1). 1.Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas azas kekeluargaan.
2.Cabang-cabang produksi yang penting bagi Negara dan yang menguasai hajat hidup orang banyak
dikuasai oleh Negara.
3.Bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh Negara dan dipergunakan
untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
Demikian pasal 33 ayat (1), (2) dan (3) Undang-undang Dasar 1945.
Penjelasan pasal 33 menyebutkan bahwa "dalam pasal 33 tercantum dasar demokrasi ekonomi,
produksi dikerjakan oleh semua, untuk semua dibawah pimpinan atau penilikan anggota-anggota
masyarakat. Kemakmuran masyarakat-lah yang diutamakan, bukan kemakmuran orang seorang".
Selanjutnya dikatakan bahwa "Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung dalam bumi adalah
pokok-pokok kemakmuran rakyat. Sebab itu harus dikuasai oleh Negara dan dipergunakan untuk
sebesar-besarnya kemakmuran rakyat". Sehingga, sebenarnya secara tegas Pasal 33 UUD 1945 beserta
penjelasannya, melarang adanya penguasaan sumber daya alam ditangan orang-seorang. Dengan kata
lain monopoli, oligopoli maupun praktek kartel dalam bidang pengelolaan sumber dayya alam adalah
bertentangan dengan prinsip pasal 33.
KemudianKemudian Hak Negara menguasai sumber daya alam dijabarkan lebih jauh -setidaknya-- dalam
11 undang-undang yang mengatur sektor-sektor khusus yang memberi kewenangan luas bagi negara
untuk mengatur dan menyelenggarakan penggunaan, persediaan dan pemeliharaan sumber daya alam
serta mengatur hubungan hukumnya. Prinsip ini tertuang dalam :
Hidup;
9. UU No. 9 tahun 1985 tentang Ketentuan Pokok Perikanan;
Pasal 33 UUD 1945 menyebutkan bahwa sumber daya alam dikuasai negara dan dipergunakan sebesar-
besarnya bagi kemakmuran rakyat. Sehingga. Dapat disimpulkan bahwa monopoli pengaturan,
penyelengaraan, penggunaan, persediaan dan pemeliharaan sumber daya alam serta pengaturan
hubungan hukumnya ada pada negara. Pasal 33 mengamanatkan bahwa perekonomian indonesia akan
ditopang oleh 3 pemain utama yaitu koperasi, BUMN/D (Badan Usaha Milik Negara/Daerah), dan swasta
yang akan mewujudkan demokrasi ekonomi yang bercirikan mekanisme pasar, serta intervensi
pemerintah, serta pengakuan terhadap hak milik perseorangan (Indrawati,1995). Penafsiran dari kalimat
"dikuasai oleh negara" dalam ayat (2) dan (3) tidak selalu dalam bentuk kepemilikan tetapi utamanya
dalam bentuk kemampuan untuk melakukan kontrol dan pengaturan serta memberikan pengaruh agar
perusahaan tetap berpegang pada azas kepentingan mayoritas masyarakat dan sebesar-besarnya
kemakmuran rakyat (Indrawati, ibid).
Jiwa pasal 33 berlandaskan semangat sosial, yang menempatkan penguasaan barang untuk kepentingan
publik (seperti sumber daya alam) pada negara. Pengaturan ini berdasarkan anggapan bahwa
pemerintah adalah pemegang mandat untuk melaksanakan kehidupan kenegaraan di Indonesia. Untuk
itu, pemegang mandat ini seharusnya punya legitimasi yang sah dan ada yang mengontrol tidak
tanduknya, apakah sudah menjalankan pemerintahan yang jujur dan adil, dapat dipercaya
(accountable), dan tranparan (good governance)
Dalam rangka ini maka Kelompok Kerja Ekuin diharapkan dapat merinci hal-hal apakah yang perlu
diperhatikan agar baik peraturan Hukum maupun berbagai organisasi dan lembaga hukum yang ada,
seperti DPR, Kepolisian, Kejaksaan, Badan-badan Pengadilan maupun berbagai departemen yang secara
langsung atau tidak langsung berpengaruh terhadap kinerja pelaku ekonomi Indonesia dan/atau asing
yang beroperasi di Indonesia, dapat berpengaruh positif terhadap kehidupan dan pembangunan
ekonomi yang sudah lama kita cita-citakan.
