Anda di halaman 1dari 14

ETIKA DI LINGKUNGAN SEKITAR

KITA

Etika merupakan nilai-nilai dan norma-norma moral yang menjadi


pegangan bagi seorang atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah lakunya.
Menurut Kattsoff, etika sebenarnya lebih banyak bersangkutan dengan prinsip-
prinsip dasar pembenaran dalam hubungan tingkah laku manusia, jadi, dalam
berinteraksi dengan masyarakat kita harus menggunakan etika yang baik agar
masyarakat dapat menanggapinya dengan baik pula. Dizaman sekarang ini
bangsa tengah mengalami krisis etika, dimana sungguh memprihatinkan karena
pelakunya adalah anak bangsa yang mana merupakan benih-benih
pembangunan bangsa ini. Tulisan ini membahas tentang Etika Dalam Pergaulan
Hidup Manusia terhadap moral yang menjadi persoalan di zaman sekarang ini,
yakni melalui pembelajaran etika dalam islami. Dalam praktiknya, ada tiga hal
yang harus dicermati, yakni pembelajaran etika, moral, tatakrama. Tujuan
penulisan ini adalah untuk mengetahui pengertian etika, etika dalam pergaulan,
bersikap dalam pergaulan, jenis-jenis pergaulan, dampak dari pergaulan serta
upaya untuk mewujudkan pola pergaulan yang sehat. Jadi kesimpulannya
adalah sopan santun atau tatakrama dalam pergaulan yang sesuai dengan situasi
dan keadaan serta tidak melanggar norma-norma yang berlaku baik, seperti
norma agama, kesopanan, adat, hukum dan lain-lain.
Pendahuluan

Menurut etimologi , etika berasal dari bahasa Yunani, yaitu ethos watak
kesusilaan atau adat. Dalam kamus umum bahasa indonesia, etika di artikan
ilmu pengetahuan tentang asas-asas akhlak (moral). Dari pengertian
pembahasan ini terlihat bahwa etika berhubungan dengan upaya menentukan
tingkah laku manusia. Adapun arti etika secara istilah telah ditemukan para ahli
dengan ungkapan yang berbeda-beda sesuai dengan sudut pandangnya.

Menurut Ahmad Amin etika adalah ilmu yang menjelaskan arti baik dan
buruk, menerangkan apa yang harus di lakukan oleh manusia, menyatakan
tujuan yang harus dituju oleh manusia di dalam perbuatan mereka dan
menunjukkan jalan untuk melakukan apa yang harus di perbuat.2 Dan menurut
Soegarda Poerbakawatjamengertikan etika sebagai sebagai filsafat nilai
kesusilaan tentang baik buruk, serta berusaha mempelajari nilai-nilai itu sendiri.
Menurut KI Hajar Dewantara etika adalah ilmu yang mempelajari soal kebaikan
dan keburukan di dalam hidup manusia semuanya, teristimewa yang mengenai
gerak gerik pikiran dan rasa yang dapat merupakan pertimbangan dan perasaan
sampai mengenai tujuannya yang dapat mengenai perbuatan.3 Sementara itu
menurut Louis Kattsof menjelaskan bahwa etika pada prinsipnya masalah
predikat-predikat nilai benar dan salah. Dalam bahasa yang khusus, etika
membicarakan sifat-sifat atau atribut-atribut yang mengakibatkan seseorang
disebut baik, sopan, susila, bijak.4 Sementara pergaulan merupakan interaksi
antara individu dalam mengenai sosial lingkungannya, jadi dapat disimpulkan
etika pergaulan merupakan tingkahlaku, ahlak atau sopan santun dalam
pergaulan yang berlaku dalam berinteraksi antara seseorang engan orang-orang
disekitarnya.

