Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Masa remaja merupakan masa yang kritis dalam siklus perkembangan seseorang,
dimana pada masa ini terjadi banyak perubahan, baik perubahan biologis, psikologis
maupun perubahan sosial. Fase perubahan tersebut seringkali memicu terjadinya konflik
antara remaja dengan dirinya sendiri maupun konflik dengan lingkungan sekitarnya.
Apabila konflik-konflik tersebut tidak dapat teratasi dengan baik maka dalam
perkembangannya dapat membawa dampak negatif terutama terhadap pematangan
karakter remaja dan tidak jarang memicu terjadinya gangguan. Sekitar 80 % dari remaja
yang berusia 11-15 tahun dikatakan pernah menunjukkan perilaku berisiko tinggi
minimal satu kali dalam periode tersebut, seperti berkelakuan buruk di sekolah,
penyalahgunaan zat, serta perilaku antisosial. Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar
(Riskesdas) pada tahun 2007, prevalensi masalah mental dan emosional pada orang
Indonesia dengan usia di atas 15 tahun adalah 11,6 %.

Psikolog mengatakan bahwa masa remaja atau usia muda adalah usia paling
rawan dalam kehidupan anak-anak. Salah mendidik, anak akan menjadi sosok yang
angkuh, egois dan pemberontak. Masa remaja sebagai masa storm and stress , masa yang
penuh pertentangan dan perlawanan, bertolak belakang dari masa kecil yang lebih aman
dan lebih mudah diatur. Anak remaja terkadang menjadi susah ditebak karena mereka
selalu berbuat sesuai dengan dorongannya semata tanpa memikirkan dampaknya bagi
orang di sekelilingnya. Banyak penelitian yang menunjukkan bahwa masalah perilaku ini
berdampak sangat merugikan, tidak hanya bagi anak-anak dan remaja yang
mengalaminya tetapi juga bagi masyarakat. Meskipun anak dengan masalah perilaku
tidak selalu menjadi dewasa yang antisosial, namun sebagian besar diantara mereka
setelah dewasa cenderung terlibat dalam tindakan kriminal dan mengembangkan perilaku
antisosial. Mereka juga cenderung memiliki masalah psikologis, sulit menyesuaikan diri
dengan pendidikan dan pekerjaan.

Ketika perilaku tersebut muncul dalam frekuensi yang sering dan memberikan
dampak negatif bagi lingkungannya, perilaku tersebut menjadi perhatian klinis. Perilaku
mengganggu yang tergolong masalah klinis dapat digolongkan menjadi dua yaitu
Oppositional Defiant Disorder (ODD) dan Conduct Disorder (CD). ODD biasanya
tampil pada anak yang lebih muda dan dapat berkembang menjadi CD ketika tidak
mendapatkan intervensi sejak dini. Anak dengan ODD biasanya tidak menyadari bahwa
dirinya berperilaku oposisi. Anak menganggap perilakunya itu adalah bentuk respon dari
tuntutan atau kondisi yang dianggapnya tidak layak. Data dari 1420 sampel anak-anak
dengan usia 9-16, ditemukan bahwa prevalence diagnosis ODD berkisar sekitar 4,1 %
pada usia 15 tahun; 2,2 % pada usia 16 tahun; 2,1 % pada anak perempuan; dan 3,1 %
pada anak laki-laki. Sehingga dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa ODD paling
banyak muncul pada usia 15 tahun dan pada anak laki-laki.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana pengertian gangguan Oppositional Defiant Disorder (ODD)?

2. Bagaimana ciri-ciri penderita Oppositional Defiant Disorder (ODD)?

3. Bagaimana cara mendiagnosis gangguan Oppositional Defiant Disorder (ODD)?

4. Bagaimana peran keluarga dalam menangani penderita Oppositional Defiant Disorder


(ODD)?

5. Bagaimana peran perawat dalam menagani penderita Oppositional Defiant Disorder


(ODD)?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum


Mengetahui dan menganalisis tentang gangguan perilaku yaitu Oppositional
Defiant Disorder (ODD).
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Mengetahui pengertian gangguan Oppositional Defiant Disorder (ODD).
2. Mengetahui ciri-ciri penderita Oppositional Defiant Disorder (ODD).
3. Mengetahui diagnosis gangguan Oppositional Defiant Disorder (ODD).
4. Mengetahui peran keluarga dalam menangani penderita Oppositional Defiant
Disorder (ODD).
5. Mengetahui peran perawat dalam menangani Oppositional Defiant Disorder
(ODD).
1.4 Manfaat
1.Dapat mengembangkan kemampuan perawat dalam mengaplikasikan pengetahuan
tentang gangguan Oppositional Defiant Disorder (ODD).
2.Digunakan sebagai informasi untuk memberikan gambaran perawat tentang pengkajian
penanganan pasien gangguan Oppositional Defiant Disorder (ODD).
3.Dapat berguna dalam pengembangan ilmu pengetahuan khususnya dalam
mengidentifikasi gangguan Oppositional Defiant Disorder (ODD).
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian ODD (Oppositional Defiant Disorder)


Oppositional Defiant Disorder (ODD) adalah sejenis gangguan perilaku yang
sering terjadi pada anak dan remaja. ODD biasanya tampak pada pola perilaku yang tidak
kooperatif, suka menantang, marah-marah, uring-uringan, dan bermusuhan terhadap figur
otoritas (seperti orang tua, guru, atau pengasuhnya). Hal ini biasanya mengganggu fungsi
dan aktivitas mereka sehari-hari.

