DAFTAR ISI
iii
PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH
RUMAH SAKIT JIWA KALAWA ATEI
Jln. Trans Palangka Raya – Kuala Kurun Km. 16 Desa Bukit Rawi
Telepon (Hp) 08115230558, 081258143898,
Email: rsj-kalawaatei@yahoo.co.id
KALIMANTAN TENGAH
PERATURAN DIREKTUR
RUMAH SAKIT JIWA KALAWA ATEI
Nomor : 063 /PER-DIR/LAB/RSJ-KA/IV/2018
TENTANG
Menimbang :
Mengingat :
iv
v
Lampiran I : PER-DIR RSJ Kalawa Atei
Nomor : 063/PER-DIR/LAB/RSJ-KA/IV/2018
Tanggal: 16 April 2018
Kebijakan Umum
Kebijakan Khusus
4. Setiap petugas laboratorium memiliki Surat Tanda Registrasi dengan ijin kerja
sesuai peraturan perundang-undangan.
vi
vii
Lampiran II : PER-DIR RSJ Kalawa Atei
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Rumah Sakit Jiwa Kalawa Atei merupakan Rumah Sakit jiwa khusus melayani
kesehatan jiwa dan rehabilitasi korban penyalahgunaan NAPZA, satu – satunya
di Provinsi Kalimantan Tengah.
Pelayanan kesehatan di kelola secara komprehensif dan terintegrasi dengan
berbagai bidang ilmu termasuk pelayanan laboratorium.
Pelayanan Laboratorium yang dilakukan di Rumah Sakit Jiwa Kalawa Atei
harus memiliki standar mutu yang sesuai dengan kemajuan IPTEK dengan
melaksanakan upaya perbaikan mutu yang berkesinambungan.
Dengan demikian Pedoman Pelayanan Laboratorium ini disusun agar menjadi
acuan/pedoman petugas untuk menjalaninya.
B. Tujuan
Pedoman ini dibuat sebagai acuan pelayanan Laboratorium di Rumah Sakit
Jiwa Kalawa Atei, hal ini karena pemeriksaan laboratorium adalah salah satu
komponen penting dalam penatalaksanaan pasien yang dapat berperan
meningkatkan mutu diagnosa klinik, sehingga pengobatan terhadap pasien
menjadi lebih terarah.
C. Ruang Lingkup
Ruang Lingkup Pelayanan Instalasi Laboratorium RSJ Kalawa Atei meliputi :
1. Pasien rawat inap
Yaitu pasien dari unit gawat darurat dan pasien dari poli rawat inap RSJ
kalawa Atei yang memerlukan pemeriksaan Laboratorium.
2. Pasien rawat jalan
Yaitu pasien dari unit gawat darurat dan pasien dari poli rawat jalan RSJ
kalawa Atei yang memerlukan pemeriksaan Laboratorium.
3. Pasien Luar
Yaitu pasien dari dokter luar RSJ Kalawa Atei maupun dokter yang bekerja
sama dengan RSJ Kalawa Atei yang memerlukan pemeriksaan laboratorium.
4. Pasien Medical Chek Up
Yaitu Pasien yang berasal dari instalasi rawat jalan yang memerlukan medical
chek up dan pasien dari perusahaan maupun dari asuransi yang bekerja
sama dengan RSJ kalawa Atei yang memrlukan pemeriksaan laboratorium.
1
D. Batasan Operasional
1. Laboratorium Klinik
Laboratorium Klinik adalah laboratorium kesehatan yang melaksanakan
pelayanan pemeriksaan specimen klinik untuk mendapatkan informasi
tentang kesehatan perorangan terutama untuk menunjang upaya diagnosis
penyakit, penyembuhan penyakit, dan pemulihan kesehatan.
Laboratorium ini terdiri atas beberapa pemeriksaan :
1) Pemeriksaan Hematologi
Pemeriksaan hematologi adalah pemeriksaan yang mencakup beberapa
pemeriksaan antara lain : Hematologi rutin, hematologi lengkap, golongan
darah dan malaria.
2) Pemeriksaan Kimia
Pemeriksaan Kimia adalah pemeriksaan yang mencakup beberapa
pemeriksaan antara lain : Glukosa darah, Faal hati lengkap, Faal ginjal,
Fraksi Lipid lengkap.
3) Pemeriksaan Urine
Pemeriksaan urine adalah pemeriksaan yang mencakup beberapa
pemeriksaan yang membutuhkan bahan urine antara lain : urine rutin,
urine lengkap, dan test kehamilan
4) Pemeriksaan Feses
Pemeriksaan feses adalah pemeriksaan yang mencakup beberapa
pemeriksaan yang membutuhkan bahan feses antara lain : Feces Rutin.
