ABSTRAK
Hipertensi merupakan penyebab kematian paling umum ketiga setelah stroke dan tuberkulosis.
Penanganan yang tepat diperlukan untuk mencegah tidak terkontrolnya tekanan darah dan
komplikasinya. Senam ergonomik sebagai terapi non farmakologi memiliki manfaat luas untuk
mempertahankan kesehatan umum.Penelitian ini untuk menentukan pengaruh senam ergonomik
terhadap terhadap tekanan darah lansia dengan hipertensi diWening Wardoyo Ungaran. Penelitian
ini menggunakan pre experiment -one group pre-test post-test design. Sampel sebanyak 15 lansia
dengan hipertensi yang diseleksi dengan purposive sampling. Pengambilan data dengan
menggunakan lembar observasi dan Sphygmomanimeter air raksa (GEA Medical). Intervensi telah
dilakukan sebanyak 3 kali per minggu. Test statistik menggunakan uji Wilcoxon. Hasil uji statistik
dengan Wilcoxon menunjukkan p value sistolik=0,000 lebih kecil dari α value (0,05), p value
diastolik=0,011 lebih kecil dari α value (0,05). Hasil menunjukkan ada pengaruh yang signifikan
senam ergonomik terhadap sistolik dan diastolik lansia. Peneliti menyarankan bahwa senam
ergonomik dapat digunakan pada lansia dengan hipertensi sebagai terapi non farmakologi.
ABSTRACT
Hypertension is the third most common cause of death after stroke and tuberculosis. Proper
handling is needed to prevent uncontrolled blood pressure and complications. Ergonomic exercise
as non-pharmacological therapy has very broad benefits to maintain general health. This research
aim to determine the effect of ergonomic exercise on blood pressure in elderly hypertention in
Wening Wardoyo Ungaran. The research used pre experiment -one group pre-test post-test
design. A sample of 15 elderly with hypertension was selected by purposive sampling. Data
collecting used observation sheet and Sphygmomanometer (GEA medical). The intervention was
done for 3 times/week. Statistical test used Wilcoxon.The result of test obtained p value of
sistolic=0,000 smaller than α value (0,05), p value of diastolic=0,011 smaller than α value (0,05).
The results showed there were significant effect of ergonomic exercise on sistolic and sistolic.
Researchers suggest that ergonomic exercise can be used in elderly hipertension as non-
pharmacological therapy.
1
Jurnal Penelitian Perawat Profesional, Volume 1 No 1 Hal 1 - 12, November 2019
Global Health Science Group
2
Jurnal Penelitian Perawat Profesional, Volume 1 No 1 Hal 1 - 12, November 2019
Global Health Science Group
3
Jurnal Penelitian Perawat Profesional, Volume 1 No 1 Hal 1 - 12, November 2019
Global Health Science Group
dan aman dari cidera.Lima gerakan yang Ungaran sebanyak 21 lansia. Teknik
sangat sederhana tersebut sangat pengambilan sampel dengan non-random
memungkinkan para lansia mampu sampling dengan teknik perpusive
menerapkannya sehari-hari. Pemberian sampling. Jumlah sampel dalam
senam ergonomik yang benar dan penelitian ini sebanyak 15 responden.
kontinue yang disertai modifikasi gaya Sampel yang dipilih adalah yang
hidup yang lainnya diharapkan mampu memenuhi kriteria inklusi yaitu Lansia
mengontrol tekanan darah dalam batas yang tinggal di Unit Rehabilitasi Sosial
normal. Oleh karena itu identifikasi Wening Wardoyo Ungaran, bersedia
pengaruh senam ergonomik dalam menjadi responden, menderita hipertensi ,
penurunan tekanan darah pada lansia di tidak ada keluhan pusing, lansia yang
Unit Rehabilitasi Wening Wardoyo tidak ada mengkonsumsi obat hipertensi.
menjadi crucial untuk dilakukan dalam Kriteria eksklusi: Lansia yang buta dan
upaya untuk meningkatkan kualitas hidup tuli, Menderita hipertensi berat dengan
lansia yang tinggal diwisma. Berdasarkan keluhan pusing, dan bedrest.
