Anda di halaman 1dari 29

A.

TUJUAN PRAKTIKUM
1. Praktikan memahami peran penting dan tujuan Keselamatan dan Kesehatan
Kerja.
2. Praktikan dapat mengidentifikasi hazard atau potensi bahaya di tempat kera.
3. Praktikan mengenal jenis-jenis alat pengaman diri dan mengetahui
penggunaannya.
4. Praktikan mengetahui bahaya yang mungkin ditimbulkan oleh suatu kegiatan
pekerjaan dan mengetahui penggunaan simbol yang tepat untuk peringantan
bahaya.
5. Praktikan dapat melakukan analisa keselamatan pekerjaan.

B. PENDAHULUAN
Sumber daya manusia menjadi peranan penting bagi keberhasilan suatu
organisasi atau perusahaan. Sumber daya manusia merupakan aset hidup yang
perlu dipelihara dan dikembangkan. Oleh karena itu, seorang pekerja haruslah
mendapatkan perhatian yang khusus dari perusahaan. Cara dalam pengelolaan
sumber daya manusia inilah diperlukan manajemen yang mampu mengelola
sumber daya secara sistematis, terencana, dan efisien. Salah satu hal yang harus
menjadi perhatian utama bagi manajer sumber daya manusia ialah sistem
keselamatan dan kesehatan kerja.
Kesehatan dan keselamatan kerja menjadi suatu bentuk upaya dalam
menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, dan bebas dari pencemaran
lingkungan. Keselamatan dan kesehatan kerja menjadi hal yang tidak dapat
terpisahkan dalam sistem ketenagakerjaan dan sumber daya manusia.
Keselamatan dan kesehatan kerja tidak saja sangat penting dalam meningkatkan
jaminan sosial dan kesejahteraan para pekerjanya. Akan tetapi jauh dari itu
keselamatan dan kesehatan kerja mempunyai dampak positif atas keberlanjutan
produktivitas kerja. Oleh sebab itu, hal-hal mengenai keselamatan dan kesehatan
kerja pada saat ini bukan sekedar kewajiban yang harus diperhatikan oleh para
pekerja, akan tetapi juga harus dipenuhi oleh sebuah sistem pekerjaan.
Oleh karena itu, pada saat ini keselamatan dan kesehatan kerja bukan semata
sebagai kewajiban, akan tetapi sudah menjadi kebutuhan bagi setiap pekerja dan
bagi setiap bentuk kegiatan pekerjaan. Keselamatan dan kesehatan kerja sudah
menjadi Hak Asasi Manusia, untuk itu kesadaran mengenai pentingnya
keselamatan dan kesehatan kerja harus selalu di gugah, diingatkan, serta di
budidayakan di kalangan para pekerja. Pemahaman dan pelaksanaan
keselamatan dan kesehatan kerja di perusahaan sangat diperlukan, terutama
dalam syarat - sayarat kerja. Hal ini berkaitan dengan masalah perlindugan
tenaga kerja terhadap kecelakan kerja, guna meminimalisir kemungkinan
terjadinya kecelakaan kerja, perlu disosialisasikan pemahaman dan pelaksanaan
keselamatan dan kesehatan kerja secara baik dan benar.
Menurut Irzal (2016) Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan suatu
upaya untuk mepertahankan dan meningkatkan derajat, kesejahteraan fisik,
mental, dan sosial yang setinggi-tingginya bagi pekerja di semua jabatan.
Keselamatan dan kesehatan kerja pun dapat diartikan sebagai suatu usaha atau
kegiatan untuk menciptakan lingkungan kerja yang aman, nyaman, dan sehat.
Keselamatan dan kesehatan kerja ini berlaku di segala tempat kerja, baik di darat,
di laut, di permukaan air, di dalam permukaan air maupun di udara. Tempat-
tempat kerja demikian tersebar pada kegiatan ekonomi, pertanian, industri
pertambangan, perhubungan pekerjaan umum, jasa dan lainnya.

C. PROSEDUR PRAKTIKUM
1. Melakukan analisis pengenalan APD pada bagian tubuh kepala, tangan,
badan, dan kaki.
2. Melakukan pengenalan terhadap simbol-simbol K3 dengan berdasarkan
warna merah, hijau, biru, kuning, dan putih.
3. Melakukan analisa keselamatan pekerjaan di lab kakao pada mesin roasting,
winnowing, grinding, dan pressing.
4. Membuat laporan penyelidikan terhadap kecelakaan kerja
5. Membuat tabel usulan APD
D. HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Pengenalan APD