Dalam kesempatan ini penulis akan mencoba untuk menunjukkan beberapa


kasus yang berada dalam lingkungan masyarakat, apa kasus itu? Tidak lain dan
tak bukan adalah terkait dengan etika dan etiket dalam pergaulan sehari-
hari.sudah tentu dalam pembicaraan ini tidak dapat di pisahkan oleh tatanan
konsep ruang, tempat dan waktu. Karena ketiga unsur itu akan memberikan di
mana etika dan etiket harus dipahami dan dilakukan. Demikian dengan waktu,
akan menempatkan kapan etika dan etiket diterapakan . Di sini penulis akan
menjelaskan tentang apa itu etika dan etiket begitu pula dengan pergaulan hidup
manusia maka dari itu kita akan lebih lebih mendalami dalam mempelajari hal
tersebut..
Pembahasan

Pengertian Etika

Etika adalah sebuah cabang filsafat yang berbicara mengenai nilai dan
norma moral yang menentukan perilaku manusia dalam hidupnya. Sebagai
cabang filsafat, etika sangat menekankan pendekatan yang kritis dalam melihat
dan menggumuli nilai dan norma moral tersebut serta permasalahan-
permasalahan yang timbul dalam kaitannya dengan norma moral tersebut. Etika
adalah sebuah refleksi kritis dan rasional mengenai nilai dan norma moral yang
menentukan dan terwujud dalam sikap dan pola prilaku hidup manusia, baik
secara pribadi maupun sebagai kelompok.

Etika bermaksud membantu manusia untuk bertindak secara bebas dan


dapat dipertanggung jawabkan, karena setiap tindakannya selalu lahir dari
keputusan pribadi yang bebas dengan selalu bersedia untuk mempertanggung
jawabkan tindakannya itu, karena memang ada alasan-alasan dan pertimbangan-
pertimbangan yang kuat mengapa ia bertindak begitu. Etika memberi manusai
orientasi bagaimana ia menjalankan hidupnya melalui rangkaian hidupnya
melalui rangkaian tindakan sehari-hari. Otu berarti etika membantu manusia
untuk mengambil sikap dan bertindak secara tepat dalam menjalani hidup. Etika
pada akhirnya membantu kita untuk mengambil keputusan tentang tindakan apa
yang patut dilakukan. Oleh karena itu etika bagian dari wujud pokok budaya
yang pertama yaitu gagasan atau sistem ide. Menyangkut soal budaya atau
kebudayaan di sini, bukan berarti budaya dalam arti yang sempit, yang hanya
bergerak dalam tataran seni seperti seni tari, seni rupa, seni pahat, seni suara
ataupun seni drama. Namun menyangkut tentang hal ikhwal terkait dengan hajat
hidup manusia sebagai makhluk sosial. Dalam hal ini kita hanya akan
membahas beberapa etika yaitu 1)etika pergaulan,2) etika terhadap orang tua
dan 3)etika dalam berpakaian. Sebenarnya masih banyak lagi etika yang
harusnya di bahas karena menurut saya etika anak anak bangsa mukai luntur
karna perkembangan zaman yang membawa masuk budaya asing ke dalam
bangsa kita ini. karna anak muda zaman sekarang kurang selektif dalam
mengikuti zaman sehingga mereka sudah mulai meniggalkan budaya serta etika
yang mana harus di ikuti. Jadi kita harus membangkitkan etika kita agar kita
bisa menjadi orang yang lebih baik.
1.Etika Pergaulan
Pengertian Etika Pergaulan
Pergaulan adalah interaksi antar individu dalam mengenal lingkungan
sosialnya, bisa bersifat luas yakni pergaulan dengan banyak orang atau sering
bergaul dengan orang lain. Pergaulan yang sehat adalah pergaulan yang
mengarah kepada pembentukan kepribadian yang sesuai dengan nilai dan norma
sosial, kesusilaan dan kesopanan yang berlaku.

Etika pergaulan adalah sopan santun atau tatak rama dalam pergaulan yang
sesuai dengan situasi dan keadaan serta tidak melanggar norma-norma yang
berlaku baik norma agama, kesopanan, adat, hukum dan lain-lain. Dunia
bergaul identik dengan dunia remaja pada umumnya. Sering kita dengar istilah
“kuper” atau kurang pergaulan. Remaja dianggap kuper apabila remaja tersebut
kurang bahkan kemungkinan sekali tidak pernah bergaul setidaknya dengan
teman-teman sebaya, di sekolah maupun di luar sekolah sehingga menjadi
bahan tertawaan karena ketinggalan berita.