Diperkirakan sekitar 2%–16%  anak usia sekolah dan remaja mengalami ODD.


Pada anak yang masih muda biasanya ODD terjadi pada laki-laki. Pada anak yang lebih
tua tidak ada perbedaan antara laki-laki dan perempuan. Umum terjadi ODD muncul pada
kisaran usia 8 tahun.

Pada dasarnya, anak-anak memang tak selalu bisa mengontrol emosinya. Mereka
bisa berperilaku ‘meradang’ atau menentang dari waktu ke waktu terutama di saat-saat
seperti sedang lelah, lapar, kesal, bosan, atau stres. Mereka mungkin akan menentang,
berdebat, sering menunjukkan sikap kesal, dan tidak taat pada orang tua, guru, ataupun
pengasuhnya. Perilaku ini sebenarnya normal pada perkembangan anak usia dua sampai
tiga tahun dan pada remaja awal.

Tetapi, kondisi menentang macam ini baru bisa dikatakan sebagai gangguan ODD
bila perilaku menentang mereka sangat menonjol, memerlukan perhatian serius, dan
memengaruhi kehidupan sosial, keluarga, dan aktivitas akademik. Biasanya gangguan ini
akan berlangsung selama enam bulan atau lebih.

Perilaku nakal atau bandel, sebenarnya merupakan bagian dari menjadi


seorang anak-anak dan remaja. Jika perilaku ini hanya terjadi sesekali, maka hal
tersebut bukanlah suatu hal yang perlu terlalu dikhawatirkan.

Namun, jika perilaku ini terus bertahan dan tidak kunjung berubah, bisa
jadi anak Anda mengalami ODD . Anak dengan ODD akan cenderung menolak
kehadiran figur pemimpin dalam kehidupannya, seperti orangtua atau guru. Hal ini
menyebabkannya menolak semua hal yang disampaikan oleh figur tersebut.
ODD memiliki beberapa tingkat keparahan, yaitu:

 Ringan. Gejala ODD hanya muncul pada satu kondisi, misalnya saat di rumah
saja atau di sekolah saja.
 Sedang. Gejala muncul pada dua kondisi, seperti di rumah maupun di sekolah.

 Berat. Gejala muncul pada tiga kondisi atau lebih, misalnya ketika di rumah,
sekolah, atau bahkan pusat perbelanjaan.

Penyebab ODD (Oppositional Defiant Disorder)


Penyebab Oppositional Defiant Disorder (ODD) masih belum diketahui dengan
pasti. Kebanyakan orang tua melaporkan bahwa anak ODD biasanya lebih kaku dan lebih
sering menuntut dibandingkan saudaranya saat masih kecil. Gabungan faktor biologis,
psikologis, dan lingkungan mungkin turut berperan sebagai penyebab ODD, di antaranya:

 Faktor biologis

Kelainan dan cedera pada bagian tertentu otak dapat menimbulkan masalah
perilaku yang serius pada anak di kemudian hari.  ODD juga berhubungan dengan
kelainan fungsi otak pada bagian neurotransmiter yang membantu sel-sel otak saling
berkomunikasi. Ketika sel otak tidak dapat berkomunikasi dengan baik, maka gejala
ODD dan penyakit mental lain pun bisa muncul.

Penderita ODD juga sering memiliki gangguan perilaku atau gangguan mental lain
seperti attention-deficit hyperactivity disorder (ADHD), gangguan belajar,
perubahan mood secara drastis seperti depresi atau bipolar, dan masalah kecemasan.

 Faktor genetik

Banyak pula ditemui anak ODD yang juga memiliki anggota keluarga dekat
yang mengalami gangguan perilaku atau masalah psikologis cukup berat seperti
gangguan mood, kecemasan berlebihan, dan gangguan kepribadian.

 Faktor lingkungan
Disfungsi kehidupan keluarga, riwayat gangguan mental dalam keluarga,
dan/atau penyalahgunaan obat-obatan, serta pola penerapan disiplin yang tidak
konsisten oleh orang tua dapat berkontribusi sebagai pemicu dan berkembangnya
gangguan perilaku pada seorang anak.