5) Pemeriksaan Bakteriologi
Pemeriksaan bakteriologi adalah pemeriksaan yang mencakup beberapa
pemeriksaan antara lain : BTA sputum.
6) Pemeriksaan Serologi/imunologi
Pemeriksaan serologi / imunologi adalah pemeriksaan yang memerlukan
serum sebagai bahan pemeriksaan, antara lain : HBsAg,HbsAb,HIV dan
Widal.
2. Standar Pelayanan Laboratorium
Adalah sumber yang berlaku sesuai dengan tingkat atau kelas rumah sakit
dan sarana pelayanan kesehatan lainnya yang menyelenggarakan pelayanan
laboratorium tersebut.
3. Tenaga Profesional/Formal Laboratorium adalah tenaga yang mencakup :
dokter umum dan Analis Laboratorium.
4. Tenaga Penunjang Laboratorium adalah tenaga yang mencakup : Teknisi
Alat – alat laboratorium, dan paramedis.
5. Standar Prosedur Operasional (SPO) adalah kumpulan instruksi, langkah –
langkah yang telah dibakukan untuk menyelesaikan proses kerja rutin
tertentu.
6. Ruangan
Luas ruangan setiap kegiatan cukup menampung peralatan yang
dipergunakan, aktifitas dan jumlah petugas yang berhubungan dengan
2
spesimen/pasien untuk kebutuhan pemeriksaan laboratorium.Semua ruangan
harus mempunyai tata ruang yang baik sesuai alur pelayanan dan
memperoleh sinar matahari/cahaya dalam jumlah yang cukup.
7. Peralatan Laboratorium
Laboratorium harus dilengkapi dengan semua peralatan yang diperlukan
sesuai dengan layanan yang disediakan sekalipun tidak digunakan secara
rutin.Pada saat instalasi alat maupun saat kerja rutin, peralatan harus
diperhatikan menunjukan kemampuan atau memenuhi kinerja yang
dipersyaratkan dan harus memenuhi spesifikasi yang sesuai untuk
pemeriksaan bersangkutan.
Adapun peralatan laboratorium di RS Jiwa Kalawa Atei :
Fotometer 5010 Rielle
Mikroskop elektron (Leica DM 750)
Sentrifuge
Glukosa stick
Mikropipet dan Tip (Putih, Kuning, Biru)
Rak westergren
Bilik hitung (improved Neubauer)
Counter tally
Oven
8. Bahan Laboratorium
a. Reagent adalah zat kimia yang digunakan dalam suatu reaksi untuk
mendeteksi, mengukur, memeriksa dan menghasilkan zat lain.
b. Standar adalah zat – zat yang konsentrasi atau kemurniannya diketahui
dan diperoleh dengan cara penimbangan.
c. Bahan Kontrol adalah bahan yang digunakan untuk memantau ketepatan
suatu pemeriksaan di laboratorium, atau untuk mengawasi kualitas hasil
pemeriksaan sehari – hari.
d. Air merupakan bahan termurah dari semua bahan yang digunakan di
laboratorium tetapi air merupakan bahan terpenting dan yang paling sering
digunakan, oleh karena itu kualitas air yang digunakan harus memenuhi
standar seperti halnya bahan lain yang digunakan dalam analisis.
e. Media adalah suatu bahan yang terdiri atas campuran nutrisi (nutrient)
yang dipakai untuk menumbuhkan mikroba.
9. Spesimen merupakan bahan pemeriksaan yang berasal dari manusia.
Sedangkan sampel dapat diartikan sebagai bahan dari spesimen manusia
atau dapat berupa bahan pemeriksaan bersumber lingkungan (non klinis).
10. Metode Pemeriksaan
3
Tujuan melakukan suatu pemeriksaan antara lain untuk uji saring, diagnostik
dan evaluasi hasil pengobatan serta surveilans. Tiap tujuan pemeriksaan
memerlukan sensitivitas dan spesifitas yang berbeda – beda, sehingga perlu
dipilih metode yang sesuai karena setiap metode mempunyai sensitivitas dan
spesifitas yang berbeda – beda pula.
11. Pemantapan Mutu (quality assurance) laboratorium kesehatan adalah semua
kegiatan yang ditujukan untuk menjamin ketelitian dan ketepatan hasil
pemeriksaan laboratorium.
