Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

MANAJEMEN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

“ PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK PADA IBU HAMIL”

Dosen Pengampu : Puspita Sari Pribadi, S.SiT.,M.Kes

Disusun Oleh :
Halimatussadiah : 18.11.401.01.0767

AKADEMI KEBIDANAN MUHAMMADIYAH KOTIM


SAMPIT
TA 2019/2020
Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah “ Pemeriksaan
Penunjang Pada Ibu Hamil”
Dengan adanya makalah ini, diharapkan dapat membantu proses
pembelajaran dan dapat menambah pengetahuan bagi pembaca. Tidak lupa pula
saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak, atas bantuan, dukungan, dan
doa-Nya.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membaca
makalah ini dan dapat mengetahui tentang apa saja Pemantauan Kesejahteraan
Janin. Makalah ini mungkin kurang sempurna, untuk itu saya mengharapkan kritik
dan saran untuk penyempurnaan makalah ini.

Sampit,  13  April 2020

Penulis
Daftar Isi

Kata Pengantar.........................................................................................................i
Daftar Isi.................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................1
1.1. Latar Belakang..................................................................................................1
1.2. Tujuan...............................................................................................................2
BAB II TINJAUAN TEORI.................................................................................3
2.1 Pengertian .........................................................................................................3
2.2 Pesiapan Untuk Pemeriksaan.............................................................................3
2.3 Jurnal .................................................................................................................4
BAB III PENUTUP...............................................................................................7
3.1. Keimpulan.........................................................................................................7
3.2. Saran.................................................................................................................7
Daftar Pustaka..........................................................................................................iii

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LatarBelakang

Pemeriksaan diagnostic adalah penilaian klinis tentang respon


individu,keluarga,dan komunikan terhadap suatu masalah kesehatan dan proses
kehidupan actual maupun potensial.

Perkembangan Ultrasonografi (USG) sudah dimulai sejak kira-kira tahun 1960,


dirintis oleh Profesor Ian Donald. Sejak itu, sejalan dengan kemajuan teknologi bidang
komputer, maka perkembangan ultrasonografi juga maju dengan sangat pesat, sehingga
saat ini sudah dihasilkan USG 3 Dimensi dan Live 3D (ada yang menyebut sebagai USG
4D).

1. Dalam bidang obstetri, indikasi yang dianut adalah melakukan pemeriksaan


USG dilakukan begitu diketahui hamil, penapisan USG pada trimester pertama
(kehamilan 10 – 14 minggu), penapisan USG pada kehamilan trimester kedua (18 –
20 minggu), dan pemeriksaan tambahan yang diperlukan untuk memantau tumbuh
kembang janin.

2. Dalam bidang ginekologi onkologi pemeriksaannya diindikasikan bila ditemukan


kelainan secara fisik atau dicurigai ada kelainan tetapi pada pemeriksaan fisik tidak
jelas adanya kelainan tersebut.

3. Dalam bidang endokrinologi reproduksi pemeriksaan USG diperlukan untuk mencari


kausa gangguan hormon, pemantauan folikel dan terapi infertilitas, dan pemeriksaan
pada pasien dengan gangguan haid.

4. Sedangkan indikasi non obstetrik bila kelainan yang dicurigai berasal dari disiplin ilmu
lain, misalnya dari bagian pediatri, rujukan pasien dengan kecurigaan metastasis dari
organ ginekologi dll.

Teknologi rontgen sudah digunakan lebih dari satu abad yang lalu. Tepatnya sejak
8 November 1890 ketika fisikawan terkemuka berkebangsaan Jerman, Conrad Roentgen,
menemukan sinar yang tidak dikenalinya, yang kemudian diberi label sinar X. Sinar ini
mampu menembus bagian tubuh manusia, sehingga dapat dimanfaatkan untuk memotret
bagian-bagian dalam tubuh. Berkat jasanya bagi dunia kedokteran, banyak nyawa bisa
diselamatkan, hingga ia mendapat penghargaan Nobel di tahun 1901.
Pada prinsipnya sinar yang menembus tubuh ini perlu dipindahkan ke format film agar
bisa dilihat hasilnya. Seiring dengan kemajuan teknologi, kini foto rontgen juga sudah
bisa diproses secara digital tanpa film. Sementara hasilnya bisa disimpan dalam bentuk
CD atau bahkan dikirim ke berbagai belahan dunia menggunakan teknologi e-mail.

CTG dalam arti khusus adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur DJJ
pada saat kontraksi maupun tidak sedangkan dalam arti umum

1
CTG merupakan suatu alat untuk mengetahui kesejahteraan janin di dalam rahim,
dengan merekam pola denyut jantung janin dan hubungannya dengan gerakan janin atau
kontraksi rahim.

Jadi bila doppler hanya menghasilkan DJJ maka pada CTG kontraksi ibu juga
terekam dan kemudian dilihat perubahan DJJ pada saat kontraksi dan diluar kontraksi.
Bila terdapat perlambatan maka itu menandakan adanya gawat janin akibat fungsi
plasenta yang sudah tidak baik

Cara pengukuran CTG hampir sama dengan doppler hanya pada CTG yang
ditempelkan 2 alat yang satu untuk mendeteksi DJJ yang satu untuk mendeteksi
kontraksi, alat ini ditempelkan selama kurang lebih 10-15 menit

1.2. Tujuan
Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah agar pembaca dapat menjelaskan
tentang pemeriksaan diagnostic.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian
Pemeriksaan diagnostik adalah penilaian klinis tentang respon individu, keluarga
dan komunikan terhadap suatu masalah kesehatan dan proses kehidupan aktual maupun
potensial. Hasil suatu pemeriksaan laboratorium sangat penting dalam membantu
diagnosa, memantau perjalanan penyakit serta menentukan prognosa. Karena itu perlu
diketahui faktor yang mempengaruhi hasil pemeriksaan laboratorium.

Terdapat faktor utama yang dapat mengakibatkan kesalahan hasil laboratorium yaitu :

Prainstrumentasi
Pada tahap ini sangat penting diperlukan kerjasama antara petugas, pasien dan dokter.
Hal ini karena tanpa kerja sama yang baik akan mengganggu/mempengaruhi hasil
pemeriksaan laboratorium. Yang termasuk dalam tahapan pra instrumentasi meliputi :

a. Pemahaman instruksi dan pengisian formulir

b. Persiapan penderita

c. Cara pengambilan sampel

d. Penanganan awal sampel dan transportasi

2.2 Pesiapan Untuk Pemeriksaan

a. Pemeriksaan USG
Perkembangan Ultrasonografi (USG) sudah dimulai sejak kira-kira tahun 1960,
dirintis oleh Profesor Ian Donald. Sejak itu, sejalan dengan kemajuan teknologi bidang
komputer, maka perkembangan ultrasonografi juga maju dengan sangat pesat, sehingga
saat ini sudah dihasilkan USG 3 Dimensi dan Live 3D (ada yang menyebut sebagai USG
4D).

3
Ø  Cara Pemeriksaan

Pemeriksaan USG dapat dilakukan dengan dua cara yaitu:

a. Pervaginam

b. Perabdominan

b. Pemeriksaan Rontgen

Teknologi rontgen sudah digunakan lebih dari satu abad yang lalu. Tepatnya sejak
8 November 1890 ketika fisikawan terkemuka berkebangsaan Jerman, Conrad Roentgen,
menemukan sinar yang tidak dikenalinya, yang kemudian diberi label sinar X. Sinar ini
mampu menembus bagian tubuh manusia, sehingga dapat dimanfaatkan untuk memotret
bagian-bagian dalam tubuh. Berkat jasanya bagi dunia kedokteran, banyak nyawa bisa
diselamatkan, hingga ia mendapat penghargaan Nobel di tahun 1901.

Pada prinsipnya sinar yang menembus tubuh ini perlu dipindahkan ke format film
agar bisa dilihat hasilnya. Seiring dengan kemajuan teknologi, kini foto rontgen juga
sudah bisa diproses secara digital tanpa film. Sementara hasilnya bisa disimpan dalam
bentuk CD atau bahkan dikirim ke berbagai belahan dunia menggunakan teknologi e-
mail.

c. Persiapan pemeriksaan
1) Radiografi konvensional tanpa persiapan.

Maksudnya, saat anak datang bisa langsung difoto. Biasanya ini untuk pemeriksaan
tulang atau toraks.

2) Radiografi konvensional dengan persiapan.