B. Gejala ODD (Oppositional Defiant Disorder)


Mereka yang diduga mengalami Oppositional Defiant Disorder (ODD) memiliki
beberapa tanda-tanda perilaku, seperti:

 Sering marah
 Berdebat berlebihan dengan orang dewasa

 Sering mempertanyakan peraturan

 Menolak untuk mematuhi permintaan dan peraturan orang dewasa

 Berusaha untuk mengganggu dan membuat orang lain kesal

 Menyalahkan orang lain atas kesalahan atau kenakalannya

 Sering menyentuh orang lain dan mudah merasa kesal

 Sering marah dan benci

 Berbicara dengan kebencian ketika kesal

 Bersikap dendam dan usaha balas dendam

Didapati pula bahwa cukup banyak anak ODD yang juga menyimpan
masalah moody, mudah frustrasi, dan memiliki kepercayaan diri yang rendah. Sebagian
bahkan juga memiliki keterkaitan dengan masalah ketergantungan alkohol dan obat-obatan.
Tetapi, gejala ODD ini lebih sering terjadi di lingkungan rumah atau sekolah.

Contoh kejadian yang umum terjadi pada interaksi orangtua dengan anak yang
memiliki ODD di antaranya:

 Anda meminta anak untuk berhenti bermain game karena sudah waktunya tidur.
Anak tidak menghiraukan dua perintah pertama, dan saat Anda memintanya
untuk ketiga kali, Anda terpaksa membentak.
 Anda meminta anak untuk berhenti bermain game karena sudah waktunya tidur.
Anak kemudian tantrum, karena ia masih ingin bermain. Anda kemudian tidak
ingin melihatnya begitu kelelahan sebelum tidur, sehingga Anda menyerah dan
mengizinkannya untuk lanjut bermain.

Pada contoh yang pertama, anak akan belajar bahwa berteriak adalah cara
yang efektif untuk berkomunikasi. Selain itu, ia juga akan belajar, tidak
menghiraukan dua perintah pertama adalah hal yang wajar.

Pada contoh kedua, anak akan belajar bahwa tantrum adalah cara yang efektif
untuk mendapatkan setiap keinginannya. Sehingga, ia akan melakukannya lagi di
kemudian hari.

Kedua contoh di atas, dapat memicu konflik pada hubungan orangtua dan
anak. Karena itu, perawatan untuk anak ODD biasanya juga akan melibatkan
orangtua, sebagai pihak yang akan paling terpengaruh.

C. Diagnosis ODD (Oppositional Defiant Disorder)


Dokter spesialis jiwa akan menentukan diagnosis Oppositional Defiant Disorder
(ODD) dari perbincangan mendalam dengan orang tua maupun si anak secara langsung
dan dari pengamatan gejala-gejala yang muncul. Biasanya diperlukan juga pemeriksaan
untuk mencari gangguan kesehatan lain yang mungkin berpengaruh pada kondisi anak.
Dengan demikian pengobatan bisa dilakukan secara menyeluruh.

Beberapa anak dengan ODD yang berat bisa terus mengembangkan kelainan


perilaku ini hingga dewasa. Kadang kala diperlukan juga tes pencitraan otak atau tes
darah untuk mencari berbagai kemungkinan penyebab dari masalah perilaku tersebut.

Pengobatan ODD (Oppositional Defiant Disorder)


Pengobatan Oppositional Defiant Disorder (ODD) melibatkan beberapa bentuk
terapi dan biasanya juga perlu didukung dengan obat-obatan. Terapi meliputi :

 program pelatihan manajemen orang tua untuk membantu orang tua mengelola
tingkah laku anak.
 psikoterapi individual untuk mengembangkan manajemen kemarahan yang lebih
efektif.

 psikoterapi keluarga untuk meningkatkan komunikasi dan saling pengertian pada


seluruh anggota keluarga yang terlibat langsung dengan si anak ODD.

 pelatihan dan terapi keterampilan memecahkan masalah kognitif untuk membantu


memecahkan masalah dan mengurangi perilaku negatif.

 pelatihan keterampilan sosial untuk meningkatkan fleksibilitas dan keterampilan


sosial, serta melatih toleransi frustrasi dengan teman sebaya.

Tidak ada obat-obatan khusus yang dapat menyembuhkan ODD secara


langsung. Obat biasanya digunakan untuk meringankan gejala gangguan kesehatan
lain yang mungkin muncul seperti depresi atau ADHD.

Pencegahan ODD (Oppositional Defiant Disorder)


Secara medis cukup sulit untuk mencegah munculnya Oppositional Defiant Disorder
(ODD). Hal yang diperlukan bila terjadi masalah ODD adalah diagnosis sedini mungkin.
Diperlukan pula teknik terapi yang menyeluruh yang dapat meminimalkan kondisi atau
perilaku negatif anak dalam membangun hubungan dalam keluarga dan lingkungannya.

Terapi yang baik juga bisa mencegah masalah lain yang mungkin menyertai dan berhubungan
dengan gangguan perilaku tersebut. Mempersiapkan lingkungan rumah yang mendukung,
disiplin positif, dan penuh cinta dapat dilakukan untuk mencegah memburuknya perilaku
memberontak pada anak ODD.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.sehatq.com/artikel/apa-itu-odd-penyakit-yang-menyebabkan-anak-jadi-bandel

https://www.honestdocs.id/kenali-gangguan-odd-pada-anak

https://www.klikdokter.com/penyakit/odd-oppositional-defiant-disorder#Gejala

Anda mungkin juga menyukai