar.
2. Keadaan Ekonomi Keluarga
Faktor ekonomi sangat mempengaruhi terhadap kehidupan rumah
tangga. Keharmonisan antar hubungan orang tua dan anak-anak
kadang tidak terlepas dari faktor ekonomi. Begitu pula dengan
keberhasilan belajar anak di sekolah.
b. Lingkungan Sekolah
1. Interaksi guru dengan murid
Seorang guru harus dapat menciptakan situasi yang dapat
meningkatkan gairah untuk belajar dan prestasi bagi murid-
muridnya. Guru yang kurang berinteraksi dengan muridnya dapat
menyebabkan menurunya prestasi belajar peserta didik.
2. Interaksi melihat anak-anak yang mudah terpengaruh oleh tenan-
temanya.
Adanya rasa kurang sesuai dengan teman-temanya di sekolah
dapat menyebabkan anak malas sekolah dan tentu saja
mengkibatkan anak malas belajar.

3. Keadaan Bahan Yang Di Pelajari


Mengandung makna mempunyai kecendrungan untuk mudah di
ingat dari pada bahan yang tidak bermakna sama sekali.
c. Lingkungan Masyarakat
Apabila masyarakat di sekitar anak tidak menganggap bahwa
sekolah merupakan suatu hal yang penting maka hal ini dapat
mempengaruhi belajar anak yaitu: Faktor media massa, misalnya
buku-buku, film, pegaulan, aktivitas masyarakat.
2.2.3 Kehidupan Masa Praaksara Hindu Budha Dan Islam
Iklim dan bentuk muka bumi mempengaruhi kehidupan sosial masyarakat

Indonesia. Hal ini dapat di ketahui dari corak kehidupan masyarakat Indonesia

pada masa praaksara, hindu-buddha, masyarakat telah memiliki kebudayaan


yang cukup maju. Unsur-unsur kebudayaan asli Indonesia telah tumbu dan

berkembang dalam kehidupan masyarakat Indonesia.

1. Kehidupan Masyarakat Masa Praaksara

Kehidupan masayarakat Indonesia pada masa praaksara dapat di bagi ke dalam

tiga masa, yaitu masa vberburu dan mengumpulkan makanan, masa bercocok

tanam, dan masa perundagian.

a) Masa Berburu Dan Mengumpulkan Makanan

Kehidupan manusia masa berburu dan mengumpulkan makanan, dari

sejak pithecanthropus sampai dengan homo sapiens sangat bergantung

pada posisi alam.

1) Mereka tinggal di padang rumput yang letaknya berdekatan dengan

sungai. Di samping berburu, mereka juga mengumpulkan tumbuhan yang

mereka temukan seperti ubi, keladi, daun-daunan ,dan buah-buahan.

2) Mereka bertempat tinggal di dalam gua-gua yang tidak jauh dari sumber

air, atau di dekat sungai yang terdapat sumber makanan seperti ikan,

kerang, dan siput.

3) Mereka membuat alat-alat dari batu yang masih kasar, tulang, dan kayu di

sesuaikan dengan keperluanya, seperti kapak perimbas, alat-alat serpih,

dan kapak genggam.

4) Mereka membuat api dengan cara menggosokan dua keeping batu yang

mengandung unsur besi sehingga menimbulkan percikan api dan

membakar lumut atu rumput kering yang telah disiapkan.


5) Manusia praaksara tidak mempunyai tempat tinggal tetap, tetapi selalu

berpindah-pindah (nomaden) mencari tempat-tempat yang banyak bahan

makanan.

6) Dalam kehidupan soaial, manusia praaksara hidup dalam kelompok-

kelompok dan membekali dirinya menghadapi lingkungan sekelilingnya.

b) Masa Bercocok Tanam

Masa bercocok tanam adalah masa ketika manusia mulai memenuhi

kebutuhan hidupnya dengan cara memnfaatkan hutan belukar untuk di

jadikan lading. Masa bercocok tanam terjadi ketika cara hidup berburu dan

mengumpulkan bahan makanan di tinggalkan.

