Anda di halaman 1dari 4

Adaptasi merupakan penyesuaian dari makhluk hidup dengan

lingkungannya.  Tujuan adaptasi adalah mempertahankan hidup


dan berkembang biak. Adaptasi hewan dan tumbuhan terbagi
menjadi 3 yaitu:
1. Adaptasi Morfologi. Adaptasi ini merupakan bentuk
penyesuaian bentuk struktur tubuh luar pada hewan dan
tumbuhan terhadap lingkungannya.  Contoh: bentuk paruh
pada burung, bentuk gigi pada mamalia, dst.
2. Adaptasi Fisiologi. Merupakan penyesuaian fungsi alat-alat
bagian tubuh pada hewan dan tumbuhan terhadap
lingkungannya. Contoh: Onta mempunyai kantung air di
punuknya agar tahan di padang pasir dalam jangka waktu
yang lama,  atau bau dan warna-warna khas yang mencolok
pada  bunga tertentu, dst.
3. Adaptasi Tingkah Laku. Merupakan penyesuaian makhluk
hidup dengan mengubah tingkah laku untuk kelangsungan
hidupnya. Adaptasi tingkah laku ini umumnya terkait cuaca,
musim, dan juga sesuatu yang sifatnya ancaman dari
lingkungan sekitar.
Adaptasi Tingkah laku pada Tumbuhan dan Hewan :
Pengertian tingkah laku, merupakan suatu respon karena adanya
rangsangan dari luar atau lingkungan. Rangsangan ini
menumbuhkan suatui reaksi atau sejenis perilaku.  Perilaku
(behavior) merupakan bentuk respons terhadap kondisi internal
dan eksternalnya. Suatu respons dikatakan perilaku bila respons
tersebut telah berpola, yakni memberikan respons tertentu yang
sama terhadap stimulus tertentu. Perilaku juga dapat diartikan
sebagai aktivitas suatu organisme akibat adanya suatu stimulus.
Suatu perilaku terjadi karena pengaruh genetis (perilaku bawaan
lahir atau innate behavior), dan juga karena akibat proses belajar
atau pengalaman yang dapat disebabkan oleh lingkungan.
Perilaku yang timbul karena bawaan lahir berkembang secara
tetap/pasti. Perilaku ini tidak memerlukan adanya pengalaman
atau memerlukan proses belajar, seringkali terjadi pada saat baru
lahir, dan perilaku ini bersifat genetis (diturunkan).
Insting adalah perilaku innate klasis yang sulit dijelaskan,
walaupun demikian terdapat beberapa  perilaku insting yang
merupakan hasil pengalaman, belajar dan adapula yang
merupakan faktor keturunan.  Contoh insting hewan: Saat anak
burung baru menetas akan selalu membuka mulutnya, kemudian
induknya akan menaruh makanan di dalam mulut anak
burung tersebut.Anak bebek yang baru menetas akan masuk ke
dalam air.
Beberapa Contoh Adaptasi Tingkah Laku pada Tumbuhan:
1. Pada saat lingkungan dalam keadaan kering, tumbuhan
yang termasuk suku jahe-jahean akan mematikan sebagian
tubuhnya yang tumbuh di permukaan tanah.
2. Pada musim kemarau tumbuhan tertentu, misalnya pohon
jati, kedondong, ketapang, dan randu, menggugurkan
daunnya ini dilakukan untuk mengurangi evaporasi ,
transpirasi air pada tubuhnya dengan mengurangi
semaksimal mungkin permukaan efektif tubuhnya. Keadaan
ini biasa kita sebut dengan istilah merangas.
3. Tanaman putri malu akan menguncup daunnya ketika
intensitas cahaya matahari mulai berkurang, umumnya
terjadi menjelang atau saat senja hari
4. Tanaman perdu atau pohonan peneduh atau jenis penghasil
kayuan di hutan akan berbunga lebat di musim penghujan
 Beberapa Contoh Adaptasi Tingkah Laku pada Hewan:
1. Mimikri
Mimikri adalah teknik memanipulasi warna kulit pada binatang
misalnya: bunglon yang dapat berubah-ubah warna sesuai
dengan warna benda di sekitarnya guna mengelabui predator
yang mengancamnya.