Keselamatan dan kesehatan kerja difilosofikan sebagai suatu pemikiran


dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmani
maupun rohani tenaga kerja pada khususnya dan manusia pada umumnya,
hasil karya dan budayanya menuju masyarakat makmur dan sejahtera.
Sedangkan pengertian secara keilmuan adalah suatu ilmu pengetahuan dan
penerapannya dalam usaha mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan
dan penyakit akibat kerja. Kesehatan dan keselamatan Kerja atau K3 tidak
dapat dipisahkan dengan proses produksi baik jasa maupun industri. K3 diatur
dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1/1970 tentang
keselamatan kerja yang mendefinisikan tempat kerja sebagai ruangan atau
lapangan, tertutup atau terbuka, bergerak atau tetap dimana tenaga kerja
bekerja. Termasuk tempat kerja ialah semua ruangan, lapangan, halaman dan
sekelilingnya yang merupakan bagian-bagian atau berhubungan dengan
tempat kerja tersebut.
Menurut Diah (2017) Kesehatan dan Keselamatan Kerja atau K3 adalah
kegiatan yang menjamin terciptanya kondisi kerja yang aman, terhindar dari
gangguan fisik dan mental. Melalui pembinaan dan pelatihan, pengarahan,
dan kontrol terhadap pelaksanaan tugas dari para karyawan. Juga dengan
pemberiaan bantuan sesuai dengan aturan yang berlaku, baik dari lembaga
pemerintah maupun perusahaan dimana mereka bekerja. Terjadinya
kecelakaan atau penyakit kerja dan dapat berakibat kematian, atau karyawan
bisa mengalami cacat atau sakit untuk sementara dan tidak bisa bekerja.
Sehingga karyawan yang bersangkutan tidak mampu lagi bekerja dengan baik
atau tingkat produktivitas kerjanya akan mengalami penurunan dibanding
waktu sehat. Oleh sebab itu perlu sistem pemberian kompensasi akibat
kecelakaan dan penyakit kerja, karena itu akan menumbuhkan semangat kerja
untuk meningkatkan kinerja karyawan.
Menurut Sugarda (2014) APD atau Alat Pelindung Diri merupakan suatu
alat yang diperlukan untuk melindungi seseorang dari potensi bahaya fisik
maupun kesehatan yang tidak dapat dihilangkan melalui pengendalian teknik
maupun pengendalian administratif. Definisi lain APD adalah seperangkat
alat keselamatan yang digunakan oleh pekerja untuk melindungi seluruh atau
sebagian tubuhnya dari kemungkinan adanya pemaparan potensi bahaya
lingkungan kerja terhadap kecelakaan dan penyakit akibat kerja. APD tidak
secara sempurna dapat melindungi tubuhnya, tetapi dapat mengurangi tingkat
keparahan yang mungkin terjadi. Pengendalian ini sebaiknya tetap dipadukan
dan sebagai pelengkap pengendalian teknis atau pengendalian administratif.
Pengendalian teknik adalah menghilangkan potensi bahaya yang
berhubungan dengan mesin atau melalui proses desain. Sedangkan
pengendalian administratif merupakan teknik manajemen, seperti mengatur
waktu kerja pada pekerjaan yang dapat mengakibatkan para pekerja dapat
terpapar melebihi batas aman, sehingga pekerja hanya akan terpapar bahaya
dengan ketentuan diwawah nilai ambang batas atau dapat dikatakan aman.
a. Kepala
1) Mata
Mata adalah organ vital yang sangat rentan karena teksturnya yang
lunak dan hanya dilapisi oleh kulit tipis, yaitu kelopak mata. Sehingga,
penggunaan APD untuk melindungi fungsi mata adalah hal yang wajib
dilakukan. Kacamata dapat menjaga mata, baik dari paparan debu
maupun asap yang dapat membuat mata iritasi, percikan cairan kimia
yang umumnya terjadi di dalam laboratorium, atau cahaya yang sangat
terang dan panas seperti di area pengelasan.
a) Safety spectacles

Kacamata ini digunakan untuk melindungi mata dari partikel


yang beterbangan. Kacamata jenis ini juga dapat juga digunakan
untuk menghalau panas berlebihan yang tak dapat ditoleransi oleh
mata. Kacamata banyak digunakan oleh pekerja yang bekerja di luar
ruangan.
b) Safety googles

Kacamata ini jenis ini dipakai ketika lokasi kerja yang pekerja
hadapi terpapar uap, asap, atau kabut yang mengganggu penglihatan.
Bentuknya yang dilengkapi dengan segel pelindung di area mata
membuat mata pekerja terhindar dari percikan cairan yang mungkin
datang dari segala arah.
c) Face shields

Alat ini ini merupakan alat pelindung yang berfungsi untuk


melindungi wajah. Sekaligus melindungi mata dari paparan bahan
kimia berbahaya, partikel yang melayang di udara atau air. Juga dari
percikan benda kecil, panas ataupun uap panas, benturan atau
pukulan benda keras atau tajam, serta pancaran cahaya. Terdiri dari
tameng muka atau face shield, masker selam, atau full face masker.
d) Welding Helmet

Alat ini mampu melindungi wajah secara utuh dari kecelakaan


kerja. Terkadang, bahaya kilatan api yang tak hanya berdampak pada
mata, namun juga wajah. Juru las yang dilengkapi dengan welding
helmet yang melindungi mata dari kontak langsung dengan sinar
ultraviolet dari percikan las. Hal ini harus diperhatikan dan
sebaiknya pemakaian welding helmet sangat diharuskan untuk
keselamatan pekerja.
2) Telinga
Menurut Walangitan (2014) APD pada telinga ini digunakan untuk
melindungi telinga dari bunyi-bunyi yang dikeluarkan oleh mesin yang
memiliki volume suara yang cukup keras dan bising.Terkadang efeknya
buat jangka panjang, bila setiap hari mendengar suara bising tanpa
penutup telinga ini.
a) Ear Muffs

