C. Implikasi Keperawatan
Isi jurnal dapat dijadikan acuan bagi perawat-perawat Indonesia untuk diterapkan
dalam pengelolaan dan penangan pasien dengan cedera kepala cedera otak sedang. Selain
memberikan ransangan pada sistem RAS, stmulasi auditori salah satu alternative
intervensi keperawatan dalam upaya meningkatkan proses pemulihan cedera otak yang
ditandai dengan kenaikan nilai GCS.
BAB III
PENUTUP
A. Kseimpulan
Melalui Penelitian ini bahwa stimulasi auditori dapat mempengaruhi nilai GCS
pada pasien cedera kepala cedera otak sedang. Terhadap perawat diharapkan dapat
mensosialisasikan stimulasi auditori sebagai salah satu terapi komplementer dalam
meningkatkan nilai GCS pada pasien cedera kepala cedera otak sedang yang berpengaruh
pada kepuasan pasien dan keluarga,
B. Saran
Saran untuk jurnal ini lebih dijelaskan bagaimana tindakan yang diberikan, serta
usia dari responden harus disertakan juga. Diharapkan pada para perawat dapat
menerapkan isi jurnal ini untuk meningkatkan kualitas hidup pasien yang mengalami
cedera kepala demi kepuasan pasien dan keluarga pasien.
DAFTAR PUSTAKA
Yuniarti, dan Astutik 2015. Pengaruh Stimulasi Auditorik Terapi Musik Terhadap Nilai
Glasgow Coma Scale (GCS) Pada Pasien Cedera Otak Sedang : Stikes
Maulidya dkk 2019. Stimulasi Auditori Pada Pasien Cedera Kepala Dengan Penurunan
Abstract
Brain injury is non-degenerative and non-cogenital abnormality of brain which is caused by the
external mechanic trauma, so it can cause the cognitive unapropriate, physical and
psychosocial function which can be temporary or permanent, realated to some levels of
consciousness. The quantitive evaluation of consciousness by looking the Glasgow Coma Scale
(GCS) is between 9 and
12. One of the auditory stimulations is by musical theraphy. Music can be functioned as the tool
of
health theraphy. Music has the electrical wave on the brain can be fasten or not, and at the same
time, the body system activity will face changes. The research was done in the room of Kahuripan
Prof.Dr.Soekandar Hospital with the population of 25 patients with medium brain injury which
contains with GCS 9-12. Thus the sample with the correct criterion can be reached, that are
18 patients. The musical theraphy was given in three days, and then the data using non-
probability sampling technique accidental sampling. Music therapy for 3 days and then do the
tabulation of data was tested by using modus analysis. The value of Glasgow Coma Scale before the
treatment of musical theraphy in the room of Kahuripan Prof.Dr.Soekandar Hospital was more
than a half of the respondents (77,8%) with 10-11. The GCS value after the treatment, there
were 12 respondents (66,7%) who have the rise of GCS value from 10 to 12. There was an influence
of musical theraphy to the GCS value of the patients with medium brain injury in Kahuripan
Room Prof.Dr. Soekandar Hospital, which was proved by the modus value before the treatmentwhich
was only GCS 10, and after the treatment it became GCS 12.
Tujuan
Menganalisis adanya pengaruh stimulasi
auditorik (terapi musik) terhadap nilai
Glasgow Coma Scale pada pasien cedera otak
sedang di ruang Kahuripan RSUD Prof Dr.
Soekandar Mojosari.