1) Mereka mulai hidup menetap di suatu tempat. Manusia praaksara yang

hidup pada mada bercocok tanam adalah homo sapiens, baik itu ras

Mongoloid maupun ras Austromelanesoid.

2) Berbagai macam tumbuhan dan hewan mulai di pelihara. Mereka bercocok

tanam dengan cara berladang. Jenis tanaman yang di tanam adalah

ubi,pisang,dan sukun.

3) Manusia praaksaramasa ini mampu membuat alat-alat dari batu yang

sudah di asah lebih halus serta di mulai dikenalnya pembuatan gerabah.

Alat-alatnya berupa beliung persegi dan kapak lonjong, alat-alat pemukul

dari kayu, dan mata panah.

4) Manusia mulai hidup menetap di suatu perkampungan yang terdiri atas

tempat-tempat tinggal sederhana yang didiami secara berkelompok oleh

beberapa keluarga.
5) Bentuk perdagangan bersifat barter. Barang-barang yang di pertukarkan

waktu itu ialah hasil-hasil bercocok tanam, hasil kerajinan tangan

( gerabah,beliung), garam, dan ikan yang dihasilkan oleh penduduk pantai.

c) Masa Perundagian

Masa perundagian merupakan masa akhir prasejarah di Indonesia. Kata

perundagian berasal dari bahasa bali: undagi, yang artinya adalah

seseorang atau sekelompok orang atau segolongan orang yang mempunyai

kepandaian atau keterampilan jenis usaha tertentu, misalnya pembuatan

gerabah, perhiasan kayu, sampan, dan batu.

1) Manusia praaksara yangb hidup pada masa peundagian adalah ras

Australomelanesoid dan mongoloid.

2) Manusia hidup di desa-desa, di daerah pegunungan, dataran rendah, dan di

tepi pantai dalam tata kehidupan yang makin teratur dan terpimpin.

3) Mereka mulai mengenal pengolahan logam, adanya alat-alat dari logam

tidak serta merta menghilangkan penggunaan alat-alat dari batu.

4) Perkampungan yang terbentuk lebih teatur dari sebelumnya. Setiap

kampung memiliki pemimpin yang di segani oleh masyarakat.

5) Hubungan dengan daerah-daerah di sekitar kepulauan Nusantara muali

terjalin.

2. Masa Hindu-Budha

Bangsa Indonesia yang sebelumnya memiliki kebudayaan asli tidak begitu

saja menerima budaya-budaya baru tersebut. Proses masuknya pengaruh

budaya Indonesia terjadi karena adanya hubungan dagang antara Indonesia


dan india. Kebiudayaan yang datang dari india mengalami proses

penyesuaian dengan kebudayaan asli Indonesia. pengaruh kebudayaan

hindu-budha di Indonesia ini dapat di lihat dari peninggalan-peninggalan

saejarah dalam berbagai bidang, antara lain sebagai berikut.

1) Bidang Keagamaan

Sebelum budaya hindu-budha datang, di Indonesia telah berkembang

animisme dan dinamisme. Animise merupakan suatu kepercayaan terhadap

suatu benda yang di anggap memiliki roh atau jiwa. Dinamisme

merupakan suatu kepercayaan bahwa setiap benda memiliki kekuatan gaib.

Dengan masuknya kebudayaan hindu-budha, masyarakat Indonesia secara

berangsur-angsur memeluk agama hindu dan budha, diawali oleh golongan

elite di sekitar istana.

2) Bidang Politik

Sistem pemerintahan kerajaan dikenalkan oleh orang-orang india. Lahir

kerajaan-kerajaan, seperti kutai, tarumanegara, sriwijaya, dan kerajaan

bercorak hindu-budha lainya.

3) Bidang Sosial

Masuknya kebudayaan hindu menjadikan masyarakat Indonesia mengenal

aturan kasta, yaitu: kasta brahmana (kaum pendeta dan para sarjana), kasta

ksatria( para prajurit, pejabat dan bangsawan), kasta waisya( pedagang

petani, pemilik tanah dan prajurit).