1. Adanya kesepakatan secara nasional tentang paradigma sistem ekonomi nasional seperti apa
yang harus kita bangun, sesuai dengan kententuan konstitusi-konstitusi kita, khususnyaPembukaan dan
pasal 33 dan 34 juncto pasal 27 dan 28 UUD 1045 yang telah 4 (empat) kali di amandemen;
2. Adanya interaksi, pengertian (understanding) dan kerjasama yang baik antara para ahli di bidang
ekonomi, termasuk para pengusaha dan pengambil keputusan di bidang hukum (eksekutif, legislatif dan
yudikatif);
3. Adanya kesadaran bahwa bukan saja hukum yang harus tunduk padatuntutan-tuntutan
ekonomi, seperti di masa Orde Baru, sehingga segala asas hukum harus minggir demi pencapaian tujuan
di bidang ekonomi, tetapi sebaliknya juga, bahwa untuk mendapat tujuan pembangunan ekonomi, maka
langkah-langkah di bidang ekonomi itu sendiri memerlukan kepastian hukum dan jalur (channel) hukum,
sehingga terjalin sinergi antara bidang hukum dan ekonomi.
2). 1.Orang dan badan hukum sebgai subjek menurut hukum perdata Hukum orang adalah memuat
peraturan-peraturan tentang manusia sebagai subjek hukum, peraturan tentang kecakapan berhak dan
kecakapan bertindak untuk melaksanakan hak-hak itu. Badan Hukum adalah pendukung hak dan
kewajiban yang tidak berjiwa sebagai lawan pendukung hak dan kewajiban yang berjiwa yakni manusia.
Badan Hukum (rechtspersoon) disamping manusia tunggal (natuurlijkpersoon) adalah suatu realita yang
timbul sebagai suatu kebutuhan hukum dalam pergaulan ditengah-tengah masyarakat.
2.Orang dan badan hukum sebgai subjek menurut hukum Islam Mukallaf adalah orang yang telah
mampu bertindak secara hukum, baik yang berhubungan dengan Tuhan maupun dalam kehidupan
sosial. Kata mukallaf berasal dari bahasa Arab memiliki arti yang dibebani hukum. sedangkan badan
hukum merupakan syakhshiyah hukmiyah yang dapat mengurus kemasalahatan yang dipersekutukan
masyarakat, yang dikehendaki oleh keperluan-keperluan hidup masyarakat.
Perbedaan yang mendasar dari bentuk Usaha berbadan hukum dan tidak berbadan hukum adalah :
• Mempunyai harta kekayaan sendiri, dimana harta perusahaan dan harta pribadi dipisahkan
secara jelas.
Contoh :
• Tidak dapat melakukan perbuatan hukum dalam hubungan hukum karena bukan merupakan
subjek hukum
• Kewenangan untuk melakukan perbuatan hukum diletakan pada mitra atau sekutu dari bentuk
usaha tersebut, dengan pembatasan pengaturan yang ditetapkan oleh undang-undang
• Harta kekayaan perusahaan dan pribadi tidak terpisah dengan jelas, atau pada prinsipnya usaha
ini tidak memiliki kekayaan sendiri.
• Tidak dapat digugat dan menggugat pada bentuk usaha ini tetapi dapat dilakukan pada pemilik
atau pengurusnya karena merekalah secara tidak langsung yang melakukan hubungan hukum.
Contoh:
Dalam era globalisasi ini, indonesia ikut serta dalam perkembangan dunia dan hubungan internasional
sesuai dengan yang diamanatkan oleh UUD 1945. Dimana Indonesia memainkan peranannya dalam
masalah-masalah global, menjaga perdamaina dunia. Juga dalam hubungan regional dengan negara asia
tenggara dan juga asia-pasifik.