Pemantapan Mutu terbagi menjadi 2 :
a. Pemantapan Mutu Internal (Internal Quality Control)
adalah kegiatan pencegahan dan pengawasan yang dilaksanakan oleh masing –
masing laboratorium secara terus menerus agar tidak terjadi atau mengurangi
kejadian error/penyimpangan sehingga diperoleh hasil pemeriksaan yang tepat.
b. Pemantapan Mutu Eksternal (PME)
adalah kegiatan yang diselenggarakan secara periodik oleh pihak lain diluar
laboratorium yang bersangkutan untuk memantau dan menilai penampilan suatu
laboratorium dalam bidang pemeriksaan tertentu. Penyelenggaraan kegiatan
Pemantapan Mutu Eksternal dilaksanakan oleh pihak pemerintah, swasta atau
internasional.
Setiap laboratorium kesehatan wajib mengikuti Pemantapan Mutu Eksternal yang
diselenggarakan oleh pemerintah secara teratur dan periodik meliputi semua bidang
pemeriksaan laboratorium.
4
Pencatatan dan Pelaporan kegiatan laboratorium diperlukan dalam
perencanaan, pemantauan dan evaluasi serta pengambilan keputusan untuk
peningkatan pelayanan laboratorium. Untuk itu kegiatan ini harus dilakukan
secara cermat dan teliti, karena kesalahan dalam pencatatan dan pelaporan
akan mengakibatkan kesalahan dalam menetapkan suatu tindakan
E. Landasan Hukum
1. UU no. 36 tahun 2009, tentang kesehatan menjadi landasan hukum yang
kuat untuk pelaksanaan peningkatan mutu pelayanan kesehatan.
2. UU no. 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit.
3. Permenkes no 411/MENKES/PER/III/2010 tentang laboratorium klinik
4. Menteri Kesehatan RI No : 370/Menkes/SK/II/2008 tentang standar
pelayanan minimal rumah sakit
5. Kepmenkes RI No : 370/Menkes/SK/III/200tentang standar profesi Ahli
Teknologi Laboratorium Kesehatan.
5
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
B. Distribusi Ketenagaan
Pelayanan Laboratorium dilaksanakan setiap hari selama tujuh hari dalam satu
minggu, dengan jam pelayanan dimulai pada pukul 08.00 WIB s/d 14.00 WIB.
6
BAB III
STANDAR FASILITAS
Ruang admin/sampling
Ruang Pemeriksaan
Ruang Kerja
B. Standar Ruangan
Luas ruangan Luas ruangan setiap kegiatan cukup menampung peralatan yang
dipergunakan, aktifitas dan jumlah petugas yang berhubungan dengan
spesimen/pasien untuk kebutuhan pemeriksaan laboratorium. Semua ruangan
harus mempunyai tata ruang yang baik sesuai alur pelayanan dan memperoleh
sinar matahari/cahaya dalam jumlah yang cukup.
1. ruang penerimaan terdiri dari ruang tunggu pasien dan ruang pengambilan
spesimen. Masing-masing sekurang-kurangnya mempunyai luas 6 m2.
2. Ruang pemeriksaan/teknis: luas ruangantergantung jumlah dan jenis
pemeriksaan yang dilakukan (beban kerja), jumlah, jenis dan ukuran
peralatan, jumlah karyawan, faktor keselamatan dan keamanan kerja serta
kelancaran lalu lintas spesimen, pasien, pengunjung dan karyawan,
sekurang-kurangnya mempunyai luas 15m2.
3. Ruang administrasi/pengolahan hasil sekurang-kurangnya mempunyai luas 6
m2
7
4. Jendela tinggi minimal 1,00 m dari lantai.
5. Semua stop kontakdan saklar dipasang minimal 1,40 m dari lantai.
6. Lantai terbuat dari bahan yang kuat, mudah dibersihkan, berwarna terang
dan tahan terhadap perusakan oleh bahan kimia, kedap air, permukaan rata
dan tidak licin. Bagian yang selalu kontak dengan air harus mempunyai
kemiringan yang cukup kearah saluran p
7. Pembuanganair limbah. Antara lantai dengan dinding harus berbentuk
lengkung agar mudah dibersihkan.
8. Meja terbuat dari bahan yang kuat, kedap air, permukaan rata dan mudah
dibersihkan dengan tinggi 0,80-1,00 m. Meja untuk instrumen elektronik harus
tahan getaran.
C. Standar Fasilitas
8
Persyaratan fasilitas kamar mandi/WC secara umum sebagai berikut:
1. harus selalu terpelihara dan dalam keadaan bersih.
2. Lantai terbuat dari bahan yang kuat, kedap air, tidak licin, berwarna terang
dan mudah dibersihkan.
3. Pembuangan air limbah dari dilengkapi dengan penahan bau (water seal).
4. Letak Kamar mandi/WC tidak berhubungan langsung dengan dapur, kamar
operasi, dan ruang khusus lainnya.