pada latar belakang dan kesenjangan
situasi diWening Wardoyo Ungaran, Sebelum dilakukan intervensi, peneliti
maka peneliti tertarik untuk melakukan dan asisten melakukan sosialisasi kepada
penelitian pre eksperimen “Adakah calon responden dengan memperkenalkan
Pengaruh senam ergonomik Terhadap diri, menjelaskan tujuan dan manfaat
Tekanan Darah Pada Lansia dengan penelitian, dan menyeleksi calon
Hipertensi Di Unit Rehabilitasi Wening responden berdasarkan kriteria inklusi
Wardoyo Ungaran”. dan eksklusi, ketersediaan partisipasi
calon responden dengan penandatanganan
METODE informed consent. Pelaksanaan intervensi
Jenis penelitian ini merupakan penelitian dan pengambilan data dilakukan di ruang
pre experimental dengan one group pre- aula Unit Rehabilitasi Sosial Wening
test post-test design. Penelitian ini Wardoyo yang sudah disetting
bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya sedemikian rupa agar keamanan (safety)
pengaruh pemberian intervensi berupa klien terjaga yaitu menggunakan matras,
senam ergonomik terhadap tekanan darah dihindarkan dari benda-benda yang
penderita hipertensi pada lansia di Unit membahayakan, lapang, dan terjaga
rehabilitasi Wening Wardoyo Ungaran. privacy responden.Alat pengumpul data
Penelitian telah dilakukan di Ruang Aula dengan menggunakan lembar observasi
Unit Rehabilitasi Sosial Wening Wardoyo dan Sphygmomanometer air raksa (Merk:
Ungaran dengan waktu penelitian selama GEA medical). Intervensi dilakukan tiga
satu minggu dari tanggal 03 Januari 2018- kali dalam seminggu dengan berselang-
10 Januari 2018 dengan pelaksanaan seling harinya (alternate
senam 3 kali dalam satu minggu tersebut. day).Pengambilan data tekanan darah
dilakukan sebelum dilakukan intervensi
Populasi target dalam penelitian ini senam ergonomik, setelah dilakukan tiga
adalah semua lansia yang mengalami kali dalam seminggu, kemudian baru
hipertensi yang tinggal di Unit diukur tekanan darah (post test).
Rehabilitasi Sosial Wening Wardoyo Pengukuran tekanan darah menggunakan
4
Jurnal Penelitian Perawat Profesional, Volume 1 No 1 Hal 1 - 12, November 2019
Global Health Science Group
Tabel 1.
Karakteristik lansia dengan hipertensi berdasarkan umur dan jenis kelamin (n=15)
Karakteristik responden f %
Umur 60-70 tahun 8 53
71-80 tahun 4 26
>80 tahun 3 20
Jenis Kelamin Perempuan 11 73
Laki-laki 4 27
Tabel 1 menunjukkan bahwa sebagian adalah perempuan sebanyak 11 orang
besar responden lansia berusia 60-70 (73%).
tahun dan sebagian besar responden
Tabel 2.
Rata-rata tekanan darah sebelum dan sesudah diberikan senam ergonomik pada lansia
dengan hipertensi (n=15)
Mean SD
Sistolik pre test 151,33 12,743
Sistolik post test 142,00 12,364
Diastolik pre test 90,66 2,58
Diastolik post test 86,33 4,80
Tabel 2 menunjukkan adanya penurunan penurunan rata-rata diastole setelah
rata-rata sistole setelah diberikan senam diberikan senam ergonomik sebesar 4,33
ergonomik sebesar 9,33 mmHg, adanya mmHg.
5
Jurnal Penelitian Perawat Profesional, Volume 1 No 1 Hal 1 - 12, November 2019
Global Health Science Group
Tabel 3.
