Anda di halaman 1dari 3

ANALISIS PEMANFAATAN HUTAN MANGROVE UNTUK EKOWISATA STUDI KASUS PULAU

PRAMUKA

Adinda Nabila Putri¹, Andrean Syaifullah Perdana¹, Ari Dwi Panji ¹, Linda Kumala Sari 1, Risma Meidiana¹,
Rizky Ricardo Brialasono¹, Syifa Yulianisa¹, Ode Sofyan Hardi²
¹) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi Universitas Negeri Jakarta
²) Dosen Program Studi Pendidikan Geografi Universitas Negeri Jakarta
E-mail: rizky.ricardo.01@gmail.com

Abstrak
Hutan Mangrove seringkali juga disebut sebagai hutan pantai,hutan pasang surut, hutan payau,
dan hutan bakau memiliki peran yang sangat penting dalam ekosistem pantai. Hutan mangrove
merupakan tipe hutan tropika yang khas tumbuh di sepanjang pantai atau muara sungai. Hutan mangrove
dapat menghambat arus dan gelombang, sehingga menjaga garis pantai tetap stabil. Selain sebagai
penghambat gelombang laut, Hutan Magrove bisa menjadi potensi ekowisata yang akan berpengaruh
terhadap kegiatan di sekitar hutan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui potensi Hutan Mangrove
di Pulau Pramuka selain sebagai ekowisata. Jenis penelitian yang kami gunakan adalah Mixing Methods,
yaitu gabungan dari penelitian kualitatif dan kuantitatif yang melibatkan Pengelola dan Wawancara dengan
masyarakat di Pulau Pramuka. Hasil penelitian menunjukkan Pulau Pramuka yang merupakan wilayah pesisir
memiliki hutan mangrove dengan jenis mangrove Rhizophora stylosa dengan kualitas lingkungan yang sesuai untuk
karakteristik pertumbuhan dan adaptasi mangrove.
Kata kunci: hutan mangrove, ekowisata, potensi hutan mangrove

PENDAHULUAN produktif dan, (4) sebagai sumber bahan baku


Pulau Pramuka merupakan salah satu pulau industry. Ekosistem mangrove di Pulau Pramuka
yang berada pada gugusan Kepulauan Seribu. Pulau memiliki peluang cukup besar yang dapat
ini merupakan pusat administrasi dan pemerintah dimanfaatkan sebagai kegiatan ekonomi ataupun
Kabupaten Administratif Kepulauan Seribu. Pulau kegiatan pariwisata. Adanya peluang yang cukup
Pramuka termasuk ke dalam Kelurahan Pulau besar ini apabila dimanfaatkan dengan baik mampu
Panggang. Berada pada titik koordinat 5°44'44''S meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar.
106°36'49"E dengan luas wilayah 16,73 ha. Ekosistem mangrove dapat berperan sebagai
Pulau Pramuka memiliki beberapa potensi penggerak perekonomian sebagai sumber bahan
Ekowisata dilihat dari kondisi pantai dan Flora dan baku lingkungan dan sebagai bahan baku
Fauna yang ada. Keberadaan hutan mangrove di perindustrian. Dahuri, et al (1996) mengidentifikasikan
Pulau Pramuka selain menjadi penyangga terhadap kurang lebih 70 macam kegunaan pohon mangrove
perembesan air laut dan pencegah abrasi, Sugiarto bagi kepentingan manusia, baik produk langsung
dan Ekayanto, (1996) mengatakan bahwa hutan maupun tidak langsung yang sebagian besar telah
mangrove memiliki fungsi lain: (1) sebagai pelindung dimanfaatkan oleh masyarakat. Selain sebagai bahan
pantai dari gempuran ombak, arus dan angin. (2) baku, ekosistem mangrove banyak di manfaatkan
sebagai tempat berlindung, berpijah dan berkembang oleh masyarakat Pulau Pramuka sebagai sumber
biak dan daerah asuhan berbagai jenis biota, (3) kayu bakar, bahan bangunan, alat penangkap ikan,
sebagai penghasil bahan organic yang sangat pupuk pertanian, bahan baku kertas , makanan dan

ANALISIS PEMANFAATAN HUTAN MANGROVE UNTUK KEGIATAN EKOWISATA DI PULAU PRAMUKA, Adinda Nabila Putri,
Andrean Syaifullah Perdana, Ari Dwi Panji, Linda Kumala Sari, Risma Meidiana, Rizky Ricardo Brialasono, Syifa Yulianisa, Ode
Sofyan Hardi
1
obat-obatan. dalamnya. Pada hakikatnya ekowisata yang
melestarikan dan memanfaatkan alam dan budaya
METODELOGI PENELITIAN masyarakat, jauh lebih ketat dibanding dengan hanya
Penelitian yang ini bertujuan untuk keberlanjutan pembangun ekowisata bewawasan
mengetahui seberapa besar potensi hutan mangrove lingkungan jauh lebih terjamin hasilnya dalam
di Pulau Pramuka Kabupaten Kepulauan Seribu itu melestarikan alam dibanding dengan keberlajutan
sebagai tempat ekowisata. Metode penelitian yang pembangunan. Sebab ekowisata tidak melakukan
dipakai dalam peneltian ini adalah metode penelitian eksploitasi alam, tetapi hanya menggunakan jasa
kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Subjek alam dan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan
penelitian kami adalah Taman Nasional Pulau Seribu pengetahuan, fisik dan psikologis wisatawan.
dan beberapa Pohon Mangrove yang ditanam oleh
Terdapat 3 fungsi menanam mangrove untuk
masyarakat.
ekowisata di Pulau Pramuka yaitu, fungsi ekologi,
biologi dan ekonomi. Fungsi ekologi disini ialah
PEMBAHASAN
mangrove sebagai penahan abrasi air laut selain itu
Terdapat 15 jenis mangrove di Kepulauan
mangrove juga digunakan sebagai indikator
Seribu, tetapi Jenis mangrove yang banyak
ekosistem yang stabil. Fungsi kedua yaitu fungsi
ditemukan di Pulau Pramuka ini ialah jenis
biologi dimana mangrove sebagai rumah bagi
Ryzophora Syilosa dimana jenis ini media tumbuhnya
kerrang, udang dan kepiting yang dapat
menggunakan pasir. Hutan mangrove ini mulai
mendatangkan burung-burung air seperi jenis burung
ditanam di Pulau Pramuka sejak tahun 2000. Butuh
camar (sterna sp.). Dan terakhir fungsi ekonomi yaitu,
waktu belasan tahun untuk mangrove tumbuh lebat.
semua bagian dari mangrove dapat dimanfaatkan.
Metode penanaman mangrove di Pulau Pramuka ini
Produk kayu yang dihasilkan dari pohon mangrove
ialah menggunakan metode rumpun berjarak dimana
seperti arang, kayu bakar, tiang kayu, serpihan kayu
1 rumpun dapat ditanami sekitar 500 mangrove.
dan bubuk kayu. Nilai ekonomi bukan hanya dengan
Setiap rumpun diberi jarak sekitar 1 meter. Hutan
menebang mangrove tersebut, namun bisa juga
mangrove yang ada di Pulau Pramuka menjadi daya
sosialisasi dengan cara pendekatan pariwisata, yaitu
Tarik yang di tawarkan pada Pulau Pramuka.
menjual bibit mangrove teresbut dan
Hutan mangrove di Pulau Pramuka dapat mempraktikannya dengan menanam langsung di
dimanfaatkan sebagai objek ekowisata. Ekowisata sekitar pantai Pulau Pramuka. Untuk menjaga
merupakan bentuk wisata yang dikelola dengan kelestarian hutan mangrove harus adanya
pendekatan konservasi, apabila ekowisata sustainable antara fungsi ekologi, biologi dan
pengelolaan alam dan budaya masyarakat yang ekonomi. Salah satu cara yang dapat dilakukan
menjamin kelestarian kesejahteraan, sementara dalam rangka perlindungan terhadap keberadaan
konservasi merupakan upaya menjaga kelangsungan hutan adalah dengan menunjuk suatu kawasan
pemanfaatan sumber daya alam untuk waktu kini dan konservasi, dan sebagai bentuk sabuk hijau di
masa mendatang. Hutchings dan Saenger (1987) sepanjang pantai dan tepi sungai.
menyatakan bahwa pengelolaan hutan mangrove
Peran masyarakat di Pulau Pramuka sangat
harus berdasarkan pada filosofi konservasi, dalam hal
berpengaruh terhadap ekosistem yang ada di Pulau
ini pengelolaan hutan mangrove harus mencakup
Pramuka. Zuhud et al (1998), menyatakan bahwa
rencana pengelolaan yang mengoptimumkan
partisipasi adalah suatu cara untuk melakukan
konservasi sumberdaya mangrove untuk memenuhi
interaksi antara kelompok-kelompok yang selama ini
kebutuhan manusia dengan tetap mempertahankan
tidak diikutsertakan dalam proses pengambilan
cadangan yang cukup untuk melindungi
keputusan (non-elite) dengan kelompok yang selama
keanekaragaman flora dan fauna yang hidup di

ANALISIS PEMANFAATAN HUTAN MANGROVE UNTUK KEGIATAN EKOWISATA DI PULAU PRAMUKA, Adinda Nabila Putri,
Andrean Syaifullah Perdana, Ari Dwi Panji, Linda Kumala Sari, Risma Meidiana, Rizky Ricardo Brialasono, Syifa Yulianisa, Ode
Sofyan Hardi
2
ini mengambil keputusan (elite). Dalam kasus dan Kepala Unit Taman Nasional Se-
manajemen pengelolaan ekosistem mangrove, yang Indonesia. Departemen Kehutanan dan
menjadi elite adalah pengelola ekosistem mangrove, Perkebunan bekerjasama dengan USAID
sedangkan kelompok non-elite bisa terdiri atas dan NRMP Jakarta.
masyarakat yang berada di dalam atau disekitar Budiyanto. 2002 Partisipasi Masyarakat Dalam
Kawasan ekosistem mangrove. Masyarakat yang Pengelolaan Ekosistem Mangrove Pulau
bertempat tinggal di Pulau Pramuka sangat Kecil Berpenghuni ( Studi Kasus di Pulau
memerhatikan ekosistem mangrove dengan cara
Lancang Besar, Kelurahan Pulau Pari,
membudidayakan dan menanam tanaman mangrove
Kecamatan Kepulauan Seribu Selatan,
hampir di setiap sudut Pulau Pramuka
Kabupaten Administrasi Kepulauan
Seribu, DKI JAKARTA. Tesis. Bogor. Institut
KESIMPULAN Pertanian Bogor.
Berdasarkan hasil penelitian yang kami
lakukan. Hutan mangrove yang ada di Pulau
Pramuka ini berjenis Ryzophora Syilosa dimana
jenis ini media tumbuhnya menggunakan pasir dan
sudah sejak tahun 2000 mulai ditanam di Pulau
Pramuka. Potensi ekowisata yang ada di Pulau
Pramuka ini sangat besar dengan memanfaatkan
hutan mangrove tersebut sebagai objeknya.
Pemanfaatan kegiatan ekowisata di hutan mangrove
tersebut harus memperhatikan ketiga fungsi yaitu
fungsi ekologi, fungsi biologi, dan fungsi ekonomi.
Supaya kelestarian hutan mangrove tersebut dapat
terjaga dan masyarakat sekitar memperoleh defisit
ataupun keuntungan dari adanya ekowisata tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

Dahuri R., Jacob Rais, S. P. Ginting, M. J. Sitepu.


1996. Pengelolan Sumberdaya Wilayah
Pesisir Secara Terpadu. Pradnya Paramita.
Jakarta.
Sugiarto W., Ekayanto, 1996. Penghijauan
Pantai. Panebar Swadaya. Jakarta.
Hutching B, Saenger P. 1987. Ecology of
Mangrove. St. Lucia, London, New York:
University of Quensland Press.
Zuhud E.A.M, et al. 1998. Pelestarian
Sumberdaya Tumbuhan Obat Melalui
Pendekatan Kemitraan di Taman Nasional
Meru Betiri Dalam Lokakarya Kepala Balai

ANALISIS PEMANFAATAN HUTAN MANGROVE UNTUK KEGIATAN EKOWISATA DI PULAU PRAMUKA, Adinda Nabila Putri,
Andrean Syaifullah Perdana, Ari Dwi Panji, Linda Kumala Sari, Risma Meidiana, Rizky Ricardo Brialasono, Syifa Yulianisa, Ode
Sofyan Hardi
3

Anda mungkin juga menyukai