Penggunaan ear muffs sangat tepat apabila Anda terpapar suara


40 hingga 50 dB dan 100 hingga 8000Hz. Ukurannya pun dapat
mengakomodasi segala ukuran telinga karena umumnya dibuat
dengan bantalan cukup besar untuk menutup seluruh daun telinga.
Meski begitu, sebaiknya hindari penggunaan ear muffs dalam jangka
waktu yang terlalu lama karena dikhawatirkan akan membuat
bantalan mengerut dan mengeras.
b) Ear Plug

Ear plug digunakan untuk menghalau suara bising yang dapat


merusak organ dalam telinga hingga kurang lebih 30 dB. Umunya
terdapat dua jenis ear plug, yaitu yang dapat digunakan berkali-kali
atau non disposable dan sekali pakai atau disposable. Disposable ear
plug umumnya berbahan dasar kapas sedangkan non disposable ear
plug berbahan dasar plastik cetak atau karet.
3) Kepala
a) Safety Helmet

Safety helmet ini digunakan untuk menghindari benturan benda


tajam dan berat yang dapat melukai kepala. Selain itu, kepala juga
terlindung dari api, percikan bahan kimia, suhu ekstrem, dan radiasi
panas. Sehingga dengan helm ini diharapkan organ kepala pekerja
dapat lebih terlindungi.
b) Penutup Kepala atau Hair Cap

Penutup kepala ini digunakan untuk melindungi rambut dari


pekerjanya. Selain melindungi produk mereka, peuntup kepala juga
difungsikan untuk melindungi kepala dari debu ataupun bahaya
terjeratnya rambut pada mesin-mesin berputar. Dengan
menggunakan hair cap, umumnya rambut akan lebih rapi karena
berada didalam hair cap tersebut.
c) Topi

Topi ini berguna untuk melindungi kepala dan rambut dari


kotoran debu mesin-mesin berputar. Topi seperti ini biasanya
terbuat dari katun. Risiko pekerjaan yang relatif lebih rendah bisa
menggunakan topi ataupun penutup kepala sebagai pelindung.
4) Mulut dan Hidung
Pelidunng mulut dan hidung ini dasarnya berfungsi sebagai alat
pelindung pernapasan, dimana sangat diperlukan untuk pekerja
konstruksi mengingat kondisi lokasi proyek itu sediri. Berbagai
material konstruksi berukuran besar sampai sangat kecil yang
merupakan sisa dari suatu kegiatan, misalnya serbuk kayu sisa dari
kegiatan memotong, mengampelas, mengerut kayu.
a) Masker

Masker ini berfungsi untuk melindungi organ pernafasan dengan


cara menyaring vemaran bahan kimia, mikro-organisme, partikel
debu, aerosol, uap, asap, ataupun gas. Sehingga udara yang dihirup
masuk ke dalam tubuh adalah udara yang bersih dan sehat.
b) Respirator
Respirator memiliki fungsi untuk menyaring cemaran bahan kimia,
partikel debu, mikroorganisme, asap, uap, aerosol, atau kotoran lain yang
mengotori udara yang Anda hirup. Sehingga, kesehatan organ pernapasan
dapat lebih terjaga dan sehat. Respirator ini biasa digunakan di lingkungan
kerja berbahaya, seperti misalnya lingkungan kimia, nuklir, gas dan lain-
lain.
b. Badan
1) Pakaian Kerja

Pakaian kerja adalah pakaian khusus yang dipakai oleh orang-


orang yang memiliki risiko pekerjaan tinggi. Model pakaian ini
umumnya menutupi leher hingga mata kaki sehingga dapat
mengamankan seluruh tubuh. Alat ini berfungsi untuk melindungi
bada dari bahaya dari luar, seperti percikan bahan kimia, percikan
partikel padat, radiasi panas. pakaian kerja perlu dipandang sebagai
alat pelindung diri, pekaian kerja untuk pekerja yang melayani mesin
sebaiknya tidak longgar yaitu tidak longgar pada dada atau
punggung, tidak ada lipatan-lipatan yang mungkin mendatangkan
bahaya.
2) Apron

Apron ini berfungsi untuk melindungi dada pemakai dari percikan


benda padat, percikan logam las, radiasi sinar pada saat bekerja. Apron
juga ada yang terbuat dari bahan PVC yang berfungsi untuk melindungi
pekerja dari percikan bahan kimia.
3) Chemical Clothing

Chemical clothing yaitu pakaian yang berfungsi untuk melindungi


tubuh seseorang dari bahaya, seperti bahan kimia, debu organik, dan
sebagainya. Alat pelindung ini biasanya banyak digunakan oleh
pekerja-pekerja tambang. Khususnya unutk pekerja yang berhadapan
langsung dengan bahan-bahan beracun.
4) Fire Clothing

Fire clothing yaitu pakaian yang berfungsi untuk melindungi tubuh


seseorang dari radiasi panas pada saat melakukan fire attack. Alat
pelindung ini biasanya banyak digunakan oleh pekerja pemadam
kebakaran untuk menerobos api. Sehingga dapat melindungi pekerja
dari luka bakar.
5) Rompi Safety