Dalam bergaul, kita juga sebaiknya pandai menempatkan diri dan dapat
membedakan bagaimana sikap kita terhadap orang yang lebih tua dan yang
lebih muda, Orang yang lebih tua atau yang dituakan harus kita hormati, yang
sebaya harus dihargai dan yang lebih muda harus kita sayangi. Dalam etika
pergaulan ada beberapa hal yang harus di perhatikan :

1) Siapa yang di hadapi


2) Dimana pergaulan itu berlangsung
3) Bagaimana cara bersikap yang baik dalam bergaul.

Cara Bersikap dalam Pergaulan


Agar terjadi hubungan yang selaras, serasi, sesuai dengan etika pergaulan,
seseorang perlu bersikap antara lain :

1. Perhatian terhadap orang lain.


2. Menghormati orang yang lebih tua atau yang dituakan, teman sebaya harus
dihargai dan yang lebih muda harus kita sayangi.
3. Mengetuk pintu jika akan memasuki suatu ruangan.
4. Memberi salam jika berjumpa seseorang.
5. Mohom maaf jika melakukan kesalahan.
6. Melakukan perintah dengan wajah cerah.
7. Dapat menempatkan diri.
8. Sanggup menyesuaikan diri dengan lingkungan.
9. Rendah hati dan tidak ingin menang sendiri.
10. Siap memberi bantuan sesuai dengan batas kemampuan.
11. Mengucapkan terima kasih jika menerima bantuan dari orang lain.
12. Tidak membeda-bedakan sesama dalam pergaulan.

Jenis-jenis Pergaulan

Dunia pergaulan banyak jenisnya. Hal ini dipengaruhi beberapa


faktor, yaitu faktor umur, pekerjaan, keterikatan, lingkungan dan
sebagainya

1. Faktor umur
Faktor umur menentukan bentuk hubungan sosialisasi pelaku. Usia
anak-anak berbeda dengan usia remasa, usia dewasa, usia orang tua,
usia lanjut dan sebaginya. Dapat dikatakan baik, apabila bentuk
pergaulan itu dilakukan oleh dan untuk umur sebaya.

2. Faktor pekerjaan
Faktor pekerjaan berpengaruh juga terhadap bentuk pergaulan. Perilaku
pergaulan antara orang-orang kantor akan berbeda dengan orangorang di
lapangan, pekerja pabrik, pekerja bangunan

3. Faktor keterikatan
Faktor keterikatan, misalnya pelaku organisasi sosial, organisasi partai politik,
peserta didik tentu cara bergaulnya juga akan berbeda.

4. Faktor lingkungan
Pergaulan dalam lingkungan masyarakat yang macam pendidikan, kegiatan,
status sosialnya sangat berbeda-beda, dan heterogen memerlukan penyesuaian
yang sangat ekstra hati-hati
Dampak Dari Pergaulan
Pergaulan adalah interaksi antarindividu dalam mengenal lingkungan
sosialnya. Melalui pergaulan diperoleh manfaat sebagai Berikut:

1. Lebih mengenal nilai-nilai dan norma-norma sosial yang berlaku sehingga


mampu membedakan mana yang pantas dan mana yang tidak dalam melakukan
sesuatu.

2. Lebih mengenal kepribadian masing-masing orang sekaligus menyadari


bahwa manusia memiliki keunikan yang masing-masing perlu dihargai.

3. Mampu menyesuaikan diri dalam berinteraksi dengan banyak orang sehingga


mampu meningkatkan rasa percaya diri.

