karya, perbedaan terhadap rasio daya nalar setiap orang menghasilkan perbedaan
karya yang menjadi gambaran suatu kualitas dari karya tersebut. Perbedaan
untuk mengakui atas suatu kualitas dari pihak lain, oleh karena itu diperlukan
pranata hukum yang dikenal sebagai Intellectual Property Rights atau Hak
Kekayaan Intelektual ini diatur oleh negara untuk menjamin adanya kepastian
hukum.
Organization) yang merupakan tindak lanjut dari adanya Konvensi Bern yang
internasional mengenai hak cipta, dan konvensi Paris mengatur perlindungan hak
1
Stockholm pada tanggal 14 Juli 1967 yang bernama Convention Of Establishing
The World Intellectual Property Organization berlaku pada tahun 1970 dan
Internasional, sebagai salah satu dari Final Act Embody The Uruguay Round of
April 1994 oleh 124 negara dan 1 wakil dari masyarakat Ekonomi Eropa.
Indonesia masuk dalam salah satu negara yang menandatangani kesepakatan itu
Kekayaan Intelektual, dan semua isu yang terdapat dalam kerangka WTO
minimum.2
Indonesia menjadi suatu negara yang siap melakukan persaingan pada era global.
Persaingan pada era global salah satunya akan ditandai dengan persaingan yang
1
Taryana Soenandar, Perlindungan Haki (Hak Kekayaan Intelektual) di Negara-Negara ASEAN,
Jakarta: Sinar Grafika, 2007, Hlm, 7
2
Ok.Saidin., Aspek Hukum Hak Kekayaan Intelektual (Intelectual Property Rights), Jakarta:
Rajawali Pers, 2010, Hlm. 23
2
diwarnai dengan penekanan pentingnya perlindungan barang atau jasa yang
Rights), hanya saja berada dalam dua bagian yang berbeda bahwa WIPO
Hak Kekayaan Intelektual dapat berlaku di semua negara dan dapat membantu
dalam sistem perdagangan global. Standar yang diatur pada bidang HKI dalam
TRIPs merujuk secara langsung pada standar WIPO yang telah dijabarkan,
3
Budi Agus Riswandi dan M. Syamsudin. Hak Kekayaan Intelektual dan Budaya Hukum, Raja
Jakarta: Grafindo Persada, 2005, hlm 37
4
Christopher may, a global political economy of intellectual property rights the new enslosures,
London: Routledge, 2002, hlm 68
3
kerjasama dan hubungan resmi antara WIPO dan WTO, diatur Lebih lanjut dalam
Agreement Between the World Intellectual Property Organization and the World
yang timbul atau lahir karena kemampuan intelektual manusia. HKI dikatagorikan
Ruang Lingkup Hak Kekayaan Intelektual terbagi dua yaitu hak cipta dan
mengatur segala sesuatu tentang hak milik perindustrian, terutama yang mengatur
perlindungan hukum. Hak atas merek termasuk dalam salah satu hak milik
perindustrian6.
Merek adalah tanda yang berupa gambar, nama, kata, huruf-huruf, angka-
5
Budi Agus Riswandi dan M. Syamsudin.,Op.Cit, hlm, 31
6
Sentosa Sembiring, Hak Kekayaan Intelektual Dalam Berbagai Peraturan Perundangundangan,
Bandung: CV. Yrama Widya, , 2002, Hlm 14
4
Merek harus memiliki daya pembeda yang cukup (capable of
produk suatu perusahaan lainnya, agar mempunyai daya pembeda, merek itu harus
barang atau dicantumkan secara tertentu pada hal-hal yang bersangkutan dengan
jasa.7
bahwa merek berasal dari hasil karya seseorang untuk dipakai dalam hal yang
hukum dan hak yang dapat diperoleh oleh pemegang hak atas merek. Sesuai
Tahun 2001 bahwa pihak yang beritikad tidak baik tidak dapat mendaftarkan
Merek tidak dapat didaftarkan atas dasar permohonan yang diajukan oleh
7
Budi Agus Riswandi dan M Syamsudin, Op.Cit, hlm. 83
5
Tahapan sebuah merek dari suatu produk menjadi merek yang dikenal
yang dikenal adalah tahapan yang sangat diharapkan. Terkenalnya suatu merek
merek. Merek terkenal harus diberi perlindungan baik secara nasional ataupun
internasional.