Globalisasi perpengaruh dengan adanya pluralisme dan terbukanya hubungan dengan negara-negara di
dunia.
Pengaruh globalisasi sangat kuat sehingga mempengaruhi dalam pembentukan peraturan perundangan.
Dengan kuatnya tekanan negara - negara maju terhadap negara berkembang seperti Indonesia.
Memberikan dampak dalam proses pembentukan undang-undang. Adanya pengaruh dari negara-negara
maju, tetapi juga kuatnya pengaruh dari lembaga- lembaga internasional dalam bidang ekonomi.
Sehingga kita dapat lihat pengaruhnya dalam undang-undang yang dibuat oleh pemerintah.
Dampak pengaruh globalisasi terhadap produk hukum di Indonesia dapat dipengaruhi oleh kepentingan
negara industri maju. Selain kepentingan negara industri maju dalam pengaruhnya dalam pembentukan
produk hukum di Indonesia juga peran dari lembaga-lembaga donor asing seperti Bank Dunia, IMF dan
ADB. Dimana lembaga donor tersebut juga merupakan kepanjangan tangan dalam membawa
kepentingan negara-negara industri maju. Juga pengaruh dari LSM/NGO internasional dapat
mengarahkan kepentingannya dalam produk hukum sehubungan dengan isu-isu global.
Beberapa produk hukum di Indonesia yang paling jelas mencerminkan proses tersebut adalah produk
tahun 1995, yaitu UndangUndang tentang Perseroan Terbatas dan UndangUndang tentang Pasar Modal.
Dalam era globalisasi orang tidak mungkin lagi hanya mengoperasionalkan nilai-nilai domestik, sebagai
contoh dalam hal trend kejahatan internasional, kejahatan hak asasi manusia, dan trend baru yaitu
dimensi perlindungan korban kejahatan (victim dimention) Dimensi baru ini tidak hanya menimbulkan
gerakan untuk lebih memperhatikan korban dalam access to justice, tetapi muncul gerakan yang
menumbuhkan apa yang disebut restorative justice yang menempatkan peradilan pada posisi sebagai
mediator.
Dengan adanya Masyarakat Ekonomi Asia (MEA) yang merupakan realisasi dari
pasar bebas di Asia Tenggara yang telah dilakukan secara bertahap mulai dari KTT ASEAN di Singapura
pada tahun 1992. Yang memiliki tujuan dalam dibentuknya Masyarakat
Ekonomi Asia (MEA) ini ialah untuk meningkatkan stabilitas perekonomian di kawasan ASEAN, serta
diharapkan mampu mengatasi masalah-masalah di bidang ekonomi antar negara ASEAN. Maka dari itu
setelah ditandatanganinya Masyarakat Ekonomi Asia (MEA) menimbulkan kecemasan akan nasib dari
koperasi terhadap gempuran produk, modal dan jasa asing tersebut. Ibarat “sedia payung sebelum
hujan”, maka koperasi sebagai soko guru perekonomian Indonesia harus terus di kembangkan secara
terus-menerus dalam rangka memenuhi cita-cita luhurnya.
Menterii Koperasi dan UKM Syarief Hasan mengatakan bahwa persiapan Koperasi dan UKM nasional
untuk menghadapi era MEA sudah cukup baik. "Sejauh ini persiapan Koperasi dan UKM kita untuk
menghadapi era MEA ini cukup bagus. Persiapan sampai saat ini untuk menghadapi MEA itu kurang
lebih 60 sampai 70 persen," kata Syarief Hasan. Adapun langkah-langkah antisipasi yang telah disusun
Kementerian Koperasi dan UKM untuk membantu pelaku KUKM menyongsong era pasar bebas ASEAN
itu, antara lain
peningkatan wawasan pelaku KUKM terhadap MEA, peningkatan efisiensi produksi dan manajemen
usaha, peningkatan daya serap pasar produk KUKM lokal, penciptaan iklim usaha yang kondusif. Namun,
Syarif menyebutkan salah satu faktor hambatan utama bagi sektor Koperasi dan UKM untuk bersaing
dalam era pasar bebas adalah kualitas sumber daya manusia (SDM) pelaku KUKM yang secara umum
masih rendah. Oleh karena itu, pihak Kementrian Koperasi dan UKM melakukan pembinaan dan
pemberdayaan KUKM yang diarahkan pada peningkatan kualitas dan standar produk, agar mampu
meningkatkan kinerja KUKM untuk menghasilkan produk-produk yang berdaya saing tinggi.