Rompi sebagai komponen APD yang baik adalah yang berbahan


poliester dan mampu memantulkan cahaya karena telah didesain secara
khusus dengan tambahan reflektor. Salah satu fungsi utama
menggunakan alat ini adalah supaya pekerja dapat terlihat dengan jelas
pada waktu malam hari atau ketika penerangan tak terlalu memadai.
c. Tangan
Sarung tangan adalah APD yang umum digunakan dan sangat
diperlukan untuk beberapa jenis pekerjaan. Tujuan utama penggunaan
sarung tangan adalah melindungi tangan dari benda-benda keras dan tajam
selama menjalankan kegiatannya. Beberapa pekerjaan yang berhubungan
dengan larutan kimia, proses pemanasan, ataupun komponen benda tajam,
umumnya mengharuskan pemakaian sarung tangan secara intensif
mengingat tingginya risiko cedera. Beberapa jenis sarung tangan yang
paling banyak digunakan adalah.
1) Sarung Tangan Kain Standar

Jenis kain biasa, ketebalan berpengaruh terhadap kenyamanan


pengguna. Sedangkan sarung tangan yang dilengkapi dengan dot
berfungsi untuk meningkatkan grip daya genggam tangan. Sarung
tangan dot sebaiknya digunakan pada pekerjaan yang membutuhkan
daya genggam yang kuat. Misalkan saat menggunakan trowel atau palu.
Sarung tangan ini berguna untuk memberi proteksi dari goresan,
sayatan, atau luka lainnya.
2) Sarung Tangan Karet

Sarung tangan karet memiliki keunggulan yaitu tidak berpori,


sehingga cocok digunakan untuk bahan-bahan yang mengandung
cairan kimia, terutama asam. Jenis sarung tangan ini juga banyak
digunakan untuk aktivitas berkebun dan untuk kegiatan membersihkan
rumah sehari-hari. Sarung tangan ini berfungsi untuk melindungi kulit
dari kontak langsung dengan minyak dan bahan perekat. Pekerjaan di
laboratorium juga kerap menggunakan sarung tangan karet.
3) Sarung Tangan Kulit

Sarung tangan ini memiliki fungsi sama seperti sarung tangan katun.
Namun, material kulit umumnya lebih nyaman untuk digunakan dan
lebih kuat menahan benda yang berpotensi melukai tangan. Selain itu,
sarung tangan kulit terbuat dari bahan kulit asli. Keunggulan dari
penggunaan bahan kulit ini yaitu memiliki keunggulan terhadap panas
yang sangat baik. Panas yang dimaksud dapat berupa panas dari benda
maupun radiasi panas. Sarung tangan kulit ini banyak digunakan untuk
pengelasan dan aktivitas-aktivitas lain yang memerlukan kontak
dengan benda yang bersuhu panas seperti di peleburan logam.
d. Kaki
Sepatu kerja merupakan perlindungan terhadap kaki. Setiap pekerja
perlu memakai sepatu dengan sol yang tebal supaya bisa bebas berjalan
dimana-mana tanpa terluka oleh benda-benda tajam atau kemasukan oleh
kotoran dari bagian bawah.
1) Safety Boots

Tanpa sepatu yang sesuai, kaki akan rentan terluka oleh benda tajam
di tanah ataupun kejatuhan benda berbahaya dari atas. Karena itu,
menggunakan sepatu boot berfungsi untuk melindungi kakidari tusukan
benda tajam, bahan kimia berbahaya, cairan yang terlalu dingin atau
panas, dan lain-lain.
2) Safety Shoes

Serupa dengan boot, sepatu pengaman ini membantu kaki pekerja


terlindung dari bahaya cairan kimia, tusukan benda tajam, benturan
benda berat, dan lain-lain. Sepatu jenis ini umumnya lebih tahan lama
dibandingkan dengan macam sepatu yang lain, sehingga dapat tetap
berfungsi optimal dalam periode waktu yang panjang. Pekerja dapat
memilih material pembuat sepatu pengaman sesuai dengan kebutuhan.
Ada yang memang didesain supaya tahan selip, tahan bahan panas,
tahan listrik, dan tahan bahan kimia.
2. Pengenalan Simbol
Menurut Jung (2018) simbol merupakan sebuah istilah, nama, atau,
gambar yang cukup lazim dalam keseharian. Penerapan K3 bertujuan untuk
melindungi kesehatan serta keselamatan setiap pekerja yang bekerja.
Diharapkan dengan memasang simbol K3 tersebut jumlah kecelakaan di area
kerja bisa berkurang. Siapa pun yang melanggar peraturan mengenai
pemasangan Simbol K3 akan diberikan sanksi menutur peraturan yang
berlaku sekalipun itu pemilik perusahaan. Manfaat simbol K3 ialah
memberikan informasi tentang potensi bahaya yang bisa terjadi serta perlu
diwaspadai oleh semuanya, memberi informasi penyimpanan alat darurat,
mengingatkan saya selalu waspada serta mengingatkan semua orang yang
berada di area kerja untuk memakai alat pelindung diri atau APD semisal
pakaian kerja, Sepatu Safety, Sarung Tangan Safety, Helm Safety dan yang
lainnya. Umumnya simbol K3 dipakai sebagai peringatan layaknya seperti
rambu lalu lintas. Diharapkan dengan adanya simbol K3 ini setiap pekerja
serta semua orang yang berada di area kerja supaya tertarik serta
memperhatikan peringatan tersebut, sehingga mereka selalu dalam kondisi
waspada. Adanya sikap waspada maka diharapkan bisa mengurangi
terjadinya kecelakaan di area kerja yang tentunya tidak diinginkan.
a. Simbol Merah
Rambu ini adalah rambu yang meberikan larangan yang wajib ditaati
kepada siapa saja yang ada di lingkungan itu harus mematuhinya, tanpa
ada pengecualiain. Adapun larangan yang harus ditaati adalah sesuai
dengan rambu gambar atau informasi yang terpasang. Ciri-ciri rambu
larangan yang sering ditemui yaitu bentuk bulat, latar belakang berwarna
putih, dan logo berwarna hitam, dengan lingkaran terpotong berwarna
merah sebagai berikut. Contohnya seperti simbol-simbol yang ada di
bawah ini.