4. Mampu membentuk kepribadian yang baik yang bisa diterima di berbagai


lapisan sehingga bisa tumbuh dan berkembang menjadi sosok individu yang
pantas diteladani. Memilih pergaulan yang tepat memang tidaklah mudah, sebab
kadangkala pergaulan yang negatif justru lebih menyenangkan sehingga mudah
terlena dan sulit menyadari bahwa apa yang dilakukan menyimpang.
Beberapa dampak negatif yang terbentuk akibat pergaulan yang salah antara
lain:
a) Hilangnya semangat belajar dan cenderung malas serta menyukai hal-hal
yang melanggar norma sosial.
b) Suramnya masa depan akibat terjerumus dalam dunia kelam, misal:
kecanduan narkoba, terlibat dalam tindak kriminal dan sebagainya.
c) Dijauhi masyarakat sekitar akibat dari pola perilaku yang tidak sesuai dengan
nilai dan norma sosial yang berlaku.
d) Tumbuh menjadi sosok individu dengan kepribadian yang menyimpang.

Hal yang dapat dilakukan untuk mengatasi pengaruh negatif yang terlanjur
mencemari diri individu antara lain:13
1. Membangkitkan kesadaran kepada yang bersangkutan bahwa apa yang telah
ia lakukan adalah menyimpang.
2. Memutuskan rantai yang menghubungkan antara individu dengan lingkungan
yang menyebab ia berperilaku menyimpang.
3. . Melakukan pengawasan sebagai control secara terus menerus agar terhindar
dari perilaku yang menyimpang.
4. Melakukan kegiatan konseling atau pemberian nasehat secara persuasif,
sehingga anak tidak merasa bahwa ia di bawah proses pembimbingan

2. Etika Berpakaian

Banyak sekali akhir akhir ini remaja yang kurang beretika dalam
berpakaian. Mereka sudah mulai meninggalkan bagaimana cara berpakaian
yang benar atau beretika dalam berpakaian. Sebagian besar anak remaja zaman
sekarang ini meniru gaya hidup orang barat yang notabenya tinggal dikota
metropolitan dan semua fasilitasnya tercukupi. Bahkan mereka yang hidupnya
di desa pun juga mengikuti gaya orang barat tersebut baik mereka yang lahir
dari keluarga sederhana maupun menengah kebawah. Mereka lebih mengikuti
trend mode di masa sekarang, setiap ada model baru mereka harus
mengikutinya dan apabila tidak, mereka takut untuk dikatakan jadul atau kudet.
Sebagaimana contoh berpakaian orang-orang luar negri dan juga para pemain
film di televisi yang kelihatannya kurang layak untuk dipakai karena pakaian
tersebut kelihatanyya terlalu seksi. Biasanya yang menjadi korban dalam
berpakaian kurang layak ini adalah dari kalangan wanita.
Penyebab rusaknya moral remaja tersebut ialah kesalahan dari diri sendiri
seseorang dalam memanfaatkan teknologi yang berkembang pesat ini dan juga
kurangnya perhatian dan pengawasan dari orang tua, Selain itu juga kurangnya
dasar-dasar agama dan juga terlalu bebas dalam bergaul. Semua masalah
tersebut perlu mendapat perhatian dari berbagai pihak, mengingat remaja
merupakan calon penerus generasi bangsa. Dipundak merekalah masa depan ini
digantungkan. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan dalam upaya mencegah
semakin meningkatnya masalah ini yang terjadi pada remaja yaitu diantaranya:
mengingat orang tua adalah pendidik yang pertama dan utama dalam sebuah
pendidikan keluarga maka orang tua tersebut hars menanamkan pola asuh yang
baik pada anak sejak prenetal dan balita, membekali anak dengan dasar-dasar
moral dan agama,  mengerti komunikasi yang baik dan efektif antar orang tua
dan anak, menjadi tokoh panutan bagi anak dalam berperilaku. Selain itu peran
guru di sekolahan yaitu, bersahabat dengan siswanya, menciptakan kondisi
sekolah yang nyaman, memberikan keleluasaan siswa untuk mengkespresikan
diri pada kegiatan ekrakulikuler, menyediakan sarana dan prasarana bermain
dan olahraga.
3. Etika Berbicara
Sudah banyak di lingkungan kita orang yang tidak lagi memerhatikan etika
berbicara mereka. Mereka sesukanya saja dalam berbicara tanpa
memikirkannya. Kebiasaan ini harus di tinggalkan, karena bukan perlakuan
yang terpuji. Biasanya Semakin tinggi tingkat pendidikan dan sosial, seseorang
biasanya semakin tinggi pula etikanya dalam berbicara.
Berikut merupakan etika berbicara yg baik :

