Chapter II PDF
Chapter II PDF
TINJAUAN PUSTAKA
kerja dan bisa juga dijadikan sebagai ajang perlombaan di kalangan masyarakat
seperti pacuan kuda. Kuda berkaitan erat dengan manusia yang secara ekonomis
berperan dalam transportasi (kuda delman, kuda tunggang) dan pengangkut beban
dan bahkan di beberapa tempat digunakan sebagai sumber protein hewani
(penghasil daging dan susu) (Hasan, 2014).
tetapi kerugiannya dipandang dari segi ekonomi sangat besar dan dapat
menimbulkan kerugian berupa penurunan berat badan ternak, penurunan produksi
susu, kualitas daging, produktivitas ternak sebagai tenaga kerja serta bahaya
penularan terhadap manusia/zoonosis (Rozi, 2013).
2.2. Zoonosis
Produk hasil peternakan seperti daging, susu, telur dan kulit dapat menjadi sumber
penyebaran zoonosis (Suradi, 2004). Zoonosis adalah penyakit atau infeksi yang
ditularkan secara alamiah di antara hewan vertebrata dan manusia, dengan
demikian zoonosis merupakan ancaman baru bagi kesehatan manusia.
Berkembangnya zoonosis dalam beberapa tahun terakhir menjadi tanda
bertambahnya ancaman penyakit yang mematikan bagi manusia yang ditularkan
oleh hewan. Sampai saat ini, terdapat tidak kurang dari 300 penyakit hewan yang
dapat menulari manusia (Widodo, 2008).
Zoonosis dapat ditularkan dari hewan ke manusia melalui beberapa cara,
yaitu kontak langsung dengan hewan pengidap zoonosis dan kontak tidak
langsung melalui vektor atau mengonsumsi pangan yang berasal dari hewan sakit,
atau melalui aerosol di udara ketika seseorang berada pada lingkungan yang
tercemar. Berdasarkan agen penyebabnya, zoonosis dibedakan atas zoonosis yang
disebabkan oleh bakteri, virus, parasit, atau yang disebabkan oleh jamur
(Suharsono, 2002; Nicholas & Smith, 2003). Pencegahan zoonosis dapat
dilakukan dengan : a) melakukan isolasi ternak yang baru tiba, b) kesehatan dan
kebersihan pekerja, c) sanitasi kandang, e) pemberian pakan dengan kualitas dan
kuantitas yang baik, f) tes penyakit dan vaksinasi, g) higiene hasil produksi dan
pengolahan, h) sanitasi peralatan, transportasi, penyajian dan penyimpanan
(Suradi, 2004).
merusak sel-sel epitel, dinding empedu untuk mengisap darah penderita (Sayuti,
2007).
2.4.4. Askariasis
Ascaris sp. merupakan salah satu penyebab infeksi cacing usus yang
penularannya dengan perantara tanah (Soil Transmited Helminths). Menurut
Soedarto (1995), penularan Ascariasis dapat terjadi melalui beberapa jalan yaitu
masuknya telur yang infektif kedalam mulut bersama makanan atau minuman
yang tercemar, tertelan telur melalui tangan yang kotor dan terhirupnya telur
infektif bersama debu udara dimana telur infektif tersebut akan menetas pada
saluran pernapasan bagian atas, untuk kemudian menembus pembuluh darah dan
memasuki aliran darah. Pada umumnya orang yang kena infeksi tidak
menunjukan gejala, tetapi dengan jumlah cacing yang cukup besar akan
menimbulkan kekurangan gizi (Syamsu, 2006).