4) Bidang Pendidikan
Lembaga-lembaga pendidikan semacam asrama merupakan salah satu

bukti pengadari kebudayaan hindu-budha di Indonesia. Lembaga

pendidikan tersebut mempelajari satu bidang saja, yaitu keagamaan.

5) Bidang Sastra Dan Bahasa

Pengaruh hindu-budha pada bahasa adalah dikenal dan di gunakanya

bahasa sansekerta dan huruf pallawa oleh masyarakat Indonesia.

6) Bidang Arsitek

Punden berundak merupakan salah satu arsitektur zaman megalitikum.

Arsitek tersebut berpadu dengan budaya india yang mengilhami

pembuatan bangunan candi

3. Kehidupan Masyarakat Indonesia Masa Islam

Masuknya islam berpengaruh besar pada mmasyarakat Indonesia.

Kebudayaan islam terus berkembang sampai sekarang. Pengaruh

kebudayaan islam dalam kehidupan masyarakat Indonesia antara lain pada

boidang-bidang berikut:

a. Bidang Politik

Setelah masuknya islam, kerajaan-kerajaan yang bercorak hindu-budha

mengalami keruntuhan dan digantikan perananya oleh kerajaan-kerajaan

yang bercorak islam, seperti samudra pasai, demak,malaka, dan lainya.

b. Bidang Sosial

Pengaruh islam yang berkembang pesat membuat mayoritas masyarakat

Indonesia memeluk agama islam. Hal ini menyebabkan aturan kasta mulai
pudar di masyarakat. Nama-nama arab seperti Muhammad, Abdullah,

Umar,Ali,Musa, Ibrahim, Hsan,Hamzah, dan lainya mulai di gunakan.

c. Bidang Pendidikan

Pendidikan islam berkembang di pesantern-pesantren islam. Sebenarnya,

pesantren telah berkembang sebelum islam masuk ke Indonesia. Pesantren

saat itu menjadi tempat pendidikan dan pengajaran agama hindu. Setelah

islam masuk, mata pelajaran dan proses pendidikan pesantren berubah

menjadi pendidikan islam. Pesantren adalah wssebuah asrama tradisional

pendidikan islam.

d. Bidang Sastra Dan Bahasa

Penggunaan huruf arab di Indonesia pertama kali terlihat pada batu nisan

di daerah Leran Gresik, yang di duga makam seorang bangsawan

majapahit yang telah masuk islam. Dalam perkembanganya, pengaruh

huruf dan bahasa arab terlihat pada karya-karya sastra. Bentuk karya sastra

yang berkembang pada masa kerajaan-kerajaan islam diantaranya sebagai

berikut:

1. Hikayat, cerita atau dongeng yang terpangkal dari peristiwa atau tokoh

sejarah. Hikayat di tulis dalam bentuk peristiwa atau tokoh sejarah.

2. Babad, kisah pujangga keratin sering di sebagai peristiwa sejarah

contohnya babad tanah jawi( jawa kuno), babad Cirebon.

3. Suluk, kitab yang membentangkan soal-soal tasawuf contohnya suluk

sukarsa, suluk wijil, suluk malang sumirang, dan lainya.

4. Syai, seperti syair abdul muluk dan gurindam dua belas.


e. Bidang Arsitek

Kesenian islam telah memperkenalkan tradisi baru dalam teknologi

arsitektur seperti masjid dan istana. Ada perbedaan antara masjid-masjid

yang di bangun pada awal masuknya islam ke Indonesia dan masjid yang

ada di Timur Tengah. Masjid di Indonesia tidak memiliki kubah di puncak

bangunan. Kubah di gantikan dengan atap tumpang atau atap bersuusun.

Jumlah atap tumpang itu selalu ganjil, tiga tingkat atau lima tingkat serupa

dengan arsitektur hindu. Contohnya, masjid demak dan masjid banten.