ABSTRAK
Cedera kepala merupakan penyakit yang mampu mengubah tingkat kesadaran seseorang dan
menyebabkan kematian dengan case fatality rate (CFR) sebesar 4,37%. Selain itu, dampak dari cedera
tersebut juga dapat
menimbulkan kerusakan kognitif dan fungsi fisik. Pemberian stimulasi sensorik berupa stimulasi
auditori sedini mungkin sangat penting untuk kelangsungan hidup, kualitas hidup dan prognosis
jangka panjang
pada pasien cedera kepala karena pendengaran merupakan fungsi indera yang paling akhir berfungsi
pada penurunan kesadaran. Tujuan studi ini untuk mengetahui pengaruh stimulasi auditori pada pasien
cedera
kepala dengan penurunan kesadaran. Studi ini merupakan literature review. Databased yang
digunakan yaitu ProQuest, CINAHL, PsycINFO, Google Scholar, PubMed, EBSCO dan ScienceDirect
dengan kata
kunci yang digunakan adalah Traumatic Brain Injury, Auditory Stimulation, Comatose Patient, Level
of
Consciousness. Kriteria inklusi artikel yang diambil yaitu penelitian yang diterbitkan pada tahun
2008-
2018, jenis penelitian Randomized Clinical Trial (RCT), sampel penelitian adalah pasien cedera kepala
dengan penurunan kesadaran, intervensi yang diberikan berupa stimulasi auditori dan artikel ditulis dalam
Bahasa Inggris. Hasil studi literatur ini diperoleh 6 artikel penelitian yang sesuai dengan tujuan dan
kriteria review. Hasil telaah menyimpulkan bahwa stimulasi auditori pada pasien cedera kepala
berpengaruh signifikan terhadap peningkatan status kesadaran. Oleh karena itu, stimulasi
auditori dapat direkomendasikan sebagai terapi tambahan secara non farmakologis terhadap pasien
cedera kepala yang mengalami penurunan kesadaran. Stimulasi ini dapat diberikan berupa suara musik,
suara yang dikenal, suara lingkungan atau menyebutkan nama pasien yang dapat diberikan oleh keluarga
atau tenaga kesehatan baik secara langsung ataupun tidak langsung dengan durasi 5 – 15 menit dan
diberikan sebanyak 2 – 3 kali per hari.
Kata-kata kunci: auditory stimulation, comatose patient, level of consciousness, traumatic brain
injury
ABSTRACT
Traumatic brain injury (TBI) is a disease that is able to change a person’s level of consciousness and
cause
death with a case fatality rate (CFR) of 4.37%. In addition, the impact of these injuries can also cause
cognitive damage and physical function. Giving sensory stimulation in the form of auditory stimulation as
early as possible is very important for survival, quality of life and long-term prognosis in head injury
patients because hearing is the last sensory function to function in decreased consciousness. The aim of
this study was to determine the effect of auditory stimulation on head injury patients with decreased
consciousness. This study is a literature review. The databases used are ProQuest, CINAHL, PsycINFO,
Google Scholar, PubMed, EBSCO and ScienceDirect with the keywords used are Traumatic Brain Injury,
Auditory Stimulation, Comatose Patient, Level of Consciousness. The inclusion criteria were
72
71
Maulidya dkk, Stimulasi Auditori pada Pasien...
articles published in 2008-2018, Randomized Clinical Trial (RCT) studies, the study sample was
head injury patients with reduced awareness, the intervention provided was in the form of auditory
stimulation and articles written in English. The results of this literature study obtained 6 research articles
that were in accordance with the objectives and review criteria. The results of the study concluded
that auditory stimulation in head injury patients had a significant effect on increasing consciousness
status. Therefore, auditory stimulation can be recommended as an additional non-pharmacological
therapy for head injury patients who experience decreased consciousness. This stimulation can be
given in the form of music sounds, known sounds, environmental sounds or mentioning the names of
patients that can be given by the family or health personnel either directly or indirectly with a duration of
5-15 minutes and given 2-3 times per day.
72
72
Dunia Keperawatan, Volume 7, Nomor 2, September 2019: 71-81
Keywords: auditory stimulation, comatose patient, level of consciousness, traumatic brain injury
Penurunan kesadaran merupakan
PENDAHULUAN akibat dari gangguan dalam fungsi otak,
baik dari sistem aktivasi Reticular
Cedera kepala adalah suatu trauma Activating System (RAS) di atas
yang mengenai kulit kepala, tulang pertengahan pons atau dari kedua
tengkorak atau otak yang terjadi akibat belahan otak (7). Penurunan kesadaran
injury baik secara langsung maupun dapat berlangsung dari jam ke hari,
tidak langsung, dengan disertai atau tergantung pada tingkat keparahan
tanpa disertai perdarahan yang kerusakan otak, dan beberapa orang
mengakibatkan gangguan fungsi otak. tetap dalam keadaan koma selama
Menurut Smeltzer dan Bare, definisi berbulan-bulan atau bahkan bertahun-
cedera kepala adalah suatu injuri yang tahun (8).