2. Autotomi
Autotomi adalah teknik bertahan hidup dengan cara
mengorbankan salah satu bagian tubuh. Contoh autotomi pada
cicak yang tega memutuskan ekornya sendiri untuk kabur dari
sergapan musuhnya. Ekor yang putus akan bergerak-gerak
sehingga lebih menarik bagi predatornya, dan cicak pun bisa
kabur dengan leluasa.
3. Torpor
Torpor adalah kemampuan beberapa hewan untuk menurunkan
suhu tubuh, menurunkan tingkat metabolisme, dan menurunkan
detak jantungnya.  Hewan mengalami torpor saat kondisi
lingkungan tidak menguntungkan dan ketersediaan makanan
menipis. Dalam keadaan torpor, umumnya hewan tidak makan
dan minum selama beberapa hari, minggu, bahkan bulan,
tergantung dari spesies, keadaan tubuh, dan kondisi lingkungan.
Mereka akan berdiam diri di suatu tempat, tertidur, atau inaktif.
Secara umum torpor dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu:
hibernasi dan estivasi. 
Hibernasi umumnya terkait adaptasi hewan di musim dingin,
sedangkan Estivasi terkait adaptasi hewan tertentu dengan
musim panas.  Literatur yang ada umumnya membahas perilaku
hewan di iklim subtropics yang memiliki 4 musim. Ada juga
beberapa literature yang membahas tentang perilaku hewan
seperti  perilaku lebah, lalat, tupai, kelelawar dan landak di
musim penghujan, juga perilaku ikan gabus yang bertahan hidup
di rawa-rawa kering saat kemarau panjang. Namun tidak ada
ketegasan  apakah hal itu juga disebut sebagai hibernasi atau
estivasi atau dengan istilah lainnya. Tentang hibernasi dan
estivasi ini akan dibahas dalam tulisan tersendiri.
4. Kerbau berkubang di lumpur untuk melindungi kulitnya yang
gelap dari panas
5. Adaptasi tingkah laku hewan  terkait cuaca
 Cuaca biasanya terkait awan cumulo nimbus: langit tampak gelap,
angin bertiup kencang, terjadi  mendung atau hujan deras disertai
petir. Lebih kurang sebagai gambaran cuaca saat musim penghujan
tengah berlangsung. Berikut ini perilaku beberapa hewan yang
sensitive terhadap lingkungan atau berekasi terhadap cuaca buruk.
1. Laba-Laba dan Kepik
Labah-labah akan bersembunyi atau turun ke bagian bawah
sarangnya bila cuaca akan buruk atau akan terjadi hujan deras
dan rajin mengerjakan sarangnya apabila cuaca baik. Kepik juga
merupakan salah satu serangga yang peka dengan lingkungan.
Serangga ini akan berkumpul bila hari sedang panas. Namun jika
terlihat berlindung maka cuaca dingin akan segera datang.
2. Semut
Semut memiliki insting yang baik terhadap lingkungan. Untuk
mempersiapkan diri menghjadapi datangnya cuaca buruk semut
akan membangun sarang dengan perlindungan ekstra. Jika semut
merah atau hitam terlihat membuat sarangnya menjadi lebih
tinggi bahkan terlihat seperti menutup pintu lubang ke luar-
masuk atau mengungsi ke tempat-tempat yang lebih tinggi dari
biasanya bisa jadi pertanda datangnya cuaca buruk. Semut akan
tetap berada dalam liangnya bila cuaca buruk, tetapi mereka
akan keluar dari liangnya dan berjalan mondar-mandir bila cuaca
akan tetap baik.
