Anda di halaman 1dari 14

BAGIAN/SMF ILMU PENYAKIT MATA

BAB I

PENDAHULUAN

Endoftalmitis adalah inflamasi berat dalam rongga intraokular (aqueous atau viteus
humor), biasanya akibat infeksi setelah trauma atau bedah, atau endogen akibat sepsis.
Bentuk endoftalmitis adalah radang supuratif dalam rongga mata.1

Meskipun endoftalmitis bukan 5 besar penyebab kebutaan, tetapi endoftalmitis


termasuk kegawat daruratan bidang oftalmologi. Secara garis besar endoftalmitis dibagi
menjadi endogenous (2-18%) dan eksogenous (72%). 56-90% endoftalmitis disebabkan oleh
organisme Gram positif. Organisme tersering adalah Staphylococcus epidermidis,
Staphylococcus aureus, dan Streptococcus sp. Sedangkan organisme Gram negatif, dapat
disebabkan oleh Pseudomonas sp, Escherichia coli, dan Enterococcus, didapatkan pada
trauma tajam. Tapi pada endoftalmitis endogen persentase di atas turun bermakna karena
proporsi infeksi jamur yang lebih besar 2

Penyebab tersering endoftalmitis endogen adalah Candida. Faktor risiko untuk


terinfeksi Candida antara lain adalah penyalahgunaan obat intravena, pembedahan,
keganasan, hiperalimentasi intravena, jalur endovaskular, diabetes, neutropenia, serta
penggunaan antibiotik spektrum luas dan obat imunosupresif.3

60% kasus endoftalmitis eksogen terjadi pasca pembedahan intraokular. Bentuk


endoftalmitis yang paling sering di Amerika Serikat adalah endoftalmitis pasca katarak. : 0,1
- 0,3% operasi katarak mengalami komplikasi endoftalmitis. Endoftalmitis pasca trauma
terjadi pada 4 - 13% trauma tajam mata. Keterlambatan menutup luka akibat trauma tajam
berkaitan dengan peningkatan risiko terjadinya endoftalmitis. 2

Di Amerika Serikat endoftalmitis endogen jarang terjadi, hanya berkisar antara 2-55%
dari seluruh kasus endoftalmitis. Insiden tahunan rata-rata adalah 5 dari 10.000 pasien yang
dirawat. Pada kasus endoftalmitis unilateral, mata kanan dua kali lebih sering terinfeksi
dibanding mata kiri. Hal ini disebabkan letak mata kanan yang lebih proksimal dan aliran
darahnya yang langsung ke arteri karotis kanan. Sejak 1980, infeksi Candida pada
penyalahgunaan obat intravena meningkat. Peningkatan risiko tersebut dapat disebabkan
penyebaran AIDS, penggunaan obat imunosupresif yang makin sering, dan peningkatan
prosedur invasif (seperti transplantasi sumsum tulang).3

1
BAGIAN/SMF ILMU PENYAKIT MATA

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

ANATOMI BOLA MATA

Bola mata dibungkus oleh 3 lapis jaringan:9

a. Sklera, yang merupakan jaringan ikat yang kenyal dan memberikan bentuk pada mata,
merupakan bagian terluar yang melindungi bola mata. Bagian terdepan sklera disebut
kornea yang bersifat transparan dan memudahkan sinar masuk kedalam bola mata.
b. Jaringan uvea, yang merupakan jaringan vaskular, yang terdiri atas iris, badan siliar,
dan koroid. Pada iris didapatkan pupil yang oleh 3 susunan otot dapat mengatur
jumlah sinar masuk ke dalam bola mata, yaitu otot dilatatur, sfingter iris dan otot
siliar. Badan siliar yang terletak dibelakang iris menghasilkan cairan bilik mata
(aquous humour), yang dikeluarkan melalui trabekulum yang terletak pada pangkal
iris di batas kornea dan sklera.
c. Lapis ketiga bola mata adalah retina yang terletak paling dalam dan mempunyai
susunan lapis sebanyak 10 lapis yang merupakan lapis membran neurosensoris yang
akan merubah sinar menjadi rangsangan pada saraf optik dan diteruskan ke otak.