MEA merupakan pasar tunggal yang mengarahkan pada penerapan mata uang tunggal. Dengan visi MEA
ASEAN 2020 yaitu untuk meningkatkan mobilitas kapital dan tenaga kerja, meningkatkan produksi serta
meningkatkan daya saing produksi yang dihasilkan dengan pada akhirnya akan menciptakan dampak
meningkatnya kesejahteraan negara-negara anggota secara keseluruhan karena akan mengarah pada
penningkatan spesialisasi produksi, yang didasarkan pada keuntungan komparatif (Lapipi;2005).
Salah satu yang dapat mewujudkan tujuan integrasi menurut pendapat ahli diatas adalah dengan
peranan koperasi dalam meningkatkan kompetensinya untuk menghadapi
AEC. Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang atau badan hukum yang
berlandaskan pada asas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi. Kegiatan usaha koperasi merupakan
penjabaran dari UUD 1945 pasal 33 ayat (1). Dengan adanya penjelasan UUD 1945 Pasal 33 ayat (1)
koperasi berkedudukan sebagai soko guru perekonomian nasional dan sebagai bagian yang tidak
terpisahkan dalam sistem perekonomian nasional. Berdasarkan UU No. 25 tahun 1992 tentang
Perkoperasian pasal 3, tujuan koperasi adalah memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan
masyarakat pada umumnya, serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional , dalam rangka
mewujudkan masyarakat yang maju, adil, dan makmur berlandaskan Pancasila dan UUD 1945.
Dalam pemberlakuan AEC kali ini menghadirkan tantangan sekaligus peluang bagi koperasi diseluruh di
seluruh kawasan ASEAN. AEC adalah era ekonomi dengan empat karakteristik,yaitu; Pertama, pasar
tunggal berbasis produksi ASEAN. Kedua, daya saing ekonomi regional. Ketiga, kesetaraan dan keadilan
ekonomi. “Dan keempat, integrasi ke dalam tata perekonomian global. ACO,berupaya untuk
memerankan dan memposisi diri secara efektif. Dengan begitu diharapkan dapat secara nyata
menggalang kekuatan koperasi di kawasan ASEAN.( Nurdin ;2014).
Selain kebijakan-kebijakan pemerintah dalam meningkatkan koperasi, tentu saja koperasi dan ukm
harus meningkatkan kualitas dan kinerja untuk menyambut MEA/ Kita harus bisa menjadi ‘market
leader’, terutama di pasar sendiri. Saatnya kita maju dan mandiri dalam menghadapi pasar bebas,
(Syarief Hasan.2014).
AEC 2015 bagi Indonesia, memberikan peluang yang besar untuk berkesempatan membuka akses pasar
domestik yang lebih besar tidak hanya didalam ASEAN melainkan
juga diluar ASEAN. Perluasan akses pasar pun sangat bebas dan tidak terbatas, bagi Indonesia ini
tawaran yang tepat untuk memperluas pasar produksi baik dikawsan regional maupun internasional. Hal
ini juga akan menambah peluang kerja secara lebih luas dengan semakin terintegrasinya ekonomi
dikawasan dan kemudahan bagi pergerakan dan perpindahan tenaga kerja, dengan ini diharapkan
dapat mengurangi tingkat penganggguran dan kemiskinan yang masih tinggi, dan menaiknya tingkat
pendapatan masyarakat melalui
penerimaan devisa ditengah ketatnya persaingan usaha perekonomian yang terintegrasi salah satunya
dengan koperasi yang memiliki banyak peluang untuk meningkatkan dan mensejaterahkan
pertumbuhan ekonomi tergantung dari setiap negara menyikapi tantangan-tantangan dan peluang-
peluang yang ada sehingga semakin tercapainya tujuan koperasi yang berlandaskan pancasila dan UUD
1945.