masyarakat untuk perlindungan terhadap hak atas merek terkenal. Pasal 6 ayat 1
menentukan
yang sudah terkenal milik pihak lain atau barang dan/atau sejenisnya.
merek telah banyak terjadi. Permasalahan umumnya terjadi terhadap kasus merek
milik pihak lain. Contoh kasus dalam penelitian ini adalah antara PT Merck dan
peniruan terhadap merek dan logo Neurobion untuk kelas 5 dan Neurobion +
tepat dan benar serta tidak bertentangan dengan hukum dalam perkara a quo,
6
bahwa pemohon kasasi yang mengajukan/mendaftarkan merek Bineuron yang
dengan itikad tidak baik, untuk meniru merek Penggugat/Termohon kasasi yang
dengan merek yang sudah terkenal milik pihak lain untuk barang dan/atau
konsumen.
B. Perumusan Masalah
HKI/2015.
C. Tujuan Penelitian
penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan Pasal 6 ayat 1 dan (B) JO Pasal
dalam pemberian hak atas merek oleh Ditjen HKI dan dalam Putusan Mahkamah
D. Kegunaan Penelitian
7
1. Kegunaan Teoretis
manfaat secara teoritis bagi pengembangan Ilmu Hukum pada umumnya dan Hak
atas Merek dalam ruang lingkup Hak Kekayaan Intelektual pada khususnya.
2. Kegunaan Praktis
manfaat secara praktis bagi masyarakat Indonesia pada umumnya, dan Pemilik
E. Tinjauan Pustaka
8
Adrian Sutedi, Hak Atas Kekayaan Intelektual, Jakarta: Sinar Grafika, 2009, hlm 30
8
HKI adalah pengakuan dan penghargaan pada seseorang atau badan
maupun ekonomis.9
Hak Kekayaan Intelektual merupakan bagian dari benda, yaitu benda tidak
tiap barang dan tiap-tiap hak, yang dapat dikuasai oleh hak milik.
Penjelasan dari Pasal 499 KUH Perdata bahwa benda tidak berwujud
adalah suatu hak atau benda yang dapat dikuasai dan menjadi objek hukum, kata
dapat dalam pasal tersebut membuka kemungkinan suatu hal yang belum menjadi
benda, untuk dapat menjadi objek hukum suatu benda harus memiliki kriteria
yaitu dalam penguasaan manusia dan mempunyai nilai ekonomi. Dikaitkan Hak
dapat menjadi objek hukum yang memiliki kriteria berada dalam penguasaan
berasal dari rasio hasil kerja otak yang menalar dalam penguasaan manusia yang
berpikir tersebut. Hal kedua adalah nilai ekonomi bahwa Hak Kekayaan
Intelektual merupakan hasil dari kerja otak yang dapat dituangkan dalam sebuah
karya dimana karya tersebut memiliki nilai ekonomi yang dapat memenuhi
9
Ibid, hlm 28
9
dinikmati, maka nilai ekonomi yang melekat menumbuhkan konsepsi kekayaan
HKI terbagi menjadi dua yaitu Hak Cipta dan hak Kekayaan Industri,
Penjelasan mengenai Hak Kekayaan Industri sendiri tidak disebutkan secara rinci
Digolongkannya ruang lingkup HKI menjadi dua karena Hak Cipta dan
Hak Kekayaan Industri memiliki fungsi yang berbeda, dapat disimpulkan Hak
dibuat untuk kepentingan industri, dibuat oleh industri secara masal, bersifat
komersial.11
lingkup diatur dalam Paris Convention for the Protection of Industrial Property
Tahun 1883 yang telah di amandemen pada tanggal 28 September 1979, tertera
penjelasan secara umum pada article 1 sampai dengan article 3, ruang lingkup
a. Patent,
b. Utility model,
c. Industrial design,
10
Ibid, hlm 31
11
Santosa Sembiring, Op.Cit, Hlm, 22
10
d. Trade Mark, Service Marks, and Trade Names
e. Apellation of Origin,
f. Unfair Competition.12
2. Merek
Undang merek Kolonial tahun 1912. Pada tahun 1961, pemerintah Indonesia
Undang Merek yang sekarang berlaku. Beberapa perubahan penting yang ada
tahun 2001 adalah seputar penetapan sementara pengadilan, perubahan dari delik
biasa menjadi delik aduan, peran Pengadilan Niaga dalam memutuskan sengketa
12
Taryana Soenandar, Op.Cit, Hlm. 14
11
merek, kemungkinan menggunakan alternatif dalam memutuskan sengketa dan
Merek adalah tanda yang berupa nama, gambar, kata, huruf-huruf, angka-
kekuatan untuk membedakan barang yang satu dengan barang dari perusahaan
warna atau kombinasi dari semua unsur tersebut. Agar mempunyai daya pembeda
merek harus memberikan penentuan pada barang atau jasa yang bersangkutan.