Pemeriksaan radiografi konvensional yang memerlukan persiapan di antaranya


untuk foto rontgen perut. Sebelum pelaksanaan, anak diminta untuk puasa beberapa
jam atau hanya makan bubur kecap. Dengan begitu ususnya bersih dan hasil fotonya
pun dapat dengan jelas memperlihatkan kelainan yang dideritanya.

4
3) Pemeriksaan dengan kontras

Sebelum dirontgen, kontras dimasukkan ke dalam tubuh dengan cara


diminum, atau dimasukkan lewat anus, atau disuntikkan ke pembuluh vena.

d. Kardiotokografi (CTG)

Secara khusus CTG adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur DJJ
pada saat kontraksi maupun tidak.sedangkn Secara umum CTG merupakan suatu alat
untuk mengetahui kesejahteraan janin di dalam rahim, dengan merekam pola denyut
jantung janin dan hubungannya dengan gerakan janin atau kontraksi rahim.

 Pemeriksaan CTG
1) Sebaiknya dilakukan 2 jam setelah makan.
2) Waktu pemeriksaan selama 20 menit,
3) Selama pemeriksaan posisi ibu berbaring nyaman dan tak menyakitkan ibu
maupun bayi.
4) Bila ditemukan kelainan maka pemantauan dilanjutkan dan dapat segera
diberikan pertolongan yang sesuai.
5) Konsultasi langsung dengan dokter kandungan

2.3 Jurnal

PENGEMBANGAN METODE SKREENING USG DI PUSKESMAS PONED


KABUPATEN JOMBANG PROVINSI JAWA TIMUR (STUDI KASUS HTA)

Mugeni Sugiharto1 dan Oktarina1

Health Technology Assessment (HTA) USG di Puskesmas PONED

Health Technology Assessment (HTA) merupakan analisis terstruktur terhadap


teknologi kesehatan. Aspek yang ditangani HTA salah satunya adalah keamanan alat
kesehatan seperti penggunaan USG di puskesmas. Sesuai kebijakan IDOLA Pemda
Kabupaten Jombang terhadap 6 puskesmas PONED, maka sejak tahun 2007, 2008,
dan 2009 telah berikan bantuan USG. Umur USG berkisar 3000 jam. Kondisi 6 USG
yang

5
terdapat di masing-masing puskesmas dalam keadaan baik. Posisi penempatan USG di
setiap puskesmas PONED berbeda-beda, sesuai ketersediaan ruangan dan kemudahan
pemanfaatan USG. Puskesmas PONED yang telah mempunyai ruang khusus USG
adalah Puskesmas Mojoagung dan Puskesmas Ploso, sedangkan 4 puskesmas yang
lain menempatkan USG masih di ruang KIA, seperti tampak pada tabel berikut ini.

Ruang khusus USG sangat diperlukan, mengingat fungsi USG tidak hanya
sekadar untuk mendiagnosis proses kehamilan, mamae dan abortus bayi, Ruang
khusus USG sangat diperlukan, mengingat fungsi USG tidak hanya sekadar untuk
mendiagnosis proses kehamilan, mamae dan abortus bayi. Semakin banyak fungsi
USG, akan semakin meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap mutu pelayanan
puskesmas, sehingga akan berdampak pada meningkatnya jumlah kunjungan pasien
dan meningkatkan pendapatan puskesmas.

6
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pemeriksaan Diagnostik adalah penilaian klinis tentang respon individu,
keluarga dan komunikan terhadap suatu masalah kesehatan dan proses kehidupan
aktual maupun potensial. Hasil suatu pemeriksaan laboratorium sangat penting dalam
membantu diagnosa , memantau perjalanan penyakit serta menentukan prognosa.
Karena itu perlu diketahui faktor yang mempengaruhi hasil pemeriksaan laboratorium.

3.2 Saran
Dengan adanya makalah ini diharapkan pembaca khususnya perawat dapat
menerapkan pengkajian diagnostik ini dalam asuhan keperawatan dan dapat mencari
referensi lain untuk menambah pengetahuan pembaca mengenai pengkajian
diagnostic.
7

Daftar Pustaka

Ai Yeyeh Rukiah, Lia Yulianti, Hj Maemunah, Hj Lilik Susilawati.2009. Asuhan Kebidanan


I (Kehamilan). Jakarta : TIM
Aliefi en, 2005. Akibat penggunaan teknologi biaya kesehatan tinggi.
http://www.jurnalnet.com.
iii

Anda mungkin juga menyukai