Islam juga memperkenalkan seni kaligrafi. Kaligrafi adalah seni menulis

aksara indah yang merupakan kata atau kalimat. Kaligrafio ada yang

berwujud gambar binatang atau manusia( hanya bentuk siluetnya). Ada

pula yang berbentuk aksara yang diperindah. Teks-teks daro Al-Quran

merupakan tema yang sering di tuangkan dalam seni kaligrafi ini. Media

yang sering di gunakan adalah nisan makam, dinding masjid, mihrab, kain

tenu nan, kayu, dan kertas sebagai panjangan.

2.2.3 Kajian Penelitian Relevan

Kajian penelitian relevan yang dapat dijadikan sebagai dasar dalam

melakukan penelitian ini adalah hasil penelitian yang dilakukan oleh Septiara,

Sunadi, Sudarmi yang meneliti tentang penerapan model pembelajaran course

review horay untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Hasil

penelitian menunjukan bahwa aktivitas belajar siswa pada siklus I adalah sebesar

65%, lalu meningkat pada siklus II menjadi 75% dan pada siklus III sudah

mencapai 90% , sedangkan untuk hasil belajar siswa pada siklus I siswa yang
tuntas yaitu 37,50, menimgkat di siklus ke II menjadi 55,51%, dan meningkat

kembali di siklus IIImenjadi 82,86%.

Kemudian menurut hasil penelitian Liyung (2011:89)menjelaskan

bahwa penerapan model pembelajaran cooperative learning tipe Course Review

Horay yang telah dilaksanakan oleh guru di kelas VII SMP Kristen Abdi

Wacana Pontianak dapat meningkatkan hasil belajar siswa, hal ini dapat dilihat

dari hasil nilai rata-rata ulagan harian pada siklus I dan siklus II ,yaitu selalu

mengalami penin gkatan dari 63,71 menjaqdi 69,33 dan nilai ketuntasan belajar

siswa secara klasikal mengalami peningkatan 66,66% menjadi 80,95%.

2.2.5 Kerangka Berpikir

Untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik terhadap mata

pelajaran IPS Terpadu, guru harus menciptakan suasana belajar yang optimal

dengan menerapkan berbagai model pembelajaran inivatif. Dalam

pembelajaran IPS terpadu, salah satu hal yang di perlukan oleh guru dalam

mengajarkan suatu pokok bahasan adalah pemilihan metode pembelajaran

yang sesuai dengan materi yang akan di ajarkan, karena melihat peserta didik

yang mempunyai karakteristik yang berbeda antara satu dengan yang lainya

dalam menerima materi lainya dalam menerima materi pembelajaran yang di

sajikan guru, ada peserta didik yang mempunyai daya serapnya cepat dan ada

pula yang daya serapnya lambat.

Sebagai pelaku utama dalam pendidikan sekolah, guru di harapkan

dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan baik sehingga dapat


mencapai tujuan pendidikan dalam bentuk perubahan perilaku diri peserta

didik . oleh karena itu, guru bertanggung jawab atas keseluruhan proses

pendikan di sekolah.

Guru sebagai pendidik di suatu lembaga sekolah harus bisa menggali

bakat atau kemampuan dari peserta didik, sehingga bakat dan kemampuan dari

masing-masing peserta didik dapat di kembangkan dengan baik sesuai dengan

potensi dirinya. Dalam proses pembelajaran di kelas setiap peserta didik

mempunyai kemampuan pada mata pelajaran IPS terpadu. Di sini guru bisa

melihat kemampuan dari setiap peserta didik. Pembelajaran hendaknya lebih di

arahkan pada proses elajar kreatif yang mana peserta didik harus mampu

menggabungksn informasi baru dengan apa yang mereka sudah ketahui

sehingga mencapai tujuan yang di kehendaki. Dalam hal ini dikatakana bahwa

tugas seorang guru adalah mengembangkan potensi peserta didik secara

maksimal sehingga dapat mempengaruhi hasil belajar peserta didik.supaya

hasil belajar peserta didik dalam mata pelajaran IPS terpadu tercapai maka

guru harus dapat menciptakan pembelajaran di kelas secara optimal melalui

course review horay.