Orang berpikir secara rasional maksudnya adalah jika seseorang menentukan keputusan atau pilihan,
orang tersebut melakukannya dalam pikiran yang rasional. Seorang akan berpikir secara rasional untuk
mendapatkan keuntungan dan apa yang menjadi kerugian dari kesempatan yang dipilih.
Seseorang biasanya akan lebih ‘aktif’ saat seseorang tersebut mendapatkan keuntungan tambahan dari
apa yang ia kerjakan. Contohnya seseorang akan bekerja sesuai porsi saat penghasilannya tetap, tetapi
saat ada insentif maka ia akan bekerja secara ekstra dari sebelumnya.
Pada prinsip ini yang paling ditonjolkan adalah spesialisasi, contohnya yaitu suatu negara akan
memproduksi sesuai kemampuan yang paling optimal (biaya produksi rendah, kemampuan produksi
tinggi, kualitas bagus) yang dimiliki lalu menjualnya ke negara lain yang tidak optimal produksinya dari
barang tersebut. Dan barang produksi yang tidak bisa dihasilkan secara optimal maka negara tersebut
pun akan membeli dari negara lain yang produksinya lebih optimal.
Pasar adalah suatu tempat terjadinya interaksi antara produsen (perusahaan) dan konsumen (rumah
tangga) dalam melakukan tawar-menawar nilai atau harga atas suatu barang. Produsen memiliki hak
dalam menentukan siapa saja yang akan dipekerjakan dan barang apa yang akan diproduksi, dan
konsumen memiliki hak untuk bekerja di perusahaan mana dan akan membeli barang apa dari
penghasilan yang mereka dapat.
Intervensi di bidang ekonomi biasanya dilakukan oleh pemerintah. Melalui pasar pemerintah bisa
membantu pedagang-pedagang di pasar (floor price), sehingga dapat menguntungkan kedua pihak
(penjual dengan pembeli). Karena hal tersebut, penjual dapat memaksimalkan penghasilan dengan cara
menambahkan pemasukan atas barang atau stok dagang sehingga mendapatkan hasil yang maksimal.
Apa yang bisa menjelaskan perbedaan-perbedaan yang sangat besar antara satu standar hidup dengan
standar hidup lainnya diberbagai negara di dunia? Jawabannya cukup sederhana, yaitu kemampuan
faktor produksi dari suatu negara. Negara di mana para pekerjanya dapat menghasilkan barang dan jasa
dalam jumlah besar per satu satuan waktu, sebagian besar masyarakatnya hidup dalam standar hidup
yang tinggi. Begitu pula sebaliknya. Hubungannya yaitu tingkat pertumbuhan produktivitas suatu negara
menetukan tingkat pertumbuhan pendapatan rata-ratanya.
• Masyarakat Menghadapi Trade Off Jangka Pendek antara Inflasi & Pengangguran
TradeOff antara inflasi dan pengangguran sifatnya hanyalah sementara, namun dapat berlangsung
bertahun-tahun. Di negara tertentu meningkatnya inflasi akan mengurangi pengangguran. Namun hal
tersebut tampaknya tidak terjadi di Indonesia.
Pandangan para pemikir strukturalis seperti di atas kurang lebih nya diawali oleh fenomena
konvergensi antara dua sistem raksasa itu (kapitalisme dan komunisme) seperti dikemukakan oleh
Raymond Aron(1967), bahwa suatu ketika nanti anakcucu Krushchev akan menjadi kapitalis dan anak-
cucu Kennedy akan menjadi sosialis.
