Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penyakit hipertensi merupakan penyebab signifikan morbiditas dan mortalitas


maternal dan janin atau neonates. Penyakit hipertensi dalam kehamilan merupakan
kelainan vaskuler yang terjadi sebelum kehamilan atau timbul dalm kehamilan atau
pada permulaan nifas. Penyakit ini sering dijumpai dan masih merupakan salah satu
kematian ibu. Di USA misalnya 1/3 dari kematian ibu disebabkan penyakit ini. Laporan
3 tahunan mengenai kematian ibu di inggris pada tahun 1997-1999 (Lewis & Drife
2001) mengidentifikasi bahwa gangguan hipertensi pada kehamilan merupakan
penyebab tersering kedua kematian maternal dengan 5,2 kematian persatu juta ibu yang
menderita pre eklamsi dan 2,4 per satu juta ibu yang menderita eklamsi. Hipertensi
merupakan penyakit medis yang paling sering terjadi pada kehamilan, terjadi pada kira
kira 10% dari seluruh kehamilan. Observasi yang cermat terhadap kondisi ini
mengidentifikai bahwa insiden penyakit hipertensi bervariasi sesuai dengan lokasi
geografis dan ras.

B. Rumusan Masalah
a. Apa definisi Hipertensi dalam kehamilan ?
b. Bagaimana etiologi hipertensi dalam kehamilan ?
c. Bagaimana manifestasi klinis hipertensi dalam kehamilan ?
d. Bagaimana klasifikasi penyakit hipertensi ?
e. Bagaimana penatalaksanaan hipertensi ?
f. Bagaimana patofisiologi hipertensi ?
g. Bagaimana pemeriksaan penunjang hipertensi ?
h. Bagaimana Komplikasi Hipertensi ?
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Hipertensi

Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah lebih dari normal. Hipertensi adalah
sebagai peningkatan sistolik dan diastolic sampai mencapai atau melebihi 140/90
mmHg (Bopak, 2004) .

Hipertensi adalah merupakan kenaikan nilai tekanan sistolik sebesar 30 mmHg atau
lebih kenaikan tekanan diastolic sebesar 15 mmHg diatas nilai tekanan darah dasar ibu
(Bopak, 2004).

B. Etiologi Hipertensi

Factor resiko yang terkait dengan perkembangan hipertensi pada ibu hamil :

1. Kongenital
2. Grand Multigrafida
3. Janin Besar
4. Kehamilan dengan janin besar
5. Morbit Obesitas
C. Klasifikasi
1. Hipertensi Kronis
2. Preeklamasi dan Eklamasi
3. Preeklamasi pada hipertensi kronis
4. Hipertensi transian
D. Patofisiologi Hipertensi

Secara fisiologis pada wanita hamil mengalami perubahan pada sistem


kardiovaskulernya yaitu pada kehamilan trimester 2 terjadi penurunan tekanan sistolik
rata – rata 5mmHg dan diastolic 10mmHg dan normal kembali pada trimester 3 .
tekanan darah juga meningkat 4-5 hari setelah persalinan, rata – rata 6mmHg untuk
sistolik dan 4mmHg untuk diastolic. Kehamilan 8 minggu dan puncak 20-30 minggu,
terjadi pertahanan perifer bawah pada usia trimester pertama. Volum darah meningkat
sebesar 40% terjadi peningkatan aktivitas sistem rennin angiotensis.

E. Tanda dan Gejala


1. Hipertensi Kronis
a. Menderita hipertensi sebelum hamil atau usia kehamilan sebelum 20
minggu.
b. Tekanan darah melebihi 140/90mmHg
c. Tidak ada proteinuriea
d. Kadar asam urat serum normal
e. Menetap sampai masa nifas hari ke 42
2. Preeklamasi dan eklamasi
a. Preeklamasi
Tanda dan Gejala :
1. Usia kehamilan lebih 20 minggu
2. Protein urea lebih 0,3gr per liter dalam air kencing 24 jam
3. Protein urea melebihi 1gr perliteer dalam 2 kali pengambilan urine
dengan kateter dalam jarak waktu 6 jam
4. Edema, Pitin Oedema didaerah pretibia, dinding abdomen, lumbosakral,
wajah dan tangan setelah tirah baring.
5. Kenaikan BB yang melebihi 500 gr per minggu, 2000 gr perbulan atau
13 gr perseluruh umur kehamilan.