5. Lubang ventilasi harus berhubungan langsung dengan udara luar.
6. Kamar mandi/WC pria dan wanita harus terpisah.
7. Kamar mandi/WC karyawan harus terpisah dengan Kamar mandi/WC pasien.
8. Kamar mandi/WC pasien harus terletak di tempat yang mudah terjangkau dan
ada petunjuk arah.
9
BAB IV
B. Pengelolaan Spesimen
Tata laksana pelayanan teknik pengambilan dan penanganan spesimen
Persiapan Pasien
Persiapan pemeriksaan dilakukan untuk pemeriksaan yang diharuskan
puasa terlebih dahulu ( mis : Gula Darah Puasa/2 Jam PP, Cholesterol
Lengkap, Total Lipid )
Persiapan pemeriksaan yang diharuskan puasa meliputi :
Pasien berpuasa dari malam hari dan hanya diperbolehkan minum air
putih
Pasien berpuasa minimal 10 – 12 jam
10
Pada pagi keesokan harinya pasien diambil darah oleh petugas
laboratorium masih dalam keadaan puasa
Pasien tiba di instalasi laboratorium setengah jam sebelum habis waktu
puasa 12 jam
Apabila pasien datang dalam keadaan puasa yang telah lebih dari 12
jam,maka pemeriksaan tidak bisa dilakukan.
Apabila pasien datang dalam keadaan puasa yang masih kurang dari
10 jam, maka pasien harus menunggu hingga minimal puasa 10 jam
Persiapan Alat
Spuit, Lancet, Torniquet
Pot Urine
Objek glass dan cover slip
Persiapan bahan
Kapas alkohol
Anti koagulant
Teknik pengambilan Spesimen
Darah vena
Catat nama, nomor laboratorium, nomor register
Pasang torniuet pada daerah yang akan diambil darahnya
Desinfeksi bagian yang akan di tusuk dengan kapas alkohol
Tusuk vena dengan jarum spuit sampai terlihat darah keluar
Pemeriksaan Hematologi lengkap : darah EDTA 2 ml
Pemeriksaan kimia klinik : darah b3ku 3 ml
Asumsi pengambilan darah diatas sesuai dengan jumlah item
pemeriksaan laboratorium
Torniquet dilepaskan
Cabut jarum dengan menempelkan kapas kering diatasnya
Rekatkan plester pada lokasi tusukkan
Darah Kapiler
Lokasi pengambilan 2/3 ujung jari pada orang dewasa, daun telinga pada
anak, tumit kaki pada bayi
Desinfeksi bagian yang akan ditusuk dengan kapas alkohol
Tusuk dengan lancet secepat mungkin
Buang tetesan prtama dengan kapas kering, tetesan darah selanjutnya
diambil
Rekatkan plester pada lokasi tusukkan.
Urine
1. Urine Sewaktu : untuk pemeriksaan urin lengkap dan tes kehamilan
Urine yang dikeluarkan pada saat akan diperiksa (sewaktu-waktu)
Urine ditampung ke dalam pot urine yang bersih dan tertutup
Beri label identitas pasien.
2. Urine Pagi : untuk pemeriksaan urine lengkap
Urine yang pertama dikeluarkan pada pagi hari setelah bangun tidur
Urine ditampung ke dalam pot urine yang bersih dan tertutup
Beri label identitas pasien
11
3. Urin 24 jam : untuk pemeriksaan protein kuantitatif
Cara menampung urine 2 jam, misal :
Jam 7 pagi, penderita mengeluarkan urine
Tampung semua urine yang dikeluarkan sampai dengan jam 7 esok
harinya
Homogenkan semua urine setiap selesai menampung, jangan sampai
ada yang tertumpah
Feaces
Ambil sedikit feaces ke dalam wadah besih dan tertutup, jangan
bercampur dengan urine
Ambil bagian yang jika ada darah dan lendir nya
Tata laksana pelayanan penyimpanan spesimen
No Nama Spesimen Suhu Lama
Penyimpanan Penyimpanan
C. Penyerahan Hasil
Mengarsipkan semua hasil serta jam pemeriksaan dan selesai hasil dan
jumlah harga pemeriksaan ke dalam buku registrasi laboratorium
Melayani pengambilan hasil laboratorium untuk pasien Rawat jalan. Untuk
Pasien rawat inap menyerahkan hasil laboratorium kepada dokter yang
meminta / perawat jaga.