b. Simbol Hijau
Simbol ini adalah rambu yang meberikan bantuan atau pertolongan
serta arah yang ada di lingkungan itu karena arah pertlongan tersebut
merupak petunjuk arah yang harus diikuti siapa saja terutama bila terjadi
kondisi darurat. Adapun rambu pertolongan atau petunjuk arah tersebut
dipasang pada tempat yang strategis dan mudah terlihat. dengan jelas. Ciri-
ciri rambu pertolongan atau petunjuk arah tersebut berbentuk segi empat
dengan warna dasar hijau dan logo atau gambar warna putih. Contohnya
seperti simbol-simbol yang ada di bawah ini.
;

c. Simbol Kuning
Simbol ini adalah rambu yang meberikan peringatan yang perlu
diperhatikan kepada siapa saja yang ada di lingkungan itu karena dapat
mengakibatkan kejadian yang tidak diinginkan. Adapun Peringatan yang
perlu diikuti adalah sesuai dengan rambu gambar atau informasi yang
terpasang. Ciri-ciri rambu peringatan yang sering ditemui yaitu bentuk
segitiga, latar belakang berwarna kuning, dan logo atau gambar berwarna
hitam, dengan bingkai berwarna hitam. Contohnya seperti simbol-simbol
yang ada di bawah ini.

d. Simbol Biru
Simbol ini adalah rambu yang meberikan persyaratan dilaksanakan
kepada siapa saja yang ada di lingkungan itu karena prasyarat tersebut
merupakan kewajiban yang harus dilaksanakan. Adapun Prasyarat yang
perlu dilaksankan adalah sesuai dengan rambu tergambar atau informasi
yang terpasang. Ciri-ciri rambu prasyarat atau kewajiban yang sering
ditemui yaitu bentuk bulat, latar belakang berwarna biru, dan logo atau
gambar berwarna putih. Contohnya seperti simbol-simbol yang ada di
bawah ini.

e. Simbol Putih
Simbol berlatar belakang warna hitam putih adalah simbol yang
memberikan informasi umum. Juga sering dipakai ditempat umum
sehingga mempermudah untuk menyampaikan sebuah informasi.
Informasi umum yang diberikan biasnya adalah mengenai suatu tempat,
alat, ataupun keadaan umum. Contohnya seperti simbol-simbol yang ada
di bawah ini.
3. Analisis Potensi Bahaya
a. Proses Produksi

ROASTING

WINNOWING

GRINDING

PRESSING

Pembuatan coklat dimulai dari meroasting dengan cara mencolokkan


kabel mesin pada stop kontak, menekan tombol untuk memutar tabung
mesin. Menyalakan api dan membuka tutup roaster sambil memasukkan
kakao tunggu hingga 120 derajat celcius. Menunggu hingga 15 menit serta
menjaga suhu tetap 120 derajat celcius, lalu mematikan api. Membuka
tutup tuas agar kakao keluar dan matikan tombol untuk memutar.
Selanjutnya menyalakan blower tunggu hingga kakao dingin lalu
dimatikan. Meratakan kakao dan membuka tutup roaster untuk di letakkan
di bawah. Selanjutnya proses winnowing yang dimulai dari mencolokkan
ke stop kontak lalu menekan tombol blower serta tombol on pada mesin.
Meletakkan tiga wadah dan memasukkan kakao sambil membuka tutup
katup pada mesin dan dimatikan. Mengambil wadah lalu diayak sambil
dikipasin. Dilanjutkan dengan proses ginding dengan cara mencolokkan
pada stop kontak, menekan tombol on lalu memasukkan kakao sedikit-
sedikit dan matikan mesin. Pressing dilakukan dengan cara mencolokkan
ke stop kontak, menekan tombol start dengan suhu antara 40 sampai 50
derajat celcius. memasukkan pasta lalu mengepress dengan menurunkan
tuas, mengambil kakao dan mematikan mesin.
b. Tabel Identifikasi Bahaya
ANALISA KESELAMATAN PEKERJAAN
Pekerjaan Tanggal Baru/revisi Jabatan Tim analisa
Pegawai yang Keselamatan
4/03/2020 Baru mengerjakan Pekerjaan
Pembuatan
coklat

Organisasi Lokasi kerja : Lab Kakao


AGROINDUSTRI

Alat Pelindung diri yang diperlukan Diperiksa oleh


Ema R.