Pengaruh senam ergonomik terhadap tekanan darah lansia dengan hipertensi (n=15)
Tekanan Darah pre-test post-test Median Min Max Nilai p
Sistolik sebelum Ergonomic Exercise 150 140 190 0,000
Sistolik sesudah Ergonomic Exercise 135 130 180
Diastolik sebelum Ergonomic Exercises 90 90 100 0,011
Diastolik sesudah Ergonomic Exercises 90 80 90
Tabel 3 menunjukkan hasil test statistik hipertensi menduduki urutan kedua
dengan uji Wilcoxon. Hasil menunjukkan sebesar 15,2% setelah artritis/reumatisme,
nilai sistolik (p value=0,000), dan untuk berdasarkan Disease Pattern of people
nilai diastolik (p value =0,011, karena >55 years (Household Survey on Health,
nilai p value<0,05, maka dapat Department of Health,1996)
disimpulkan bahwa secara statistik menunjukkan penyakit kardiovaskuler
terdapat pengaruh yang signifikan senam yang terbanyak 15,7% dan menjadi
ergonomik terhadap tekanan darah lansia keluhan banyak lansia (Azizah, 2013)
dengan hipertensi di Unit Rehabilitasi
Wening Wardoyo Ungaran. Hal ini dikarenakan dengan
bertambahnya usia, individu akan
PEMBAHASAN mengalami penurunan fungsi
Tabel 1 menunjukkan angka kejadian kardiovaskuler meliputi penebalan katub
penyakit hipertensi pada lansia sebanyak jantung dan menjadi kaku, dan
8 responden (53 %) terjadi pada usia kemampuan jantung memompa darah
lansia 60-70 tahun, dan 7 responden menurun. Hal ini menyebabkan
berusia diatas 70 tahun. Angka kejadian menurunnya kontraksi jantung dan
hipertensi banyak terjadi pada lansia. Hal volumenya. Pembuluh darah juga
ini selaras dengan pendapat Lubkin & kehilangan elastisitas pembuluh darah,
Larsen (2013) yang menyatakan bahwa dan tekanan darah meningkat akibat
yang terbesar penyakit kronis terjadi pada meningkatnya resistensi pembuluh darah
usia 65 tahun dan lebih. Hal yang mirip perifer. Pada lansia umumnya mengalami
dengan temuan (WHO,2013) yang penurunan besarnya sel-sel otot jantung,
menyatakan sekitar 40% orang dewasa hal ini menyebabkan menurunnya
berusia 25 tahun atau lebih di dunia telah kekuatan otot jantung dalam memompa
didiagnosis dengan hipertensi, jumlah darah, masalah ini semakin memburuk
orang dengan kondisi hipertensi naik dari karena adanya penurunan besar jantung
600 juta pada tahun 1980 menjadi 1 dan penurunan rongga bilik kiri (Azizah,
miliar pada tahun 2008 yang paling 2011). Pada lansia umumnya mengalami
banyak terjadi pada usia lanjut. Penyakit penurunan besarnya sel-sel otot jantung,
yang terbanyak pada lanjut usia adalah hal ini menyebabkan menurunnya
hipertensi (Azizah, 2013). Penyakit yang kekuatan otot jantung dalam memompa
sering terjadi pada lansia pada gangguan darah, masalah ini semakin memburuk
sirkulasi darah salah satunya adalah karena adanya penurunan besar jantung
hipertensi. Hal tersebut juga diperkuat dan penurunan rongga bilik kiri. Hal ini
oleh temuan WHO-Community Study of diperkuat oleh pendapat Asan &
the Elderly of Central Java penyakit Sambriong(2016) yang menjelaskam
6
Jurnal Penelitian Perawat Profesional, Volume 1 No 1 Hal 1 - 12, November 2019
Global Health Science Group
bahwa usia merupakan salah satu faktor 2005). Perempuan lebih tinggi kejadian
terjadinya hipertensi, dan jika usia lebih hipertensinya dikarenakan lansia sudah
dari 60 tahun keatas beresiko 11 kali lebih mengalami menopause. Kondisi
besar dari usia dibawah 60 tahun. Hal ini menopouse mengalami penurunan
selaras dengan semua usia responden hormon estrogen, sehingga terjadi
dalam penelitian ini, dimana semua penurunan High Density Lipoprotein
responden diatas 60 tahun, bahkan separo (HDL), sehingga meningkatkan kejadian
dari responden berusia diatas 70 tahun. aterosklerosis, sehingga wanita rentan
terhadap hipertensi (Anggraeni , 2011).
Sedangkan hasil penelitian ini kejadian Hal ini juga didukung oleh pernyataan
hipertensi pada kelompok umur 71-80 Darmojo (2004) dalam (Azizah,2011)
tahun lebih sedikit prosentasenya yaitu dan WHO-Community Study of the
sebanyak 4 lansia (26%) dan yang >80 elderly of Central Java 1990, bahwa
tahun sebanyak 3 lansia(20%). Hal ini kejadian hipertensi pada wanita lebih
sesuai dengan hasil wawancara dengan tinggi daripada pada pria. Menurut
staf di Unit rehabilitasi, bahwa banyak Lehler, Rabin, Kalir, dan Schachter
lansia yang sudah meninggal dunia (1993) dalam (Adhita & Pramuningtyas,
dikarenakan penyakit hipertensinya yang 2010) menyatakan bahwa prevalensi
sudah terjadi komplikasi. Seiring hipertensi pada pria dan wanita berbeda
bertambahnya usia perubahan yang dan tergantung umur. Pada individu
sangat bermakna yaitu adanya dengan umur 25 – 54 tahun, hipertensi
pengapuran pada dinding pembuluh darah lebih sering terjadi pada pria sedangkan
yang bisa terjadi dimana-mana, dan jika individu dengan umur lebih dari 54 tahun,
proses ini berlanjut akan menyebabkan hipertensi lebih sering terjadi pada
hambatan aliran darah dan bahkan wanita.
menutup pembuluh tersebut. Bila hal ini
berlanjut dan sumbatan tersebut teraliri Kusumawaty menyatakan et al (2016)
zat asam, pembuluh tersebut akan bahwa dengan bertambahnya umur, maka
rusak/mati (infark), dan bila terjadi diotak tekanan darah juga akan meningkat
akan menjadi stroke dan bila terjadi Menurut Yusnidar (2007), batasan umur ≥
dijantung akan terjadi infark miokard. Di 45 merupakan batas usia perimenopause/
Indonesia penyakit komplikasi dari menopause pada wanita. Dikatakan
hipertensi yaitu penyakit jantung iskemia bahwa wanita yang sudah tidak haid lebih
menjadi pembunuh ketiga diantara berisiko terhadap penyakit kardiovaskuler
penyakit-penyakit lainnya. Penyakit karena tingkat estrogennya menurun. Hal
tersebut diantaranya terjadi pada lansia. ini kontradiktif dengan hasil penelitian
(Adhita & Pramuningtyas, 2010) yang
Hasil penelitian pada tabel 1, responden melakukan penelitian pada 76 perempuan
lansia yang paling banyak menderita dan 76 laki-laki penderita DM yang
hipertensi adalah perempuan, yaitu menjalani perawatan jalan di RSUD
sebanyak 11 orang (73%). Hal ini sesuai Moewardi Surakarta, menyatakan bahwa
dengan hasil penelitian sebelumnya yang tidak ada perbedaan yang bermakna
menyatakan kejadian hipertensi lebih kejadian hipertensi pada wanita penderita
banyak terjadi pada perempuan. Diabetes Mellitus (38,16%)
(Kusumawaty et al., 2016 & Shep , dibandingkan pada pria penderita
7
Jurnal Penelitian Perawat Profesional, Volume 1 No 1 Hal 1 - 12, November 2019
Global Health Science Group
8
Jurnal Penelitian Perawat Profesional, Volume 1 No 1 Hal 1 - 12, November 2019
Global Health Science Group
9
Jurnal Penelitian Perawat Profesional, Volume 1 No 1 Hal 1 - 12, November 2019
Global Health Science Group
mengendalikan semua aktifitas tubuh kita relaksasi fisik dan psikologis lansia secara
(Wratsongko, 2015). maksimal,mudah istirahat,peningkatan
sekresi serotonin yang menyebabkan
Posisi duduk pembakaran , semua lansia penurunan.
