Disusun oleh:
Kelompok 3
Jl. Bintaro Raya No. 10, Kebayoran Lama, Kota Jakarta Selatan, 12240
1. PROYEKSI AP
2
2. PROYEKSI LATERAL
(Mediolateral Metode Lauenstein dan Hickey)
Metode Lauenstein dan Hickey digunakan untuk menunjukkan persendian hip dan
hubungan pangkal femur dengan acetabulum. Karena berbahaya pergeseran pecahan pada
luka, posisi ini tidak dilakukan apabila pasien dalam keadaan trauma, fraktur yang tidak
sembuh, atau penyakit destruktif/perusak, posisi ini disebut juga sebagai “kaki kodok”.
A. POSISI PASIEN
Posisi tubuh pasien dimiringkan ke arah sisi yang diperiksa.
B. POSISI OBYEK
Atur tubuh dan pusatkan hip yang diperiksa ke garis tengah grid, lalu minta pasien
untuk memfleksikan kaki yang diperiksa dan tarik paha naik mendekati sisi kanan
tubuh. Objek yang diperiksa parallel terhadap meja pemeriksaan. Luruskan tungkai
yang tidak diperiksa dan di bawah lutut disupport setinggi hip. Atur posisi pelvis
sehingga sisi atas berotasi secara posterior untuk menjaga tidak terjadi superposisi
pada pinggul yang diperiksa. Gunakan shield gonads
C. CENTRAL RAY
Perpendicular.
D. CENTRAL POINT
Di tengah-tengah antara SIAS dan Symphysis pubis.
E. SRUKTUR GAMBARAN
Hasil gambaran akan menunjukkan sebuah proyeksi lateral hip yang menunjukkan
bagian acetabulum, ujung proximal tulang paha dan hubungan pangkal femoral ke
acetabulum.
F. KRITERIA
1) Hip joint terpusat pada pertengahan film.
2) Tergambar persendian hip, acetabulum, dan proximal femur.
3) Collum femur superposisi dengan trochanter.
3
3. PROYEKSI AXIOLATERAL
(Modifikasi Danelius-Miller Metode Loreaz)
4
4. PROYEKSI AXIOLATERAL
Metode Clements-Nakayama
Ketika pasien didapatkan mengalami fraktur hip bilateral, arthropolasiv hip bilateral
(pembedahan plastic persendian pelvis) atau pembatasan gerak kaki yang tidak diperiksa,
pendekatan dengan cara sebelumnya tidak dapat dilakukan. Clements dan Nakayama
menjelaskan sebuah modifikasi dengan menggunakan sebuah penyudutan 15 derajat ke
arah posterior.
Ukuran film 10 x 12 in (24 x 30 cm).
A. POSISI PASIEN
Posisikan pasien di atas meja pemeriksaan dalam posisi supine dengan sisi yang
diperiksa mendekati tepi meja.
B. POSISI OBJEK
Untuk posisi ini tungkai bawah tidak dirotasikan secara internal tetapi tetap dalam
posisi netral atau sedikit berotasi eksternal. Posisi kaki ini akan menghasilkan
gambaran lateral hip karena central ray disudutkan 15 derajat ke arah posterior,
kecuali jari-jari kaki yang dirotasikan internal. Support grid kaset di atas bucky tray,
letakkan grid pada pertengahan garis grid pada film parallel dengan lantai. Atur
permukaan grid agar tegak lurus terhadap central ray, sehingga harus dimiringkan 15
derajat ke belakang. Gunakan shield gonads.
C. CENTRAL RAY
15 derajat posterior dan tegak lurus terhadap collum femoris
D. CENTRAL POINT
Collum Femoris.
E. STRUKTUR GAMBARAN
Hasil gambaran akan memperlihatkan tulang paha bagian proximal yang mencakup
kepala, leher, dan trochanter dalam posisi lateral. Modifikasi Clements dan
Nakayama dapat dibandingkan dengan pendekatan Metode Danelius-Miller yang
telah dijelaskan sebelumnya.
5
F. KRITERIA
1) Hip joint dan acetabulum.
2) Kepala, leher, dan trochanter dari femoral.
3) Soft tissue paha yang tidak diperiksa tidak overlap dengan hip joint dan bagian
proximal femur.
ACETABULUM
6
2. PROYEKSI AP OBLIQUE
Judet menjelaskan dua buah posisi oblique posterior yang berguna untuk mendiagnosa
fraktur acetabulum. Kedua posisi oblique posterior 45 derajat, yaitu oblique rotasi
internal (sisi yang diperiksa) dan oblique rotasi eksternal (sisi yang diperiksa). Pada
kedua sisi tersebut central ray diarahkan tegak lurus ke acetabulum.
LPO Position
A. POSISI PASIEN
Tempatkan pasien dalam posisi oblique posterior dengan pinggul menempel pada
kaset.
B. POSISI OBYEK
Sejajarkan tubuh, dan pusatkan pinggul yang diperiksa ke tengah IR, kemudian
angkat sisi yang terkena sehingga permukaan anterior tubuh membentuk sudut 45
derajat dari meja.
C. CENTRAL RAY
Perpendicular.
D. CENTRAL POINT
2 inci (5 cm) lebih rendah dari SIAS.
F. KRITERIA
RPO Position
A. POSISI PASIEN
Tempatkan pasien dalam posisi oblique posterior dengan pinggul menempel pada kaset.
7
B. POSISI OBJEK
Sejajarkan tubuh, dan pusatkan pinggul yang diperiksa ke tengah IR, kemudian
tinggikan sisi yang tidak diperiksa sehingga permukaan anterior tubuh membentuk
sudut 45 derajat dari meja.
C. CENTRAL RAY
Tegak lurus.
D. CENTRAL POINT
Symphysis Pubis.
E. KRITERIA
1) Acetabulum berpusat pada IR.
2) Menggambarkan area columna ilioishica dan rima anterior acetabulum dalam
posisi oblique eksternal (oblique ke arah luar).
3) Soft tissue dan serat-serat tulang tergambar jelas.