Langkah-langkah dasar pekerjaan Bahaya-bahaya yang berpotensi Prosedur yang


selamat
Foto Keterangan Foto Keterangan
1. Roasting (roaster)  Panas Memberikan
a. Mencolokkan  Tersetrum simbol
ke stopkontak  Meledak peringatan
b. Tekan tombol mengenai
untuk bahaya yang
memutar mungkin terjadi,
c. Menyalakan menggunakan
api APD sarung
d. Tunggu tangan, memakai
hingga 120oC masker,
Menyediakan air
minum
e. Membuka
penutup
roaster
f. Memasukkan
kakao
g. Tunggu
hingga 120oC
h. Timer 15
menit sambil
dijaga suhu
i. Mematikan
api
j. Menarik tuas
k. Memtikan
tombol untuk
memutar
l. Menyalakan
blower
m. Tunggu
hingga dingin
n. Matikan
blower
o. Meratakan
kakao
p. Membuka
tutup untuk
kewdah

Langkah-langkah dasar pekerjaan Bahaya-bahaya yang berpotensi Prosedur yang


Foto Keterangan Foto Keterangan selamat
2. Winnowing  Kesetrum Memberikan
a. Mencolokkan  Kelilipan simbol
ke mata peringatan
stopkontak  Rambut / mengenai
b. Tekan tergiling bahaya yang
tombol baju mungkin
blower terjadi,
c. Tekan menggunakan
tombol on APD sarung
d. Meletakkan tangan,
wadah memakai
sebanyak 3 masker, hair
e. Masukkan cap dan
kakao sambil kacamata,
membuka Menyediakan
tutup katup air minum
f. Mematikan
mesin
g. Mengambil
wadah
h. Mengayak
kakao sambil
dikipasi
3. Grinding  Kesetrum Memberikan
a. Mencolokkan  Kegiling simbol
ke stopkontak peringatan
b. Menyalakan mengenai
tombol on bahaya yang
c. Memasukkan mungkin
kakao sedikit- terjadi,
sedikit menggunakan
APD sarung
tangan,
memakai
masker, hair
cap, ear
muffa dan
kacamata,
Menyediakan
air minum
d. Lalu
mematikan
mesin sambil
meratakan
pasta

4. Pressing  Tersetrum Memberikan


a. Mencolokkan  Terjepit simbol
ke  Terjatuhan peringatan
stopkontak mengenai
b. Menyalakan bahaya yang
tombol start mungkin terjadi,
(40 – 50oC) menggunakan
c. Memasukkan APD sarung
pasta tangan, memakai
masker, hair cap
dan kacamata,
Menyediakan air
minum.

d. Memasang
tongkat ke
pressing
e. Dipress
hingga keluar
lemak
f. Diangkat
g. Diambil hasil
kakao yang
sudah
dipressing
h. Matikan
mesin
pressing