Mungkin yang lebih benar adalah bahwa tidak ada yang kalah antara kedua sistem itu. Bukan kah tidak
ada lagi kapitalisme asli yang sepenuhnya liberalistis dan individualistis dan tidak ada lagi sosialisme asli
yang dogmatik dan komunalistik. Dengan demikian hendaknya kita tidak terpaku pada fenomena global
tentang kapitalisme vs komunisme seperti dikemukakan di atas. Kita harus mampu mengemukakah dan
melaksanakan sistem ekonomi Indonesia sesuai dengan cita-cita kemerdekaan Indonesia, yaitu untuk
mencapai kesejahteraan sosial dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, tanpa mengabaikan
hak dan tanggung jawab global kita.
Secara normatif landasan idiil sistem ekonomi Indonesia adalah Pancasila dan UUD1945.
Dengan demikian maka sistem ekonomi Indonesia adalah sistem ekonomi yang berorientasi kepada
Ketuhanan Yang Maha Esa (berlakunya etik dan moral agama, bukan materialisme); Kemanusiaan yang
adil dan Beradab (tidak mengenal pemerasan atau eksploitasi); Persatuan Indonesia (berlakunya
kebersamaan, Asas kekeluargaan, sosio-nasionalisme dan sosiodemokrasi dalam
ekonomi);Kerakyatan(mengutamakan kehidupan ekonomi rakyat dan hajat hidup orang banyak); serta
Keadilan Sosial(persamaan/emansipasi, kemakmuran masyarakat yang utama bukan kemakmuran
orang-seorang).
Dari butir-butir di atas, keadilan menjadi sangat utama di dalam sistem ekonomi Indonesia. Keadilan
merupakan titik- tolak,proses dan tujuan sekaligus.
Pasal 33 UUD 1945 adalah pasal utama bertumpunya sistem ekonomi Indonesia yang berdasar
Pancasila,dengan keleng kapannya,yaitu Pasal-pasal 18, 23, 27(ayat2) dan 34. Berdasarkan
TAPMPRSXXIII/1966, ditetapkanlah butir-butir Demokrasi.
Ekonomi(kemudian menjadi ketentuan dalam GBHN 1973, 1978, 1983, 1988), yang meliputi penegasan
berlakunya Pasal-Pasal 33, 34, 27 (ayat2), 23 dan butir-butir yang berasal dari Pasal-Pasal UUDS tentang
hak milik yang berfungsi sosial dan kebebasan memilih jenis pekerjaan. Dalam GBHN 1993butir-butir
Demokrasi
Ekonomi ditambah dengan unsur Pasal 18UUD1945. Dalam GBHN1998 dan GBHN
1999, butir butir Demokrasi Ekonomi tidak disebut lagi dan diperkirakan dikembalikan ke dalam Pasal-
Pasal asli UUD1945.
Landasan normatif imperatif ini mengandung tuntunan etik dan moral luhur, yang menempatkan rakyat
pada posisi mulianya, rakyat sebagai pemegang kedaulatan, rakyat sebagai umat yang dimuliakan
Tuhan, yang hidup dalam persaudaraan satu sama lain, saling tolong-menolong dan bergotong royong.
a.Permintaan Efektif adalah sejumlah permintaan yang disertai dengan adanyadaya beli dan
dilaksanakan.Contoh : anda ingin membeli es krim, lalu anda pergi ke toko es krim untukmembelinya.
b.Permintaan Potensial adalah sejumlah permintaan yang disertai dengan adanyadaya beli akan tetapi
belum dilaksanakan.Contoh : saat ini anda memiliki kemampuan untuk sebuah buku, namun
andamemilih untuk tidak membelinya.
c.Permintaan Absolut adalah sejumlah permintaan yang tidak disertai denganadanya daya beli.
Permintaan absolut cenderung merupakan sebuah angan-angansaja.Contoh : anda ingin membeli mobil
sport terbaru, tetapi anda sama sekali tidak punya uang untuk membelinya.
a.Permintaan Individu adalah sejumlah permintaan individu terhadap barang atau jasa tertentu.