1.Berbicara Harus Menatap Lawan Bicara

Yang harus anda perhatikan ketika berbicara adalah konsentrasikan diri anda
sepenuhnya kepada lawan bicara. jangan melihat ke arah lain sehingga
membuat lawan bicara tersinggung. Menatap lawan bicara sungguh-sungguh
(bukan mendelik/melirik) termasuk etika berbicara yang baik. Obyek anda
adalah lawan bicara bukan yang lain.

jangan tinggalkan etika ketika anda sedang berkomunikasi dengan orang lain.
Kita sendiri juga pasti tersinggung jika ada orang lain mengajak bicara tiba-tiba
memutar hidungnya ke tempat lain. Mau menanggapi bicaranya saja sebenarnya
sudah harus disyukuri, jangan malah berpindah hati.

Bicara itu bukan hanya dengan mulut, tetapi juga dengan hati dan seluruh tubuh
kita kecuali kalau kita berbicara melalui telepon. Ketika berbicara usahakan
seluruh gerak tubuh kita mengarah ke lawan bicara sehingga kita tahu
bagaimana reaksi lawan bicara ketika membalas apa yang kita ucapkan. Kalau
pandangan kita beralih ke tempat lain, kita tahu apakah lawan bicara tulus
dengan ucapannya atau tidak. Bisa jadi lawan bicara bilang setuju tetapi mimik
wajahnya dan kita tahu karena pandangan kita tidak tertuju kepadanya.

Pada saat berbicara semestinya kita seudah mempersiapkan mental kita


sepenuhnya. Karena yang kita hadapi adalah manusia yang mempunyai
perasaan, bisa senang dan susah, bisa tersinggung dan marah-marah. Oleh sebab
itu, baik itu mimik maupun mata kita harus menampakan wajah yang bersahabat
dan sungguh-sungguh.

2.Suara Harus Terdengar Jelas


Disamping kita harus menatap lawan bicara, yang tak kalah pentingnya adalah
menata suara kita agar lawan bicara dapat menangkap dengan jelas apa yang
sedang kita bicarakan. Tidak boleh terlalu terburu-buru dan jangan terlalu pelan.
Usahakan suara yang keluar bisa terdengar jelas agar lawan bicara dapat
terdengar apa yang kita ucapkan.
Karena kondisi tertentu seringkali kita tidak dapat mengontrol suara kita,
sehingga menjadi terlalu cepat. Lawan bicara merasa perlu menegaskan kembali
dengan bertanya
balik. Atau karena tidak ingin didengar orang lain, kita berusaha merendahkan
intonasi suara sehingga di telinga lawan bicara terdengar seperti desis ular.
Kedua-duanya bukan cara yang efektif dalam berbicara.

Berbicara dengan pelan tapi jelas terdengar. Tidak perlu terlalu keras tidak perlu
terlalu lemah. Yang perlu kita perhatikan pula adalah tingkat emosional kita.
Bicaralah ketika emosi kita sedang tidak konsentrasi. misalnya kalau kita
sedang marah atau sedih, usahakan agar kemarahan atau kesedihan tersebut
tidak terlihat oleh lawan bicara.

Percuma saja kita berbicara terburu-buru sampai nafas kita tersengal-sengal,


lawan bicara susah mengerti. Atau terlalu lembut seperti orang yang sedang
dirundung derita berkepanjangan, sehingga hanya terdengar seperti rintihan
yang menyayat hati. Oleh karena itu hindarilah berbicara terburu-buru atau
terlalu pelan. Sebab dalam kondisi berbicara seperti itu, sulit untuk meninta
respon yang obyektif dari lawan bicara.

Di samping tidak efektif, pembicaraan yang kurang terdengar jelas di telinga


lawan bicara kadang-kadang menimbulkan kejengkelan bagi lawan bicara.
Maunya ingin cepat-cepat selesai tetapi malah menimbulkan persoalan baru
yang tidak selesai-selesai. Tentunya ini akan merugikan diri kita sendiri.