terjadi pada kulit kepala, tengkorak dan
otak karena adanya pukulan atau beturan Pasien dengan cedera kepala akan
mendadak pada kepala dengan atau melewati berbagai fase pemulihan, dan
tanpa penurunan kesadaran (1). pemulihan tersebut dapat berhenti di
salah satu fase. Pemulihan antar fase
World Health Organization (WHO) biasanya sangat bertahap dan sangat
mencatat pada tahun 2013 angka spesifik, tergantung pada faktor seperti
kematian dari cedera kepala yang jenis dan lokasi cedera, riwayat medis
disebabkan karena kecelakaan lalu lintas masa lalu, usia, akses dan respon
sebanyak 2500 kasus (2). Di Indonesia, terhadap pengobatan (9). Efek jangka
ternyata cedera kepala juga merupakan panjang dari cedera kepala yang parah
salah satu ancaman yang serius, ini dapat dapat mempengaruhi semua aspek
ditunjukkan dari data yang dikeluarkan kehidupan seseorang, termasuk
oleh Departemen Kesehatan Republik kemampuan untuk berpartisipasi dalam
Indonesia tahun 2007 bahwa cedera aktivitas kehidupan sehari-hari (10).
kepala menduduki urutan kedua penyakit
Menurut Davis dan Gimenez,
terbanyak penderita rawat inap di Rumah
mengungkapkan bahwa pemberian
Sakit di Indonesia yang menyebabkan
stimulasi sensorik sedini mungkin sangat
kematian dengan case fatality rate
penting untuk kelangsungan hidup,
(CFR) 4,37% (3). Berdasarkan hasil
kualitas hidup dan prognosis jangka
Riset Kesehatan Dasar tahun 2013,
panjang pada pasien cedera kepala (11).
angka kejadian cedera kepala di
Stimulasi tersebut dengan memberikan
Indonesia mencapai 8.2% dari populasi
rangsangan sensori tambahan dalam
dan meningkat pada tahun 2018 menjadi
bentuk visual, auditori, taktil, gustatori
11.9% (4,5).
atau olfaktori, dengan pemberian
Selain itu, cedera kepala juga dapat stimulasi tersebut akan membangkitkan
mengubah kesadaran sehingga juga aktivitas Reticular Activating System
dapat menimbulkan kerusakan kognitif (RAS) sehingga akan membuat
dan fungsi fisik (6). Perubahan pada seseorang sadar terhadap diri dan
tingkat kesadaran ini dikaitkan dengan lingkungannya (11). Menurut Gruner
hasil yang buruk karena sebagian besar dan Terhaag dari berbagai stimulasi yang
penderita tidak dapat hidup normal atau dapat diberikan, stimulasi auditori yang
adanya disabilitas karena gangguan pada paling berpengaruh dalam meningkatkan
fungsi kognitifnya (6). kesadaran, karena pendengaran
72
73
Maulidya dkk, Stimulasi Auditori pada Pasien...
Dunia Keperawatan, Volume 7, Nomor 2, September 2019: 71-81
680)
73 73
Maulidya dkk, Stimulasi Auditori pada Pasien...
Dunia Keperawatan, Volume 7, Nomor 2, September 2019: 71-81
74 74
Maulidya dkk, Stimulasi Auditori pada Pasien...
Dunia Keperawatan, Volume 7, Nomor 2, September 2019: 71-81
75 75
Maulidya dkk, Stimulasi Auditori pada Pasien...
Dunia Keperawatan, Volume 7, Nomor 2, September 2019: 71-81
76 76
Maulidya dkk, Stimulasi Auditori pada Pasien...
durasi 10 menit
sebanyak 2x per
hari dan
dilakukan selama
2 mingu
Mohamma RCT 60 Intervensi Tidak diberikan Terdapat Terdapat
di, responden diberikan berupa stimulasi auditori, perbedaan yang pengaruh
Rezayegane pemberian hanya signifikan pada stimulasi
h, stimulasi auditori mendapatkan rata-rata tekanan auditori
Khaleghdo dengan perawatan standar darah dan suhu terhadap status
ost, et al, mendengarkan di Ruangan ICU. tubuh sebelum hemodinamik
(2017) suara rekaman dan sesudah pada pasien
keluarga. intervensi pada cedera kepala
Iran Intervensi tersebut kelompok dengan
dilakukan selama intervensi penurunan
10 menit serta (p<0.001) dan kesadaran di
dilakukan tidak ada ruangan ICU.
sebanyak 3x per perbedaan yang
hari terhadap signifikan
responden dengan terhadap
cedera kepala di kelompok
ruangan ICU. control.
75
Maulidya dkk, Stimulasi Auditori pada Pasien...
Dunia Keperawatan, Volume 7, Nomor 2, September 2019: 71-81
dengan berbicara
langsung kepada
responden.