Contoh : sebuah permintaan dari seorang ibu terhadap tas tertentu atau permintaan anda terhadap
baju tertentu dan sebagainya.
a.Harga barang atau jasaHarga suatu barang atau jasa merupakan penentu permintaan konsumen,
semakintinggi harga suatu barang atau jasa, semakin sedikit barang atau jasa yang dimintaoleh
konsumen. Sebaliknya, semakin rendah harga suatu barang atau jasa makasemakin banyak barang atau
jasa yang diminati konsumen.
c.Selera konsumenSelera merupakan salah satu penentu permintaan, selera konsumen sifatnyasubjektif
tergantung penilaian konsumen terhadap suatu barang atau jasa yang bersangkutan. Selera konsumen
dapat berpengaruh terhadap permintaan suatu barang atau jasa. Naiknya selera konsumen terhadap
suatu barang atau jasa akan berakibat pada kenaikan permintaan barang tersebut. Sama halnya ketika
selerakonsumen turun, maka permintaan konsumen terhadap suatu barang akan berkurang.
d.Harga barang subtitusi dan barang komplementer Harga barang subtitusi (barang pengganti)dan
barang komplementer (barang pelengkap) ikut mempengaruhi permintaan seseorang terhadap suatu
barang atau jasa.Misalnya : pada daging sapi, katakanlah daging kambing adalah barang subtitusidaging
sapi, maka ketika harga daging sapi naik dan harga kambing tetap maka permintaan terhadap daging
sapi akan menurun karena konsumen beralihmembeli daging kambing yang tidak mengalami kenaikan
harga. Sedangkan jika pada barang komplementer yaitu barang yang bisa saling melengkapi.
Misalnya:motor dengan bensin, printer dan tinta dsb. Kenaikan harga pada suatu barangakan
berpengaruh terhadap barang komplementernya. Contoh : jika harga tintanaik, maka permintaan
terhadap printer akan menurun.
e.Ekspektasi Adalah perkiraan akan masa depan. Ekspektasi dapat pula mempengaruhi permintaan
seseorang.Misalnya ketika anda memperkirakan bahwa harga suatu barang akan turundimasa yang akan
datang, maka anda akan menunda pembelian barang tersebutsampai harganya turun. Hal ini
mengakibatkan permintaan anda terhadap barangtersebut menurun.
f.Jumlah Penduduk Semakin tinggi jumlah penduduk disuatu wilayah atau Negara, maka akansemakin
tinggi jumlah permintaan wilayah atau Negara tersebut terhadap suatu barang atau jasa. Hal ini terjadi
karena kuantitas kebutuhan masyarakat yang tinggi.
Aktifitas ekspor dan impor sangat berpengaruh besar atas pendapatan negara.
Semakin tinggi aktitas ekspor terhadap negara-negara lain, akan semakin tinggi
pula penerimaan negara yang kita peroleh. Namun sebaliknya, semakin tinggi
impor kita, maka semakin banyak yang perlu kita lunasi sehingga mengurangi
penerimaan pendapatan negara sendiri. Oleh sebab itu negara kita perlu bahkan
harus meningkatkan kualitas ekspor barang-barang atau produk-produk bangsa
ke luar negara, agar dapat meningkatkan pendapatan negara dan dapat
memenuhi kebutuhan negara dan kesejahteraan rakyat khususnya.
Ekspor yang dilakukan tidak harus berupa hasil bumi seperti minyak bumi, hasil
laut, atau kayu. Namun hal lain yang perlu ditingkatkan adalah produk-produk
buatan sumber daya manusia (SDM) yang ada di Indonesia sendiri. (SDM) di
Indonesia harus terus berusaha membuat produk-produk menarik yang inofatif
dan memiliki daya saing yang kuat dengan negara-negara lain di dunia. Misalnya
makanan, minuman, pakaian, kebudayaan-kebudayaan tertentu, dan masih
banyak lagi. Dengan begitu, produk-produk kita akan dikenal dan menjadi
pesanan yang rutin nantinya dari negara-negara diluar Indonesia.