mampu melakukan gerakan ini dengan
baik, dan ada satu lansia yang tidak SIMPULAN
mampu melakukannya karena dengan Ada pengaruh yang signifikan senam
menekuk kaki akan terasa sakit. Posisi ini ergonomik terhadap tekanan darah
akan menyebabkan polarisasi medan sistolik sebelum dan sesudah senam
magnet ditelapak kaki dan menjadi ergonomik (p value=0,000) dan ada
konversi energi negatif menjadikannya pengaruh yang signifikan pada tekanan
energi pembakaran, salah satunya darah diastolik sebelum dan sesudah
membakar kolesterol. Pada posisi ini, senam ergonomik (p value=0,011) pada
pembuluh balik yang berada dipangkal lansia dengan hipertensi di Unit
lutut dikunci, sehingga tekanan darah Rehabilitasi Wening Wardoyo Ungaran.
digunakan untuk mengisi pembuluh darah
halus yang ada dipangkal kaki. Pembuluh UCAPAN TERIMAKASIH
nadi tetap terbuka sehingga aliran darah Terima kasih yang sebesar-besarnya
tidak terhenti (Rizkiyatiningsih, 2012; kepada Universitas Ngudi Waluyo yang
Triwibowo,2015 & Wratsongko, 2015). telah mensupport pendanaan dalam
Hal inilah yang akan membuat badan penelitian ini (Hibah internal) dan
lansia terasa lebih ringan, rileks dan segar khususnya kepada pihak Lembaga
dan tekanan darah menurun. Posisi Penelitian dan Pengabdian Masyarakat
berbaring pasrah, gerakan ini adalah Universitas Ngudi Waluyo yang telah
gerakan yang paling sukar dilakukan, dan memfasilitasi dalam pelaksanaan
ada 3 lansia yang kesusahan dalam posisi penelitian ini.
ini. Bagi lansia yang mampu
melakukannya, posisi ini membuat DAFTAR PUSTAKA
lenturnya tulang belakang, akan Adhita, P. M., & Pramuningtyas, R.
menyebabkan seluruh saraf akan bekerja (2010). Perbedaan angka kejadian
secara optimal terutama aliran bio-listrik, hipertensi antara pria dan wanita
relaksasi optimal, dikarenakan posisi ini, penderita diabetes mellitus berusia
struktur tulang belakang mendekati ≥ 45 Tahun. Biomedika,2(2), 67–71.
meluruh, dimana lekukan anatomis
segmental tulang belakang yang diikuti American Heart Association.(2011).
saraf tulang belakang menyebabkan Hypertension in older people.
tarikan pada serabut saraf berkurang, Availabe Source:
sehingga lansia berkesempatan http://content.onlinejacc.org/cgi/con
merasakan perasaan relaks sehingga tent/full/j.jacc.2011.01.008,
membantu menurunkan tekanan darah Retrieved Januari 1, 2018
lansia. Secara keseluruhan latihan
Anggraini (2012). Jenis kelamin pada
relaksasi pada senam ergonomik yang
penderita hipertensi. Bandung: PT
dikombinasikan dengan pernafasan yang
Remaja Rosida Rosida Karya
terkontrol dan rangkaian kontraksi serta
relaksasi otot hal ini menghasilkan respon
10
Jurnal Penelitian Perawat Profesional, Volume 1 No 1 Hal 1 - 12, November 2019
Global Health Science Group
Asan Y., Sambriong M., & Gantung. A. E. (2016). Hubungan Jenis Kelamin
M. (2016). Perbedaan tekanan darah dengan Intensitas Hipertensi pada
sebelum dan sesudah terapi rendam Lansia di Wilayah Kerja Puskesmas
kaki air hangat pada lansia di UPT Lakbok Kabupaten Ciamis. Mutiara
panti sosial penyantunan lanjut usia Medika, 16(2), 46–51.
budi agung kupang. CHMK jurnal,
11(2), 37–42. http://cyber- Lionakis, Nikolaos; Mendrinos, Dimitros;
chmk.net/ojs/index.php/kesehatan/a Sanidaas, Elias; Favatas, Georgios
rticle/view/30/26 diakses 14 & Georgo Poulou. (2012).
November 2019 Hypertension In The Elderly. World
Azizah, L.M (2011). Keperawatan Lanjut Journal Of Cardioly Volume 4 (5):
Usia. Yogyakarta : Graha Ilmu 135-147. doi :
11
Jurnal Penelitian Perawat Profesional, Volume 1 No 1 Hal 1 - 12, November 2019
Global Health Science Group
12