Merek dapat dicantumkan pada barang, atau pada bungkus dari barang atau
13
Syarif Nurhidayat, PERKEMBANGAN PENGATURAN MEREK DI INDONESIA (Perbandingan
undang-undang Merek Tahun 1961, 1992, 1997, dan 2001) diunggah 6 Mei 2010,
esenha.wordpress.com
12
2) Sarana promosi dagang (Means Of Trade Promotion) promosi
Origin)14
Fungsi yang dimiliki merek merupakan hal yang mendasar dalam bidang
perindustrian karena motivasi dibuatnya merek suatu barang dan jasa adalah untuk dapat
Merek meliputi merek dagang dan merek jasa, diatur dalam Undang-
14
Budi Agus Riswandi dan M. Syamsudin., Op.Cit, hlm 84
Julius Rizaldi,. Perlindungan Kemasan Produk Merek Terkenal Terhadap Persaingan Curang,
15
13
Merek sebagaimana diatur dalam Undang-undang ini meliputi merek
Crishtopher Heat16 dalam kutipan buku karya Julius Rizaldi dengan judul
yang terbatas terhadap ruang lingkup persamaan merek dan persamaan jenis
14
Sebelum mendapatkan merek pihak atau pelaku usaha harus mengajukan
hak atas merek adalah hak ekslusif yang diberikan oleh negara kepada
pemilik merek yang terdaftar dalam daftar umum merek untuk jangka
eksklusif memiliki hak istimewa atas mereknya dan dilindungi oleh negara
yang baik. Demikian pentingnya peranan merek ini, maka terhadapnya diberikan
Perlindungan hukum merek yang diberikan baik kepada merek asing atau
lokal, terkenal atau tidak terkenal, hanya diberikan kepada merek terdaftar.
15
maupun represif. Perlindungan hukum yang bersifat preventif dilakukan melalui
dilakukan jika terjadi pelanggaran merek melalui gugatan perdata dan atau
Jika pada awal mula telah disinggung bahwa hak atas merek adalah
dipertahankan terhadap siapa saja. Pertanda bahwa pada hak atas merek itu
terdapat hak absolut adalah diberinya hak gugat oleh undang-undang kepada
pemegang hak, disamping adanya tuntutan pidana tehadap orang yang melanggar
hak tersebut.18
Perlindungan atas Merek atau Hak atas Merek adalah hak eksklusif yang
diberikan negara kepada pemilik merek yang terdaftar dalam daftar umum merek.
memberi izin kepada seseorang, beberapa orang secara bersama-sama, atau badan
dialihkan, dan dihapuskan sebagai alat bukti jika terjadi sengketa pelanggaran atas
merek.19
d. Merek yang tidak dapat di daftar dan Merek yang harus ditolak
pendaftarannya
17
yuokysurinda. Perlindungan Hukum Bagi Pemegang Merek Di Indonesia (Studi Kasus Sengketa
Rokok Davidoff dan Reemtsma), diunggah 5 September 2011, yuokysurinda.wordpress.com
18
OK.Saidin.,Op,cit. Hlm. 400
19
Budi Agus Riswandi dan M. Syamsudin., Op.Cit, hlm 168
16
Suatu merek dapat dilindungi hukum, apabila dilakukan pendaftaran
memenuhi syarat-syarat maka merek tidak dapat didaftar atau harus ditolak
penyebab suatu merek tidak dapat didaftar dan merek yang harus di tolak
Merek tidak dapat didaftar atas dasar Permohonan yang diajukan oleh
Merek tidak dapat didaftar apabila Merek tersebut mengandung salah satu
unsur di bawah ini :
a. bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku,
moralitas agama, kesusilaan, atau ketertiban umum ;
b. tidak memiliki daya pembeda;
c. telah menjadi milik umum; atau
d. merupakan keterangan atau berkaitan dengan barang atau jasa yang
dimohonkan pendaftarannya.