Preeklamsi dikatan berat apabila :

1. Tekanan sistolik 160mmHg dan diastolic 110mmHg atau lebih


2. Protein urea 5gr atau lebih dalam 24 jam
3. Oliguria, air kencing 400ml per kurang dalam 24 jam.
4. Keluhan cerebral, gangguan penglihatan, nyeri didaerah epigastrium.
5. Edema pru atau sianosis

Beberapa factor predisposisi untuk preeklamasi antara lain :

1. Primigravida, 6-8kali lebih tinggi daripada multipatra


2. Hipertensi kronis
3. Factor keturunan
4. Kehamilan ganda
5. DM
6. Molahidatidosa
7. Hidrosefalus
8. Umur lebih dari 35 tahun
9. Obesitas
b. Eklamasi
Gejalanya sama dengan preeklamasi ditambah adanya kejang atau konfulsi
atau koma. Konvulsi dapat muncul didahului gangguan neurologis konvulsi
terjadi akibat efek serebral berat preeklamasia .
3. Preeklamasi pada hipertensi Kronis
a. Superimposisi preeklamasi pada penderita hipertensi kronis meningkatkan
ancaman bagi ibu atau janin.
b. Peningkatan sistolik 30 mmHg.
c. Peningkatan diastolic 20 mmHg.
d. Protein urea.
e. Oedema.
4. Hipertensi transian.
Terjadi pada masa kehamilan dalam waktu 24 jam pertama sesudah melahirkan.
Tanpa disertai gejala preeklamsi dan hipertensi kronis. Hilang setelah 10 pasca
persalinan.
F. Pemeriksaan Penunjang Hipertensi.
1. Pemeriksaan tekanan darah meningkat.
2. USG.
3. Laboratorum: hitung darah tepi lengkap, trombosit, etloit serum, ureum, protein,
retinin dan asam urat, hematokrit.
4. Fungsi hati.
5. Fungsi ginjal.
G. Penatalaksanaan Hipertensi.
1. Anjurkan melakukan latihan isotonic dengan cukup istirahat baring.
2. Hindari komsumsi barang yang berlebih.
3. Hindari kafein, merokok, dan alcohol.
4. Diet makanan yang sehat dan seimbang.
5. Lakukan pengawasan terhadap kehidupan dan pertumbuhan janin dengan USG.
6. Pembatasan aktifitas fisik.
7. Kolaborasi pemberian anti hipertensi.
H. Komplikasi Hipertensi.
1. solosio plasenta.
2. Hipofibrinogenemia.
3. Hemolisis.
4. Perdarahan otak.
5. Kelainan mata.
6. Edema paru.
7. Nekrosis hati.
8. Sindrom help.
9. Kelainan ginjal.
10. Prematuritas.
11. Kematian janin intr uteri.
I. Asuhan Keperawatan Dengan Hipertensi.
1. Pengkajian.
a. Sirkulasi.
Peningkatan tekanan darah menetap melebihi nilai dasar setelah 20 minggu
kehamilan, riwayat hipertensi kronis, nadi mungkin menurun, dapat
mengalami memar spontan.
b. Eliminasi.
Fungsi ginjal menurun.
c. Makanan / cairan.
Mual / muntah, penambahan BB 2 + 1b (0,9072 kg) atau lebih dalam satu
minggu, malnutrisi.
d. Keamanan .
Ketidak sesuaian rh mungkin ada.
e. Seksualitas .
Primigravida, gestasi multiple, hidramnion. Molahidatidosa, hidrop vealis,
gerakan bayi mungkin berkurang, tanda-tanda aborsi plasenta mungkin ada.
f. Penyuluhan / pembelajaran.
Remaja (umur di bawah 15 tahun dan primigrafida lansia usia di atas 35
tahun beresiko tinggi), riwayat keluarga hipertensi karena kehamilan.
g. Neurosensori .
Pusing, sakit kepala frontal, diploma, penglihatan kabur, hiperrefleksia
kacau mental tonik, kemudian di ikuti fase tonik kronik, kehilangan
kesadaran, pemeriksaan funduskopi dapat menunjukan edema dan spasme
vaskuler.
h. Nyeri/ ketidaknyamanan.
Nyeri epigastrik.
i. Pernapasan.
Pernapasan mungkin kurang dari 14 x/ menit, krekes mungkin ada.
2. Diagnosa Keperawatan.
a. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan protein plasma,
penurunan tekanan osmotic koloidplasma menyertai perpindahan cairan dari
kompartmen vaskuler.
b. Penurunan curah jantung berhubungan dengan hipovolemia, peningkatan
tekanan vaskuler.
c. Perubahan fungsi jaringan berhubungan dengan hipovolemi, interupsi aliran
darah.
3. Intervensi .
Diagnose
Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan protein plasma,
penurunan tekanan osmotic koloidplasma menyertai perpindahan cairan dari
kompartmen vaskuler.
Intervensi .
a. Timbang BB secara rutin.
b. Pantau likasi dan berat odema.
c. Pantau kadar hb/ht.
d. Kaji ulang masukan diet dari protein dan kalori.
e. Patau intake output.
f. Pantau vital sign.
g. Jadwalkan kunjungan prenatal setiap 1-2 minggu tinjau ulang masukan
natrium sedang sampai 6 gr/hari.
Diagnose
Penurunan curah jantung berhubungan dengan hipovolemi, peningkatan tekanan
vaskuler.
Intervensi.
a. Pantau tekanan darah dan nadi.
b. Kaji tekanan arteri rat-rata pada gestasi minggu ke 22.
c. Lakukan tirah baring dengan posisi miring ke kiri.
d. Pantau parameter hemidinamik invasive.
e. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat anti hipertensi.
Diagnose
Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan hipovolemi,interupsi aliran
darah.
Intervensi
a. Beri informasi mengenai pencatatan gerakan janin dirumah setiap hari.
b. Identifikasi factor-faktor yang mempengaruhi aktifitas janin.
c. Tinjau ulang adanya aborsi plasenta.
d. Evaluasi pertumbuhan janin.
e. Pantau DJJ.
4. Implementasi.
Diagnose
Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan protein plasma,
penurunan tekanan osmotic koloidplasma menyertai perpindahan cairan dari
kompartmen vaskuler.

Implementasi .
a. menimbang BB secara rutin.
b. memantau likasi dan berat odema.
c. memantau kadar hb/ht.
d. mengkaji ulang masukan diet dari protein dan kalori.
e. mematau intake output.
f. memantau vital sign.
g. menjadwalkan kunjungan prenatal setiap 1-2 minggu tinjau ulang masukan
natrium sedang sampai 6 gr/hari.
Diagnose
Penurunan curah jantung berhubungan dengan hipovolemi, peningkatan tekanan
vaskuler.
Implementasi.
a. memantau tekanan darah dan nadi.
b. mengkaji tekanan arteri rat-rata pada gestasi minggu ke 22.
c. melaakukan tirah baring dengan posisi miring ke kiri.
d. memantau parameter hemidinamik invasive.
e. mengkolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat anti hipertensi.
Diagnose
Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan hipovolemi,interupsi aliran
darah.
Implementasi .
a. memberi informasi mengenai pencatatan gerakan janin dirumah setiap hari.
b. mengidentifikasi factor-faktor yang mempengaruhi aktifitas janin.
c. meninjau ulang adanya aborsi plasenta.
d. mengvaluasi pertumbuhan janin.
e. memantau DJJ.
5. Evaluasi.
a. Volime cairan adekwat.
b. Curah jantung adekwat.
c. Perfusi jaringan adekwat.
d. Cidera ibu tidak terjadi.
e. Perubahan nutrisi tidak terjadi.
f. Pengetahuan meningkat.

Anda mungkin juga menyukai