Berdasarkan permasalahan tersebut, menyebabkan keaktifan peserta

didik dalam pembelajaran sehingga berpengaruh terhadap hasil belajar pada

mata pelajaran IPS yang diperoleh oleh peserta didik Untuk itu peneliti

berupaya meningkatkan keaktifan dan hasil belajar IPS peserta didik . Salah

satu cara yang digunakan untuk untuk menekankan pada hasil belajar peserta

didik dalam pembelajaran IPS adalah dengan menggunakan metode Course


Review Hotay. Dalam pemaparan kerangka piker di atas dapat dituliskan pada

gambar berikut ini.

Bagan 2.1

GURU

Materi Pelajaran

Model Pembelajaran Course Review Horay

Peserta Didik

Hasil Belajar
2.2.6 Hipotesis Tindakan

Hipotesis merupakan jawaban sementara yang dibangun atau

diformulasikan berdasarkan pada kajian konsep reori-teori, hasil temuan

peneliti terdahulu atau pengamatan peneliti pada fenomena lapangan yang

hendak diteliti. Oleh karena sifatnya adalah jawaban sementara, maka hipotesis

perlu diuji untuk membuktikan kebenaranya,pengujian hipotesis ini disebut

verifikasi. Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

H1: Ada pengaruh model pembelajaran Course Review Horay terhadap

hasil belajar Di Kelas VII SMPN 7 BORONG

H0: Tidak ada pengaruh model pembelajaran Course Review Horay

terhadap hasil belajar Di Kelas VII SMPN 7 BORONG


BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang di gunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

tindakan kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas (PTK) adalah penelitian yang

dilakukan oleh peneliti dan guru mata pelajaran di dalam kelasnya sendiri

dengan cara merencanakan, melaksanakan, merefleksikan tindakan secara

kolaboratif dan partisipatif dengn tujuan memperbaiki kinerjanya sebagai guru,

sehingga hasil belajar psesrta didik dapat meningkat (Dwitagama,2012:09).

Dalam penelitian tindakan kelas peneliti dapat meneliti secara mandiri atau

bersama dengan tenaga kependidikan dengan yang lain, agar mampu


merencanakan metode, model, strategi pendekatan pembelajaran terhadap

proses dan produk pembelajaran di kelas.

3.2 Prosedur Penelitian

Dalam penelitian tindakan kelas sebenarnya ada beberapa prosedur yang

dapat di terapkan, tetapi peneliti menggunakan model yang di kemukan oleh

Kemmis dan Mc Taggart (dalam Dwitagama 2012:20) adapun tindakan kelas

yang di maksud menggambarkan adanya 4 langkah (dan pengulanganya) yang di

sajikan dalam bagan 3.Tindak yang di terapkan dalam peneliti tindakan kelas

seperti di gambarkan dalam bagan, melalui tahapan sebagai berikut:

Bagan 3.1

Siklus 1 Siklus 2

Rencan Tindakan Perbaikan Rencana


Tindakan

Pelaksanaan Pelaksanaan
Tindakan Tindakan

Observasi
Observasi

Refleksi Refleksi
dst

a. Tahap perencanaan

Pada tahap ini peneliti menyusun rancangan tindakan dan di kenal dan

perencanaan, yang menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, di mana,

oleh siapa dan bagaimana tidak tersebut di lakukan. Dalam tahap

menyusun rancangan, peneliti menentukan titik-titik atau fokus peristiwa

yang perlu mendapatkan perhatian khusus untuk di amati, kemudian

membuat sebuah instrument pengamatan untuk membuat penenliti

merekam fakta yang terjadi selama tindakan berlangsung.

b. Tahap pelaksanaan

Pada tahap ini peneliti menerapkan apa yang telah di rencanakan, kegiatan

pelaksanaan ini di lakukan dua siklus, pada saat pelaksanaan tindakan,

kegiatan pengamatan juga di lakukan untuk mengetahui sejauh mana

pelaksanaanya.

c. Tahap pengamatan

Pada saat pelaksanaan tindakan, kegiatan pengamatan juga di laksanakan

untuk mengetahui sejauh mana kegiatan pelaksanaan pembelajaran.

d. Tahap refleksi
Pada tahap ini berdasarkan hasil pengamatan pada tahap kedua peneliti

kemudian melakukan refleksi atau tindakan yang telah di lakukan, maka

rencana tindakan akan di sempurnakan lagi agar tindakan yang di lakukan

berikutnya tidak sekedar mengulang apa yang telah perbuat sebelumnya.