D. Pemeriksaan Laboratorium
1. Pra Analitik
Persiapan penderita
1. Pengaruh Makanan : dianjurkan pengambilan darah dilaksanakan 12 jam
setelah makan terakhir
2. Fluktuasi sehari – hari : Nilai normal dan literature berdasarkan pada
pengambilan sampel pagi hari, maka dianjurkan pengambilan darah pagi
hari biasanya sebelum jam 09.00 pagi.
3. Keadaan tubuh : darah sebaiknya diambil pada keadaan tubuh yang sama
biasanya pada keadaan duduk.
4. Obat – obatan : jika hasil analisa dipengaruhi oleh obat-obatan tertentu,
maka obat tersebut harus dihentikan beberapa hari sebelum pengambilan
darah.
1. Pemberian Identitas
12
a. Surat pengantar / formulir permintaan pemeriksaan laboratorium
memuat :
Tanggal permintaan
Tanggal dan jam pengambilan
Identitas pasien ( nama, umur, jenis kelamin, alamat )
Magnosis / keterangan klinik
Obat – obat yang telah diberikan dan lama pemberian
Jenis spesimen
Lokasi pengambilan
Volume spesimen
Pemeriksaan laboratorium yang diminta
b. Label wadah spesimen yang akan di kirim ke laboratorium memuat :
Tanggal pengambilan spesimen
Identitas pasien atau spesimen
Jenis spesimen
c. Formulir hasil memuat :
Tanggal pemeriksaan
Identitas pasien
Nomor / kode laboratorium
Satuan hasil pemeriksaan
Nilai rentang parameter
Tanggal hasil pemeriksaan laboratorium dikeluarkan
Tanda tangan penanggung jawab
d. Penerimaan spesimen
Cocokkan spesimen yang diterima dengan permintaan formulir
pemeriksaan, catat kondisi spesimen, volume, warna, kekeruhan,
bau, konsistensi,dll.
Spesimen tidak memenuhi syarat sebaiknya ditolak.
e. Pengambilan Spesimen
1. Waktu pengambilan : umumnya pagi hari, keadaan tertentu :
Demam Typhoid : widal pada fase akut, tubrkulosis sputum
setelah bangun tidur, enzim-enzim jantung segera setelah
serangan akut jantung
2. Volume spesimen : sesuai kebutuhan pemeriksaan
3. Cara pengambilan spesimen : oleh tenaga trampil dan dengan
cara yang benar
4. Lokasi : sesuai jenis pemeriksaan yang diminta ( darah vena,
biakan: sedang mengalami infeksi )
5. Peralatan harua bersih, kering, tidak mengandung bahan
kimia/detergen.
6. Pengiriman spesimen
Syarat :
Kecepatan
Tidak terkena sinar matahari
Kemasan sesuai syarat keselamatan kerja
Kemasan diberi label “ bahan pemeriksaan infeksi “
Suhu disesuaikan
Transpor media yang sesuai dan masih baik
13
f. Penyimpanan Sampel
Menghindari kontaminasi :
1. Sampel harus selalu disimpan dalam botol/tabung tertutup rapat
memakai sarung tangan disposiblle saat mengerjakan sampel.
2. Menghindari sinar :
a. Sampel harus disimpan dalam tabung gelap di dalam lemari
es
b. Sampel harus dismpan dalam botol tertutup rapat
3. Stabilitas
4. Penyimpanan serum/plasma
a. Suhu kamar ( 15 – 25 0C ) selama 4 jam
b. Suhu 40 C selama 24 jam
c. Jika sampel tidak dapat diperiksa pada hari yang sama
dengan pengambilan darah maka sampel harus dibekukan
12 sampai 20 0C.
E. Pengelolaan Limbah
Laboratorium dapat menjadi salah satu sumber penghasil limbah cair, padat
dan gas yang berbahaya bila tidak ditangani secara benar. Karena itu
pengolahan limbah harus dilakukan dengan semestinya agar tidak menimbulkan
dampak negatif.
a. Penanganan
b. Penampungan
c. Pemisahan limbah
16
Beberapa jenis peralatan laboratorium yang perlu mendapat perhatian adalah:
1. Alat Gelas
a. Tabung yang dipakai harus selalu bersih.
b. Untuk pemakaian ulang, cuci alat gelas dengan deterjen (sedapatnya
netral) dan oksidan (hipoklorit) kemudian bilas dengan aquades.
2. Blood cell counter
a. Bagian luar alat dilap setiap hari.
b. Periksa semua selang pembuangan limbah pemeriksaan, apakah ada
sumbatan atau tidak.
c. Periksa selang pembuangan limbah pemeriksaan, apakah ada sumbatan
atau tidak.
d. Setiap selesai pemeriksaan, lakukan pencucian.
e. Tutup badan alat dengan plastik bila alat tidak dipakai.