3.Gunakanlah Tata Bahasa yang Baik dan Benar


Bahasa dapat menunjukan kualitas kepribadian dan latar belakang seseorang.
Bahasa pegawai kantor, jelas berbeda dengan orang berjualan di pasar. Salah
satu unsur pembedanya terdapat dalam pemakaian tata bahasa yang digunakan.
Bahasa pegawai kantor jelas lebih punya etika dari pada orang pasar. Bahasa
anak gaul berbeda dengan bahasa ningrat keraton.

Sebelum berbicara sebaiknya kata-kata diatur terlebih dahulu. Jangan sampai di


tengah kalimat tiba-tiba putus karena kita tidak tahu apa yang akan kita
bicarakan. Dan tentunya tidak boleh menggunakan kata-kata yang kasar, apalagi
yang meninggung hati lawan bicara.

Kita harus mengetahui mana subyek, mana predikat, obyek dan keterangan
dalam sebuah kalimat. Kita harus tahu pula bagaimana menempatkan perangkat
kalimat pada tempat yang benar. jangan sampai kita bingung dengan kalimat
yang kita ucapkan sendiri. Umpamanya dengan membolak-balik kedudukan
subyek, predikat dan obyek sehingga menjadi kalimat yang tidak beraturan.
4.Jangan menggunakan Nada Suara yang Tinggi
Citra pegawai kantor adalah citra kesopanan artinya orang lain melihat pegawai
kantor sebagai orang yang tahu etika, punya tata-krama dan santun dalam segala
tindak-tanduknya. Sikap dan perilakunya mencerminkan orang berpendidikan.

Kesan tersebut akan semakin membekas ketika kita sedang berbicara. Dari
pembicaraan itu orang lain akan dapat menilai, apakah kita seorang pegawai
kantor atau bukan. Gaya bicara, intonasi yang dipakai, dan tata bahasa, jelas
berpengaruh besar di telinga pendengar.

Sebagai pegawai kantor, sebaiknya kita berbicara dengan kalimat yang jelas dan
intonasi yang sedang-sedang saja. Tidak terlalu tinggi, juga tidak terlalu rendah.
Tunjukan kesan bahwa kita bisa mengontrol intonasi dengan baik.

Pakailah nada suara yang datar-datar saja, sehingga setiap orang dapat


mendengarnya dengan baik. Kalau terlalu tinggi dikhawatirkan tidak semua
pendengarnya dapat mendengar dengan baik. Apalagi jika kita ditunjuk sebagai
pembicara, nada suara harus benar-benar dijaga. Sebab, pendengar dalam
sebuah forum baik ceramah maupun diskusi cenderung beragam.

Jika nada suara terlalu tinggi kita akan cepat letih. Orang tidak mungkin
sanggup berteriak selama satu jam terus-menerus. Apa yang kita bicarakan
sebaiknya dapat kita nikmati jangan malah menjadi beban.

Disamping itu, kurang beretika rasanya kalau kita berbicara dengan


nada suara yang tinggi. Kecuali jika kita sedang membakar semangat para anak-
anak muda untuk terjun ke medan perang. Dalam situasi yang biasa, aman dan
tidak darurat, Sebaiknya nada suara kita tidak terlalu tinggi.

5.Pembicaraan Mudah Dimengerti


Tujuan utama berbicara adalah untuk membuat lawan bicara mengerti apa yang
sedang kita bicarakan. Oleh sebab itu, sebaiknya kita cukup toleran dengan para
pendengar kita. Kita harus pandai-pandai memilih lawan bicara, sebab hal ini
berkaitan dengan bahasa yang kita pakai. Jangan karena ingin dianggap sebagai
pegawai kantor ke mana-mana kita selalu menggunakan bahasa tingkat tinggi.

Kita harus pandai menyesuaikan diri dengan kondisi dan latar belakang lawan
bicara yang kita hadapi. Jangan terjebak oleh keinginan untuk menjaga image
atau gengsi sehingga mengorbankan lawan bicara.

