di Indonesia
1. Pelaksanan UUD 1945 pada masa awal kemerdekaan (17 Agustus 1945 – 29 Desember
1949)
Pada tanggal 27 desember 1949, dibentuklah negara federal yaitu Negara kesatuan republic
Indonesia Serikat yang berdasar pada RIS. Dalam Negara RIS tersebut masih terdapat Negara
bagian republic Indonesia yang ber ibukota di Yogyakarta. Pada tanggal 17 agustus 1950,
terjadi kesepakatan antara Negara RI yogyakarata dengan Negara RIS untuk kembali
membentuk Negara kesatuan berdasarkan pada undang-undang dasar.
2. Pelaksanaan UUD pada masa orde lama (demokrasi terpimpin) (5 juli 1959 – 11 maret
1966.
Pada tanggal 5 juli 1959 presiden menganggap NKRI dalam bahaya, karena itu presiden
mengeluarkan dekrit presiden yang isinya :
c) Pembentukan MPR sementara yang beranggotakan DPR, perwakilan daerah- daerah
dan dewan agung sementara.
Sejak dikeluarkannya dekrit presiden tersebut, mulai berkuasa kekuasaan orde lama yang
secara ideologis banyak dipengaruhi oleh faham komunisme. Penyimpanagan ideologis
tersebut berakibat pada penyimpangan konstitusional seperti Indonesia diarahkan menjadi
demokrasi terpimpin dan bersifat otoriter yang jelas menyimpang dari apa yang tercantum
dalam UUD 1945. Puncaknya adalah adanya pemberontakan G30S.PKI yang berhasil
dihentikan oleh generasi muda Indonesia dengan menyampaikan Tritula (Tri tuntutan Rakyat)
yang isisnya:
1. Bubarkan PKI.
2. Bersihkan cabinet dari unsure-unsur KPI.
3. Turunkan harga/perbaikan ekonomi.
3. Pelaksanaan UUD 1945 masa orde baru (11 maret 1966 – 22 mei 1998)
Masa orde baru berada dibawah kepemimpinan Soeharto dalam misi mengembalikan keadaan
setelah pemberontakan PKI, masa orde baru juga mempelopori pembangunan nasional
sehingga sering dikenal sebagai orde pembangunan.
Pada saat itu bangsa Indonesia dalam keadaan yang tidak menentu baik di bidang politik,
ekonomi maupun keamanan. Oleh karena itu, pada bulan februari 1967, GDRGR
mengeluarkan suatu resolusi yaitu meminta MPR agar mengadakan siding istimewa pada
bulan maret 1967. Keputusan yang diperoleh dari sidang istimewa tersebut sebagai berikut.
Masa Orde Baru di bawah kepemimpinan presiden Soeharto sampai tahun 1998 membuat
pemerintahan Indonesia tidak mengamanatkan nilai-nilai demokrasi seperti yang tercantum
dalam Pancasila, bahkan juga tidak mencerminkan pelaksanaan demokrasi atas dasar norma-
norma dan pasal-pasal UUD 1945. Pemerintahan dicemari korupsi, kolusi dan
nepotisme(KKN). Keadaan tersebut membuat rakyat Indonesia semakin menderita.Terutama
karena adanya krisis moneter yang melanda Indonesia yang membuat perekonomian
Indonesia hancur. Hal itu menyebabkan munculnya berbagai gerakan masyarakat yang
dipelopori oleh generasi muda Indonesia terutama mahasiswa sebagai gerakan moral yang
menuntut adanya reformasi disegala bidang Negara. Keberhasilan reformasi tersebut ditandai
dengan turunnya presiden Soeharto dari jabatannya sebagai presiden dan diganti oleh Prof.
B.J Habibie pada tanggal 21 mei 1998. Kemudian bangsa Indonesia menyadari bahwa UUD
45 yang berlaku pada jaman orde baru masih memiliki banyak kekurangan, sehingga perlu
diadakan amandemen lagi. Berbagai macam produk peraturan perundang-undangan yang
dihasilkan dalam reformasi hukum antara lain UU. Politik Tahun 1999, yaitu UU. No.2tahun
1999, tentang partai politik, UU. No.3 tahun 1999, tentang pemilihan umumdan UU. No. 4
tahun 1999 tentang susunan dan kedudukan MPR, DPR, dan DPRD; UUotonomi daerah,
yaitu meliputi UU. No.25 tahun 1999. Tentang pemerintahandaerah, UU. No.25 tahun 1999,
tentang perimbangan keuangan antar pemerintahanpusat dan daerah dan UU. No.28 tahun
1999 tentang penyelenggaraan negara yangbersih dan bebas dari KKN. Berdasarkan
reformasi tersebut bangsa Indonesia sudah mampu melaksanakan pemilu pada tahun 1999
dan menghasilkan MPR, DPR dan DPRD hasil aspirasi rakyat secara demokratis.