3. Lebah/Tawon dan Kupu-Kupu
Pada cuaca baik biasanya kawanan lebah/tawon dan kupu-kupu
akan beraktivitas di sekitar bunga, bahkan lebah akan
berterbangan jauh dari sarangnya. Hal ini bisa kita perhatikan
dengan melihat kosong atau tidaknya sarang lebah. Ketika lebah
dan kupu-kupu tidak berada di sekitar bunga berarti mereka
memperkirakan bahwa cuaca sedang tidak baik atau akan terjadi
angin kencang.
4. Lalat
Apabila akan turun hujan, lalat akan tetap hinggap di tembok/
dinding, sedangkan pada cuaca cerah lalat akan berterbangan
kian kemari.
5. Nyamuk
Nyamuk apabila di pagi hari mengganggu atau menggigit kita,
menandakan akan turunnya hujan. Sedangkan jika pada waktu
matahari terbenam/magrib, nyamuk berterbangan kesana kemari
dan secara berkelompok menadakan cuaca cerah/baik. Tetapi jika
selalu berterbangan di tempat yang gelap di dalam bayang-
bayang, bertanda cuaca akan buruk/datang hujan.
6. Cacing
Apabila cacing pada malam hari menimbun tanah berbutir-butir di
kebun, berarti akan datang hujan. Tetapi bila cacing keluar dari
liangnya menandakan hujan akan turun lama.
7. Siput
Pada cuaca yang baik, Siput akan merayap dengan tenang,
sedangkan bila cuaca buruk Siput akan merayap dengan cepat.
8. Ikan
Ikan akan melompat-lompat di atas permukaan air jika cuaca
akan buruk / hujan.
9. Katak/Kodok
Ketika kelembaban udara meninggi seiring dengan hilangnya
matahari di ufuk barat, suara katak/kodok akan menghiasai alam.
Bila hujan akan tiba maka suara kodok atau katak akan
saling bersahutan.Katak/kodok akan berdiam di dalam air dan
berkoak lebih nyaring dari biasanya bila cuaca akan buruk, tetapi
bila cuaca akan baik Katak dan Kodok akan duduk-duduk di tepi
kolam Sedangkan jika pada malam hari di musim kemarau dimana
cuacanya baik tetapi tidak menyanyi, menandakan akan
datangnya cuaca buruk.
10. Ayam
Ayam akan tetap berjalan-jalan dan membiarkan dirinya
kehujanan menandakan hujan tidak akan berlangsung lama,
sedangkan jika berteduh hujan akan berlangsung lama. Jika ayam
selalu mencakarcakar tanah berarti hujan akan datang.
11. Bebek/Angsa
Bebek/Angsa akan nampak tidak tenang dan selalu menggigit
bulunya (memberi lemak), apabila cuaca akan buruk.
12. Burung Kapinis Rumah (Apus Nipalensis)
Burung Kapinis Rumah adalah jenis burung pemakan serangga
kecil yang memiliki habitat terbuka, pesisir, dan perkotaan.
Burung ini menghabiskan aktivitasnya di udara, dan sekali-kali
terlihat bertengger di kayu atau kabel atau di atas atap rumah
ketika lelah. Burung ini kadang berbaur dengan walet atau sriti,
bertelur biasanya di bulan September.
Burung Kapinis akan terbang tinggi sekali jika cuaca akan baik,
karena serangga makanannya juga terbang tinggi. Tetapi bila
terbangnya rendah menandakan cuaca akan buruk.
Pada pagi hari dengan cuaca buruk, Burung Kepinis akan tinggal
diam dalam sarangnya.
13. Kelelawar
Kelelawar akan terbang mulai senja hari bila cuaca akan baik
pada malam hari tetapi bila berdiam di dalam goa maka cuaca
akan buruk.
14. Burung Gagak
Jika hujan akan turun, burung Gagak akan terbang berputar-putar
di atas sarangnya
 

Anda mungkin juga menyukai