Keempat tahap dalam penelitian tindakan tersebut merupakan suatu siklus,

yaitu satu putaran kegiatan berurutan dari tahap penyusunan rancangan

sampai dengan refleksi. Yang tidak lain adalah evaluasi. Apabila sudah di

ketahui letak keberhasilan dan hambatan dari tindakan yang baru saja di

selesaikan dalam satu siklus, guru pelaksana ( bersama peneliti pengamat)

menentukan rancangan untuk siklus kedua, untuk menguatkan hasil, atau

akan memperbaiki langkah terhadap hambatan atau kesulitan yang di

temukan dalam siklus pertama. Hasil keputusan tersebut di jadikan

rancangan untuk tindakan siklus kedua.

3.3 Waktu Dan Lokasi Penelitian

1. Waktu Penelitian

Penelitian ini rencananya akan dilaksanakan pada Bulan Maret sampai

Mei 2020

2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini akan di laksanakan di SMPN 7 Borong Kabupaten

Manggarai Timur.

3.4 Subyek Penelitian


Subyek penelitian ini adalah peserta didik kelas VII Pada SMPN 7

Borong, yang berjumlah 25 orang yang terdiri dari 15 orang laki-laki dan 10

orang perempuan.

3.5 Teknik pengumpulan data

Dalam menyimpulkan data dan infformasi, peneliti menggunakan

teknik atau metode sebagai berikut:

1. Teknik observasi

Pengamatan merupakan suatu teknik atau cara mengumpulkan data

dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan belajar mengajar

secara langsung. Jenis pengamatan yang di gunakan adalah pengamatan

tentang kemampuan peserta didik terhadap penerapan model pembelajaran

course review horay untuk mengingkatkan hasil belajar siswa pada mata

pelajaran IPS Terpadu. Instrument yang di gunakan peneliti dalam

melakukan observasi yaitu dengan menggunakan pedman observasi.

Tabel 3.1
Kisi-kisi Pedoman Observasi untuk guru

Aspek yang di observasi Skoor


Sangat Baik Cukup Kurang
Baik
a. Guru menyampaikan kopentensi
yang ingin di capai
b. Guru mendemontrasikan/
menyajikan materi.
c. Memberikan kesempatan siswa
Tanya jawab
d. Untuk menguji pemahaman,
peserts didik di suruh membuat
9/16/25 kotak,sesuai dengan
kebutuhan dan tiap kotak di isi
angkah sesuai dengan selera
masing-masing peserta didik.
e. Guru membaca soal secara acak
dan poeserta didik menullis
jawaban di dalam kotak yang
nomornya di sebutkan guru.
f. Setelah membaca soal dan
jawaban siswa di tulis di dalam
kartu atau kotak, guru dan siswa
mendiskusikan soal yang di
berikan tadi.
g. Peserta didik yang sudah
mendapatkan tanda benar (v)
vertical atau horizontal atau
diagonal harus berteriak horay
atau hore yel-yel lainya.
h. Nilai siswa di hitung dari
jawaban benar, jumlah horay
yang di peroleh.
i. Guru memberikan reward pada
yang memperoleh nilai tinggi
atau yang banyak memperoleh
horay
Ket: SB (4) B (3) C (2) k (1)