GAMBAR: ANATOMI BOLA MATA

2
BAGIAN/SMF ILMU PENYAKIT MATA

ENDOFTALMITIS

DEFINISI

Endoftalmitis adalah inflamasi berat dalam rongga intraokular (aqueous atau vitreus
humor), biasanya akibat infeksi setelah trauma atau bedah, atau endogen akibat sepsis.1

Secara garis besar, endoftalmitis dibagi menjadi endoftalmitis eksogen dan endogen.
Dikatakan eksogen bila port d’entrèe-nya ekstrinsik, dikatakan endogen bila infeksinya
berasal dari penyebaran hematogen karena bakteremia.2

EPIDEMIOLOGI

60% kasus endoftalmitis eksogen terjadi pasca pembedahan intraokular. Bentuk


endoftalmitis yang paling sering di Amerika Serikat adalah endoftalmitis pasca katarak. 0,1 –
0,3% operasi katarak mengalami komplikasi endoftalmitis. Endoftalmitis pasca trauma terjadi
pada 4-13% trauma tajam mata. Keterlambatan menutup luka akibat trauma tajam berkaitan
dengan peningkatan risiko terjadinya endoftalmitis.3

Di Amerika Serikat endoftalmitis endogen jarang terjadi, hanya berkisar antara 2 –


15% dari seluruh kasus endoftalmitis. Insiden tahunan rata-rata adalah 5 dari 10.000 pasien
yang dirawat. Pada kasus endoftalmitis unilateral, mata kanan dua kali lebih sering terinfeksi
dibanding mata kiri. Hal ini disebabkan letak mata kanan yang lebih proksimal dan aliran
darahnya yang langsung ke arteri karotis kanan. Sejak 1980, infeksi Candida pada
penyalahgunaan obat intravena meningkat. Peningkatan risiko tersebut dapat disebabkan
penyebaran AIDS, penggunaan obat imunosupresif yang makin sering, dan peningkatan
prosedur invasif (seperti transplantasi sumsum tulang).3

3
BAGIAN/SMF ILMU PENYAKIT MATA

KLASIFIKASI

1. Endoftalmitis purulen (supuratif)


Memberikan gambaran abses di dalam badan kaca
2. Endoftalmitis non purulen (non-supuratif)
Disebabkan oleh kuman non piogen seperti kuman tuberkulosis, sepsis, lepra.
Toxoplasmosis dan hipoplasmosis yang akan memberikan gejala peradangan uvea
berat tanpa adanya supurasi.
3. Endoftalmitis fakoanafilaktik

ETIOLOGI

Penyebab endoftalmitis dapat dibagi menjadi dua, yaitu endoftalmitis yang disebabkan oleh
infeksi dan endoftalmitis yang disebabkan oleh imunologis atau autoimun (non infeksi).4

 Endogen
Endoftalmitis endogen terjadi akibat penyebaran bakteri, jamur ataupun parasit dari fokus
infeksi didalam tubuh, yang menyebar secara hematogen ataupun akibat penyakit
sistemik lainnya, misalnya endocarditis.4

 Eksogen
Endoftalmitis eksogen dapat terjadi akibat trauma tembus atau infeksi sekunder/
komplikasi yang terjadi pada tindakan pembedahan yang membuka bola
mata,reaksi terhadap benda asing dan trauma tembus bola mata. 4
Beberapa kuman penyebabnya adalah staphylococcus epidermidis, staphylococcus
aureus, dan streptococcus. Bakteri gram negatif seperti pseudomonas, escherichia coli dan
enterococcus dapat ditemukan dari trauma tembus bola mata. 4

 Endoftalmitis fakoanafilaktik
Merupakan endoftalmitis unilateral ataupun bilateral yang merupakan reaksi uvea
granulomatosa terhadap lensa yang mengalami ruptur. Endoftalmitis fakoanafilaktik
merupakan suatu penyakit autoimun terhadap jaringan tubuh (lensa) sendiri, akibat
jaringan tubuh tidak mengenali jaringan lensa yang tidak terletak didalam kapsul. Pada
tubuh terbentuk antibodi terhadap lensa sehingga terjadi reaksi antigen antibodi terhadap
lensa yang akan menimbulkan gejala endoftalmitis fakoanafilaktik.4

4
BAGIAN/SMF ILMU PENYAKIT MATA

PATOFISIOLOGI

Pada keadaan normal, sawar darah-okular memiliki resistensi alami terhadap


organisme. Pada endoftalmitis endogen, organisme hematogen menembus sawar darah-okular
dengan cara invasi langsung (seperti emboli septik) ataupun dengan melepaskan substansi
yang menimbulkan perubahan pada endotel vaskular pada saat infeksi. Destruksi jaringan
intraokular dapat disebabkan karena invasi langsung organisme dan atau karena mediator
inflamasi respon imun.3

Prosedur pembedahan yang merusak integritas bola mata (seperti katarak, glaukoma,
retinal, keratotomi radial) dapat menyebabkan endoftalmitis eksogen.3

Gambaran endoftalmitis dapat hanya berupa nodul-nodul putih di kapsul lensa, iris
retina, atau koroid; atau dapat berupa inflamasi seluruh jaringan okular yang menyebabkan
bola mata penuh dengan eksudat purulen. Inflamasi ini dapat menyebar ke jaringan lunak
orbita.3

Kerusakan ocular barrier

Bakteri masuk ke dalam bola mata

Eksogenous Endogenous

Proliferasi bakteri

Memicu sel-sel inflamasi

Rusaknya blood ocular barrier

Masuknya sel-sel inflamasi

Pengeluaran hasil metabolisme + toksin bakteri

Kerusakan jaringan

5
BAGIAN/SMF ILMU PENYAKIT MATA

MANIFESTASI KLINIS

Manifestasi klinis endoftalmitis dapat diketahui dari gejala subjektif dan objektif yang
didapatkan dari anamnesa, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang.

a. Subjektif 4
 Fotofobia
 Nyeri pada bola mata
 Penurunan tajam penglihatan
 Nyeri kepala
 Mata terasa bengkak
 Kelopak mata bengkak, merah, dan kadang sulit untuk dibuka
Ada riwayat tindakan bedah mata, trauma tembus bola mata disertai dengan atau
tanpa adanya penetrasi benda asing perlu diperhatikan karena adanya kemungkinan
penyebab eksogen. Mengenai penyebab endogen maka penderita perlu dianamnesis
mengenai ada atau tidaknya riwayat penyakit sistemik yang dideritanya.
Penyakit yang merupakan predisposisi terjadinya endoftalmitis diantarany adalah
diabetes melitus, SLE, dan AIDS yang dapat dihubungkan dengan imunitas yang
rendah. Sedangkan beberapa penyakit infeksi yang dapat menyebabkan endoftalmitis
endogen akibat penyebarannya secara hematogen adalah meningitis, endokarditis,
infeksi saluran kemih, infeksi paru-paru, pielonefritis. Untuk endoftalmitis
fakoanafilaktik, dapat ditanyakan tentang adanya riwayat segala subjektif katarak
yang diderita pasien sebelumnya.
b. Objektif
Kelainan fisik yang ditemukan berhubungan dengan struktur bola mata yang terkena
dan derajat infeksi/peradangan. Pemeriksaan yang dilakukan adalah pemeriksaan luar,
slit lamp, dan funduskopi kelainan fisik yang dapat ditemukan berupa :
 Edema palpebra superior
 Inj. Siliar dan inj. Konjungtiva
 Edema kornea
 Kornea keruh
 /Keratik presipitat
 Bilik mata depan keruh
 Hipopion
 Kekeruhan vitreus

6
BAGIAN/SMF ILMU PENYAKIT MATA

 Penurunan refleks fundus dengan gambaran warna yang agak pucat


ataupun hilang sama sekali

Pada endoftalmitis yang disebabkan oleh jamur, didalam badan kaca ditemukan massa
putih abu-abu, hipopion ringan, bentuk abses satelit dalam badan kaca, dengan
proyeksi sinar yang baik. 4

DIAGNOSIS

Pemeriksaan Oftalmologi

Temuan pemeriksaan oftalmologis sesuai dengan struktur yang terkena dan derajat
infeksi atau inflamasi. Pemeriksaan oftalmologi yang perlu dilakukan adalah pemeriksaan
visus, pemeriksaan eksternal, funduskopi, dan slit lamp mata bilateral. Pemeriksaan dengan
slit lamp dan ultrasonografi okular perlu dilakukan untuk melihat adanya kekeruhan vitreus
anterior, penebalan retinokoroidal, dan keutuhan retina. Pemeriksaan lain yang dapat
dipertimbangkan adalah pengukuran tekanan intraokular. 6

Tanda yang perlu dicari adalah edema dan eritema kelopak mata, injeksi konjungtiva
dan sklera, hipopion, vitreitis, kemosis, penurunan atau hilangnya refleks merah, proptosis
(tanda lanjut pada panoftalmitis), papilitis, cotton-wool spots, edema dan infeksi kornea, lesi
putih di koroid dan retina, uveitis kronik, massa dan debris vitreus, sekret purulen, demam,
serta cells and flare di bilik anterior pada pemeriksaan slit lamp. Tidak adanya nyeri dan
hipopion tidak menyingkirkan kemungkinan endoftalmitis, terutama pada kasus infeksi P.