3. Fotometer/Spectrofotometer
a. Gunakan lampu yang sesuai dengan masing - masing jenis fotometer.
b. Tegangan listrik harus stabil.
c. Hidupkan alat terlebih dahulu selama 5-30 menit (tergantungjenis/merek
alat), supaya cahaya lampu menjadi stabil.
d. Monokromator atau filter harus bersih , tidak lembab, dan tidak berjamur.
e. Kuvet (tergantung jenisnya) harus tepat meletakkannya. Sisi yang dilalui
cahaya harus menghadap ke arah cahaya. Bagian tersebut harus bersih,
tidak ada bekas tangan, goresan ataupun embun.Untuk menghindari hal
tersebut pegang kuvet di ujung dekat permukaan.
f. Isi kuvet harus cukup sehingga seluruh cahaya dapat melalui isi kuvet.
g. Tidak boleh ada gelembung udara dalam kuvet.
h. Untuk pemeriksaan enzimatik, kuvet harus diinkubasi pada suhu yang
sesuai dengan suhu pemeriksaan.
i. Fotodetektor harus dijaga kebersihannya dengan cara membersihkan
permukaannya dengan alkohol 70%.
j. Amplifier/pengolah signal harus berfungsi dengan baik.
4. Kamar Hitung
a. Kamar hitung dan kaca penutup harus bersih, sebab kotoran (jamur,
partikel debu) pada pengamatan di bawah mikroskop akan terlihat sebagai
sel.
b. Periksa di bawah mikroskop, apakah garis-garis pada kamar hitung
terlihat jelas dan lengkap.
c. Kamar hitung dan kaca penutup harus kering, bila basah akan
menyebabkan terjadinya pengenceran dan kemungkinan sel darah akan
pecah, sehingga jumlah sel yang dihitung menjadi berkurang.
d. Kaca penutup harus tipis, rata, tidak cacat dan pecah, sebab kaca
penutup berfungsi untuk menutup sampel, bila cacat atau pecah maka
volume dalam kamar hitung menjadi tidak tepat.
e. Cara pengisian kamar hitung; dengan menggunakan pipet Pasteur dalam
posisi horizontal, sampel dimasukkan ke dalam kamar hitung yang
tertutup kaca penutup.
f. Bila pada pengisian terjadi gelembung udara di dalam kamar hitung atau
sampel mengisi parit kamar hitung/menggenangi kamar lain, atau kamar
hitung tidak terisi penuh, maka pengisian harus diulang.
17
5. Mikroskop
a. Letakkan mikroskop di tempat yang datar dan tidak licin.
b. Bila menggunakan cahaya matahari, tempatkan di tempat yang cukup
cahaya dengan mengatur cermin sehingga diperoleh medan penglihatan
yang terang.
c. Biasakan memeriksa dengan menggunakan lensa obyektif 10x dulu, bila
sasaran sudah jelas, perbesar dengan objektif 40x dan bila perlu dengan
100x. Untuk pembesar 100x gunakan minyak imersi.
d. Bersihkan lensa dengan kertas lensa atau kain yang lembut setiap hari
setelah selesai bekerja, terutama bila lensa terkena minyak imersi
bersihkan dengan eter alkohol (lihat referensi).
e. Jangan membersihkan/merendam lensa dengan alkohol atau sejenisnya
karena akan melarutkan perekatnya sehingga lensa dapat lepas dari
rumahnya.
f. Jangan menyentuh lensa obyektif dengan jari.
g. Jangan membiarkan mikroskop tanpa lensa okuler atau obyektif, karena
kotoran akan mudah masuk.
h. Bila lensa obyektif dibuka, tutup dengan penutup yang tersedia.
i. Saat mikroskop disimpan, lensa obyektif 10x atau 100x tidak boleh berada
pada satu garis dengan kondensor, karena dapat mengakibatkan lensa
pecah bila ulir makrometer dan mikrometemya sudah rusak.
j. Simpan mikroskop di tempat yang rendah kelembabannya, dapat dengan
cara memberikan penerangan lampu wolfram atau dengan silika gel.
6. Oven
a. Bagian dalam oven harus dibersihkan sekurang-kurangnya setiap bulan.
b. Pintu oven baru boleh dibuka setelah suhu turun sampai 40°C.
c. Catat suhu dan waktu setiap digunakan.