Hasil dari analisis tersebut adalah dalam setiap mesin ini memiliki
potensi bahayanya masing-masing. Potensi bahaya yang pertama pada
mesin roaster ini adalah mesin yang sangat panas pada saat dinyalakan.
Jadi saat pekerja tidak hati-hati tentu itu sangat membahayakan karena
kemungkinan pekerja akan mengalami luka bakar pada anggota tubuhnya.
Selain itu, potensi bahaya pada mesin roaster ini adalah tersetrum pada
saat mencolokkan kabel pada stop kontak. Lalu potensi bahaya pada mesin
winnowing adalah mata terkena partikel kakao yang beterbangan, rambut
atau baju tergiling mesin, dan tersetrum.
Potensi bahaya dari mesin grinding adalah tergilingnya jari tangan dan
bahaya kebisingan dari mesin. Sedangkan bahaya pada mesin pressing
adalah pekerja dapat tersetrum karena mesin pressing ini menggunakan
energi listrik dan mesinnya pun berbahan baja. Dimana dapat diketahui
bahwa baja adalah penghantar listrik yang baik dan cepat sehingga pekerja
harus berhati-hati akan hal itu. Selain itu, potensi bahaya pada mesin ini
adalah terjepit oleh mesin dan juga kejatuhan oleh tuas besi yang
digunakan untuk mengaktifkan hidrolik saat melakukan pressing.
Sehingga hal itu dapat melukai fisik pekerja dan dapat membuat proses
produksi berhenti untuk sementara.
Berdasarkan potensi-potensi bahaya diatas adapaun beberapa usulan
prosedur yang bisa dilakukan. Pertama adalah memberikan simbol
peringatan pada setiap mesin tentang akan potensi bahaya yang mungkin
terjadi. Sehingga pekerja nantinya akan wasapada dan berhati-hati saat
melakukan pekerjaannya. Selain itu, usulan prosedur yang bisa dilakukan
dengan menggunakan alat pelindung diri. Meskipun APD tidak secara
sempurna dapat melindungi tubuh pekerja tetapi dapat mengurangi tingkat
keparahan yang mungkin terjadi. Ketiga usulan yang dapat dilakukan
adalah menyediakan air minum pada ruang produksi. Hal itu dilakukan
agar pekerja tidak deihdrasi dan agar pekerja itu tetap fokus pada
pekerjaanya. Sehingga jika pekerja fokus dan berhati-hati saat bekerja,
terjadinya kecelakaan pekerjaan dapat dikurangi.
c. Tabel Laporan Potensi Kecelakaan Kerja
(Terlampir)
Hasil dari laporan penyelidikan kecelakaan kerja kelompok B1.1 adalah
menyelidiki kecelakaan yang terjadi di mesin grinding dan winnowing.
Kecelakaan kerja yang terjadi pada mesin winnowing adalah tersetrum
listrik. Penyebab kejadian tersebut adalah dikarenakan kelalaian pekerja
itu sendiri. Dimana tangan pekerja tersebut basah dan langsung
mencolokkan kabel pada stop kontak. Padahal dapat diketahui bahwa
kandungan mineral pada air itu dapat menghantarkan listrik. Oleh karena
itu, pada saat pekerja mencolokkan kabel pada stop kontak dalam keadaan
tangan yang basah hal itu membuat pekerja seketika tersengat listrik.
Kecelakaan tersebut tentu merugikan bagi pihak pekerja sekaligus
perusahaan juga.
Kerugian pada utama pekerja adalah tentu hal tersebut dapat
mengancam keselamatan sekaligus kesehatan pekerja. Dimana sengatan
listrik dapat dapat mempengaruhi kerja jantung, paru-paru, dan sistem
pernapasan. Sengatan listrik ini dapat menimbulkan kontraksi ke jantung
tanpa disadari. Inilah yang menyebabkan saat kamu tersengat aliran listrik
maka jantung kamu bisa berdegup lebih kencang. Selain dapat
memengaruhi jantung dan paru-paru, nyatanya terkena sengatan listrik
dapat membuat kamu menjadi sesak napas. Hal ini terjadi karena aliran
listrik eksternal yang melalui tubuh sangat kuat. Aliran ini dapat
mengganggu kinerja jantung, sel saraf otak, hingga organ tubuh lainnya.
Sedangkan kerugian bagi perusahaan adalah dapat terhentinya proses
produksi dalam sementara waktu dan perusahaan pun mempunyai
kewajiban untuk menanggung biaya perawatan pekerjanya.
Tindakan perbaikan yang bisa dilakukan agar kecelakaan tersebut tidak
terjadi kembali adalah memberikan simbol peringatan akan sengatan
listrik. Selain itu, juga menyediakan lap untuk mengeringkan tangan yang
basah. Berikutnya kecelakaan pekerja yang diselidiki adalah kecelakaan
pada mesin grinding adalah tergilingnya jari tangan pekerja. Kecelakaan
tersebut terjadi akibat tidak adanya SOP dan tidaknya simbol peringatan
akan bahaya dari mesin tersebut. Selain itu, kecelakaan ini terjadi karena
kurang fokusnya pekerja karena kebisingan dari mesin itu sendiri.
Sehingaa lingkungan yang bising tersebut membuat pekerja lengah dan
tidak sengaja memasukkan jarinya ke dalam mesin sehingga jarinya
tergiling.
Kecelakaan tersebut tentu sangat merugikan khususnya bagi pekerja itu
sendiri. Akibat kecelakaan tersebut pekerja harus cacat seumur hidup,
dimana pekerja tersebut harus kehilangan jari tangannya. Selain itu,
pekerja pun mungkin tidak mampu lagi bekerja dengan baik atau tingkat
produktivitas kerjanya akan mengalami penurunan dibanding saat dia
masih normal. Selain itu, perusahaan pun tentu tetap mengalami kerugian
dimana kecelakaan tersebut membuat proses produksi terhenti sementara.
Kerugian lainnya adalah kerusakan mesin, tidak dapat terpenuhinya
permintaan pasar dan perusahaan pun harus menanggung biaya perawatan
pekerja tersebut. Tindakan perbaikan yang dapat dilakukan agar kejadian
tersebut tidak terulang adalah adanya SOP bagi pekerja dan memberikan
APD kepada pekerja berupa sarung tangan dan ear muffs.
d. Tabel Usulan APD
Lokasi Kondisi Saat Ini Usulan

APD Simbol K3 APD Simbol


K3
Roasting Pelindung  Menggunakan
Kaki pakaian
tertutup
_  Menggunakan
sarung tangan
 Penutup
rambut
Winnowing Pelindung  Menggunakan
Kaki pakaian
tertutup
 Menggunakan
- sarung tangan
 Penutup
rambut
 Menggunakan
penutup mata