Pasal 6 Undang-undang No 15 Tahun 2001 menganai merek yang ditolak
pendaftarannya,
17
a. mempunyai persamaan pada pokoknya atau keseluruhannya dengan
Merek milik pihak lain yang sudah terdaftar lebih dahulu untuk barang
dan/atau jasa yang sejenis;
b. mempunyai persamaan pada pokoknya atau keseluruhannya dengan
Merek yang sudah terkenal milik pihak lain untuk barang dan/atau
sejenisnya.
c. Mempunyai persamaan pada pokoknya atau keseluruhannya dengan
indikasi-geografis yang sudah dikenal.
(2) Ketentuan sebagaimana di maksud pada ayat (1) huruf b dapat pula
diberlakukan terhadap barang dan/atau jasa yang tidak sejenis sepanjang
memenuhi persyaratan tertentu yang akan ditetapkan lebih lanjut dengan
Peraturan Pemerintah.
(3) Permohonan juga harus ditolak oleh Direktorat Jenderal apabila Merek
tersebut :
a. Merupakan atau menyerupai nama orang terkenal, foto, atau nama
badan hukum yang dimiliki orang lain, kecuali atas persetujuan tertulis
dari yang berhak;
b. Merupakan tiruan atau menyerupai nama atau singkatan nama, bendera,
lambang atau simbol atau emblem negara atau lembaga nasional maupun
internasional, kecuali atas persetujuan tertulis dari pihak yang berwenang;
c. Merupakan tiruan atau menyerupai tanda atau cap atau stempel resmi
yang digunakan oleh negara atau lembaga Pemerintah, kecuali atas
persetujuan tertulis dari pihak yang berwenang.
dengan Pasal 67, mengenai pembatalan merek terdapat dalam Pasal 68 sampai
dengan Pasal 72
18
(2) Penghapusan pendaftaran Merek atas prakarsa Direktorat Jenderal
dapat dilakukan jika :
a. Merek tidak digunakan selama 3 (tiga) tahun berturut-turut dalam
perdagangan barang dan/atau jasa sejak tanggal pendaftaran atau
pemakaian terakhir, kecuali apabila ada alasan yang dapat diterima oleh
Direktorat Jenderal; atau
b. Merek digunakan untuk jenis barang dan/atau jasa yang tidak sesuai
dengan jenis barang atau jasa yang dimohonkan pendaftaran, termasuk
pemakaian Merek yang tidak sesuai dengan Merek yang didaftar.
Menurut Pasal 68 Undang-Undang No 15 Tahun 2001 pembatalan merek
merek dapat diajukan dalam jangka waktu tertentu yaitu 5 tahun sejak tanggal
waktu jika merek tersebut bertentangan dengan moralitas agama, kesusilaan, dan
ketertiban umum.
3. Merek Terkenal
Perjanjian TRIPs, menurut pasal ini pengertian status merek terkenal hanya ada
hasil promosi dari suatu merek. Perlindungan terhadap merek terkenal secara
internasional diatur baik dalam ketentuan Pasal 6 bis Konvensi Paris dan Pasal 6
Perjanjian TRIPs.
19
Berdasarkan laporan hasil temuan The Commite of Expert on Well-Known
Mark atau komisi ahli mengenai Merek terkenal Tahun 1997, telah merumuskan
Protection of Well-Known Marks yang diadaptasi dari the Assembly of the Paris
Union for theProtection of Industrial Property dan the General Assembly of the
sidang ke 34 dari negara anggota WIPO tahun 1999 menyatakan bahwa merek
terkenal adalah merek yang dikenal luas hingga lintas negara, bahwa faktor-faktor
ini dapat digunakan untuk menentukan apakah merek tersebut masuk kategori
terkenal, yaitu:
masyarakat;
Sigit Fahrudin, Pengertian dan Kriteria Merek (Merk) Terkenal, diunggah 5 Februari 2010,
20
mukahukum.blogspot.com/2010/02/pengertian-dan-kriteria-merek-merek.html
20
4. durasi dan wilayah geografis dari segala pendaftaran atau permohonan
pendaftaran merek;
5. nilai merek;
menentukan merek dapat dikatagorikan sebagai merek terkenal atau bukan merek
terkenal.23
21
Risa Amrikasari Op,Cit
22
Julius Rizaldi.., Op,Cit, hlm 6
23
OK.Saidin.,Op,cit, hlm 50
21
menggolongkan merek menjadi tiga berdasarkan reputasi (reputation) dan
dengan cara yang sama bahwa merek dapat didaftarkan selama tidak mengandung
Merek tidak dapat didaftar apabila merek tersebut mengandung salah satu
unsur dibawah ini:
a. Bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku,
moralitas agama, kesusilaan, atau ketertiban umum;
b. Tidak memiliki daya pembada;
c. Telah menjadi milik umum; dan
d. Merupakan keterangan atau berkaitan dengan barang atau jasa yang
dimohonkan pendaftarannya.