7
BAGIAN/SMF ILMU PENYAKIT MATA

acnes kronik indolen. Kemosis, proptosis, dan hipopion adalah tanda pada stadium lanjut.
Tanda dini seperti Roth's spots (titik bulat putih di retina yang dikelilingi perdarahan) dan
periflebitis retina dapat terlihat pada funduskopi.7

Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan laboratorium terpenting adalah pewarnaan Gram dan kultur aqueus dan
vitreus humor. Kultur darah dan kultur intraokular dari kedua rongga mata sebelum nemulai
terapi antibiotik kemungkinan besar akan membantu menemukan patogen penyebab.
Spesimen kultur juga dapat diambil dari dari tempat lain, seperti urin. Ada juga pendapat
yang menyatakan pewarnaan Gram cairan intraokular kurang membantu.7

Untuk endoftalmitis endogen, pemeriksaan lain yang perlu dilakukan meliputi:7

- Darah perifer lengkap dan hitung jenis untuk mengevaluasi tanda-tanda infeksi
berupa leukositosis dan shift to the left;
- Laju endap darah untuk mencari penyebab reumatik, infeksi kronis, atau
keganasan;
- Blood urea nitrogen dan kreatinin untuk melihat kemungkinan diagnosis atau
peningkatan risiko gagal ginjal.

Selain pemeriksaan laboratorium diagnostik awal, pemeriksaan terhadap infeksi HIV


sebaiknya dipertimbangkan pada orang sehat yang menderita endoftalmitis. Foto polos dada
mungkin memperlihatkan gambaran sumber infeksi di paru. Ekokardiografi dapat digunakan
untuk menyingkirkan kemungkinan endokarditis. CT scan atau MRI orbita dapat dilakukan
untuk menyingkirkan diagnosis diferensial. Pemeriksaan lain dilakukan sesuai manifestasi
klinis, antara lain kultur dari cairan serebrospinal, tenggorok, feces, catheter tip, atau benda
tajam penyebab trauma.7

DIAGNOSIS BANDING

Diagnosis diferensial endoftalmitis ialah trombosis sinus kavernosus, abrasi kornea,


laserasi kornea, ulkus korena dan keratitis ulserativa, endokarditis, ruptur bola mata, herpes
zoster oftalmikus, iritis dan uveitis, lupus eritematosus sistemik, serta perdarahan vitreus.7

8
BAGIAN/SMF ILMU PENYAKIT MATA

KOMPLIKASI

Komplikasi yang dapat terjadi jika peradangan mengenai ketiga lapisan mata (retina,
koroid, dan sklera) dan badan kaca maka akan mengakibatkan panoftalmitis.

Panoftalmitis merupakan peradangan seluruh bola mata termasuk sklera dan kapsula tenon. 4

PENATALAKSANAAN

Pengobatan bukan untuk menolong visusnya, karena visus tak dapat diperbaiki lagi. 9

1. Penderita harus dirawat


2. Antibiotika spektrum luas dan mempunyai daya penetrasi yang baik kedalam mata
seperti penisilin dan kloramfenikol sistemik. Antibiotika juga diberikan secara lokal
yaitu tetes mata, salep mata, maupun suntikan subkonjungtiva, juga sebagai suntikan
kedalam badan kaca. Untuk yang terakhir ini antibiotikanya harus yang tidak menjadi
toksis bagi retina seperti gentamisin. Gentamisin dapat diberikan sebagai tetes mata
setiap 1 jam tetes, pada malam hari diberikan sebagai salep mata. Dapat pula
diberikan 20mg gentamisin subkonjungtiva, sebagai suntikan ke dalam badan kaca
dapat diberikan 0,4mg.
3. Analgetik, sedatif, roboransia
4. Terapi seri demam (fever therapy), kalau perlu
5. Kortikosteroid, diberikan bila telah diketahui kuman penyebabnya dan obatnya yang
sensitif, juga bila terdapat daya tahan tubuh yang baik dari penderita.

9
BAGIAN/SMF ILMU PENYAKIT MATA

Penyuntikan antibiotika kedalam badan kaca 9

Yang dipakai antibiotika yang sesuai yang tidak toksik untuk jaringan intraokuler,
terutama jaringan retina. Yang dikenal masa kini adalah gentamisin yang diberikan
dengan dosis 0,4 mg. Suntikan dilakukan melalui pars plana dengan memakai jarum
Mantoux dan sebelum obat dimasukkan, dilakukan aspirasi cairan dari kamera okuli
anterior, sehingga tekanan di dalam bola mata tidak menjadi tinggi sesudah penyuntikan
kedalam badan kaca.

Cara yang paling mutakhir dalam pengobatan endoftalmitis adalah dengan melakukan
vitrektomi, dimana dilakukan pembuangan sebagian besar badan kaca yang terkena
infeksi, disertai pemberian antibiotika yang cocok. Jika endoftalmitis tersebut disebabkan
oleh jamur, maka setelah dilakukan vitrektomi disuntikkan gentamisin 0,4mg dengan
Amfoterisin B 0,05mg sampai 0,01mg kedalam mata.

Bila semua pengobatan telah dilakukan akan tetapi gagal dan visus 0 dengan
pemeriksaan ditempat gelap, berarti tak ada harapan untuk memperbaiki fungsi mata.
Untuk mempercepat penghentian proses peradangan, dilakukan eviserasi bulbi.

10
BAGIAN/SMF ILMU PENYAKIT MATA

Tindakan bedah4

1. Enukleasi bulbi
Merupakan tindakan pembedahan mengeluarkan bola mata dengan melepas dan
memotong jaringan yang mengikatnya didalam rongga orbita. Jaringan yang
dipotong adalah seluruh otot penggerak mata, saraf optik, dan melepaskan
konjungtiva dari bola mata. Enukleasi bulbi biasa dilakukan pada keganasan
intraokuler, mata yang dapat menimbulkan oftalmika simpatika, mata yang tidak
berfungsi dan menimbulkan keluhan rasa sakit, endoftalmitis supuratif, dan ptisis
bulbi.

11
BAGIAN/SMF ILMU PENYAKIT MATA

2. Eviserasi bulbi
Merupakan tindakan mengeluarkan seluruh isi bola mata seperti kornea, lensa,
badan kaca, retina, dan koroid. Setelah isi dikeluarkan, maka limbus kornea
dieratkan dan dijahit.
Eviserasi bulbi dilakukan pada mata dengan panoftalmitis dan endoftalmitis berat.

PENCEGAHAN

Penggunaan alat pelindung mata dapat mengurangi risiko terjadinya trauma okular
dan penetrasi bola mata pada situasi tertentu.2

PROGNOSIS

Fungsi penglihatan pada pasien endoftalmitis sangat tergantung pada kecepatan


diagnosis dan tatalaksana. Prognosisnya sangat bervariasi tergantung penyebab. Faktor
prognostik terpenting adalah visus pada saat diagnosis dan agen penyebab.2

Prognosis endoftalmitis endogen secara umum lebih buruk dari eksogen karena jenis
organisme yang menyebabkan endoftalmitis endogen biasanya lebih virulen, terdapat pada
pejamu yang imunokompromais, dan keterlambatan diagnosis. Pada suatu studi retrospektif,
meskipun dengan terapi agresif, dikatakan hanya 40% pasien dengan visus dapat menghitung
jari atau lebih baik.2

12
BAGIAN/SMF ILMU PENYAKIT MATA

BAB III

KESIMPULAN

Endoftalmitis merupakan radang purulen pada seluruh jaringan intraokuler disertai


dengan terbentuknya abses didalam badan kaca. Penyebab peradangan dapat berasal dari
endogen ataupun eksogen. Prognosis buruk untuk mata. Pengobatan bukan untuk menolong
visusnya, karena visus tak dapat diperbaiki lagi.

13
BAGIAN/SMF ILMU PENYAKIT MATA

DAFTAR PUSTAKA

1. Department of Ophthalmology and Visual Sciences. The Chinese University of Hong


Kong. Get to know Endophthalmitis. Diunduh dari: http://www.afv.org.hk/_e.htm.
2. Foster CS. Endophthalmitis, classification. Diunduh dari:
http://www.emedicine.com/oph/topic581.htm
3. Ranjit S. management Endophthalmitis. Diunduh dari:
http://www.boamumbai.com//journalpdfs/apr-jun01/medrxendoph
4. Ilyas S. Mata merah dengan penglihatan turun mendadak. Dalam: Ilyas S. Ilmu
penyakit mata (ed. 3, cet. I). Jakarta: Balai Penerbit FKUI. 2004.
5. Endophthalmitis. Diunduh dari http://www.mrcophih.com/focus1/endophthalmitis
6. Peters JR. Endophthalmitis. Diunduh dari:
http://www.improveyourvision.com/retina../endophtalmitis
7. Romero CF, Rai MK, Lowder CY, Adal KA. Endogenous endophthalmitis. J Am
Fam Physician 1999;60(2).
8. World Health Organization Regional Office for South-East Asia. Guidelines for the
management of Endophthalmitis, secondary & tertiary care health facilities in the
South- East Asia region. World Health Organization. 2004.
9. Wijaya N. Ilmu Penyakit Mata. Edisi 6. Jakarta, Binarupa Aksara: 1996; 145-61

14

Anda mungkin juga menyukai