18
direndam dalam larutan
antiseptik
Cuci
Sentrifuse Bersihkan dinding dalam Tiap hari atau tiap kali
dengan disinfektan (misal: tabung pecah
alkohol)
Spektrofotometer Catat waktu pemakaian Tiap hari
lampu
Periksa sumber cahaya Tiap hari
(lampu)
Periksa kebersihan Tiap hari
monokromator
Kalibrasi Peralatan
19
5. Catatlah semua tindakan/upaya perbaikan pada catatan khusus seperti
contoh formulir di bawah ini.
20
BAB V
LOGISTIK
Keperluan logistik di unit laboratorium meliputi bahan medis yang dipenuhi oleh
instalasi farmasi seperti : handscoon, masker, alcohol swab,, spuit, dan lain-lain.
Sedangkan untuk bahan-bahan reagensia dan ATK ( alat tulis kantor )dipenuhi melalui
bagian pengadaan/logistik.
Bagian
pengadaan
logistik farmasi
2. Perencanaan
a. Tingkat Persediaan
Safety stock adalah jumlah persediaan cadangan yang harus ada untuk
bahan-bahan yang dibutuhkan atau yang sering terlambat diterima dari
pemasok. Buffer stock adalah stock penyangga kekukarangan reagen di
laboratorium. Reserve stock adalah cadangan reagensia/sisa.
21
laboratorium untuk ditandatangani untuk kemudian diberikan kepada bagian
pegadaan atau kebagian farmasi sesuai dengan kebutuhan pemesanannya.
3. Permintaan
4. Penyimpanan
Bahan laboratorium yang sudah ada harus ditangani secara cermat dengan
mempertimbangkan:
a. Perputaran pemakaian dengan menggunakan kaidah :
Pertama masuk – pertama keluar ( FIFO – first in – first out ), yaitu bahwa
barang yang lebih dahulu masuk persediaan harus digunakan lebih dahulu.
Masa kadarluarsa pendek dipakai dahulu ( FEFO – first expired – first out ).
Hal ini adalah untuk menjamin barang tidak rusak akibat penyimpanan terlalu
lama.
b. Tempat Penyimpanan
c. Suhu/kelembaban
d. Sirkulasi udara
e. Incompability / bahan kimia yang tidak boleh bercampur.
5. Penggunaan
Penggunaa barang dan reagensia yang lebih dahulu masuk persediaan harus
digunakan lebih dahulu. Sedangkan yang memiliki kadarluarsa pendek juga dipakai
terlebih dahulu.
22
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN
A. Pengertian
B. Tujuan
Tahap Pra-Analitik
a. Formulir permintaan pemeriksaan
Identitas pasien
Identitas pengirim
Nomor laboratorium
Tanggal pemeriksaan
Ruangan pasien
Jam pemeriksaan
Permintaan pemeriksaan yang lengkap dan jelas
Tanda tangan dokter yang meminta pemeriksaan
b. Persiapan pasien ; persiapan pasien harus sesuai persyaratan
c. Pengambilan dan penerimaan spesimen
Pengumpulan spesimen secara benar
d. Penanganan spesimen
Pengolahan spesimen
Kondisi menyimpan spesimen harus tepat
Kondisi pengiriman spesimen harus tepat
e. Persiapan sampel untuk analisa
Kondisi sampel harus memenuhi syarat
Volume sampel harus sesuai protocol
Perhatikan identifikasi sampel
Tahap Analitik
a. Persiapan reagen
Reagen harus memenuhi syarat
Tidak dalam masa kadaluarsa
Cara pelarutan / pencampuran harus benar
23
Pelarut ( a uadest ) harus memenuhi syarat
b. Pipetasi reagen dan sampel
Semua peralatan laboratorium yang digunakan harus bersih dan
memenuhi syarat
Kalibrasi pipet secara berkala
Lakukan pipetasi secara benar
c. Inkubasi
Suhu inkubasi harus sesuai dengan persyaratan
Waktu inkubasi harus tepat
d. Peemriksaan
Alat dan instrumen harus berfungsi dengan baik
Tahap Pasca-Analitik
a. Pembacaan hasil
Penghitungan
Pengukuran
Identifikasi dan penialian harus benar
b. Pelaporan hasil
Hasil ditulis dengan jelas dan benar
24
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
A. Pedoman Umum
1) Petugas/Tim K3 Laboratorium
25
i. Membuat pokok-pokok K3 laboratorium yang penting dan ditempatkan di lokasi
yang mudah dibaca oleh setiap petugas laboratorium.
2) Pemeliharaan kesehatan tenaga kesehatan
Pengertian : pemeliharaan petugas kesehatan yang bekerja pada tempat berisiko
tertular penyakit.