Tabel 3.1
Kisi-kisi Pedoman Observasi untuk siswa

Aspek yang di observasi Skoor


Sangat Baik Cukup Kurang
Baik
j. Guru menyampaikan
kopentensi yang ingin
di capai
k. Guru mendemontrasikan/
menyajikan materi.
l. Memberikan kesempatan siswa
Tanya jawab
m.Untuk menguji pemahaman,
peserts didik di suruh membuat
9/16/25 kotak,sesuai dengan
kebutuhan dan tiap kotak di isi
angkah sesuai dengan selera
masing-masing peserta didik.
n. Guru membaca soal secara acak
dan poeserta didik menullis
jawaban di dalam kotak yang
nomornya di sebutkan guru.
o. Setelah membaca soal dan
jawaban siswa di tulis di dalam
kartu atau kotak, guru dan siswa
mendiskusikan soal yang di
berikan tadi.
p. Peserta didik yang sudah
mendapatkan tanda benar (v)
vertical atau horizontal atau
diagonal harus berteriak horay
atau hore yel-yel lainya.
q. Nilai siswa di hitung dari
jawaban benar, jumlah horay
yang di peroleh.
r. Guru memberikan reward pada
yang memperoleh nilai tinggi
atau yang banyak memperoleh
horay
Ket: SB (4) B (3) C (2) k (1)

2. Tes

Tes di gunakan untuk mengukur kemampuan dasar dan pencapaian hasil

belajar siswa. Pelaksaan tes sangat penting untuk memperoleh data yang

akurat dan relevan dalam peneliti ini. Teknik tes yang akan di berikan pada

peserta didik yaitu ore tes dan post tes. Pre tes bertujuam untuk mengetahui

seberapa jauh pemahaman siswa terhadap materi pelajaran. Post tes di

lakukan untuk mengetahui berhasil atau tidaknya pembelajaran IPS terpadu.


Dalam penelitian ini, peneliti mengadakan tes siklus 1 dan 11 untuk

mengukur ketuntasan belajar peserta didik pada mata pelajaran akuntansi

setelah di berikan tindakan.

3.6 Teknik Analisis Data

1. Analisis data

Pada peneliti tindakan ini, peneliti menganalisis data dengan

menggunakan teknik analisis data kuantitatif. Berdasarkan metode

pengumpulan data menggunakan teknik data kualitatif maka hasil yang di

olah menggunakan rumus sebagai berikut:

a. Untuk menentukan tingkat tuntas belakar klasik ( TBK ) Muslich

2012:55)

jumlah siswa yang mendapat nilai minimmal70


TBK= x 100%
jumlah siswa seluruhnya

Penghitung presentase dengan menggunakan rumus di atas

sesuai dan memperhatikan kriteria ketuntasan belajar siswa di

SMPN 7 Borong yang di kelompokan ke dalam dua kategori

yang tuntas dan tidak tuntas.

Sedangkan untuk data observasi hasil aktivitas peserta didik

dalam mata pelajaran IPS terpadu menggunakan Course Review

Horay di analisis dengan kriteria penilaian.

Adapun data hasil pengamatan pada proses pembelajaran

menggunakan lembar observasi peserta didik dapat di analisis

secara kualitatif untuk memperoleh pencapaian tujuan

pembelajaran dan tingkat keberhasilan pembelajaran.


b. Untuk menentukan rata-rata kelas ( Wardana dan Wirhadid. 2008.19

jumlah seluruh nilai


Nilai rata-rata=
N ( jumlah siswa )

Dalam hasil belajar siswa dianalisis secara kuantitatif untuk memperoleh simpilan

dengan menggunakan table sebagai berikut:

Table 3.1

Kriteria Tingkat Keberhasilan Siswa Dalam Persen(%)

Tingkat keberhasilan% Kualifikasi


≥ 80% Sangat tinggi
60-79% Tinggi
40-59% Sedang
20-39% Rendah
<20% Sangat rendah
DAFTAR PUSTAKA

Hadu, Miftahul. 2011. Model-Model Pengajaran Dan Pembelajaran. Yogyakarta


: Penerbit Pustaka Pelajar

http://ras-eko.blogspot.com/2011/05/model-pembelajaran-course-review-

horay.html).

Purwanto.(2014). Hasil belajar. Yogyakarta. Pustaka belajar

Agus Suprijono. 2009. Langkah-Langkah Model Pembelajaran course review

horay

Bambang Soepeno, M,Pd. 2002 pengertian hipotesis, penerbit PT RINEKA

CIPTA, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai