Batubara adalah batuan sedimen yang berasal dari organoclastic sedimentary rock
a) Jelaskan skema proses pembentukan batubara
Jawab :
Gambar Skema Pembentukan Batubara :
Penjelasan Skema:
Proses terbentuknya batubara memakan waktu hingga jutaan tahun lamanya.
Batubara yang kita pergunaan saat ini merupakan tumbuhan prasejarah yang
tertimbun dan berproses secara alamiah menjadi batubara. Secara umum
proses pembentukan batubara tahap per tahap yaitu pembusukan,
pengendapan, dekomposisi, geotektonik, dan erosi. Tahapan-tahapan diatas
sering diringkas menjadi dua tahapan yaitu:
1) Fase Biokimia (Diagenesa)
Tingkatan biokimia (atau biogenetik) daripada metamorfisme organik
adalah aksi orgasnisme hidup, khususnya dominan bakteri. Bakteri yang
berperan yaitu bakteri aerob dan bakteri anaerob serta jamur, Bakteri aerob
menguraikan unsur karbon (C), nitrogen (N) dan karbon dioksida (CO2)
pada material tumbuhan, sedangkan bakteri anaerob menguraikan unsure
hidrokarbon (CH), asam (acid) serta alkohol (C2H5OH) pada material
tumbuhan, proses ini berlangsung di bawah permukaan.
Dalam pembentukan batubara, material tanaman mengalami proses
penggambutan dan proses pembentukan humin terhadap humic matter.
Komposisi microbiologi tidak dapat terjadi di atas temperatur tertentu (>
± 800C). Proses ini berlangsung pada kedalaman satu sampai sepuluh
meter dibawah permukaan.
2) Fase Geokimia (Metamorfisma)
Fase geokimia (fase ini tidak ada lagi aktivitas organism seperti
bakteri, tetapi didominasi oleh pengaruh peningkatan temperatur dan
tekanan, disebabkan oleh peningkatan kedalaman penimbunan unsur
organik di bawah tutupan sedimen (sedimentary overburden). Batas dari
fase tersebut yaitu pada kedalaman lebih dari sepuluh meter, tetapi bisa
dikatakan reaksi berakhir pada tingkat gambut dan aksi geokimia menjadi
agen utama pada tingkat brown-coal dan hard-coal.
Pada tahapan geokimia, terjadi peningkatan rank pada batubara mulai
dari lignite sampai pada tahap anthracite, seiring dengan kenaikan rank,
maka terjadi pula kenaikan unsur karbon, nilai reflectan (Rmax) dan CV
(Caloric Value) atau nilai kalori, serta terjadi penurunan kandungan air
(H2O), Vollatil Matter (VM), Hidrogen (H) dan Oksigen (O). Nilai Kalori
batubara bergantung pada peringkat batubara. Semakin tinggi peringkat
batubara, semakin tinggi nilai kalorinya. Pada batubara yang sama Nilai
kalori dapat dipengaruhi oleh moisture dan juga Abu. Semakin tinggi
moisture atau abu, semakin kecil nilai kalorinya. Kandungan karbon secara
sesuai pada rank batubara yaitu: Gambut (55% C), Lignite (60% C), Sub-
bituminous (70%), Bituminous (80% C) dan Anthracite (95% C).
b) Jelaskan mengapa bisa terjadi sedemikian rupa sehingga memiliki kandungan
utama C, H, dan O
Jawab :
Proses pembentukan batubara di mulai dari penggambutan
(peatification) hingga pembatubaraan (coalification). Proses penggambutan
disebut juga proses biokimia, pada proses ini terjadi perubahan kimia dan
penguraian tumbuhan oleh mikroba, karena terbentuk dari akumulasi
tumbuhan, maka dari itu gambut mengandung senyawa organik yang sangat
tinggi, yaitu senyawa C, H, O, dan N. Proses coalification atau pembatubaraan
disebut juga proses geokimia, karena dipengaruhi oleh proses geologi dan
perubahan kimia. Komposisi batubara hampir sama dengan komposisi kimia
jaringan tumbuhan, keduanya mengandung unsur utama yang terdiri dari unsur
C, H, O, N, S, P. Hal ini dapat dipahami, karena batubara terbentuk dari
jaringan tumbuhan yang telah mengalami coalification.
3. Jelaskan apa tujuan dari analysis proximate dan jelaskan parameter apa saja serta
fungsinya
Jawab :
Analisis proximate menunjukkan persen berat dari fixed carbon bahan mudah
menguap, abu, kadar air dalam batubara. Jumlah fixed carbon dan bahan yang mudah
menguap secara langsung turut andil terhadap nilai panas batubara. Fixed carbon
bertindak sebagai pembangkit utama panas selama pembakaran. Kandungan bahan
yang mudah menguap yang tinggi menunjukkan mudahnya penyalaan bahan bakar.
Kadar abu merupakan hal penting dalam perancangan gate tungku, volume
pembakaran, peralatan kendali polusi sistim handling abu pada tungku.
1. Penentuan Kadar Air
Penentuan kadar air dilakukan dengan menempatkan sampel bahan bakubatubara
yang dihaluskan sampai ukuran 200-mikron dalam krus terbuka,kemudian
dipanaskan dalam oven pada suhu 108 ± 2 oC dan diberi penutup.Sampel
kemudian didinginkan hingga suhu kamar dan ditimbang lagi. Kehilanganberat
merupakan kadar airnya.
2. Pengukuran bahan yang mudah menguap (volatile matter)
Sampel batubara halus yang masih baru ditimbang, ditempatkan pada
krustertutup, kemudian dipanaskan dalam tungku pada suhu 900 ± 915 C.
Sampelkemudian didinginkan dan dtimbang. Sisanya berupa kokas ( fixed carbon
danabu). Metodologi rinci untuk penentuan kadar karbon dan abu, merujuk pada
IS1350 bagian I : 1984, bagian III, IV.
3. Pengukuran karbon dan abu
Tutup krus dari dari uji bahan mudah menguap dibuka, kemudian krusdipanaskan
dengan pembakar Burner hingga seluruh karbon terbakar. Abunyaditimbang, yang
merupakan abu yang tidak mudah terbakar. Perbedaan berat daripenimbangan
sebelumnya merupakan fixedcarbon. Dalam praktek, Fixed Carbonatau FC
dihitung dari pengurangan nilai 100 dengan kadar air, bahan mudahmenguap dan
abu.