Tujuan : untuk mengetahui kesehatan petugas laboratorium yang bekerja pada
tempat yang berisiko
Kebijakan : pemeriksaan : Pemeriksaan darah setiap enam bulan sekali, Ro
photo thorax setiap satu tahun sekali, dan imunisasi sesuai Bostar.
3) Sarana dan prasarana K3 laboratorium umum yang perlu disiapkan di
laboratorium adalah :
a. Jas Laboratorium ( kancing belakang, lengan panjang dengan elastik pada
pergelangan tangan)
b. Sarung tangan
c. Masker
d. Alas kaki/sepatu tertutup
e. Wastafel yang dilengkapi dengan sabun ( skin desinfeksi ) dan air mengalir
f. Kontainer khusus untuk insenerasi jarum dan lancet.
4) Pengaman pada keadaan darurat
a. Sistem tanda bahaya
b. Perlengkapan pertolongan pertama pada kecelakaan ( P3K )
c. Alat pemadam kebakaran dan sumber air terletak pada lokasi yang mudah
dicapai
d. Alat seperti kampak, palu, obeng, tangga dan tali
e. Nomor telefon ambulan, pemadam kebakaran dan polisi di dalam ruang
laboratorium.
5) Memperhatikan tindakan pencegahan terhadap hal – hal berikut :
a. Mencegah penyebaran bahan infeksi misalnya :
a) Menggunakan peralatan standar
b) Melakukan dekontaminasi permukaan meja kerja dengan desinfektan yang
sesuai setiap kali selesai bekerja
b. Mencegah bahan infeksi tertelan atau terkena kulit serta mata
c. Mencegah infeksi melalui tusukan
d. Menggunakan pipet dan alat banntu pipet
26
Keluarkan darah dengan pijatan keras sekitar luka tusuk tadi dibawah pancuran
air selama kurang lebih 1 – 2 menit
Tutup luka dengan kaps betadin, kemudian diplester atau dibalut
Tulis dalam berita acara kejadian dan ke=irim ke instalasi gawat darurat
d. Pecahan Gelas
Gunakan sarung tangan
Kumpulkan dengan porasef atau serokan
Masukkan dalam kantong plastik berwarna kuning
Buang sarung tangan dalam kantong plastik tersebut
Tutup kantong, masukkan ke wadah jarum atau wadah dinding keras
Cuci tangan
e. Tumpahan Bahan Kimia
Upayakan pertolongan pertama pada orang yang terkena
Jauhkan yang tidak berkepentingan dan lokasi tumpahan
Pakailah masker dan sarung tangan
Bila tumpahan mudah terbakar, matikan semua api, gas dalam ruangan
tersebut dan matikan listrik yang mungkin mengeluarkan api.
Bahan kimia asam dan korosif, netralkan dengan abhu soda atau Na
Bicarbonat
Tumpahan zatalkali : taburkan pasir diatasnya, bersihkan dan angkat dengan
serokan dan buang dalam kantong plastik bahan beracun.
27
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
B. Analitik
C. Pasca Analitik
Evaluasi :
1. Kesalahan umumnya pada kalkulasi hasil
2. Perhatikan titik desimalnya
3. Perhatikan satuannya
4. Interpretasi hasil pemeriksaan dan quality control serum
5. Pelaporan hasil pemeriksaan
6. Pengiriman hasil pemeriksaan.
28
pemantapan mutu eksternal diharapkan semua laboratorium kepunyaan pemerintah
dan swasta mengikutinya dihubungkan dengan akreditasi laboratorium kesehatan
dan perizinan untuk laboratorium swasta.
29
b. Oleh petugas dimasukkan data ke komputer 2 kali
c. Sifat pengolahan data berdasarkan :
Metode pemeriksaan
Alat yang digunakan
Jumlah data yang ada
5. Evaluasi Komputer
a. Data dibandingkan terhadap nilai target
b. Nilai target adalah komulatif peserta dengan metode dan alat yang sama
dan jumlah peserta > 20
c. Dinilai dengan sistem Variance Indec Score ( VIS )
d. Setiap peserta akan mendapat nilai :
VIS setiap pemeriksaan
Overal VIS
Mean Running VIS
6. Evaluasipemantapan mutu eksternal
a. Variance Index Score ( VIS )
Nilai VIS yang dibatasi maksimum 400
b. Overal VIS
Nilai rata – rata overal VIS untuk seluruh parameter
c. Mean Running VIS
Nilai rata – rata VIS terakhir untuk parameter tertentu
7. Kriteria penialaian VIS, OVIS, MR VIS
0 – 50 : Sangat Baik
51 – 100 : Baik
101 – 200 : Cukup
201 – 300 : Kurang
301 – 400 : Buruk
30
31