Pakailah bahasa yang sederhana dan mudah dimengerti. Tidak penting


anggapan orang lain terhadap diri kita, yang penting adalah orang lain mengerti
terhadap apa yang sedang kita bicarakan. Biarkan orang lain menganggap diri
kita bodoh, dan seolah-olah pitar mereka, itu hak mereka.
Sering kita mendengar ada orang berbicara dengan menggunakan bahasa yang
tinggi. Padahal pendengarnya hanya para pedagang yang tidak sempat
mengikuti perkembangan jaman. Memang ia berhasil membangun kesan di
tengah audiennya bahwa ia pembicara yang pandai, Tetapi ketika ditanyakan
kepada mereka apakah mereka mengerti, mereka malah bingung.

Kita semua pasti punya pengalaman yang sama ketika mengikuti khotbah
Jum’at. Ada khatib yang selama khotbahnya menggunakan bahasa Arab di
tengah jamaah yang seluruhnya orang Indonesia. yakinkah anda bahwa jamaah
mengerti isi khotbah tersebut?

Tipsnya sebelum mengajak bicara, ketahuilah dulu siapa lawan bicaranya.


Kalau memang lawan bicara lebih mudah mengerti dengan bahasa daerah, maka
kita harus menyesuaikan diri.

Dari bahasa di atas semakin mengertilah kita bahwa ternyata berbicara itu tidak
semudah yang kita bayangkan. Tetapi penulis juga tidak sedang mengarahkan
pada satu kesimpulan bahwa berbicara itu sukar. Singkatnya, sebagai pegawai
kantor kita harus tetap menjaga dengan baik etika kita dalam berbicara.

4. Etika saat Makan


Etika saat makan adalah etika yang digunakan saat makan, serta mencakup
penggunaan yang tepat dari peralatan makan.

Aturan dasar Etika Makan

kita sering mengabaikan aturan saat makan. Yang kita pikirkan adalah
bagaimana kita bisa makan dengan tenang. Sesimpel itu. Tapi sekarang buang
lah kebiasaan buruk itu dan mulailah beretika saat makan. Adapun beberapa
aturan saat makan yaitu:

1. Duduk dengan tegak dan jangan bersandar pada kursi.


2. Saat memegang peralatan makan, kedua siku tidak diletakkan di atas
meja.
3. Makan dengan mulut yang tertutup saat mengunyah makanan.
4. Berbicara dengan volume suara yang rendah.
5. Menutup mulut saat batuk atau bersin.
6. Jangan menimbulkan suara saat mengunyah makanan.
7. Jangan memainkan makanan dengan peralatan makan.
KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena telah melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan
sehingga makalah ini bisa selesai pada waktunya.

Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca.
Namun terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh dari
kata sempurna, sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang
bersifat membangun demi terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.

Medan 19 September 2019

Agung Sajiwo
KESIMPULAN
Dari pembahasan di atas saya dapat menyimpulkan bahwa, Etika etika adalah
ilmu yang menjelaskan arti baik dan buruk, menerangkan apa yang harus di
lakukan oleh manusia, menyatakan tujuan yang harus dituju oleh manusia di
dalam perbuatan mereka dan menunjukkan jalan untuk melakukan apa yang
harus di perbuat. Ada banyak yang etika yang tidak berjalan semestinya pada
lingkungan sekitar kita. Seperti contohnya etika saat bergaul, etika saat
berbicara, etika saat makan dan etika saat berpakaian. Semua etika itu sudah
kurang di perhatikan oleh masyarakat terutama anak remaja karena sudah
tergilas oleh perkembangan yang ada. Jadi marilah kita perbaiki etika kita.
Karena orang yang tidak terlalu pintar tapi memiliki etika yang bagus jauh lebih
baik dari orang yang pintar tetapi tidak memiliki etika sama sekali.
ETIKA PROFESI TEKNIK

DISUSUN OLEH:
NAMA : AGUNG SAJIWO
NPM : 188110080

JURUSAN TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MEDAN AREA
2019

Anda mungkin juga menyukai