Stimulasi ini
dilakukan
sebanyak 2x per
hari selama 7 hari
Cheng et RCT 86 Intervensi - Hasil data Terdapat
al., (2013) responden menggunakan menunjukkan pengaruh
stimulasi auditori bahwa pasien stimulasi
China dengan lebih banyak auditori
menggunakan berespon dengan
suara bell, terhadap memanggil
penyebutan nama stimulasi nama
pasien dan auditori berupa responden
kombinasi antara panggilan nama terhadap skor
suara bell dan dari pada suara respon
nama pasien bell. lokalisasi
terhadap 86 suara (CRS-R)
pasien cedera pada pasien
kepala yang cedera kepala
mengalami dengan
penurunan penurunan
kesadaran. kesadaran
Lokalisasi suara
di evaluasi
menggunakan
instrument
Coma Recovery
Scale Revise
(CRS-R)
Park, S., RCT 9 responden Stimulasi auditori Stimulasi auditori Hasil analisa Terdapat
Davis, A.E., secara langsung secara tidak data pengaruh
(2016) melalui suara langsung melalui menunjukkan stimulasi
keluarga dan suara music atau bahwa terdapat auditori secara
Republic of perawat. suara tv. Stimulasi perbedaan nili langsung
korea Stimulasi diberikan selama GCS yang dibandingkan
diberikan selama 15 menit dan signifikan antara stimulasi tidak
15 menit dan dilakukan selama kelompok langsung
dilakukan selama 5 hari intervensi terhadap
5 hari dengan tingkat
kelompok kesadaran
kontrol pada pasien
cedera kepala
76 76
Maulidya dkk, Stimulasi Auditori pada Pasien...
Dunia Keperawatan, Volume 7, Nomor 2, September 2019: 71-81
dengan pre dan post control group
design tentang pengaruh suara keluarga
terhadap tingkat kesadaran pada responden
tersebut. Intervensi yang diberikan yaitu
77 77
Maulidya dkk, Stimulasi Auditori pada Pasien...
Dunia Keperawatan, Volume 7, Nomor 2, September 2019: 71-81
78 78
Maulidya dkk, Stimulasi Auditori pada Pasien...
Dunia Keperawatan, Volume 7, Nomor 2, September 2019: 71-81
15 responden kelompok kontrol dan 15 Randomized Control Trial ini dilakukan
responden kelompok intervensi. pada 40 pasien cedera kepala yang
Kelompok intervensi diberikan stimulasi
auditori berupa rekaman suara yang
dikenal seperti kata-kata dukungan dari
keluarga. Stimulasi diberikan selama 10
menit dan dilakukan 2 kali perhari,
kemudian masing-masing responden di
observasi selama 2 minggu. Hasil analisa
data dari penelitian tersebut
menunjukkan bahwa pada kelompok
kontrol memiliki lama rawat yang
panjang untuk mencapai GCS 15 dengan
rata-rata 12 hari sedangkan pada
kelompok intervensi memiliki lama
rawat yang pendek dengan rata-rata 6
hari (14).
79 79
Dunia Keperawatan, Volume 7, Nomor 2,Maulidya
Septemberdkk,
2019:
Stimulasi
71-81 Auditori pada Pasien...
78
Dunia Keperawatan, Volume 7, Nomor 2,Maulidya
Septemberdkk,
2019:
Stimulasi
71-81 Auditori pada Pasien...
79
Dunia Keperawatan, Volume 7, Nomor 2,Maulidya
Septemberdkk,
2019:
Stimulasi
71-81 Auditori pada Pasien...
80
Dunia Keperawatan, Volume 7, Nomor 2,Maulidya
Septemberdkk,
2019:
Stimulasi
71-81 Auditori pada Pasien...
PENUTUP
KEPUSTAKAAN
1. Smeltzer & Bare. Buku ajar
keperawatan medikal bedah brunner
& suddarth. Edisi 8 Volume 3. Alih
Bahasa : Agung Waluyo. Jakarta :
EGC, 2013.
2. World Health Organization (WHO).
Global status report on road safety,
81
Dunia Keperawatan, Volume 7, Nomor 2,Maulidya
Septemberdkk,
2019:
Stimulasi
71-81 Auditori pada Pasien...
82
Dunia Keperawatan, Volume 7, Nomor 2,Maulidya
Septemberdkk,
2019:
Stimulasi
71-81 Auditori pada Pasien...
83
Dunia Keperawatan, Volume 7, Nomor 2,Maulidya
Septemberdkk,
2019:
Stimulasi
71-81 Auditori pada Pasien...
84