Pengaturan mengenai syarat dan tata cara permohonan diatur dalam Pasal
24
Yahya Hrahap, Tinjauan Merek Secara Umum dan Hukum Merek di Indonesia Berdasarkan
Undang-Undang No. 19 tahun 1992, Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada, 1999 hlm 86
22
yang diterima masyarakat, khusunya apabila merek dapat memperdaya
masyarakat25
F. Metode Penelitian
1. Metode Pendekatan
normatif atau penlitian hukum yang hanya meneliti bahan pustaka sehingga
undangan (law in book) atau hukum dikonsepkan sebagai kaidah atau norma yang
perundang-undangan.27
2. Spesifikasi Penelitian
sesuai dengan masalah dan tujuan dalam penelitian ini. Deskriptif analitis adalah
25
Ibid, hlm 17
26
Soejono Soekanto dan Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif, Jakarta, PT. Raja Grafindo
Persada, 2007, hlm 116
27
Amirudin dan Zainal Asikin, Pengantar Metode Penelitian Hukum, Jakarta, PT. Raja Grafindo
Persada 2006 hlm 118
28
Ronny Hanintijo Soemitro, Metode Penelitian Hukum dan Jurumetri, Ghalia Indonesia, Jakarta,
1999 hlm. 97-98
23
Kaitannya dengan penelitian yang peneliti lakukan adalah dengan
melakukan tinjauan yuridis terhadap penerapan Pasal 6 ayat 1 huruf (b) JO Pasal 4
3. Lokasi Penelitian
4. Sumber Data
sekunder, dimana data yang diperoleh yaitu dari bahan-bahan pustaka yang terdiri
dari :
1. Bahan hukum primer, yaitu bahan hukum yang bersifat mengikat yakni,
24
penelitian dan hasil pemikiran dari kalangan hukum seperti literatur,
memperoleh data sekunder dalam penelitian ini adalah studi kepustakaan, Studi
naratif, yaitu data yang sudah diolah dalam uraian teks narasi. Penyajian teks
naratif ini merupakan sebuah uraian yang disusun secara sistimatis, logis, dan
rasional. Dalam arti keseluruhan data yang diperoleh akan dihubungkan satu
29
Loc.cit
30
Loc.cit
31
M.Nazir, Metode Penelitian, Jakarta, Ghalia Indonesia, 1988, hlm.111
25
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
analisis data normative kualitatif. Metode analisis data normatif kualitatif yaitu
pembahasan dan penjabaran yang disusun secara logis terhadap hasil penelitian
terhadap norma, kaidah, maupun teori hukum yang relevan dengan pokok
permasalahan.32
DAFTAR PUSTAKA
Johnny Ibrahim, Teori dan Metodologi Penelitian Hukum Normatif, Malang, Cetakan Keempat,
32
26
Literatur
Amirudin dan Zainal Asikin, Pengantar Metode Penelitian Hukum, Jakarta: PT.
Sutedi. Adrian, Hak Atas Kekayaan Intelektual, Jakarta: Sinar Grafika, 2009
27
Soekanto. Soejono dan Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif, Jakarta, Pt.
Peraturan Perundang-undangan
Paris Convention for the Protection of Industrial Property of March 20, 1883
Sumber Lain
September 2011
hukumonline.com/klinik/detail/lt5563c921eed12/ini-perbedaan-merek-biasa--
merek-terkenal--dan-merek-termasyhur
28