Grinding Pelindung -  Menggunakan


Kaki Sarung
Tangan
 Menggunakan
ear muffs

Pressing Pelindung -  Menggunakan


Kaki Sarung
Tangan

Dapat dilihat bahwa kondisi saat ini itu masih jauh dari prinsip
keselamatan dan kesehatan kerja. Hal itu dapat dilihat dengsn tidak
ditemuinya simbol-simbol akan larangan dan peringatan bahaya pada saat
bekerja. Selain itu, juga minimnnya penggunaan alat pelindung diri,
padahal dari setiap mesin tersebut sangat berpotensi membahayakan
keselamatan pekerja. Usulan APD yang dibuat antara lain adalah
penggunaan sarung tangan, tujuan utama penggunaan sarung tangan
adalah melindungi tangan dari benda-benda keras dan tajam selama
menjalankan kegiatannya juga yang berhubungan dengan larutan kimia
ataupun proses pemanasan. Lalu penggunaan pakaian tertutup yang
berfungsi untuk melindungi dada pemakai dari percikan benda padat,
percikan logam las, radiasi sinar pada saat bekerja.
Usulan berikutnya adalah penggunaan penutup kepala terutama pada
bagian mesin winnowing. Pentup kepala ini berfungsi melindungi rambut
dari pekerjanya. Selain melindungi produk, penutup kepala juga
difungsikan untuk melindungi kepala dari debu ataupun bahaya terjeratnya
rambut pada mesin-mesin berputar. Usulan berikutnya adalah penggunaan
kacamata pada bagian mesin winnowing, hal itu bertujuan melidungi mata
dari debu atau partikel bahan yang beterbangan di tiup angin. Usulan
terakhir adalah penggunaan ear muffs pada bagian mesin grinding karena
suara yang dihasilkan dari mesin ini sangat bising sehingga dapat
menggangu konsentrasi pekerja.
Adapun simbol-simbol yang diusulkan antara lain adalah simbol hati-
hati tangan terjepit, bahaya listrik tegangan tinggi. Lalu simbol bahan
mudah meledak, awas permukaan panas, dan dilarang memasukkan
tangan. Simbol-simbol tersebut diusulkan agar para pekerja bersikap
waspada pada saat bekerja. Tujuan lain di usulkannya APD dan simbol ini
pun yaitu sebagai komitmen menjalankan program Kesehatan dan
Keselamatan Kerja dan sebagai suatu bentuk tindakan dalam manajemen
resiko yang bertujuan untuk meningkatkan produktifitas dan efektifitas.
Selain itu, untuk memberi jaminan kepada pekerja akan keamanan dan
perlindungan dalam bekerja.

E. KESIMPULAN
1. Peran penting dan tujuan Keselamatan dan Kesehatan atau K3 adalah untuk
menciptakan suatu kondisi kerja yang aman dan jauh dari segala macam
ancaman bahaya. Sehingga tercipta suatu sistem kerja yang aman dan nyaman
bagi seluruh pekerjanya.
2. Mengidentifikasi bahaya di tempat kerja dapat dilakukan membentuk sebuah
tim Analisa Keselamatan Kerja atau AKP karena ini merupakan cara yang
baik juga untuk meningkatkan keterlibatan yang lebih luas dalam
memperbaiki kinerja keselamatan bekerja.
3. Alat Pelidung Diri atau APD yang biasa digunakan adalah APD kepala untuk
melindungi kepala dari benda keras, panas atau dingin, dan kotoran debu.,
APD muka dan mata berfungsi melindungi muka dan mata dari benda – benda
kecil, pengaruh cahaya. APD telinga untuk menahan frekuensi tertentu saja.
APD pernafasan memberikan perlindungan dari kekuranghan oksigen,
pencemaran oleh gas atau uap. APD tangan untuk melindungi tangan dari
panas, dingin, benda tajam,ataupun larutan kimia. APD kaki untuk mencegah
tergelincir, mencegah tusukan, dan mencegah bahaya listrik.
4. Setiap pekerjaan tentu mempunyai resiko dan mempunyai potensi bahaya.
Oleh karena itu, penggunaan simbol dalam suatu pekerjaan sangat membantu
agar seorang pekerja tersebut waspada saat bekerja. Simbol – simbol yang
terpasang di tempat kerja memiliki makna sendiri dalam aktivitas kerja.
Simbol berlatar belakang merah bermakna laranagan, bahan berbahaya, serta
keaadaan darurat, simbol berlatarbelakang warna kuning bermakna
peringatan dan waspada, simbol berlatarbelakang warna hijau bermakna
darurat pertolongan pertama, simbol berlatar belakang warna biru bermakna
ajuran, dan simbol berlatarbelakang berwarna putih bermakna informasi
umum.
5. Analisa keselamatan kerja dapat dialakukan dengan lima fase, yaitu memilih
jenis pekerjaan, membentuk tim analisa keselamatan pekerjaan, menjabarkan
suatu pekerjaan, mengidentifikasi bahaya–bahaya potensial, dan membuat
penyelesaian–penyelesaian.
F. DAFTAR PUSTAKA
Diah, Yuliansyah, dkk. 2017. Pengaruh Keselamatan Dan Kesehatan Kerja
Terhadap Kinerja Karyawan PT Pertamina Ep Asset 2 Prabumulih. Jurnal
Ilmiah Manajemen Bisnis Dan Terapan. Vol 14. No 2
Irzal. 2016. Dasar-Dasar Kesehatan Dan Keselamatan Kerja. Penerbit
Kencana. Jakarta
Jung, Carl G. 2018. Manusia dan Simbol-Simbol. Penerbit BasaBasi. Yogyakarta
Sugarda, Asri. 2014. Analisa Pengaruh Penggunaan Alat Pelindung Diri (Apd)
Terhadap Allowance Proses Kerja Pemotongan Kayu (Studi Kasus : Pt.
Pal Indonesia). Jurnal JATI Undip. Vol 9. No 3
Walangitan, D dan Pratasis, P. 2014. Implementasi Keselamatan Dan Kesehatan
Kerja (K3) Pada Proyek Di Kota Bitung (Studi Kasus Proyek
Pembangunan Pabrik Minyak Pt.Mns). Jurnal Sipil Statik. Vol 2. No 3

G. LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai