Anda di halaman 1dari 142

1

12-bumdes penggerak ekonomi desa.indd 1 1/12/2020 12:17:20 PM


BUMDesa Penggerak Ekonomi Desa
Editor : Alfandi Pramandaru, ST, M.Si
Cover & Tata Letak : Baiq Farida Sakinah
Penulis :
Drs. Abdul Manan, M.Si

Dr. Wahyunadi, SE

Copyright © 2019
Hak cipta dilindungi oleh undang-undang

Diterbitkan atas kerja sama Pusat Data dan Informasi, Badan Penelitian
dan Pengembangan, Pendidikan dan Pelatihan, dan Informasi
(BALILATFO) Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan
Transmigrasi, Republik Indonesia dengan Universitas Mataram dan
didukung oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan (Puslitbang)
BALILATFO Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan
Transmigrasi, Republik Indonesia

ii

12-bumdes penggerak ekonomi desa.indd 2 1/12/2020 12:17:20 PM


TIM KERJA PENYUSUNAN BUKU DATA DAN INFORMASI
INOVASI PEMBANGUNAN DESA

Pengarah dan Penanggung Jawab


Anwar Sanusi, Ph.D
Ir. Eko Sri Haryanto, M.Si

Tim Pusat Penelitian dan Pengembangan (PUSLITBANG)


Dr. Sumarlan, S.Pd, M,Si
Dr. Ir. Najiyati, M.Si
Siti Fatimah, S.Sos
Ir. Priyono, M.Si
Sarjono Hery Warsono, S.Si, M.Si
Ir. Danarti
Slamet Rahmat Topo Susilo, SS, M.Kessos
Emma Rahmawati, S.E
Nurul Aldha Mauliddina Siregar, SP
Taufan Daniarta Sukarno, SP

Kepala Project Implementing Unit (PIU)
Dr. Ivanovich Agusta, SP.M.Si
Kuasa Pengguna Anggaran (KPA)
Jajang Abdullah, S.Pd, M. Si
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK Loan)
Alfandi Pramandaru, ST, M.Si
Bendahara Pembantu Pengeluara (Bendahara Loan)
Zainul Askar, ST

iii

12-bumdes penggerak ekonomi desa.indd 3 1/12/2020 12:17:20 PM


Tim Teknis
Jasnety Umar, Sudanar Budyo, Wuwuh Sarwoaji, Denny Noviansyah,
Anton Trisusilo, Agus Hidayatullah, Andy Arifianto, Dian Ayu Permatasari,
Evi Gusriyanti, Ichsan Nur Ahadi, Hasanah, Hesti Karunia Wijayanti,
Muhammad Adi Saputra, Irda Hayati, Istiqomah, Anugrah Sulistyo,
Steffany Harwella, Perwira Kasmir, Tya Nadira, Salman Fatahillah, Yoshua
Adolf Nauli Sinaga, Indra Catur Prasetyo, Adip Riyadi, Asriweni Matongan,
Riyanto, Dicky Novriadi, Nanang Fajar Untoro, Widya Amalia, Cipto
Santoso, Mega Trisantika.

Tim Administratif
Cindy Dantie Ladya, Septian Rahmadi, Haris Susilo Efendi, Rudi Ruhyadi,
Ayu Pratiwi, Lukman Raharjo, Angga Conni Saputra, Firda Shintia Dewi,
Nugraha Alfani Natsir, Mega Nabila Ardiana, Dina R Listya Utami, Aulia
Putri Andana, Dwi Setiawan, Ifan Hani Triono, Shinta Sabilla, Trianka Priya
Utama, Adam Baharidwan, Ibnu Munandar, Inggil Rinekso, Herry Triyanto,
Mohammad Arief Putranto, Errie Nurdian Kurnia, Kanigoro, Suryo
Pramono, Asriadita Larasati, Martino Yusuf Prasetyo, Andi Nurbianto,
Yulianto, Heri Agung Pratomo, Nella Novia Hermawati, Adlan Pribadi, Agus
Supriono, Sunaryo, Olivia Ray S, Rico Jusnaiko, Hasanudin, M. Irham, Budi
Hermansyah, M Irfan Firmana.

Tim Sekretariat
Arief Setyadi, Bayu Budiandrian, Yudi Zainal Mustopa, Panji Narotama,
Ickhsanto Wahyudi , Rinto Himawan, Elfira Rosa Purba.

iv

12-bumdes penggerak ekonomi desa.indd 4 1/12/2020 12:17:20 PM


KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha


Esa atas rahmat-Nya yang telah tercurah, sehingga penulis bisa
menyelesaikan Buku BUMDes Penggerak Ekonomi Desa ini.
Tujuan dari disusunnya buku ini adalah untuk menambah
pengetahuan kepada para pembaca khususnya pemerhati
pembangunan pedesaan, pendamping desa dan lainnya
khususnya dalam mengembangkan BUMDesa.
Tersusunnya buku ini terinspirasi dari tulisan ibu
Danarti, yang telah melakukan penelitian di Kabupaten Kulon
Progo, BUMDes Bina Sejahtera, dan BUMDesa di Kabupaten
Bantul
Buku ini berisikan terdiri dari lima bahasan yaitu
Pendahuluan yang menguraikan tentang pengerrian, tujuan
dan manfaat BUM Desa, perbedaa BUM Desa dengan Usaha
lain, serta pendirian dan pengelolaan BUM Desa. Selanjutnya
membahas tentang Pembangunan Pedesaan yang menjelaskan
tentang konsep, prinsip faktor penentu keberhasilan
pembangunan,pemberdayaan sebagai proses pembengunan
ekonomi masyarakat, dan terakhir menguraikan keseimbangan

12-bumdes penggerak ekonomi desa.indd 5 1/12/2020 12:17:20 PM


peran dalam pengembangan ekonomi. Dalam buku ini juga
menceritakan Potret BUM Desa di Beberapa Daerah dan bagian
akhir dari buku ini adalah Penutup.
Buku ini tersusun atas dukungan berbagai pihak, yang
tidak dapat disebutkan satu persatu, oleh karena itu kami
penyusun menyampaikan ucapan terima kasih atas kesempatan
dan dukungnannya yang diberikan dalam penulisan buku ini.
Sekiranya dalam buku ini ada hal-hal yang kurang
relevan atau kurang konsisten, maka saran yang konstruktif
kami harapkan demi penyempurnaannya.

Penulis

vi

12-bumdes penggerak ekonomi desa.indd 6 1/12/2020 12:17:20 PM 12-bum


Sambutan Kepala Badan Penelitian dan
Pengembangan, Pendidikan dan Pelatihan, dan
Informasi Kementerian Desa, Pembangunan Daerah
Tertinggal, dan Transmigrasi

Bismillahirrahmanirrahim...
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,
Salam Sejahtera Bagi Kita Semua,
Om Swastyastu, Namo Buddhaya,
Salam Kebajikan.

Visi Indonesia 2045 adalah Indonesia yang Berdaulat,


Maju, Adil, dan Makmur yang akan dicapai melalui transformasi
ekonomi yang didukung oleh hilirisasi industri dengan
memanfaatkan sumber daya manusia, infrastruktur,
penyederhanaan regulasi, dan reformasi birokrasi. Dalam hal
ini, prioritas utama pembangunan dalam lima tahun ke depan
adalah pembangunan SDM yang mana menjadi pekerja keras,
dinamis, terampil, dan menguasai ilmu pengetahuan dan
teknologi. Ini dapat disebut Visi SDM Unggul, yang tidak bisa
diraih dengan cara-cara lama. Cara-cara baru harus
dikembangkan. Mengundang talenta-talenta global untuk
bekerja sama, perlu endowment fund yang besar untuk

x
vii

12-bumdes penggerak
12-bumdes penggerak ekonomi
ekonomi desa.indd
desa.indd 710 1/6/2020 12:17:20
1/12/2020 3:10:38 PM
manajemen SDM. Kerja sama dengan industri juga
penting dioptimalkan, dan juga penggunaan teknologi
yang mempermudah jangkauan ke seluruh pelosok negeri.
Alinea diatas merupakan Visi Presiden dan Wakil
Presdiden Republik Indonesia periode 2019-2024 yang perlu
menjadi pedoman arah pembangunan ke depan. Demikian pula
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan
Transmigrasi menjadikan Visi tersebut sebagai pedoman arah
pembangunan desa dan kawasan untuk lima tahun ke depan.
Prioritas terhadap pembangunan SDM Perdesaan dimaksudkan
agar tersedia SDM Unggul di wilayah perdesaaan Indonesia
yang mampu mengelola sumber-sumber daya pembangunan
desa secara berkualitas, termasuk Dana Desa. Dengan demikian
akan mendorong pencapaian target percepatan pembangunan
desa 2019-2024, dimana 10.00 desa tertinggal menjadi
berkembang dan 5000 desa berkembang menjadi mandiri.
Disisi lain, SDM Unggul di perdesaan juga akan berkontribusi
besar terhadap terentaskannya 25 Kabupaten Tertinggal dari 62
Kabupaten Tertinggal pada tahun 2024.Adapun profil pokok
SDM Perdesaan (2017) adalah: jumlah angkatan kerja
perdesaan sebesar 59 juta jiwa yang hanya 6% yang
berpendidikan tinggi dan 19% berpendidikan sekolah
menengah. Jadi, terdapat 70% angkatan kerja di perdesaan

viii
xi

12-bumdes
12-bumdes penggerak
penggerak ekonomi
ekonomi desa.indd
desa.indd 811 1/12/2020
1/6/2020 12:17:20
3:10:38 PM
PM 12-bum
yang pendidikannya sekolah dasar dan 5% angkatan kerja di
perdesaan yang tidak sekolah.
Cara-cara baru atau inovasi adalah kata kunci bagi
Badan Penelitian dan Pengembangan, Pendidikan dan
Pelatihan, dan Informasi untuk mengembangkan SDM Unggul
Perdesaan agar mampu mengelola pembangunan desa lebih
berkualitas. Pengelolaan praktek-praktek inovatif pembangunan
desa dalam bentuk buku praktis dapat disebut cara baru karena
lebih banyak memanfaatkan proses pembelajaran berbasis
studi kasus.
Dengan demikian, langkah Pusdatin untuk menerbitkan
60 Buku Inovasi Pembangunan Desa yang memuat pengalaman
atau praktek-praktek inovasi pembangunan desa menemukan
momentum tepat. Pelaku pembangunan desa, khususnya di
perdesaan akan belajar berbagai kasus atau praktek-praktek
inovasi yang mudah ditiru atau dikembangkan lebih lanjut
sesuai dengan konteks desa masing-masing. 60 buku tidaklah
banyak, namun perkembangan teknologi saat ini menjanjikan
jangkauan luas terhadap akses buku-buku tersebut, seperti
juga menjanjikannya manfaat yang luas dari buku-buku
tersebut bagi pelaku-pelaku pembangunan perdesaan.
Hidup SDM Unggul Perdesaan!!!!!.

ix
xii

10:38 PM 12-bumdes
12-bumdes penggerak
penggerak ekonomi
ekonomi desa.indd
desa.indd 912 1/12/2020
1/6/2020 12:17:20
3:10:38 PM
Wassalamu’alaikum
peran warahmatullahi
dalam pengembangan ekonomi.wabarakatuh,
Dalam buku ini juga
Semoga Tuhan
menceritakan Memberkati,
Potret BUM Desa di Beberapa Daerah dan bagian
Om Shanti
akhir Shanti
dari buku Shanti Om,
ini adalah Penutup.
Namo Buku
Buddhaya,
ini tersusun atas dukungan berbagai pihak, yang
Salamdapat
tidak kebajikan.
disebutkan satu persatu, oleh karena itu kami
penyusun menyampaikan ucapan terima kasih atas kesempatan
Jakarta,
dan Nopemberyang
dukungnannya 2019diberikan dalam penulisan buku ini.
KepalaSekiranya
BALILATFOdalam buku ini ada hal-hal yang kurang
relevan atau kurang konsisten, maka saran yang konstruktif
kami harapkan demi penyempurnaannya.
Ir. Eko Sriharyanto, M.Si

Penulis

xiii
x

12-bumdes penggerak ekonomi desa.indd 10


13 1/6/2020 12:17:20
1/12/2020 3:10:38 PM 12-bu
Sambutan Kepala Pusat Data dan Informasi Badan
Penelitian dan Pengembangan, Pendidikan dan
Pelatihan, dan Informasi Kementerian Desa,
Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi

Assalamu’alaikum Wr Wb

Segala Puji Syukur kita haturkan ke hadirat Tuhan Yang


Esa, yang atas karunia dan hidayah-Nya maka penyusunan 60
Buku Inovasi Pembangunan Desa dapat diselesaikan.
Buku Inovasi Pembangunan Desa berisi pengalaman atau
praktek-praktek pembangunan desa yang inovatif dalam
memberikan solusi permasalahan-permasalahan di desa. Ruang
lingkup inovasi pembangunan desa tersebut berkenaan dengan
inovasi pembangunan infrastruktur, inovasi pengembangan
Sumberdaya Manusia, dan inovasi pengembangan
kewirausahaan desa atau Pengembangan Ekonomi Lokal,
termasuk BUMDES.
Inovasi-inovasi pembangunan desa yang dikompilasi
menjadi 60 buku ini merupakan inisiasi-inisiasi yang
dilaksanakan oleh Unit-Unit Kerja Eselon I di lingkungan
Kementerian Desa, PDDT, dan Transmigrasi, yakni: Sekretariat
Jenderal, Balilatfo, Direktorat Jenderal Pembangunan dan
Pemberdayaan Masyarakat Desa (PPMD), Direktorat Jenderal

vii
xi

10:38 PM 12-bumdespenggerak
12-bumdes penggerakekonomi
ekonomidesa.indd
desa.indd 11
7 1/6/2020 12:17:20
1/12/2020 3:10:37 PM
PM
Pengembangan Kawasan Perdesaan (PKP), Direktorat Jenderal
Pembangunan Daerah Tertinggal (PDT), Direktorat Jenderal
Pengembangan Daerah Tertentu (PDTU), Direktorat Jenderal
Penyiapan Kawasan dan Pembangunan Pemukiman
Transmigrasi (PKP2Trans), dan Direktorat Jenderal
Pengembangan Kawasan Transmigrasi (PKTrans).
Untuk menyusun buku-buku tersebut Pusat Data dan
Informasi (Pusdatin) bekerjasama dengan 3 anggota Perguruan
Tinggi Desa (Pertides), yaitu: Universitas Bengkulu, Universitas
Gajah Mada, dan Universitas Mataram, dimana masing-masing
Universitas menyusun 20 judul buku. Adapun Unit Kerja Eselon
I yang menyediakan data, laporan, dan informasi pendukung
lainnya berkenaan dengan kegiatan inovatif terpilih untuk
disampaikan kepada masing-masing Universitas. Tim
Universitas juga melakukan kunjungan lapangan di lokasi
terpilih untuk validasi dan melihat perkembangan terakhir dari
kegiatan inovatif yang disusun menjadi menjadi buku tersebut.
Tentu, banyak pihak yang berkontribusi dalam penyusunan
buku ini, sehingga ucapan terima kasih yang tak terhingga
kepada para pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Buku yang saat ini berada ditangan pembaca ini
diharapkan dapat memberikan inspirasi dan pembelajaran
untuk ditiru atau dikembangkan di desa masing-masing dalam

viii
xii

12-bumdes penggerak ekonomi desa.indd 12


8 1/6/2020 12:17:21
1/12/2020 3:10:38 PM 12-bum
menyelesaikan masalah dan kebutuhan masyarakat. Dengan
demikian, pembangunan desa di Indonesia ke depan, termasuk
pemanfaatan Dana Desa akan semakin berkualitas.
Tidak ada gading yang tidak retak, kekurangan-
kekurangan yang ada dari buku ini diharapkan dapat masukan
dan pendorong buku-buku inovasi pembangunan desa lainnya
yang lebih luas.

Wassalamu’alaikum Wr Wb
Jakarta, Nopember 2019
Kepala Pusdatin

Dr. Ivanovich Agusta, SP., M.Si

ix
xiii

10:38 PM 12-bumdes penggerak


12-bumdes penggerak ekonomi
ekonomi desa.indd
desa.indd 13
9 1/6/2020 12:17:21
1/12/2020 3:10:38 PM
Sambutan Wakil Rektor Bidang Perencanaan,
Kerjasama dan Sistem Informasi
Universitas Mataram

Bismillahirrahmanirrahim
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,
Salam Sejahtera Bagi Kita Semua,
Om Swastyastu, Namo Buddhaya,
Salam Kebajikan.

Salah satu dari program pemerintah yang sudah


dilaksanakan pada periode pemerintahan sebelumnya adalah
“Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat
daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan”
yang bermakna bahwa pembangunan infrastruktur harus
menyentuh masyarakat luas khususnya di kawasan perdesaan.
Dampak dari pelaksanaan program ini sudah mulai dirasakan
dan kini dengan program pemerintah berupa pembangunan
Sumber Daya Manusia (SDM) yang tertuang dalam Visi SDM
Unggul 2019-2024 dijadikan pedoman arah pembangunan
desa dan kawasan oleh Kementerian Desa, Pembangunan
Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi. Pembangunan SDM
Perdesaan merupakan suatu prioritas untuk menjaga

xiv

12-bumdes penggerak ekonomi desa.indd 14 1/12/2020 12:17:21 PM


kesinambungan pembangunan infrastruktur yang sudah
dilakukan, meningkatkan kualitas pengelolaan sumber daya
desa lainnya termasuk pengelolaan Dana Desa.
Program Kementerian Desa, Pembangunan Daerah
Tertinggal, dan Transmigrasi melalui Badan Penelitian dan
Pengembangan, Pendidikan dan Pelatihan, dan Informasi
(Balilatfo) yang dalam hal ini dilakukan oleh Pusat Data dan
Informasi (Pusdatin) adalah menerbitkan 60 Buku Inovasi
Pembangunan Desa yang memuat pengalaman atau praktek-
praktek inovasi pembangunan desa. Program ini merupakan
suatu langkah yang sangat baik dan patut mendapat apresiasi.
Universitas Mataram sebagai salah satu dari 3 Perguruan Tinggi
yang dipercaya untuk terlibat dalam penyusunan 20 buku dari
60 buku tersebut merasa bangga dan mendapat kehormatan
yang luar biasa karena berperan dalam menuangkan kisah-
kisah sukses dan praktek-praktek inovasi yang tersebar
diberbagai desa dalam bentuk buku-buku yang akan dijadikan
contoh dan model yang dapat ditiru dan diterapkan oleh desa-
desa lain di tanah air sesuai dengan karakteristik desa masing-
masing. Diharapkan bahwa Buku Inovasi Pembangunan Desa
yang telah disusun akan memberikan manfaat bagi peningkatan
pengetahuan para pelaku pembangunan perdesaan menjadi
SDM Unggul Perdesaan.

xv

12-bumdes penggerak ekonomi desa.indd 15 1/12/2020 12:17:21 PM


Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,
Semoga Tuhan Memberkati,
Om Shanti Shanti Shanti Om,
Namo Buddhaya,
Salam kebajikan.

Mataram, Nopember 2019


Wakil Rektor Bidang Perencanaan, Kerjasama dan Sistem
Informasi
Universitas Mataram

Yusron Saadi, ST., MSc., PhD.

xvi

12-bumdes penggerak ekonomi desa.indd 16 1/12/2020 12:17:21 PM


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................. viii


SAMBUTAN ........................................................................
viiv
DAFTAR ISI.....................................................................xvii
xvii
PENDAHULUAN ..................................................................1
PENGERTIAN , TUJUAN DAN MANFAAT BUMDESA ............3
TUJUAN DAN MANFAAT PENDIRIAN BUMDESA .................4
PERBEDAAN BUMDESA DENGAN USAHA LAIN ...................7
PENDIRIAN DAN PENGELOLAAN BUMDESA .......................8
PENDIRIAN BUM DESA ............................................... 10
PENGELOLAAN BUM Desa .......................................... 13
PEMBAGUNAN DESA ......................................................... 29
PENGERTIAN ................................................................ 30
KONSEP PEMBANGUNAN EKONOMI PEDESAAN................ 32
PRINSIP PEMBANGUNAN EKONOMI DESA ....................... 34
FAKTOR PENENTU KEBERHASILAN PEMBANGUNAN ......... 36
IMPLEMENTASI PEMBANGUNAN EKONOMI PEDESAAN DI
INDONESIA .................................................................. 38
PEMBERDAYAAN SEBAGAI PROSES PENGEMBANGAN
EKONOMI MASYARAKAT ................................................ 43

xvii

12-bumdes penggerak ekonomi desa.indd 17 1/12/2020 12:17:21 PM


PENGERTIAN ............................................................. 43
STRATEGI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT ................... 47
TUJUAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT ...................... 52
TAHAP-TAHAP PEMBERDAYAAN MASYARAKAT ............. 54
PRINSIP-PRINSIP PEMBERDAYAAN MASYARAKAT ......... 57
MODEL PEMBERDAYAAN EKONOMI ............................. 61
INDIKATOR KEBERHASILAN PEMBERDAYAAN .............. 64
KESEIMBANGAN PERAN DALAM PENGEMBANGAN
EKONOMI .................................................................. 68
POTRET BUMDesa DI BEBERAPA DAERAH .......................... 71
BUMDES DI DESA LEREP, KABUPATEN SEMARANG .......... 73
TINJAUAN UMUM ....................................................... 73
FAKTOR KEBERHASILAN BUMDES GERBANG LENTERA
DESA LEREP .............................................................. 78
BUM DESA KABUPATEN KULON PROGO ( BUM DESA
BINANGUN MITRA SEJAHTERA (BMS) DESA
KARANGWUNI, BUMDESA DI KABUPATEN BANTUL (BUM
DESA DLINGO GIRITAMA) ............................................ 93
PERMASALAHAN DAN SOLUSI PENGEMBANGAN BUMDesa ... 97
PERMASALAHAN PENGEMBANGAN BUM DESA ................. 99
SOLUSI PENGEMBANGAN BUM DESA ............................ 100
PENUTUP ....................................................................... 111
DAFTAR PUSTAKA .......................................................... 117

xviii

12-bumdes penggerak ekonomi desa.indd 18 1/12/2020 12:17:21 PM


PENDAHULUAN

12-bumdes penggerak ekonomi desa.indd 1 1/12/2020 12:17:21 PM


2

12-bumdes penggerak ekonomi desa.indd 2 1/12/2020 12:17:21 PM


PENGERTIAN , TUJUAN DAN MANFAAT
BUMDESA

Pengertian tentang BUMDesa terdapat dalam Pasal


1 ayat (6) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 39
Tahun 2010 Tentang Badan Usaha Milik Desa, yang
menyatakan bahwa BUMDesa adalah usaha desa yang
dibentuk/didirikan oleh pemerintah desa yang kepemilikan
modal dan pengelolaannya dilakukan oleh pemerintah
desa dan masyarakat. Selanjutnya BUMDesa dalam Pasal
78 Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 Tentang
Desa dinyatakan bahwa dalam rangka meningkatkan
pendapatan masyarakat dan desa, Pemerintah Desa
mendirikan Badan Usaha Milik Desa (ayat 1) Pembentukan
Badan Usaha Milik Desa ditetapkan dalam Peratuan Desa
dengan berpedoman pada peraturan perundang-
undangan (ayat 2). Bentuk Badan Usaha Milik Desa harus
berbadan hukum (ayat 3).
Menurut Pusat Kajian Dinamika Sistem
Pembangunan (2007), Badan Usaha Milik Desa
(BUMDesa) adalah lembaga usaha desa yang dikelola oleh
masyarakat dan pemerintahan desa dalam upaya

12-bumdes penggerak ekonomi desa.indd 3 1/12/2020 12:17:21 PM


memperkuat perekonomian desa dan dibentuk
berdasarkan kebutuhan dan potensi desa
Sebagai salah satu lembaga ekonomi yang
beroperasi dipedesaan, BUMDesa harus memiliki
perbedaan dengan lembaga ekonomi pada umumnya. Ini
dimaksudkan agar keberadaan dan kinerja BUMDesa
mampu memberikan kontribusi yang signifikan terhadap
peningkatan kesejahteraan warga desa. Disamping itu,
supaya tidak berkembang sistem usaha kapitalistis di
pedesaan yang dapat mengakibatkan terganggunya nilai-
nilai kehidupan bermasyarakat.

TUJUAN DAN MANFAAT PENDIRIAN BUMDESA

Berdasarkan Pasal 2 Permendesa No, 4/2015,


secara rinci disebutkan bahwa pendirian BUMDesa
bertujuan untuk:
1) Meningkatkan perekonomian Desa;
2) Mengoptimalkan aset desa agar bermanfaat untuk
kesejahteraan desa;
3) Meningkatkan usaha masyarakat dalam
pengelolaan potensi ekonomi desa;

12-bumdes penggerak ekonomi desa.indd 4 1/12/2020 12:17:21 PM


4) Mengembangkan rencana kerja sama usaha antar
desa dan/atau dengan pihak ketiga;
5) menciptakan peluang dan jaringan pasar yang
mendukung kebutuhan layanan umum warga;
6) Membuka lapangan kerja;
7) Meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui
perbaikan pelayanan umum, pertumbuhan dan
pemerataan ekonomi desa; dan
8) Meningkatkan pendapatan masyarakat desa dan
Pendapatan Asli Desa.
BUMDesa memiliki peran yang cukup besar untuk
meningkatkan pertumbuhan ekonomi desa, bila dikelola
secara baik, karena bisa berperan dari hulu hingga hilir.
Peran dari hulu misalnya, BUMDesa bisa berperan untuk
membantu menyalurkan berbagai subsidi pemerintah,
mulai dari subsidi pupuk, benih dan lainnya. Sedangkan di
sektor hilir, BUMDesa bisa jadi pengumpul hasil produksi
yang dihasilkan oleh masyarakat desa. Bahkan, BUMDesa
juga bisa bermitra dengan perbankan untuk menyalurkan
kredit usaha rakyat (KUR) yang kini dikelola oleh
perbankan pemerintah dan sebagian perbankan swasta.

12-bumdes penggerak ekonomi desa.indd 5 1/12/2020 12:17:21 PM


BUMDesa, juga bisa berperan sebagai pengelola keuangan
inklusif seperti usaha simpan pinjam yang bila dikelola
dengan baik, bisa meningkatkan pendapatan yang cukup
baik, BUMDesa bisa menjadi sarana pembayaran air, listrik
dan gas.
Berdasarkan tujuan pendirian BUMDesa diatas,
maka secara garis besar BUMDesa memiliki 2 manfaat
yaitu komersil dan pelayanan publik.
1. Komersil
Sebagai lembaga komersil BUM Desa mampu
membuka ruang lebih luas untuk masyarakat
meningkatkan penghasilan dan juga membuka
lapangan pekerjaan untuk masyarakat desa.
pemuda desa yang memiliki potensi akan
memperoleh pekerjaan di desa sehingga
mengurangi urbanisasi .
2. Pelayanan publik
BUMDesa tidak hanya bergerak dibidang bisnis
saja, tetapi BUMDesa juga harus berkepentingan
untuk memenuhi kebutuhan masyarakat melalui
kontribusinya dibidang pelayanan sosial.

12-bumdes penggerak ekonomi desa.indd 6 1/12/2020 12:17:22 PM


PERBEDAAN BUMDESA DENGAN USAHA LAIN

Ciri utama yang membedakan BUMDesa dengan


lembaga ekonomi komersial sebagai berikut (Maryunani,
2008:51):
1) Modal usaha bersumber dari desa (51%) dan
dari masyarakat (49%) melalui penyertaan modal
(saham atau andil);
2) Badan usaha ini dimiliki oleh desa dan dikelola
secara bersama;
3) Dijalankan dengan berdasarkan asas kekeluargaan
dan kegotongroyongan serta berakar dari tata nilai
yang berkembang dan hidup dimasyarakat (local
wisdom).
4) Bidang usaha yang dijalankan didasarkan pada
pengembangan potensi desa secara umum dan
hasil informasi pasar yang menopang kehidupan
ekonomi masyarakat.
5) Tenaga kerja yang diberdayakan dalam BUMDesa
merupakan tenaga kerja potensial yang ada di desa

12-bumdes penggerak ekonomi desa.indd 7 1/12/2020 12:17:22 PM


6) Keuntungan yang diperoleh ditujukan untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa dan
atau penyerta modal
7) Pengambilan keputusan dan penyelesaian masalah
dilakukan melalui musyarwarah desa
8) Peraturan-peraturan BUMDesa dijalankan sebagai
kebijakan desa (village policy)
9) Difasilitasi oleh Pemerintah, Pemprov, Pemkab, dan
Pemdes;
10)Pelaksanaan kegiatan BUMDesa diawasi secara
bersama(Pemdes, BPD, anggota).

PENDIRIAN DAN PENGELOLAAN BUMDESA

Desa merupakan lingkup organisasi atau susunan


pemerintahan terkecil dan lebih dekat dengan masyarakat
mempunyai peran penting dalam menjalankan otonomi
yang diamanatkan oleh konstitusi sebagai jalan menuju
rakyat yang sejahtera. Dari sinilah dapat ditentukan
keberhasilan pemerintah dalam pembangunan baik itu dari
tingkat Daerah maupun Pusat. Melalui tugas pembantuan
yang diberikan kepada Pemerintah Desa, kemudian

12-bumdes penggerak ekonomi desa.indd 8 1/12/2020 12:17:22 PM


menyalurkan program pembangunan tersebut kepada
masyarakat. Dalam Undang-Undang Desa telah
disebutkan bahwa: Desa merupakan desa dan desa adat
atau yang disebut dengan nama lain, selanjutnya disebut
desa adalah kesatuan hukum memiliki batas wilayah yang
berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan
pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat
berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal-usul, dan/atau
hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem
Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Untuk mewujudkan tujuan dan kewenangan
pemerintahan desa dalam mengatur dan mengurus
kepentingan masyarakatnya, desa perlu melakukan
berbagai strategi. Strategi ini penting agar alokasi, potensi
dan sumber daya yang ada di desa dapat diefektifkan
untuk mendukung perwujudan pembangunan desa.
Dimana pembangunan desa diupayakan untuk dapat
meningkatkan kualitas hidup dan kehidupan untuk
sebesar-besarnya kesejahteraan masyarakat desa.
Salah satu strategi pemerintah desa dalam upaya
mewujudkan kesejahteraan masyarakat di bidang

12-bumdes penggerak ekonomi desa.indd 9 1/12/2020 12:17:22 PM


perekonomian adalah dengan mendirikan BUMDes Dimana
lembaga ini disesuaikan dengan kebutuhan dan potensi
desa.

PENDIRIAN BUM DESA

Pasal 4 Permendes Nomor 4 Tahun 2015 di


sebutkan bahwa Desa dapat mendirikan BUM Desa
dengan mempertimbangkan:
1) inisiatif Pemerintah Desa dan/atau masyarakat
Desa;
2) potensi usaha ekonomi Desa;
3) sumberdaya alam di Desa;
4) sumberdaya manusia yang mampu mengelola BUM
Desa; dan
5) penyertaan modal dari Pemerintah Desa dalam
bentuk pembiayaan dan kekayaan Desa yang
diserahkan untuk dikelola sebagai bagian dari
usaha BUM Desa.
Pendirian BUM Desa disepakati melalui Musyawarah
Desa, sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Desa,
Pembangunan Daerah Tertingggal, dan Transmigrasi

10

12-bumdes penggerak ekonomi desa.indd 10 1/12/2020 12:17:22 PM


tentang Pedoman Tata Tertib dan Mekanisme
Pengambilan Keputusan Musyawarah Desa. Pokok
bahasan yang dibicarakan dalam Musyawarah Desa
meliputi :
a. Pendirian BUM Desa sesuai dengan kondisi ekonomi
dan sosial budaya masyarakat;
b. Organisasi pengelola BUM Desa;
c. Modal usaha BUM Desa; dan
d. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga BUM
Desa.
Hasil kesepakatan Musyawarah Desa menjadi
pedoman bagi Pemerintah Desa dan Badan
Permusyawaratan Desa untuk menetapkan Peraturan
Desa tentang Pendirian BUM Desa. Secara Skematis alur
Pendirian BUM Desa seperti terlihat pada gambar 1
berikut:

11

12-bumdes penggerak ekonomi desa.indd 11 1/12/2020 12:17:22 PM


Gambar 1. Alur Pendirian BUM Desa
(diolah dari Permendes PDTT No,4 /2015, Bab II Pendirian BUM
Desa, Pasl 6)

Dalam rangka kerja sama antar-Desa dan


pelayanan usaha antar-Desa dapat dibentuk BUM Desa
bersama yang merupakan milik 2 (dua) Desa atau lebih.
Pendirian BUM Desa bersama disepakati melalui
Musyawarah antar-Desa yang difasilitasi oleh badan kerja
sama antar-Desa yang terdiri dari:
1. Pemerintah Desa;
2. Anggota Badan Permusyawaratan Desa;

12

12-bumdes penggerak ekonomi desa.indd 12 1/12/2020 12:17:22 PM


3. Lembaga Kemasyarakatan Desa;
4. Lembaga Desa Lainnya; dan
5. Tokoh Masyarakat dengan mempertimbangkan
keadilan gender.

PENGELOLAAN BUM Desa

Seperti halnya pendirian BUM Desa, pengelolaan


BUM Desa juga mengacu kepada Peraturan Kemendes
No.4 Tahaun 2004. Dalam peraturan tersebut,
pengelolaan BUM Desa meliputi bentuk organisasi,
Organisasi Pengelola BUM Desa, Modal BUM Desa ,
Klasifikasi Jenis Usaha BUM Desa.

1. Bentuk Organisasi BUM Desa

BUM Desa dapat terdiri dari unit-unit usaha yang


berbadan hukum. Unit usaha tersebut berbadan hukum
yang dapat berupa lembaga bisnis yang kepemilikan
sahamnya berasal dari BUM Desa dan masyarakat. Dalam
hal BUM Desa tidak mempunyai unit-unit usaha yang
berbadan hukum, bentuk organisasi BUM Desa didasarkan
pada Peraturan Desa tentang Pendirian BUM Desa,

13

12-bumdes penggerak ekonomi desa.indd 13 1/12/2020 12:17:22 PM


BUM Desa dapat membentuk unit usaha meliputi:
a) Perseroan Terbatas sebagai persekutuan modal,
dibentuk berdasarkan perjanjian, dan melakukan
kegiatan usaha dengan modal yang sebagian
besar dimiliki oleh BUM Desa, sesuai dengan
peraturan perundang undangan tentang
Perseroan Terbatas; dan
b) Lembaga Keuangan Mikro dengan andil BUM Desa
sebesar 60 (enam puluh) persen, sesuai dengan
peraturan perundang-undangan tentang lembaga
keuangan mikro.

2. Organisasi Pengelola BUM Desa

Mengacu pada pasal 9 Permendes Nomor 4 Tahun


2015, Organisasi pengelola BUM Desa terpisah dari
organisasi Pemerintahan Desa. Susunan kepengurusan
organisasi pengelola BUM Desa terdiri dari:
1. Penasihat;
2. Pelaksana Operasional; dan
3. Pengawas.

14

12-bumdes penggerak ekonomi desa.indd 14 1/12/2020 12:17:22 PM


Gambar 2. Struktur Organisasi BUM Desa
(diolah dari Permendes PDTT No,4 /2015)

Untuk penamaan susunan kepengurusan organisasi


dapat menggunakan penyebutan nama setempat yang
dilandasi semangat kekeluargaan dan kegotongroyongan.
Penasihat dijabat oleh Kepala Desa yang memiliki
kewajiban :
a. Memberikan nasihat kepada Pelaksana Operasional
dalam melaksanakan pengelolaan BUM Desa;
b. Memberikan saran dan pendapat mengenai
masalah yang dianggap penting bagi pengelolaan
BUM Desa; dan

15

12-bumdes penggerak ekonomi desa.indd 15 1/12/2020 12:17:22 PM


c. Mengendalikan pelaksanaan kegiatan pengelolaan
BUM Desa.
Disamping memiliki kewajiban, penasehat juga
diberikan wewenang yaitu:
a) Meminta penjelasan dari Pelaksana Operasional
mengenai persoalan yang menyangkut pengelolaan
usaha Desa; dan
b) Melindungi usaha Desa terhadap hal-hal yang dapat
menurunkan kinerja BUM Desa.
Pelaksana Operasional mempunyai tugas mengurus
dan mengelola BUM Desa sesuai dengan Anggaran Dasar
dan Anggaran Rumah Tangga.
Kewajiban pelaksana operasional meliputi:
1. Melaksanakan dan mengembangkan BUM Desa
agar menjadi lembaga yang melayani kebutuhan
ekonomi dan/atau pelayanan umum masyarakat
Desa;
2. Menggali dan memanfaatkan potensi usaha
ekonomi Desa untuk meningkatkan Pendapatan Asli
Desa; dan

16

12-bumdes penggerak ekonomi desa.indd 16 1/12/2020 12:17:22 PM


3. Melakukan kerjasama dengan lembaga-lembaga
perekonomian Desa lainnya.
Pelaksana Operasional juga berwenang:
1. membuat laporan keuangan seluruh unit-unit usaha
BUM Desa setiap bulan;
2. membuat laporan perkembangan kegiatan unit-unit
usaha BUM Desa setiap bulan;
3. memberikan laporan perkembangan unit-unit
usaha BUM Desa kepada masyarakat Desa melalui
Musyawarah Desa sekurang-kurangnya 2 (dua) kali
dalam 1 (satu) tahun.
Untuk melaksanakan kewajibannya, Pelaksana
Operasional dapat menunjuk Anggota Pengurus sesuai
dengan kapasitas bidang usaha, khususnya dalam
mengurus pencatatan dan administrasi usaha dan fungsi
operasional bidang usaha. Pelaksana Operasional dapat
dibantu karyawan sesuai dengan kebutuhan dan harus
disertai dengan uraian tugas berkenaan dengan tanggung
jawab, pembagian peran dan aspek pembagian kerja
lainnya.

17

12-bumdes penggerak ekonomi desa.indd 17 1/12/2020 12:17:22 PM


Untuk menjadi Pelaksana Operasional harus
memenuhi persyaratan yang meliputi:
1. Masyarakat Desa yang mempunyai jiwa wirausaha;
2. Berdomisili dan menetap di Desa sekurang-
kurangnya 2 (dua) tahun;
3. Berkepribadian baik, jujur, adil, cakap, dan
perhatian terhadap usaha ekonomi Desa; dan
4. Pendidikan minimal setingkat SMU/Madrasah
Aliyah/SMK atau sederajat;
Pelaksana Operasional dapat diberhentikan dengan
alasan:
a. Meninggal dunia;
b. Telah selesai masa bakti sebagaimana diatur dalam
anggaran dasar dan anggaran rumah tangga bum
desa;
c. Mengundurkan diri;
d. Tidak dapat melaksanakan tugas dengan baik
sehingga menghambat perkembangan kinerja bum
desa;
e. Terlibat kasus pidana dan telah ditetapkan sebagai
tersangka.

18

12-bumdes penggerak ekonomi desa.indd 18 1/12/2020 12:17:23 PM


Sebagai badan Usaha, BUM Desa juga diperlukan
Pengawas hal ini dimaksudkan untuk mewakili
kepentingan masyarakat. Susunan kepengurusan
Pengawas terdiri dari:
a) Ketua;
b) Wakil Ketua merangkap anggota;
c) Sekretaris merangkap anggota;
d) Anggota.
Pengawas mempunyai kewajiban menyelenggara
kan Rapat Umum untuk membahas kinerja BUM Desa
sekurang-kurangnya 1 (satu) tahun sekali. Pengawas
berwenang menyelenggarakan Rapat Umum Pengawas
untuk:
1. Pemilihan dan pengangkatan pengurus;
2. Penetapan kebijakan pengembangan kegiatan
usaha dari bum desa; dan
3. Pelaksanaan pemantauan dan evaluasi terhadap
kinerja pelaksana operasional.

19

12-bumdes penggerak ekonomi desa.indd 19 1/12/2020 12:17:23 PM


KETUA

WAKIL KETUA

SEKRETARIS

ANGGOTA

Gambar 3. Struktur Organisasi Pengawas


(diolah dari Permendes PDTT No,4 /2015)

Masa bakti Pengawas diatur dalam Anggaran Dasar


dan Anggaran Rumah Tangga BUM Desa. Susunan
kepengurusan BUM Desa dipilih oleh masyarakat Desa
melalui Musyawarah Desa sesuai dengan ketentuan dalam
Peraturan Menteri tentang Pedoman Tata Tertib dan
Mekanisme Pengambilan Keputusan Musyawarah Desa.

20

12-bumdes penggerak ekonomi desa.indd 20 1/12/2020 12:17:23 PM


3. Modal BUMDesa

Modal awal BUM Desa bersumber dari APB Desa.


Modal BUM Desa terdiri atas: a. penyertaan modal Desa;
dan b. penyertaan modal masyarakat Desa.
Penyertaan modal Desa terdiri atas:
1. Hibah dari pihak swasta, lembaga sosial ekonomi
kemasyarakatan dan/atau lembaga donor yang
disalurkan melalui mekanisme APB Desa;
2. Bantuan Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi,
dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota yang
disalurkan melalui mekanisme APB Desa;
3. Kerjasama usaha dari pihak swasta, lembaga sosial
ekonomi kemasyarakatan dan/atau lembaga donor
yang dipastikan sebagai kekayaan kolektif Desa dan
disalurkan melalui mekanisme APB Desa;
4. Aset Desa yang diserahkan kepada APB Desa sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
tentang Aset Desa.

21

12-bumdes penggerak ekonomi desa.indd 21 1/12/2020 12:17:23 PM


2. BANTUAN
1. HIBAH
PEMERINTAH

Modal
BUMDesa

4. BANTUAN 3. BANTUAN
PEMERINTAH PEMERINTAH

Gambar 4. Modal BUM Desa


(diolah dari Permendes PDTT No,4 /2015)

Penyertaan modal masyarakat Desa berasal dari


tabungan masyarakat dan atau simpanan masyarakat.

4. Klasifikasi Jenis Usaha BUM Desa

BUM Desa dapat menjalankan bisnis sosial (social


business) sederhana yang memberikan pelayanan
umum(serving) kepada masyarakat dengan memperoleh
keuntungan finansial (Pasal 19 (1), Permendes No.4 2015)
Unit usaha dalam BUM Desa dapat memanfaatkan sumber
daya lokal dan teknologi tepat guna, yang meliputi (Pasal
19 (2) Permendes No.4 2015) :
1. Air minum Desa;

22

12-bumdes penggerak ekonomi desa.indd 22 1/12/2020 12:17:23 PM


2. Usaha listrik Desa;
3. Lumbung pangan; dan
4. Sumber daya lokal dan teknologi tepat guna
lainnya.
BUM Desa dapat menjalankan bisnis penyewaan
(renting) barang untuk melayani kebutuhan masyarakat
Desa dan ditujukan untuk memperoleh Pendapatan Asli
Desa. Unit usaha dalam BUM Desa dapat menjalankan
kegiatan usaha penyewaan meliputi:
a. Alat transportasi;
b. Perkakas pesta;
c. Gedung pertemuan;
d. Rumah toko;
e. Tanah milik BUM Desa; dan
f. Barang sewaan lainnya.
BUM Desa dapat menjalankan usaha perantara
(brokering) yang memberikan jasa pelayanan kepada
warga. Unit usaha dalam BUM Desa dapat menjalankan
kegiatan usaha perantara yang meliputi: a. jasa
pembayaran listrik; b. pasar Desa untuk memasarkan

23

12-bumdes penggerak ekonomi desa.indd 23 1/12/2020 12:17:23 PM


produk yang dihasilkan masyarakat; dan c. jasa pelayanan
lainnya.
BUM Desa dapat menjalankan bisnis yang
berproduksi dan/atau berdagang (trading) barang-barang
tertentu untuk memenuhi kebutuhan masyarakat maupun
dipasarkan pada skala pasar yang lebih luas. Unit usaha
dalam BUM Desa dapat menjalankan kegiatan
perdagangan (trading) meliputi: a. pabrik es; b. pabrik
asap cair; c. hasil pertanian; d. sarana produksi pertanian;
e. sumur bekas tambang; dan f. kegiatan bisnis produktif
lainnya.
BUM Desa dapat menjalankan bisnis keuangan
(financial business) yang memenuhi kebutuhan usaha-
usaha skala mikro yang dijalankan oleh pelaku usaha
ekonomi Desa. Unit usaha dalam BUM Desa sebagaimana
dapat memberikan akses kredit dan peminjaman yang
mudah diakses oleh masyarakat Desa.
BUM Desa dapat menjalankan usaha bersama
(holding) sebagai induk dari unit-unit usaha yang
dikembangkan masyarakat Desa baik dalam skala lokal
Desa maupun kawasan perdesaan. Unit-unit usaha dapat

24

12-bumdes penggerak ekonomi desa.indd 24 1/12/2020 12:17:23 PM


berdiri sendiri yang diatur dan dikelola secara sinergis oleh
BUM Desa agar tumbuh menjadi usaha bersama.
Unit usaha dalam BUM Desa sebagaimana dapat
menjalankan kegiatan usaha bersama meliputi:
a. Pengembangan kapal Desa berskala besar untuk
mengorganisasi nelayan kecil agar usahanya
menjadi lebih ekspansif;
b. Desawisata yang mengorganisir rangkaian jenis
usaha dari kelompok masyarakat;dan
c. Kegiatan usaha bersama yang mengkonsolidasikan
jenis usaha lokal lainnya.

25

12-bumdes penggerak ekonomi desa.indd 25 1/12/2020 12:17:23 PM


Air minum Desa;
Usaha penyewaan Usaha listrik Desa;
(social business) Lumbung pangan; dan
Sumber daya lokal dan teknologi
tepat guna lainnya.

Air minum Desa;


Usaha listrik Desa;
Bisnis sosial (social
Lumbung pangan; dan
business) Sumber daya lokal dan teknologi
tepat guna lainnya.

Air minum Desa;


Usaha perantara Usaha listrik Desa;
(brokering) Lumbung pangan; dan
Sumber daya lokal dan teknologi
tepat guna lainnya.

Air minum Desa;


Berdagang Usaha listrik Desa;
(trading) Lumbung pangan; dan
Sumber daya lokal dan teknologi
tepat guna lainnya.

Air minum Desa;


Bisnis keuangan Usaha listrik Desa;
(financial business) Lumbung pangan; dan
Sumber daya lokal dan teknologi
tepat guna lainnya.

Air minum Desa;


Usaha bersama
Usaha listrik Desa;
(holding) Lumbung pangan; dan
Sumber daya lokal dan teknologi
tepat guna lainnya.

Gambar 5. Klasifikasi Usaha BUMDEsa

26

12-bumdes penggerak ekonomi desa.indd 26 1/12/2020 12:17:24 PM


5. Strategi Pengelolaan BUM Desa

Strategi pengelolaan BUM Desa bersifat bertahap


dengan mempertimbangkan perkembangan dari inovasi
yang dilakukan oleh BUM Desa, yaitu meliputi:
a. Sosialisasi dan pembelajaran tentang BUM Desa;
b. Pelaksanaan Musyawarah Desa dengan pokok
bahasan tentang BUM Desa;
c. Pendirian BUM Desa: yang menjalankan bisnis
sosial (social business) dan bisnis penyewaan
(renting);
d. Analisis kelayakan usaha BUM Desa yang
berorientasi pada usaha perantara (brokering),
usaha bersama (holding), bisnis sosial (social
business), bisnis keuangan (financial business) dan
perdagangan (trading), bisnis penyewaan (renting)
mencakup aspek teknis dan teknologi, aspek
manajemen dan sumberdaya manusia, aspek
keuangan, aspek sosial budaya, ekonomi, politik,
lingkungan usaha dan lingkungan hidup, aspek
badan hukum, dan aspek perencanaan usaha;

27

12-bumdes penggerak ekonomi desa.indd 27 1/12/2020 12:17:24 PM


e. Pengembangan kerjasama kemitraan strategis
dalam bentuk kerjasama BUM Desa antar Desa atau
kerjasama dengan pihak swasta, organisasi sosial-
ekonomi kemasyarakatan, dan/atau lembaga
donor;
f. Diversifikasi usaha dalam bentuk BUM Desa yang
berorientasi pada bisnis keuangan (financial
business) dan usaha bersama (holding).

28

12-bumdes penggerak ekonomi desa.indd 28 1/12/2020 12:17:24 PM


PEMBAGUNAN
DESA

29

12-bumdes penggerak ekonomi desa.indd 29 1/12/2020 12:17:24 PM


30

12-bumdes penggerak ekonomi desa.indd 30 1/12/2020 12:17:24 PM


PENGERTIAN

Menurut (Sutoro, 2015), pembangunan desa


merupakan suatu upaya yang dilakukan demi peningkatan
kualiatas hidup dan kehidupan masyarakat di suatu daerah
dimana pembangunan desa dilakukan oleh seluruh lapisan
baik pemerintah maupun masyarakat.
Suatu negara dapat dikatakan makmur ketika
pembangunan ekonominya berlangsung lancar. Tidak
hanya di wilayah perkotaan, pembangunan ekonomi juga
selayaknya dilakukan di wilayah pedesaan. Pembangunan
nasional bisa dikatakan lancar bila mampu mencakup
tingkat yang paling bawah, yakni di pedesaan. Hanya saja,
pembangunan nasional di Indonesia hingga saat ini masih
tampak mengalami ketimpangan. Satu wilayah terlihat
lebih maju, sementara wilayah lainnya terlihat jauh
tertinggal.
Ketimpangan pembangunan ekonomi yang terjadi
antara wilayah desa dan kota ini agaknya sudah bukan
rahasia lagi. Kondisi ini telah berlangsung sejak pasa
kemerdekaan di Indonesia, dan sayangnya, masih terus
berlangsung hingga sekarang.

31

12-bumdes penggerak ekonomi desa.indd 31 1/12/2020 12:17:24 PM


Ada banyak faktor penyebab ketimpangan
ekonomi. Institute for Development of Economics and
Finance (INDEF) menyatakan bahwa pertumbuhan
ekonomi yang belum merata ini disebabkan oleh beberapa
faktor, seperti :
1. Ketimpangan pembangunan infrastruktur
2. Ketimpangan kualitas SDM
3. Ketimpangan sumber energi yang terpusat (Atmojo
dkk, 2017 : 127).
Dengan latar belakang masalah ini, maka terdapat
tugas penting yang diemban pemerintah, yakni untuk
mengatasi masalah ketimpangan pembangunan ini. Salah
satu strateginya adalah dengan menaruh porsi yang besar
dalam pembangunan ekonomi pedesaan.
Pemerintah pun telah menyadari betapa pentingnya
upaya untuk melaksanakan pembangunan ekonomi
pedesaan secara tepat. Pembangunan pedesaan akan
mampu mendukung suksesnya pembangunan nasional
secara menyeluruh.

32

12-bumdes penggerak ekonomi desa.indd 32 1/12/2020 12:17:24 PM


KONSEP PEMBANGUNAN EKONOMI PEDESAAN

Untuk memahami lebih lanjut tenatang konsep


pembangunan ekonomi, alangkah lebih baiknya bila kita
terlebih dahulu memahami definisi pembangunan. Definisi
pembangunan bisa dipahami sebagai suatu proses
perbaikan kondisi hidup dari seluruh populasi yang tinggal
di wilayah atau negara tertentu.
Adapun pengertian pembangunan pedesaan adalah
suatu perbaikan yang terjadi secara menyeluruh terhadap
kondisi kehidupan sosial dan ekonomi di wilayah
pedesaan. Pembangunan pedesaan dilakukan sebagai
upaya peningkatan pertumbuhan ekonomi yang secara
bersamaan meningkatkan distribusi pendapatan di antara
penduduk desa (de Haen, 1982 dalam Almsdi, 2013).
Istilah pembangunan ekonomi pedesaan seringkali
diidentikkan dengan pembangunan pertanian. Ini
dikarenakan kebanyakan pedesaan, terutama yang ada di
wilayah negara-negara berkembang, mayoritas
penduduknya hidup dari sektor pertanian. Karena
mayoritas penduduk bergantung pada sektor pertanian, ini
membuat pembangunan yang dilakukkan seringkali

33

12-bumdes penggerak ekonomi desa.indd 33 1/12/2020 12:17:24 PM


mengarah pada sektor pertanian. Padahal, pembangunan
pertanian tidaklah sama dengan pembangunan pedesaan.
Pembangunan pedesaan memiliki cakupan yang
lebih luas dari sekedar pembangunan pertanian. Adapun
pembangunan pedesaan ini harus disesuaikan dengan
kondisi masing-masing wilayah. Pengertian desa juga
dapat dilihat dari segi undang-undang. Berdasarkan UU
No. 06 Tahun 2014 tentang Desa, pengertian desa yakni:
“Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki
batas-batas wilayah dan memiliki kewenangan untuk
mengatur serta mengurus kepentingan masyarakat
setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem Negara
Kesatuan Republik Indonesia”.
Pengertian desa lainnya juga diungkapkan oleh
Adisasmita (2006, h.4) yang menyatakan bahwa
pembangunan desa merupakan keseluruhan kegiatan
pembangunan yang berlangsung di desa, meliputi seluruh
aspek kehidupan masyarakatnya, dan dilaksanakan secara
terpadu dengan jalan pengembangan swadaya gotong-
royong.

34

12-bumdes penggerak ekonomi desa.indd 34 1/12/2020 12:17:24 PM


PRINSIP PEMBANGUNAN EKONOMI DESA

Sudah bukan hal yang baru jika masyarakat


pedesaan cenderung lebih terbelakang dari pada
masyarakat perkotaan, dalam berbagai hal. Misalnya saja
dari segi ekonomi, teknologi, pendidikan, serta politik di
desa yang cenderung lebih tertinggal dari pada di wilayah
perkotaan.
Kondisi ini juga menjadi penyebab terjadinya aliran
tenaga kerja dari desa ke kota yang berlangsung secara
masif. Masyarakat desa memang sering dirundung
masalah kemiskinan dan keterbelakangan. Ini sebabnya,
diperlukan adanya pembangunan ekonomi pedesaan yang
bisa mengatasi berbagai permasalah ini.
Adapun tujuan dari diadakannya pembangunan
ekonomi desa yakni untuk menciptakan suatu lingkungan
yang memungkinkan masyarakatnya dapat menikmati
kehidupan yang kreatif, sehat dan juga memiliki angka
harapan hidup yang tinggi.
Untuk mewujudkan tujuan tersebut, terdapat
prinsip-prinsip pembangunan ekonomi pedesaan, yang
meliputi (Almasdi, dkk 2013):

35

12-bumdes penggerak ekonomi desa.indd 35 1/12/2020 12:17:25 PM


1. Transparansi (Keterbukaan). Harus ada
transparansi dalam hal pengelolaan pembangunan,
termasuk dalam hal pendanaan, pemilihan kader,
pembangunan sistem, pelaksanaan program, dan
lain sebagainya.
2. Partisipasi. Dibutuhkan partisipasi aktif dari seluruh
elemen masyarakat desa.
3. Dapat Dinikmati Masyarakat. Sasaran dari
pembangunan ekonomi harus sesuai sehingga
hasilnya bisa dinikmati oleh keseluruhan
masyarakat.
4. Dapat Dipertanggungjawabkan (Akuntabilitas).
Proses perencanaan, pelaksaan dan evaluasi yang
dilakukan harus bisa dipertanggungjawabkan,
dalam arti tidak terjadi penyimpangan.
5. Berkelanjutan (Sustainable). Program yang
dirancang harus dapat berlangsung secara terus
menerus atau berkelanjutan, sehingga peningkatan
kesejahteraan masyarakat desa berlangsung
permanan, dan bukan hanya pada satu waktu saja.

36

12-bumdes penggerak ekonomi desa.indd 36 1/12/2020 12:17:25 PM


FAKTOR PENENTU KEBERHASILAN
PEMBANGUNAN

Suatu pembangunan bisa berhasil atau tidak


bergantung pada faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Dalam hal pembangunan ekonomi pedesaan, beberapa
faktor yang menjadi penentu keberhasilannya, meliputi
(Murdani, 2018):
1) Ketersediaan sumber daya alam
2) Akumulasi modal
3) Organisasi
4) Kemajuan teknologi
5) Pembagian kerja
6) Skala produksi
7) Faktor sosial
8) Faktor manusia
9) Faktor politik dan administrasi
Dimensi pembangunan ekonomi pedesaan ini juga
mencakup hal yang cukup luas, meliputi :
Ekonomi : produksi, produktivitas, pendapatan
a. Sosial : kesetaraan, keadilan, ketahanan pangan,
pengentasan kemiskinan

37

12-bumdes penggerak ekonomi desa.indd 37 1/12/2020 12:17:25 PM


b. Manusia : pendidikan, kesehatan, kesetaraan
gender, hak asasi
c. Budaya : nilai budaya asli dengan nilai budaya asin,
perubahan budaya selama proses pembangunan
d. Politik : partisipasi berbagai macam kelompok sosial
ekonomi dalam pembuatan keputusan politik di
berbagai level yang berbeda, perubahan dalam
struktur pemerintahan politik.
e. Teknologi : perubahan teknologi yang digunakan di
dalam masyarakat
f. Lingkungan: penggunaan sumber daya alam yang
tidak merugikan generasi sekarang maupun yang
akan datang, perlindungan air, keanekaragaman
hayati, iklim.
g. Sejarah : perubahan di masa mendatang yang
tergantung pada kondisi awal atau sekarang.
Dimensi pembangunan ekonomi ini memang
mencakup hal yang sangat luas, mengingat proses dan
dampaknya pun juga berlaku secara menyeluruh dalam
kehidupan masyarakat di wilayah pembangunan tersebut.

38

12-bumdes penggerak ekonomi desa.indd 38 1/12/2020 12:17:25 PM


Karenanya, dimensi pembangunan ini juga harus
dibangun dengan saling bersinergi satu sama lain.
Antar satu dimensi dengan lainnya harus bisa saling
melengkapi, dan saling mendukung. Hal ini akan
membantu tercapainya tujuan pembangunan ekonomi
yang ditargetkan.

IMPLEMENTASI PEMBANGUNAN EKONOMI


PEDESAAN DI INDONESIA

Pembangunan ekonomi pedesaan di Indonesia


harus dilakukan dengan cara yang menyeluruh, dan harus
pula berpihak pada rakyat. Untuk mewujudkannya,
dibutuhkan rangkaian kebijakan, strategi, serta sistem
ekonomi yang sistematis.
Berbagai kebijakan yang dilakukan harus berorientasi
pada kepentingan rakyat, dan mampu mendorong
produktivitas rakyat, serta peningkatan pertumbuhan
ekonomi masyarakatnya. Implementasi pembangunan
ekonomi pedesaan ini harus disertai peran pemerintah
dalam beberapa hal.

39

12-bumdes penggerak ekonomi desa.indd 39 1/12/2020 12:17:25 PM


Menurut pemerintah Kabupaten Banjar, berikut
adalah peran pemerintah seharusnya dalam implementasi
pembangunan ekonomi di pedesaan (Murdani, 2018):
a. Membangun jaringan penyuluhan serta pembinaan
yang sifatnya berkelanjutan, terorganisir dan tepat
sasaran.
b. Membangun lahan pertanian, perikanan,
peternakan, usaha kecil dan menengah, yang
disesuaikan dengan karakteristik desa masing-
masing.
c. Membangun dan memperbaiki saluran irigasi
dengan jalan memanfaatkan alam sekitar, tanpa
harus merusak lingkungan.
d. Membangun jaringan pemasaran hasil produksi
dengan jalan memberdayakan koperasi secara
mandiri dan professional.
Pembangunan ekonomi yang dilakukan dengan
jalan pemberdayaan dan pengembangan adalah langkah
efektif untuk turut meningkatkan kesejahteraan
masyarakat desa. Hal ini sekaligus dapat memunculkan
potensi ekonomi berbasis masyarakat.

40

12-bumdes penggerak ekonomi desa.indd 40 1/12/2020 12:17:25 PM


Untuk pelaksanaannya, dibutuhkan dukungan
pemerintah yang cukup besar. Hal ini sebagaimana yang
dimaksudkan dalam Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014
Tentang Desa yang kini menganut sistem desentralisasi
birokrasi. Dalam sistem desentralisasi birokrasi ini,
terdapat perubahan yang cukup baik yang ditujukan agar
kebijakan-kebijakan dapat tersalurkan secara tepat guna
dan tepat sasaran, sehingga pada akhirnya dapat
membantu mengurangi masalah-masalah yang ada.
Di Indonesia sendiri, upaya pembangunan di
tingkat desa sudah digulirkan sejak lama. Salah satu
upayanya dapat dilihat dari adanya bantuan pemerintah
berupa alokasi dana desa. Dana desa ini diambil dari 10%
dana APBD, dan telah dilakukan sejak terbitnya Undang-
Undang Nomer 6 tahun 2014 tentang Desa. Melalui
undang-undang ini pula, pembangunan desa bisa
dilakukan dengan dana desa. Masing –masing desa harus
mampu mengelola dana desa yang diberikan dengan
seefektif dan seefisien mungkin. Dana harus tepat guna
dan tepat sasaran.

41

12-bumdes penggerak ekonomi desa.indd 41 1/12/2020 12:17:25 PM


Desa diberikan wewenang yang lebih luas untuk
memanfaatkan dana desa ini demi sepenuhnya
kemakmuran dan kemajuan desanya. Wewenang ini
diberikan kepada masing-masing desa karena masing-
masing desa tentunya memiliki potensi yang berbeda dan
kebijakannya harus disesuaikan dengan kondisi desa
masing-masing.
Pemberlakuan otonomi daerah dianggap dapat
lebih efektif untuk membangun sebuah daerah. Sebab,
melalui otonomi daerah, pembangunan suatu daerah akan
dapat berjalan dengan baik. Pembangunan infrastruktur
juga bisa lebih merata dan dapat dirasakan langsung oleh
masyarakat.
Setelah terbitnya UU No 6 Tahun 2014 tentang
Desa, maka desa mendapatkan kewenangan dalam
mengurus urusan rumah tangganya sendiri, seperti dalam
masalah pengelolaan dana desa. Adapun tujuan dari
pemberian dana desa ini adalah agar mampu menciptakan
pemerataan pembangunan infrastruktur yang ada di
setiap desa, sehingga pembangunan bukan hanya
dikendalikan pada tingkat kabupaten/ kota saja.

42

12-bumdes penggerak ekonomi desa.indd 42 1/12/2020 12:17:25 PM


Idealnya, dana desa diharapkan bisa membantu
pemerintah desa untuk mewujudkan kebijakan dan
pembangunan infrastrukturnya. Pada akhirnya, hal ini bisa
membantu peningkatan kesejahteraan masyarakat desa,
yang pada umumnya dianggap masih jauh dari kata
sejahtera bagi pemerintah pusat.
Kebijakan ini sekaligus menunjukkan adanya
perhatian khusus yang diberikan oleh pemerintah pusat
terhadap masyarakat yang tinggal di pedesaan. Masing-
masing desa yang kini memiliki otonomi sendiri diharapkan
lebih mampu dalam menghadapi masalah-masalah yang
menghambat proses perubahan masyarakat desa untuk
mendukung pembangunan nasional.
Pembangunan nasional diharapkan bisa terwujud
secara merata dengan majunya pula wilayah pedesaan.
Diharapkan, dana desa mampu menciptakan bidang
ekonomi berbasis masyarakat yang membantu
meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya secara
menyeluruh di berbagai bidang lain.

43

12-bumdes penggerak ekonomi desa.indd 43 1/12/2020 12:17:25 PM


PEMBERDAYAAN SEBAGAI PROSES
PENGEMBANGAN EKONOMI MASYARAKAT

PENGERTIAN

Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat menurut


Sulistyani (2004: 77) sebagai suatu proses menuju
berdaya, atau proses untuk memperoleh daya/kekuatan,
dan atau proses pemberian daya/kekuatan dari pihak yang
memiliki daya kepada pihak yang kurang atau belum
berdaya. Pengertian “proses” menunjuk pada serangkaian
tindakan atau langkah yang dilakukan secara kronologis
sistematis yang mencerminkan pentahapan upaya
mengubah masyarakat yang kurang atau belum berdaya
menuju keberdayaan.” Dalam pemberdayaan ekonomi
rakyat kelembagaan masyarakat dan kelembagaan
pemerintah berperan penting. Menurut Rintuh & Miar
(2003: 94), dalam mengembangkan konsep
pemberdayaan ekonomi rakyat kita dapat mengikuti dua
strategi, yaitu: strategi pertama adalah memberi peluang
kepada sektor maupun masyarakat agar tetap dapat maju.
Karena kemajuannya dibutuhkan untuk pembangunan
bangsa secara keseluruhan. Strategi kedua adalah

44

12-bumdes penggerak ekonomi desa.indd 44 1/12/2020 12:17:25 PM


memberdayakan sektor ekonomi dan lapisan masyarakat
yang masih tertinggal dan dipinggiran jalur kehidupan
modern. Memberdayakan merupakan memandirikan
lapisan masyarakat, yang dapat dilakukan melalui:
1) Menciptakan suasana yang memungkinkan potensi
lapisan masyarakat dapat berkembang, dengan
memotivasi dan membangkitkan kesadaran akan
potensi yang dimiliki masyarakat agar dikembangkan.
2) Memperkuat daya atau potensi yang mereka miliki,
misalnya dengan membuka akses dalam pendidikan,
pelayanan kesehatan, modal, informasi, teknologi baru,
dan lapangan pekerjaan. Pemberdayaan ekonomi
masyarakat bukan membuat masyarakat menjadi
ketergantungan dengan berbagai program bantuan dari
luar, namun mereka dapat menikmati apa yang menjadi
usaha mereka sendiri dan dapat dipertukarkan dengan
pihak lain.
Menurut Sumodiningrat, konsep pemberdayaan
ekonomi secara ringkas adalah (Sumodiningrat, 1999: 56)
: “pemberdayaan ekonomi rakyat merupakan usaha untuk
menjadikan ekonomi yang kuat, besar, modrn, dan

45

12-bumdes penggerak ekonomi desa.indd 45 1/12/2020 12:17:25 PM


berdaya saing tinggi dalam mekanisme pasar yang benar.
Pemberdayaan ekonomi rakyat dilakukan dengan melalui
perubahan struktural, yaitu dari ekonomi tradisional ke
ekonomi modern, dari ekonomi lemah ke ekonomi kuat,
dari ketergantungan menjadi ke kemandirian.Kebijakan
yang perlu dilakukan dalam pemberdayaan ekonomi
diantaranya adalah, pemberian peluang kepada aset
produksi, penguatan industri kecil, mendorong munculnya
wirausaha baru, dan memperkuat posisi transaksi
kemitraan usaha ekonomi rakyat”. Menurut Ginanjar
Kartasasmita (Mubyarto, 2010: 263-264) pemberdayaan
adalah upaya untuk membangun daya masyarakat dengan
mendorong, memotivasi, dan membangkitkan kesadaran
akan potensi yang dimilikinya serta berupaya untuk
mengembangkannya. Keberdayaan masyarakat adalah
unsur dasar yang memungkinkan suatu masyarakat
bertahan, dan 18 dalam pengertian yang dinamis
mengembangkan diri dan mencapai kemajuan.
Memberdayakan masyarakat berarti upaya untuk
meningkatkan harkat dan martabat lapisan masyarakat
yang dalam kondisi tidak mampu melepaskan diri dari

46

12-bumdes penggerak ekonomi desa.indd 46 1/12/2020 12:17:25 PM


perangkap kemiskinan dan keterbelakangan. Dengan kata
lain memberdayakan adalah memandirikan masyarakat.
Pemberdayaan ekonomi masyarakat pada dasarnya
adalah mengupayakan agar pertumbuhan ekonomi rakyat
berlangsung dengan cepat. Selain berlangsung dengan
cepat maka pemberdayaan ekonomi rakyat juga bertujuan
agar menjadikan ekonomi semakin kuat dan modern.
Strateginya berpusat pada upaya untuk mempercepat
perubahan struktural yang memperkuat kedudukan
ekonomi rakyat dalam perekonomian nasional. Perubahan
struktural tersebut yaitu proses perubahan dari (Rintuh &
Miar, 2003: 96) : 1) Ekonomi tradisional ke ekonomi
modern 2) Ekonomi lemah menjadi ekonomi yang tangguh
3) Ekonomi subsisten ke ekonomi pasar 4)
Ketergantungan kepada kemandirian Merujuk pada
pendapat Sumodiningrat dan Rintuh, dapat ditegaskan
bahwa pemberdayaan ekonomi masyarakat merupakan
suatu upaya yang dilakukan untuk menjadikan
perekonomian rakyat menjadi kuat dan modern dengan
melalui perubahan struktur ekonomi dari yang tradisional
ke arah modern, serta dari ketergantungan diarahkan

47

12-bumdes penggerak ekonomi desa.indd 47 1/12/2020 12:17:26 PM


pada kemandirian. Dalam hal ini salah satu langkahnya
adalah dengan pengembangan potensi sumber daya alam
dan sumber daya manusia, yaitu dengan mengembangkan
pariwisata khususnya desa wisata. Dengan 19
mengembangkan desa wisata maka masyarakat lokal akan
terlibat langsung dalam proses pemberdayaan ekonomi
karena mereka yang memegang peranan penting
contohnya akan semakin terbuka luas untuk kegiatan
produktivitas, menjadikan masyarakat lebih mandiri dan
terus berkembang ke arah ekonomi modern.

STRATEGI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

Menurut Suharto (Mardikanto, 2015: 170-171)


telaah terhadap strategi pemberdayaan masyarakat ia
mengemukakan adanya 5 (lima) aspek penting yang dapat
dilakukan dalam melakukan pemberdayaan masyarakat,
khususnya melalui pelatihan dan advokasi terhadap
masyarakat miskin, yaitu: 1) Motivasi Dalam hubungan ini
setiap keluarga harus dapat memahami nilai
kebersamaan, interaksi sosial dan kekuasaan melalui
pemahaman akan hak nya sebagai warga negara dan

48

12-bumdes penggerak ekonomi desa.indd 48 1/12/2020 12:17:26 PM


anggota masyarakat. Karena itu, setiap rumah tangga
perlu didorong untuk membentuk kelompok yang
merupakan mekanisme kelembagaan penting untuk
mengorganisir dan melaksanakan kegiatan
pengembangan masyarakat di desa atau kelurahannya.
Kelompok ini kemudian dimotivasi untuk terlibat dalam
kegiatan peningkatan pendapatan dengan menggunakan
sumber-sumber dan kemampuan-kemampuan mereka
sendiri. 2) Peningkatan kesadaran dan pelatihan
kemampuan masyarakat dapat dicapai melalui pendidikan
dasar, perbaikan kesehatan, dan sanitasi. Sedangkan
keterampilan vokasional dapat dikembangkan melalui
cara-cara partisipatif. Pelatihan semacam ini dapat
membantu masyarakat miskin untuk menciptakan mata
pencaharian sendiri ata membantu meningkatkan keahlian
mereka untuk mencari pekerjaan. 3) Manajemen diri
Setiap kelompok masyarakat harus mampu memilih
pemimpin mereka sendiri dan mengatur kegiatan mereka
sendiri,seperti melaksanakan pertemuan, melakukan
pencatatan dan pelaporan, dan manajemen kepemilikan
masyarakat. Pada tahap awal pendampingan dari luar

49

12-bumdes penggerak ekonomi desa.indd 49 1/12/2020 12:17:26 PM


dapat membantu mereka dalam mengembangkan sebuah
sistem. Kelompok kemudian dapat diberi wewenang
penuh untuk melaksanakan dan mengatur sistem
tersebut. 4) Mobilisasi sumberdaya Untuk memobilisasi
sumberdaya masyarakat diperlukan pengembangan
metode uuntuk menghimpun sumber-sumber individual
melalui tabungan reguler dan sumbangan sukarela dengan
tujuan menciptakan modal sosial. Pengembangan sistem
penghimpunan, pengalokasian, dan penggunaan sumber
perlu dilakukan secara cermat sehingga semua anggota
memiliki kesempatan yang sama. 5) Pembangunan dan
pengembangan jejaring Pengorganisasian kelompok-
kelompok swadaya masyarakat perlu disertai dengan
peningkatan kemampuan para anggotanya membangun
dan mempertahankan jaringan dengan berbagai sistem
sosial di sekitarnya. Jaringan ini sangat penting dalam
menyediaan dan mengembangkan berbagai akses
terhadap sumber dan kesempatan bagi peningkatan
keberdayaan masyarakat miskin. Suharto (2009: 67)
mengemukakan dalam kaitannya dengan kelima aspek
tersebut, pemberdayaan masyarakat dapat dilakukan

50

12-bumdes penggerak ekonomi desa.indd 50 1/12/2020 12:17:26 PM


melalui 5 (lima) strategi pemberdayaan yaitu pertama
pemungkinan, dengan cara memungkinkan masyarakat
yang berada pada ekonomi bawah untuk dapat
berkembang, kedua melalui penguatan, dengan cara
memberikan keterampilan dan pengetahuan kepada
masyarakat untuk menciptakan kemandirian hidup, ketiga
memberikan perlindungan, kelompok lemah yang ada di
masyarakat diberikan perlindungan agar tidak
tereksploitasi kelompok kuat, keempat memberikan
penyokongan, yaitu masyarakat ekonomi lemah jangan
sampai semakin mengalami kemerosotan hidup, harus
didukung dan diberi bimbingan, kelima pemeliharaan
terhadap masyarakat agar tercipta keadaan yang kondusif
sehingga terjadi keseimbangan sehingga setiap individu
memiliki kesempatan berusaha. Sedangkan menurut
Ismawan (Prijono & Pranaka,1996: 170) menetapkan 5
(lima) program strategi pemberdayaan yaitu: 1)
Pengembangan sumberdaya manusia, yang meliputi
berbagai macam pendidikan dan latihan baik untuk
anggota maupun pengurus kelompok, mencakup
pendidikan dan latihan keterampilan pengelolaan

51

12-bumdes penggerak ekonomi desa.indd 51 1/12/2020 12:17:26 PM


kelembagaan kelompok, teknis produksi dan usaha 2)
Pengembangan kelembagaan kelompok, yang antara lain
meliputi bantuan manyusun mekanisme organisasi,
kepengurusan, administrasi, dan peraturan rumah tangga
3) Pemupukan modal masyarakat, menghubungkan
kelompok dengan lembaga-lembaga keuangan setempat
untuk mendapatkan manfaat bagi pemupukan modal lebih
lanjut 4) Pengembangan usaha produktif, antara lain
peningkatan usaha produktif (dan jasa), pemasaran yang
disertai dengan kegiatan studi kelayakan usaha dan
informasi pasar 5) Penyediaan informasi tepat guna, yaitu
berupa exposure program, penerbitan buku, dan majalah
yang dapat memberikan masukan yang mendorong
inspirasi ke arah inovasi usaha lebih lanjut. Merujuk pada
pendapat yang dikemukakan Ismawan, dapat ditegaskan
bahwa proses pemberdayaan harus melalui beberapa
strategi penting untuk mencapai keberhasilan dalam
kemandirian hidup. Strategi tersebut antara lain adalah
mengetahui potensi apa saja yang ada di masyarakat
termasuk potensi sumber daya manusianya sehingga
dapat dilakukan pengembangan SDM, seperti pelatihan

52

12-bumdes penggerak ekonomi desa.indd 52 1/12/2020 12:17:26 PM


dan juga dapat dilakukan melalui pengembangan
kelembagaan kelompok, selanjutnya memberikan bekal
berupa modal bagi masyarakat setempat agar dapat
membuka usaha mandiri, yaitu dengan cara
menghubungkan masyarakat dengan lembaga keuangan
ataupun lembaga masyarakat lainnya, selain itu dapat
dilakukan strategi pemberdayaan berupa pengembangan
usaha produktif yang diajarkan kepada masyarakat agar
memiliki motivasi berusaha dalam mendukung daerah
tujuan wisata. Selanjutnya adalah menyediakan informasi
tepat guna, yaitu mempublikasikan wilayahnya yang
menjadi daerah tujuan wisata melalui berbagai media,
baik cetak maupun internet. Mayarakat membutuhkan
bimbingan dari pihak-pihak yang kuat agar masyarakat
dapat hidup mandiri dalam menjalankan tugas
kehidupannya.

TUJUAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

Tujuan utama pemberdayaan adalah memperkuat


kekuasaan masyarakat, khususnya kelompok lemah yang
memiliki ketidakberdayaan, baik karena kondisi internal

53

12-bumdes penggerak ekonomi desa.indd 53 1/12/2020 12:17:26 PM


maupun karena kondisi eksternal (Edi Suharto, 2009: 60).
Tujuan yang ingin dicapai dari pemberdayaan adalah
untuk membentuk masyarakat serta individu yang mampu
mandiri dalam menjalani kehidupan. Menurut Mardikanto
(2015: 111), tujuan pemberdayaan yaitu beragam upaya
perbaikan, seperti perbaikan pendidikan, dengan cara
menumbuhkan semangat belajar seumur hidup agar
pendidikan lebih baik, perbaikan aksesibilitas, ketika
pendidikan telah baik, maka aksesibiltas masyarakat
mengenai inovasi juga akan semakin baik, 24 selanjutnya
adalah perbaikan tindakan, dengan terjadi perbaikan
pendidikan dan aksesibiltas maka tindakan masyarakat
juga akan lebih baik, perbaikan kelembagaan, apabila
telah terjadi perbaikan tindakan maka jejaring kemitraan
usaha juga akan berkembang dengan baik, perbaikan
usaha yaitu tercapai setelah terjadi perbaikan pendidikan,
aksesibilitas, dan kelembagaan, selanjutnya perbaikan
pendapatan yaitu dengan tercapainya perbaikan usaha
maka akan memperbaiki keadaan pendapatan keluarga
atau masyarakat, dengan pendapatan yang baik maka
selanjutnya akan ada perbaikan lingkungan baik fisik

54

12-bumdes penggerak ekonomi desa.indd 54 1/12/2020 12:17:26 PM


maupun sosial karena pendapatan masyarakat yang
rendah menjadi penyebab kerusakan lingkungan,
selanjutnya yaitu terjadi perbaikan kehidupan setelah
tercapai perbaikan pendapatan dan lingkungan, dan yang
terakhir adalah perbaikan masyarakat yaitu dengan
melalui tercapainya perbaikan kehidupan dan lingkungan.
Berdasarkan pendapat Totok Mardikanto, dapat
ditegaskan bahwa tujuan dari pemberdayaan adalah untuk
memperbaiki segala aspek dan sisi kehidupan di
masyarakat yang masih belum optimal.
Perbaikanperbaikan tersebut meliputi perbaikan
pendidikan, usaha, pendapatan masyarakat, lingkungan
dan lain sebagainya. Dalam hal ini pemberdayaan melalui
desa wisata dapat menjadi suatu langkah yang baik untuk
memperbaiki segala aspek kehidupan rakyat sekitarnya
karena peran masyarakat lokal sangat menentukan.

TAHAP-TAHAP PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

Menurut Sulistyani (2004: 83), tahap-tahap yang


harus dilalui dalam proses pemberdayaan masyarakat
adalah:

55

12-bumdes penggerak ekonomi desa.indd 55 1/12/2020 12:17:26 PM


1) tahap penyadaran dan pembentukan perilaku,
2) tahap transformasi kemampuan berupa wawasan
pengetahuan, kecakapan dan keterampilan,
3) tahap peningkatan kemampuan intelektual,
kecakapan sehingga terbentuk kemampuan
inovatif dan kemandirian.
Pendapat lain dikemukakan oleh Wilson dalam
(Mardikanto, 2015: 122-123), tahap-tahap kegiatan
pemberdayaan masyarakat yaitu:
1) Tahap pertama yaitu titik awal perlunya
pemberdayaan dengan menumbuhkan keinginan
dalam diri seseorang untuk berubah
(memperbaiki)
2) Tahap kedua, agar tercapai perubahan dan
perbaikan melalui pemberdayaan perlu
menumbuhkan kemauan dan keberanian untuk
melepaskan diri dari kesenangan atau hambatan
yang dirasakan
3) Tahap ketiga, perlunya mengembangkan
kemauan untuk mengikuti kegiatan
pemberdayaan yang memberikan manfaat

56

12-bumdes penggerak ekonomi desa.indd 56 1/12/2020 12:17:26 PM


4) Tahap keempat, meningkatkan peran dan
partisipasi dalam kegiatan pemberdayaan
5) Tahap kelima, peningkatan peran dalam kegiatan
pemberdayaan yang ditunjukkan dengan
berkembangnya motivasi untuk melakukan
perubahan
6) Tahap keenam, meningkatkan efektivitas dan
efisiensi kegiatan pemberdayaan
7) Tahap ketujuh, peningkatan kompetensi untuk
melakukan perubahan melalui kegiatan
pemberdayaan baru

Menurut Lippit (Mardikanto, 2015: 123) tahapan


kegiatan pemberdayaan masyarakat dibagi ke dalam 7
kegiatan pokok yaitu penyadaran terhadap keberadaan
masyarakat, menunjukkan adanya masalah, membantu
pemecahan masalah, menunjukkan pentingnya
perubahan yang terjadi di masyarakat, melakukan
pengujian dan demonstrasi sebagai implementasi
perubahan yang terencana, memproduki dan publikasi
informasi, melaksanakan pemberdayaan. Merujuk pada
pendapat Wilson diatas, dapat ditegaskan bahwa dalam

57

12-bumdes penggerak ekonomi desa.indd 57 1/12/2020 12:17:26 PM


proses pemberdayaan perlu melalui beberapa tahap
dimana harus dilakukan secara berkesinambungan agar
tercapai tujuan pemberdayaan. Tahap-tahap tersebut
dimulai dari proses penyadaran dan menumbuhkan
keinginan masyarakat untuk berubah sampai pada
munculnya kompetensi yang dimiliki untuk melakukan
perubahan tersebut. Dengan melalui tahap-tahap yang
berkesinambungan dapat mempermudah dalam poses
pemberdayaan sehingga dapat diketahui sejauh mana
masyarakat dapat mengalami perubahan atau
peningkatan setelah adanya upaya pemberdayaan. Dalam
hal ini melalui desa wisata tahap-tahap proses
pemberdaayaan akan semakin terlihat jelas dari mulai
permasalahan, penyadaran akan potensi yang dimiliki
wilayahnya sampai pada pemberdayaan berupa
kepemilikian kompetensi yang optimal oleh masyarakat
lokal setempat.

PRINSIP-PRINSIP PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

Pemberdayaan diakukan agar sasaran mampu


meningkatkan kualitas hidupnya agar memiliki daya saing

58

12-bumdes penggerak ekonomi desa.indd 58 1/12/2020 12:17:26 PM


dan mampu hidup secara mandiri. Dalam pelaksanaannya
pemberdayaan perlu memegang beberapa prinsip, yaitu
(Anwas, 2014: 58-60) :
1) Pemberdayaan dilakukan dengan menghindari
unsur paksaan, setiap individu memiliki hak yang
sama untuk berdaya, dengan bakat dan potensi
yang berbeda
2) Kegiatan pemberdayaan didasarkan pada
kebutuhan dan potensi sasaran, dimulai dengan
menumbuhkan kesadaran akan potensinya yang
dapat diberdayakan
3) Sasaran pemberdayaan sebagai subjek dalam
kegiatan, maka menjadi dasar pertimbangan dalam
menentukan tujuan, pendekatan , dan bentuk
aktivitas pemberdayaan
4) Menumbuhkan kembali nilai luhur, budaya, dan
kearifan lokal yang ada dalam masyarakat
5) Pemberdayaan merupakan proses sehingga
dilakukan secara bertahap dan berkesinambungan
6) Kegiatan pendampingan dilakukan secara
bijaksana, bertahap, dan berkesinambungan

59

12-bumdes penggerak ekonomi desa.indd 59 1/12/2020 12:17:26 PM


7) Pemberdayaan tidak dapat dilakukan dari salah satu
aspek saja, namun harus dilakukan secara holistik
terhadap semua aspek kehidupan di masyarakat
8) Pemberdayaan dilakukan untuk menggerakkan
partisipasi masyarakat dan individu seluas-luasnya
9) Sasaran pemberdayaan perlu ditumbuhkan jiwa
kewirausahaan sebagai bekal menuju kemandirian
10) Pemberdayaan perlu melibatkan berbagai unsur
masyarakat mulai dari pemerintah, tokoh
masyarakat, pengusaha, LSM, dan anggotan
masyarakat serta masih banyak pihak lainnya.
Pendapat lain disampaikan oleh Mardikanto (2015:
105), menyatakan bahwa prinsip-prinsip pemberdayaan
adalah mengerjakan artinya harus melibatkan masyarakat
sebanyak mungkin untuk mengerjakan sesuatu, akibat
artinya pemberdayaan harus memberikan akibat atau
manfaat yang baik, asosiasi artinya setiap kegiatan
pemberdayaan harus dikaitkan dengan kegiatan lainnya.
Sedangkan menurut Dahama dan Bhatnagar dalam
(Mardikanto, 2015: 106) prinsip-prinsip pemberdayaan
yaitu minat dan kebutuhan masyarakat, melibatkan

60

12-bumdes penggerak ekonomi desa.indd 60 1/12/2020 12:17:27 PM


organisasi masyarakat bawah (keluarga), pemberdayaan
harus menyesuaikan keragaman budaya lokal, kegiatan
pemberdayaan jangan sampai menimbulkan shock culture
atau perubahan budaya yang mengejutkan masyarakat,
kerjasama dan partisipasi, demokrasi dalam penerapan
ilmu yaitu memberikan kesempatan kepada masyarakat
dalam menawarkan penggunaan metode pemberdayaan
ataupun dalam pengambilan keputusan. Merujuk pada
pendapat Anwas diatas, dapat ditegaskan bahwa dalam
penelitian ini menggunakan sepuluh prinsip yang penting
untuk dipegang dalam proses pemberdayaan. Prinsip ini
dibutuhkan agar pemberdayaan dapat tercapai tepat
sesuai sasaran untuk meningkatkan kualitas hidup
masyarakat. Berdasarkan kesepuluh prinsip-prinsip
pemberdayaan tersebut terdapat beberapa prinsip yang
harus dikuatkan dalam hal ini pemberdayaan masyarakat
melalui desa wisata yaitu antara lain pemberdayaan
didasarkan pada potensi yang ada untuk dapat
diberdayakan, selain itu berguna untuk menumbuhkan lagi
nilai budaya atau kearifan lokal setempat, pemberdayaan
harus dilakukan terhadap semua aspek kehidupan, juga

61

12-bumdes penggerak ekonomi desa.indd 61 1/12/2020 12:17:27 PM


diperlukan partisipasi masyarakat dan upaya
menumbuhkan jiwa kewirausahaan untuk mencapai
kemandirian sesuai tujuan dan konsep awal
pemberdayaan.

MODEL PEMBERDAYAAN EKONOMI

Menurut Sulistyani (2004: 77), model adalah pola


atau ragam yang digunakan untuk proses menuju berdaya
yang diberikan dari pihak yang memiliki daya ke pihak
yang kurang berdaya. Model pemberdayaan yang
ditujukan bagi masyarakat adalah melalui program
pemberdayaan yang dirumuskan dan dilaksanakan
dengan menggunakan pendekatan bottom up, dimana
pada pelaksanaan kegiatan di lapangan dilakukan atas
dasar inisiatif aspirasi dari masyarakat. Mulai dari kegiatan
perencanaan, pelaksanaan, sampai dengan pengawasan
pelaksanaan pembangunan.

62

12-bumdes penggerak ekonomi desa.indd 62 1/12/2020 12:17:27 PM


Pemangku
Kepentingan

Inisiatif Perencanaan
masyarakat Pelaksanaan
Pengawasan

Gambar 6. Model Pemberdayaa Bottom Up n


(diolah dari sulistyani,2004)

Model pemberdayaan ekonomi masyarakat


menurut Suhartini (2005: 14-26) yaitu, dengan pemberian
pendampingan kepada warga, pemberian pelatihan,
pelaksanaan monitoring dan evaluasi. Sedangkan menurut
Wrihatnolo (2007: 2) model pemberdayaan ekonomi
masyarakat dapat dilakukan melalui membangun
kesadaran ekonomi masyarakat, dengan memberikan
pencerahan kepada target yang akan diberdayakan.

63

12-bumdes penggerak ekonomi desa.indd 63 1/12/2020 12:17:27 PM


Misalnya memberikan penyadaran kepada kelompok
ekonomi rendah di masyarakat tentang pemahaman
bahwa mereka 30 dapat menjadi berbeda dan dapat
dilakukan jika mereka mempunyai kapasitas untuk keluar
dari kemiskinannya. Masyarakat sebagai partisipan dalam
proses pembangunan ekonomi. Melalui penyadaran
terhadap masyarakat dapat mencerahkan mereka untuk
mampu menodorong dari dalam membangun ekonomi
masyarakat. Selanjutnya penguatan kapasitas, yaitu
memberikan daya atau kuasa, masyarakat harus mampu
terlebih dahulu. Penguatan kapasitas dapat diberikan
secara individu atau kelompok organisasi. Peningkatan
kapasitas dapat diberikan melalui pelatihan, workshop,
konsultasi secara individual. Setelah masyarakat memiliki
kapasitas terutama sumberdaya manusia maka dapat
menentukan langkah selanjutnya untuk mengembangkan
ekonomi. Proses selanjutnya adalah pendayaan, yaitu
pemberian daya dan kekuatan kepada target yang
disesuaikan dengan kualitas kecakapan yang dimiliki
masyarakat. Masyarakat diberikan daya dengan

64

12-bumdes penggerak ekonomi desa.indd 64 1/12/2020 12:17:27 PM


memberikan kesempatan sesuai dengan potensinya
masing-masing.

INDIKATOR KEBERHASILAN PEMBERDAYAAN

Dalam melaksanakan pemberdayaan disuatu


tempat, wilayah ataupun kelembagaan harus memiliki
indikator keberhasilan untuk mengetahui bahwa
pemberdayaan tersebut berhasil atau tidak. Suharto
(2009:63), menyatakan bahwa terkait dengan
pemberdayaan masyarakat, keberhasilannya dapat dilihat
dari keberdayaan mereka yang menyangkut kemampuan
ekonomi, kemampuan mengakses manfaat
kesejahteraan, dan kemampuan kultural dan politis.
Sedangkan menurut Schuler, Hashhemi, dan Riley
(Mardikanto, 2015: 289-290) mengembangkan beberapa
indikator pemberdayaan yang disebut dengan indeks
pemberdayaan, yang meliputi kebebasan mobilitas,
kemampuan membeli komoditas kecil, kemampuan
membeli komoditas besar, terlibat dalam pembuatan
keputusankeputusan rumah tangga, kebebasan relatif dari
dominasi keluarga, kesadaran hukum dan politik,

65

12-bumdes penggerak ekonomi desa.indd 65 1/12/2020 12:17:27 PM


keterlibatan dalam kampanye dan protes-protes, jaminan
ekonomi dan kontribusi terhadap keluarga.
Terdapat enam indikator keberhasilan untuk
mengukur pelaksanaan pemberdayaan masyarakat
(Mardikanto ; 2015: 291-292):
1) Jumlah warga yang tertarik untuk hadir dalam tiap
kegiatan
2) Frekuensi kehadiran tiap warga
3) Tingkat kemudahan penyelenggaraan program
untuk memperoleh pertimbangan warga atas ide
baru yang dikemukakan
4) Jumlah dana yang dapat digali dari masyarakat
untuk menunjang pelaksanaan program kegiatan
5) Berkurangnya masyarakat yang menderita sakit
malaria
5) Meningkatnya kemandirian kesehatan
masyarakat.
Sedangkan menurut Sumodiningrat (1999: 138)
indikator keberhasilan pemberdayaan masyarakat adalah:
1) Berkurangnya jumlah penduduk miskin;

66

12-bumdes penggerak ekonomi desa.indd 66 1/12/2020 12:17:27 PM


2) Berkembangnya usaha peningkatan pendapatan
yang dilakukan penduduk dengan memanfaatkan
sumberdaya yang ada;
3) Meningkatnya kepedulian masyarakat terhadap
upaya peningkatan kesejahteraan keluarga miskin
di lingkungannya;
4) Meningkatnya kemandirian kelompok yang ditandai
dengan makin berkembangnya usaha produktif,
makin 32 kuatnya permodalan kelompok, serta
makin rapinya sistem administrasi kelompok;
5) Meningkatnya kapasitas masyarakat dan
pemerataan pendapatan yang ditandai oleh
peningkatan pendapatan, sehingga mampu
memenuhi kebutuhan pokok dan sosial dasarnya.
Hutomo (2000:3), menjelaskan bahwa
pemberdayaan ekonomi masyarakat adalah penguatan
kepemilikan faktor-faktor produksi, penguatan
penguasaan distribusi dan pemasaran, penguatan
masyarakat untuk mendapat upah yang memadai, dan
penguatan masyarakat untuk memperoleh informasi,
pengetahuan dan ketrampilan. Untuk mengukur tingkat

67

12-bumdes penggerak ekonomi desa.indd 67 1/12/2020 12:17:27 PM


keberhasilan pemberdayaan ekonomi masyarakat dapat
dilihat dari kegiatan ekonomi yang ada di masyarakat yaitu
tentang produksi, konsumsi, dan distribusi. Menurut
Hartomo (2001: 285) produksi merupakan, kegiatan yang
ditujukan untuk menghasilkan barang dan jasa serta
menambah nilai guna barang dan jasa untuk memenuhi
kebutuhan hidup manusia. Konsumsi merupakan, suatu
kegiatan yang bertujuan mengurangi manfaat suatu
barang dan jasa dalam rangka pemenuhan kebutuhan.
Distribusi merupakan suatu kegiatan perdagangan, dalam
distribusi terdapat beberapa badan yang berhubungan
langsung seperti agen, importir, eksportir, komisioner,
pedagang besar sampai dengan pedagang eceran.
Keberhasilan pemberdayaan yang dilihat dari kegiatan
ekonomi masyarakat yaitu produksi dengan melihat
bagaimana masyarakat dapat menjangkau sumber-
sumber produktif yang memungkinkan mereka dapat
meningkatkan pendapatannya. 33 Sedangkan kegiatan
konsumsi akibat keberhasilan pemberdayaan dilihat dari
bagaimana masyarakat dapat memenuhi kebutuhan
dasarnya sehingga mereka memiliki kebebasan,

68

12-bumdes penggerak ekonomi desa.indd 68 1/12/2020 12:17:27 PM


sedangkan distribusi dilihat dari bagaimana peningkatan
penjualan masyarakat para pelaku usaha ekonomi dalam
perdagangan akibat dari mereka memanfaatkan faktor
produksi.

KESEIMBANGAN PERAN DALAM PENGEMBANGAN


EKONOMI

Dengan mempelajari konsep elemen


pembangunan dari O’Hara (2012), Najiyati (2016)
mengemukakan bahwa komponen yang berperan
dalam keberhasilan pengembangan ekonomi
dikelompokkan dalam tiga komponen, terdiri atas
government, community, dan enterprise. Dalam
prakteknya komponen-komponen tersebut tidak selalu
berjalan harmonis tetapi seringkali justru kontradiksi
karena tujuan dan motivasi yang berbeda. Kontradiksi
yang berlebihan akan menyebabkan dominasi satu
komponen terhadap komponen lain sehingga
menyebabkan konflik. Dominasi salah satu komponen
akan menyebabkan nilai tambah pembangunan hanya
terdistribusi pada salah satu kelompok, sedangkan

69

12-bumdes penggerak ekonomi desa.indd 69 1/12/2020 12:17:27 PM


kelompok lainnya tidak dapat menikmati nilai tambah
tersebut. Kondisi ini akan menimbulkan konflik dan
ketidakseimbangan manfaat pembanguan. Dominasi oleh
“enterprise” biasanya akan menyebabkan pertumbuhan
lebih pesat. Tetapi, tidak dapat diingkari bahwa
kesempatan yang muncul dari pembangunan ekonomi
yang berorientasi pertumbuhan semata, cenderung
banyak dimanfaatkan oleh kelompok dan individu yang
secara ekonomi lebih kuat dan maju. Akibatnya,
pembangunan ekonomi semacam itu, cenderung
mengakibatkan masyarakat tidak dapat mengikuti lajunya
pertumbuhan pembanguan.
Dalam kajian ini, Pemerintah Desa diposisikan
sebagai government, masyarakat selaku individu atau
kelompok diposisikan sebagai community, dan Badan
Usaha dengan modal besar diposisikan sebagai
enterprise. Dalam hal ini, karena sebagian besar
saham BUMDesa dimiliki oleh Pemerintah Desa dan
diberi kewenangan untuk mendorong perekonomian
Desa, maka BUMDesa seharusnya berposisi sebagai
Government. Namun dalam implementasinya BUMDesa

70

12-bumdes penggerak ekonomi desa.indd 70 1/12/2020 12:17:28 PM


harus mencari keuntungan sehingga posisinya harus
sebagai interprise. Dengan demikian, harus ada
keseimbangan peran antara Pemerintah desa,
BUMDesa, dan masyarakat. Dominasi ekonomi oleh
BUMDesa yang memiliki modal kuat dapat
menyebabkan ketidak- seimbangan ekonomi dan dapat
menyebabkan usaha yang dilakukan oleh masyarakat
atau “pasar” menjadi kurang berkembang. Dominasi
oleh “pasar” dan masyarakat dapat menyebabkan
BUMDesa lemah dan tidak berkembang. Sedangkan
dominasi Pemerintah Desa akan mengakibatkan
pengelolaan BUMDesa kurang berkembang.

71

12-bumdes penggerak ekonomi desa.indd 71 1/12/2020 12:17:28 PM


72

12-bumdes penggerak ekonomi desa.indd 72 1/12/2020 12:17:28 PM


POTRET BUMDesa
DI BEBERAPA
DAERAH
71
73

12-bumdes penggerak ekonomi desa.indd 73 1/12/2020 12:17:28 PM


74

12-bumdes penggerak ekonomi desa.indd 74 1/12/2020 12:17:28 PM


Keberhasilan pengelolaan BUM Desa di
beberapa daerah tentu sangat dipengaruhi
bagaimana pengelolaan BUMDesa itu sendiri dan
factor lainnya, untuk itu berikut akan di uraikan
keberhasilan beberapa BUMDesa yang antara lain
BUM Desa Lerep Kabupaten Malang, BUM Desa
‘Hanyukupi’ Ponjong dan BUM Desa ‘Sejahtera’
Bleberan di Kabupaten Gunungkidul, BUM Desa
Kabupaten Kulon Progo (BUM Desa Binangun Mitra
Sejahtera (BMS) Desa Karangwuni, Bumdesa Di
Kabupaten Bantul (BUM Desa Dlingo Giritama Desa
Dlingo).

BUMDES DI DESA LEREP, KABUPATEN SEMARANG

TINJAUAN UMUM

Program BUMDes sudah berlangsung di Kabupaten


Semarang sejak tahun 2012 dengan adanya Perda
Kabupaten Semarang nomor 7 tahun 2012 tentang
Pedoman Tata Cara Pembentukan Dan Pengelolaan Badan
Usaha Milik Desa. Akan tetapi pada tahun 2014 muncul

75

12-bumdes penggerak ekonomi desa.indd 75 1/12/2020 12:17:28 PM


Undang-undang nomor 6 tahun 2014 tentang desa yang
isinya juga mengatur tentang pendirian BUMDes. Pada
akhirnya perda yang ada diperbarui melalui proses
pengkajian oleh Dispermasdes sehingga munculah perda
yang baru Nomor 17 Tahun 2016 Tentang Pendirian Dan
Pengelolaan Badan Usaha Milik Desa Dan Badan Usaha
Milik Desa Bersama karena perda yang sebelumnya
kurang sesuai dengan Undang-undang nomor 6 tahun
2014 tentang desa. Perbedaan yang paling mencolok
adalah pada perda yang baru disertakan anggaran karena
adanya dana desa sedangkan perda sebelumnya tidak
Program BUMDes sudah berlangsung di Kabupaten
Semarang sejak tahun 2012 dengan adanya Perda
Kabupaten Semarang nomor 7 tahun 2012 tentang
Pedoman Tata Cara Pembentukan Dan Pengelolaan Badan
Usaha Milik Desa. Akan tetapi pada tahun 2014 muncul
Undang-undang nomor 6 tahun 2014 tentang desa yang
isinya juga mengatur tentang pendirian BUMDes. Pada
akhirnya perda yang ada diperbarui melalui proses
pengkajian oleh Dispermasdes sehingga munculah perda
yang baru Nomor 17 Tahun 2016 Tentang Pendirian Dan

76

12-bumdes penggerak ekonomi desa.indd 76 1/12/2020 12:17:28 PM


Pengelolaan Badan Usaha Milik Desa Dan Badan Usaha
Milik Desa Bersama karena perda yang sebelumnya
kurang sesuai dengan Undang-undang nomor 6 tahun
2014 tentang desa. Perbedaan yang paling mencolok
adalah pada perda yang baru disertakan anggaran karena
adanya dana desa sedangkan perda sebelumnya tidak.
Menurut Perda Kabupaten Semarang Nomor 17
Tahun 2016 pendirian BUMDes mempunyai beberapa
tujuan, antara lain : a. Meningkatkan perekonomian desa;
b. Mengoptimalkan aset desa agar bermanfaat untuk
kesejahteraan desa; c. Meningkatkan usaha masyarakat
dalam pengelolaan potensi ekonomi desa; d.
Mengembangkan rencana kerja sama usaha antar desa
dan/atau dengan pihak ketiga e. Menciptakan peluang dan
jaringan pasar yang mendukung kebutuhan layanan
umum warga; f. Membuka lapangan kerja; g.
Meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui
perbaikan pelayanan umum, pertumbuhan dan
pemerataan ekonomi desa; dan h. Meningkatkan
pendapatan masyarakat desa dan Pendapatan Asli Desa

77

12-bumdes penggerak ekonomi desa.indd 77 1/12/2020 12:17:28 PM


BUMDes Gerbang Lentera berdiri pada tanggal 23
Desember 2016. Pendirian BUMDes diawali melalui
musyawarah desa yang memutuskan dibentuk sebuah tim
untuk memprakarsai terbentuknya BUMDes di Desa Lerep
sedangkan peresmiannya pada 1 Maret 2017 di kantor
Desa Lerep. Desa Lerep mendirikan BUMDes
dilatarbelakangi dengan adanya Undang-undang nomor 6
tahun 2014 tentang desa yang mewajibkan semua desa
untuk mempunyai BUMDes dan dengan adanya dana desa
agar dana yang ada tidak hanya untuk belanja barang
yang habis pakai. Sejak pertama kali didirikan, BUMDes
Gerbang Lentera memulai dengan unit usaha katering
yang kemudian sampai saat ini sudah berkembang
sehingga telah mempunyai tujuh unit usaha. Unit katering
dan pariwisata merupakan unit yang paling menonjol
diantara unit usaha lainnya karena jumlah konsumennya
yang banyak. BUMDes Gerbang Lentera merupakan salah
satu BUMDes terbaik di Kabupaten Semarang terutama di
bidang pariwisata. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya
kunjungan dari berbagai kalangan untuk berwisata. Selain

78

12-bumdes penggerak ekonomi desa.indd 78 1/12/2020 12:17:28 PM


itu menjadi tempat kunjungan studi banding desa-desa
lain.
Maksud dan Tujuan Pendirian BUMDes Gerbang
Lentera Maksud mendirikan BUMDES adalah
mendorong/menampung seluruh kegiatan masyarakat
dan pemberian pelayanan, baik yang berkembang
menurut adat istiadat/budaya setempat, maupun kegiatan
perekonomian yang diserahkan untuk dikelola oleh
masyarakat melalui program pemerintah Kabupaten,
provinsi maupun Pemerintah Pusat. Pendirian BUMDes
Gerbang Lentera bertujuan sebagai berikut:
1. Mendorong perkembangan perekonomian
masyarakat;
2. Meningkatkan kreatifitas dan peluang usaha ekonomi
produktif masyarakat;
3. Mendorong berkembangnya usaha mikro sektor
informal;
4. Memberikan pelayanan kebutuhan air bersih;
5. Meningkatkan pendapatan masyarakat desa dan
pendapatan asli desa serta membuka lapangan
pekerjaan.

79

12-bumdes penggerak ekonomi desa.indd 79 1/12/2020 12:17:28 PM


FAKTOR KEBERHASILAN BUMDES GERBANG
LENTERA DESA LEREP

1. Sumber Daya

Dalam pelaksanaan sebuah program dibutuhkan


kualitas sumber daya manusia yang baik. Selain itu,
tidak bisa dipungkiri bahwa dibutuhkan sumber daya
lainnya dalam pelaksanaan sebuah program. Antara lain
sumber daya finansial, sumber daya alam, dan potensi-
potensi lain yang dapat mendukung berhasilnya sebuah
program. Begitu pula dalam pelaksanaan BUMDes
Gerbang Lentera Desa Wisata Lerep sumber daya-
sumber daya tersebut sangat berpengaruh. Yang
pertama sumber daya manusia, dalam proses
pelaksanaan BUMDes Gerbang Lentera Desa Wisata
Lerep tidak hanya unsur Pemerintah Desa dan pengurus
saja yang berperan. Akan tetapi masyarakat pun ikut
berperan aktif terutama melalui berbagai kelompok
kegiatan yang ada di desa seperti kelompok sadar
wisata (pokdarwis), kelompok pkk, kelompok peternak

80

12-bumdes penggerak ekonomi desa.indd 80 1/12/2020 12:17:28 PM


dan lain lain. Akan tetapi tidak dapat dipungkiri bahwa
yang paling berperan adalah para pengurus BUMDes
yang dipilih melalui musyawarah desa. Yang kedua
adalah sumber daya finansial, dalam pelaksanaan
program BUMDes dibutuhkan modal yang sangat besar.
Modal ini berasal dari APBDes yang kemudian
digunakan untuk membeli kebutuhan BUMDes. Pada
awal berdiri di tahun 2017 jumlah anggaran BUMDes
Gerbang Lentera yang diberikan dari APBDes adalah Rp
100.000.000,00. Dengan adanya perkembangan
BUMDes menuju ke arah yang baik dan cukup signifikan
sehingga Desa Lerep menjadi lebih dikenal, Pemerintah
Desa Lerep memberikan alokasi anggaran pada tahun
2018 lebih tinggi dari sebelumnya yaitu sebesar Rp
198.000.000,00. Selain sumber daya manusia dan
finansial yang ketiga adalah sumber daya alam dan
potensi-potensi desa lainnya yang perannya tentu saja
tidak dapat diabaikan begitu saja. Sumberdaya alam
yang dimiliki Desa Lerep adalah adanya Curug
Indrokilo, sedangkan potensi desa lainnya antara lain
Embung Sebligo, lahan pertanian dan peternakan.

81

12-bumdes penggerak ekonomi desa.indd 81 1/12/2020 12:17:28 PM


2. Partisipasi dan Pemberdayaan Masyarakat Melalui
BUMDes

Pemberdayaan masyarakat sangat erat kaitannya


dengan partisipasi masyarakat desa guna kelancaran
dalam proses pembangunan serta adanya ketepatan
sasaran tujuan pembangunan. Keberhasilan
pelaksanaan program BUMDes bukan semata-mata
didasarkan pada kemampuan aparatur Pemerintah
Desa dan pengelola BUMDes, tetapi juga berkaitan
dengan upaya mewujudkan kemampuan masyarakat
untuk berpartisipasi dalam pelaksanaan program
BUMDes. Ketika berdiri pada akhir tahun 2016,
BUMDes Gerbang Lentera perencanaan dan
pembentukannya merupakan prakarsa masyarakat atas
intervensi dari Pemerintah Desa. intervensi disini adalah
adanya perlindungan hukum yang mengatur mengenai
BUMDes melalui Perdes dan pengawasan kegiatan
BUMDes. Selebihnya, Pemerintah Desa berperan dalam
pendanaan melalui APBDes dan melihat potensi desa
apa yang bisa dikembangkan melalui BUMDes. Dalam

82

12-bumdes penggerak ekonomi desa.indd 82 1/12/2020 12:17:28 PM


prosesnya dari awal hingga saat ini, BUMDes gerbang
Lentera tidak hanya mementingkan hasil yang ingin
dicapai, tetapi juga untuk meningkatkan kemampuan
dan kesejahteraan masyarakat Desa Lerep. BUMDes
Gerbang Lentera tidak hanya berorientasi pada profit,
melainkan memberikan kesempatan kepada
masyarakat yang mempunyai keinginan dan
kemampuan untuk meningkatkan ketrampilan mereka
dangan menjadi pengurus BUMDes. Masyarakat yang
sebelumnya menganggur dan tidak ada penghasilan
tambahan bisa menjadi karyawan di unit-unit usaha
ataupun bergabung dengan kelompok masyarakat yang
bermitra dengan BUMDes.

3. Dukungan Pemerintah

Dalam pelaksanaan dan pengelolaan BUMDes, desa


tidak dapat berjalan sendirian tanpa adanya bantuan
dan dukungan terutama dari pemerintah kabupaten,
provinsi maupun pusat. Salah satu faktor yang
mendukung keberhasilan BUMDes Gerbang Lentera
Lerep adalah dukungan yang sangat besar dari Pemkab

83

12-bumdes penggerak ekonomi desa.indd 83 1/12/2020 12:17:29 PM


Semarang maupun Pemprov Jateng. Bantuan dan
dukungan yang dimaksud adalah bantuan dana yang
diperuntukan dalam pengembangan BUMDes dan
pelatihan-pelatihan agar meningkatkan kualitas
pengelola BUMDes. Tentunya, bantuan dan dukungan
dari pemerintah akan meningkatkan produktifitas dan
efektifitas pengelolaan BUMDes.

4. Kerjasama dengan Pihak Ketiga

Tidak hanya bantuan dari pemerintah daerah saja


yang membantu dalam pengembangan unit usaha
BUMDes. Bantuan dan kerjasama bisa dilakukan
dengan pihak ketiga. Selama satu setengah tahun
berdiri, BUMDes Gerbang Lentera sudah bekerjasama
dengan beberapa lembaga diantaranya adalah dengan
BPJS. Dengan adanya kerjasama ini pastinya para
pekerja akan bekerja secara lebih maksimal dan
bersemangat.

84

12-bumdes penggerak ekonomi desa.indd 84 1/12/2020 12:17:29 PM


5. Hambatan dan Permasalahan yang Terjadi Dalam
Pelaksanaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes)

Walaupun dikatakan berjalan dengan baik bukan


berarti pengelolaan BUMDes Gerbang Lentera tanpa
hambatan. Hambatan dalam mendirikan BUMDes di
Kabupaten Semarang yang paling utama adalah
masalah penggajian. Beberapa BUMDes yang sudah
mempunyai usaha yang eksis dan pendapatan yang
masuk tiap bulannya, akan tetapi belum bisa untuk
memenuhi gaji karyawan dan direksi BUMDes. Hal ini
pulalah yang menyebabkan banyak desa tidak
mempunyai BUMDes karena susahnya mencari
pengurus yang mau bekerja secara sukarela. Tidak ada
regulasi yang mengatur penggajian pengurus dan
karyawan BUMDes. Masalah penggajian ini sebenarnya
tidak terlalu menghambat perkembangan BUMDes
Gerbang Lentera Lerep. Selama kurang lebih satu
setengah tahun berjalan, para pengurus belum pernah
menerima gaji. Akan tetapi jika ada gaji yang diterima
para pengurus pastinya kinerja dan semangat mereka
akan lebih tinggi. Selanjutnya adalah belum optimalnya

85

12-bumdes penggerak ekonomi desa.indd 85 1/12/2020 12:17:29 PM


peran website desa dalam promosi dan pelayanan
masyarakat. Padahal jika lebih dikelola dengan baik
lagi, tentunya makin banyak wisatawan yang tertarik
berkunjung ke Desa Lerep dan lebih memudahkan
masyarakat dalam menerima pelayanan dari BUMDes
maupun dari Pemerintah Desa Lerep.

6. BUMDesa Desa ‘Hanyukupi’ Ponjong dan BUM Desa


‘Sejahtera’ Bleberan di Kabupaten Gunung Kidul

Komara & Purnamasari (2016), melalukan Telaah


Kajian Manfaat Keberadaan BUM Desa ‘Hanyukupi’
Ponjong dan BUM Desa ‘Sejahtera’ Bleberan di Kabupaten
Gunungkidul. Hasil kajian menjelaskan bahwa, pendirian
BUM Desa didasarkan pada kebutuhan dan potensi desa
sebagai upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat.
BUM Desa dibangun atas inisiasi masyarakat, yang
berdasarkan prinsip kooperatif, partisipatif, emansipatif,
transparansi, akuntabel, dan berkelanjutan dengan
mekanisme berbasis anggota dan pengusahaan mandiri
(Ridlwan, 2014). Oleh karena itu masyarakatlah yang

86

12-bumdes penggerak ekonomi desa.indd 86 1/12/2020 12:17:29 PM


paling berhak mendapat manfaat dari keberadaan BUM
Desa, baik manfaat langsung maupun manfaat tidak
langsung.

a) Manfaat ekonomi (PADes)


BUM Desa diharapkan mampu menstimulasi dan
menggerakkan roda perekonomian di pedesaan. Aset
ekonomi yang ada di desa harus dikelola sepenuhnya
oleh masyarakat desa. BUM Desa akan bergerak
seirama dengan upaya meningkatkan sumber-sumber
pendapatan asli desa, meng-gerakkan kegiatan
ekonomi masyarakat di mana peran BUM Desa sebagai
institusi payung dalam menaungi (Nurcholis, 2011).
Demikian halnya yang dijumpai di BUM Desa
‘Hanyukupi’ dan BUM Desa ‘Sejahtera’, dimana
prosentase pembagian keuntungan atau sisa hasil
usaha (SHU) dialokasikan untuk beberapa pos.
Pada tahun 2014 BUM Desa ‘Hanyukupi’ Desa
Ponjong memperoleh sisa hasil usaha (SHU) sebesar Rp
88.000.000,- yang merupakan hasil bersih dari usaha.
Dari SHU tersebut dibagi dengan alokasi sebesar 20%
untuk Desa, BKM 20%, BUMDes 20%, kemudian Dusun

87

12-bumdes penggerak ekonomi desa.indd 87 1/12/2020 12:17:29 PM


15%. Sedangkan BUM Desa ‘Sejahtera’ di Desa
Bleberan yang menaungi tiga unit usaha wisata Gua
Rancang dan Air Terjun Sri Gethuk, Pelayanan Air
Bersih (PAB), dan koperasi simpan pinjam memberikan
kontribusi pada PADes tahun 2013 sebanyak Rp
64.000.000,- yang merupakan 25% dari laba BUMDes,
dan setiap dusun menerima kurang lebih Rp
6.000.000,- per tahun.
Keberadaan BUMDes tidak dipungkiri membawa
perubahan di bidang ekonomi dan sosial. Kontribusi
BUMDes terutama dalam bentuk Pendapatan Asli Desa,
dimana keuntungan bersih BUMDes dialokasikan untuk
pemasukan Desa. Keuntungan BUMDes dialokasikan
untuk beberapa pihak dengan prosentase yang
berbeda. Walaupun demikian masih perlu dikaji kembali
mengenai prosentase pembagian SHU agar dapat
digunakan untuk kebutuhan-kebutuhan masyarakat.

b) Manfaat politik
BUM Desa yang berdiri secara partisipatif,
menjadi ruang bertemunya kelompokkelompok minat
kepentingan di desa. Kesepakatan-kesepakatan

88

12-bumdes penggerak ekonomi desa.indd 88 1/12/2020 12:17:29 PM


mengenai jenis usaha, prosentase pembagian
keuntungan, hingga terbitnya peraturan desa (perdes)
merupakan salah satu manfaat tidak langsung dari
keberadaan BUM Desa. Pengurus BUM Desa
‘Hanyukupi’ dan BUM Desa ‘Sejahtera’ setiap tahun
melakukan laporan pertanggungjawaban yang dihadiri
perwakilan elemen masyarakat sebagai bentuk
transparansi dan akuntabilitas pengelolaan usaha.
Disana masyarakat melakukan fungsi kontrol
(pengawasan) terhadap jalannya bisnis unit-unit usaha
yang bernaung di bawah BUM Desa dan mendiskusikan
perencanaan yang akan dilakukan dalam tahun
anggaran berikutnya.

c) Manfaat sosial budaya


Dalam rangka meningkatkan pendapatan
masyarakat dan pendapatan asli desa (PADes) maka
BUM Desa berkontribusi secara sosial untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat akan lapangan pekerjaan.
Semenjak ada BUM Desa ‘Sejahtera’ masyarakat Desa
Bleberan memperoleh lapangan kerja baru, karena
87% karyawan BUM Desa ‘Sejahtera’ berasal dari

89

12-bumdes penggerak ekonomi desa.indd 89 1/12/2020 12:17:29 PM


tenaga kerja lokal. Berkurangnya angka pengangguran
dan urbanisasi akan menjaga keguyuban desa karena
aktivitas masyarakat berpusat di desa.
Melalui unit usaha koperasi simpan pinjam (UEP-
SP), BUM Desa ‘Sejahtera’ turut menghidupkan sektor
ekonomi produktif serta mendukung berbagai kegiatan
kelompok masyarakat PKK dan Karang Taruna. BUM Desa
‘Sejahtera’ juga memberi santunan dan rehabilitasi rumah
warga miskin. Hal yang sama juga dilakukan BUM Desa
‘Hanyukupi’ yang mengalokasikan sebagian
keuntungannya untuk pemberian kambing kepada warga
tidak mampu, pemberian bea siswa kepada anak sekolah,
dan menyediakan kios bagi warga di lokasi ‘Waterbyur’.
Salah satu solusi penting yang mampu mendorong
gerak ekonomi desa adalah mengembangkan
kewirausahaan bagi masyarakat desa. Pengembangan
desa wirausaha menawarkan solusi untuk mengurangi
kemiskinan, migrasi penduduk, dan pengembangan
lapangan kerja di desa. Kewirausahan menjadi strategi
dalam pengembangan dan pertumbuhan kesejahteraan
masyarakat, dimana sumber daya dan fasilitas yang

90

12-bumdes penggerak ekonomi desa.indd 90 1/12/2020 12:17:29 PM


disediakan secara spontan oleh (komunitas) masyarakat
desa untuk menuju perubahan kondisi sosial ekonomi
perdesaan (Ansari, 2013). Apabila desa wirausaha menjadi
suatu gerakan massif, maka merupakan hal yang sangat
mungkin untuk mendorong perkembangan ekonomi
perdesaan. Desa wirausaha merupakan program yang
dapat dikembangkan untuk mengatasi pengangguran,
pendapatan rendah, dan menambah keragaman jenis
usaha di desa. Kewirausahaan masyarakat desa pun dapat
bermakna mengorganisir struktur ekonomi perdesaan.
Seluruh aset desa seperti tanah, air, lingkungan, dan
tenaga kerja dapat menjadi modal pengembangan usaha
baru yang digerakkan bersama-sama oleh seluruh elemen
desa.
Kontribusi BUM Desa sebagai salah satu
pembangunan desa mandiri yag dapat berjalan dengan
percaya diri bahwa desa memang sudah berhasil
mengatur rumah tangganya sendiri dan menciptakan desa
yang mandiri yang tidak hanya bergantung kepada
anggaran dana desa yang berasal dari Pemerintah
Kabupaten dan Pemerintah (Ramadana dkk, 2013).

91

12-bumdes penggerak ekonomi desa.indd 91 1/12/2020 12:17:29 PM


Ahmad Nur Ihsan dalam penelitiannya
menyimpulkan bahwa; Dalam pelaksanaannya, seluruh
elemen yang berperan dalam BUMDesa yaitu masyarakat,
Pemerintah Desa maupun pengelola BUMDesa telah
menjalankan tugasnya dengan baik. Walaupun baru
berdiri selama satu setengah tahun, sudah banyak
pengakuan dari banyak pihak atas prestasi dalam hal
pengelolaan dan pengembangan unit usaha BUMDes
Gerbang Lentera. BUMDesa Gerbang Lentera telah
memperoleh berbagai prestasi di kompetisi antar BUMDes
di berbagai tingkat. Banyak sekali desa-desa di Kabupaten
Semarang bahkan dari luar melaksanakan studi banding di
Desa Lerep. Faktor-faktor yang menyebabkan
keberhasilan BUMDesa Gerbang Lentera antara lain adalah
sumberdaya yang baik, dari sumberdaya alam,
sumberdaya manusia dan potensi-potensi desa yang
lainnya. Selain itu adanya dukungan baik dari Pemerintah
Desa, Pemerintah Kabupaten dan Provinsi hingga
Pemerintah Pusat. Serta partisipasi masyarakat yang
tinggi dalam pelaksanaan kegiatan BUMDesa melalui unit-
unit usaha yang dimiliki BUMDes dan kelompok-kelompok

92

12-bumdes penggerak ekonomi desa.indd 92 1/12/2020 12:17:29 PM


masyarakat yang bermitra dengan BUMDes. Namun masih
terdapat hambatan dan permasalahan yang terjadi dalam
pelaksanaan dan pengelolaan BUMDes Gerbang Lentera.
Permasalahan yang terjadi adalah adanya potensi desa
yang belum bisa dikembangkan melalui BUMDesa karena
belum adanya modal. Selanjutnya adalah para pengurus
bekerja secara sukarela tanpa mempunyai gaji setiap
bulannya. Ini merupakan masalah yang paling banyak
dialami BUMDesa di Kabupaten Semarang. Yang terakhir
adalah belum optimalnya peran website desa dalam
promosi dan pelayanan masyarakat. Padahal jika lebih
dikelola dengan baik lagi, tentunya makin banyak
wisatawan yang tertarik berkunjung ke Desa Lerep dan
lebih memudahkan masyarakat dalam menerima
pelayanan dari BUMDesa maupun dari Pemerintah Desa
Lerep.
Dengan demikian, di sarankan bahwa: Walaupun
sejauh ini pengelolaan dan pelaksanaan BUMDesa di Desa
Lerep sudah berjalan dengan baik akan tetapi masih
ditemukan beberapa masalah. Pihak pelaksana BUMDesa
dan Pemerintah Desa diharapkan agar lebih menggenjot

93

12-bumdes penggerak ekonomi desa.indd 93 1/12/2020 12:17:29 PM


proses promosi yang dilakukan untuk menarik pengunjung
Desa Wisata Lerep sehingga semakin banyak yang
mengunjungi Desa Wisata Lerep. Dengan banyaknya
pengunjung tentunya semakin menambah pemasukan
yang kemudian digunakan untuk bisa menggaji pengurus
BUMDesa dan bisa digunakan untuk tambahan modal
dalam pengembangan potensi desa. Baik BUMDes
maupun Pemerintah Desa diharapkan juga
memperbanyak kerjasama dengan pihak ketiga, utamanya
dalam pengembangan unit-unit usaha yang dimiliki oleh
BUMDes Gerbang Lentera maupun peningkatan kinerja
dan kualitas pengelola BUMDes Gerbang Lentera.
BUMDesa juga diharapkan bisa bekerjasama dengan
dinas-dinas terkait seperti Dinas Pendidikan yang bisa
memasukan edukasi pedesaan ke materi pembelajaran
sekolah, Dinas Pariwisata membatu mempromosikan Desa
Wisata Lerep dan lain sebagainya. Dinas Pemberdayaan
Masayarakat dan Desa Kabupaten Semarang, Pemerintah
Kabupaten Semarang dan Pemerintah Provinsi serta
Pemerintah Pusat diharapkan tidak hanya memberikan
bantuan sebatas pada dana, diharpkan juga memberikan

94

12-bumdes penggerak ekonomi desa.indd 94 1/12/2020 12:17:30 PM


pelatihan-pelatihan tidak hanya pada Perangkat Desa dan
Pengurus BUMDes, akan tetapi ke seluruh elemen yang
berhubungan dengan langsung dengan pengelolaan
BUMDesa, seperti kelompok peternak, pokdarwis dan
UKM-UKM yang bermitra dengan BUMDesa. Diperlukan
juga pelatihan bagaimana cara mengelola website desa
yang baik sehingga website yang sudah ada bisa lebih
berperan dalam promosi desa wisata dan pelayanan
masyarakat. Bagi masyarakat Desa Lerep agar
kedepannya selalu konsisten dalam partisipasinya dalam
pengelolaan BUMDesa. Sehingga BUMDesa yang sudah
berjalan akan semakin maju dan berkembang yang
tentunya juga akan meningkatkan pembangunan desa dan
kesejahteraan masyarakat Desa Lerep sendiri.

BUM DESA KABUPATEN KULON PROGO ( BUM


DESA BINANGUN MITRA SEJAHTERA (BMS)
DESA KARANGWUNI, BUMDESA DI KABUPATEN
BANTUL (BUM DESA DLINGO GIRITAMA)

Danarti (2018), melakukan Kajian Posisi Badan Usaha


Milik Desa dalam Pergerakan Ekonomi Desa di BUM Desa

95

12-bumdes penggerak ekonomi desa.indd 95 1/12/2020 12:17:30 PM


Binangun Mitra Sejahtera (BMS) Desa Karangwuni
Kabupaten Kulon Progo dan BUM Desa Dlingo Giritama,
Kabupaten Bantul. Hasil kajian menunjukkan bahwa,
Posisi BUM Desa dalam penggerakan ekonomi desa
dilihat dari kewenangan BUM Desa yang diberikan oleh
Pemerintah Desa dalam pengelolaan aset desa, maka
kewenangan tersebut belum mendapatkan pelimpahan
yang optimal hal ini karena asset desa telah dikelola oleh
perangkat desa/ masyarakat, namun akan direncanakan
pelimpahannya secara bertahap kepada BUM Desa.
Selanjutnya dilihat dari pergerakan ekonomi masyarakat,
BUM Desa umumnya telah mengimplementasikan peran
meningkatkan usaha masyarakat, membuka lapangan
kerja, meningkatkan pelayanan umum bidang
perekonomian, meningkatkan pendapatan asli desa yang
dapat dimanfaatkan untuk menggerakkan
perekonomian masyarakat. Dua peran lainnya hanya
dijalankan oleh sebagian kecil BUMDesa yaitu dalam
hal mengembangkan kerjasama antar desa dan/atau
dengan pihak ketiga untuk pengembangan ekonomi, dan
ada 10 persen yang sudah berperan menciptakan

96

12-bumdes penggerak ekonomi desa.indd 96 1/12/2020 12:17:30 PM


peluang dan jaringan pasar produk yang dihasilkan
masyarakat. Dalam kontek sebagai pelaku pasar, para
pengelola BUMDesa umumnya sudah memahami
bahwa BUMDesa tidak boleh menjadi predator atau
mematikan usaha masyarakat, tetapi persaingan usaha
seringkali tidak dapat dihindari. Jenis usaha yang sering
harus bersaing dengan usaha yang sudah dilaksanakan
oleh masyarakat antara lain warung ritel sembako dan
pemasaran hasil pertanian. Usaha di bidang destinasi
wisata seringkali juga harus bersaing dengan kelompok
masyarakat yang sudah lebih dulu mengelolanya.

97

12-bumdes penggerak ekonomi desa.indd 97 1/12/2020 12:17:30 PM


98

12-bumdes penggerak ekonomi desa.indd 98 1/12/2020 12:17:30 PM


PERMASALAHAN
DAN SOLUSI
PENGEMBANGAN
BUMDesa
97
99

12-bumdes penggerak ekonomi desa.indd 99 1/12/2020 12:17:30 PM


100

12-bumdes penggerak ekonomi desa.indd 100 1/12/2020 12:17:30 PM


PERMASALAHAN PENGEMBANGAN BUM DESA

Berbagai literature mengungkapkan bahwa dalam


pengembangan BUM Desa di Indonesia dihadapkan oleh
berbagai permasalahan. Mulyadin (2016),
menngungkapkan bahwa terdapat 5 permasalahan dalam
pengelolaan BUM Desa yaitu:
1. Iklim berusaha yang belum kondusif
2. Keterbatasan informasi dan akses pasar
3. Rendahnya Produktivitas (rendahnya teknologi)
4. Keterbatasan permodalan dan
5. Rendahnya semangat dan jiwa kewirausahaan
Menurut Danarti (2016), perkembangan BUM Desa
umumnya masih terbatas, beberapa kendala tersebut
antara lain sebagai berikut:
a. Aset-aset ekonomi desa yang strategis belum
dikelola BUMDesa karena masih dikelola oleh
Pemerintah Desa dan atau oleh masyarakat.
b. Kompetensi SDM umumnya masih terbatas,
terutama dalam hal membaca potensi dan
peluang usaha yg menghasilkan profit. Di sisi

101

12-bumdes penggerak ekonomi desa.indd 101 1/12/2020 12:17:30 PM


lain, persaingan dalam merebut peluang pasar
cukup ketat. Pesan bahwa usaha BUMDesa tidak
boleh mematikan usaha masyarakat cukup
membuat gamang para pengelola BUMDesa.
c. Dukungan Pemerintah Desa untuk penyertaan
modal umumnya masih terbatas. Hal ini karena
Dana Desa masih difokuskan untuk pembangunan
fisik dan sebagian Kepala Desa masih ragu
terhadap keberhasilan BUMDesa

SOLUSI PENGEMBANGAN BUM DESA

Berbagai permasalahan pengembangan BUM Desa


sebagaimana telah diuraikan diatas, diperlukan
pemecahan sehingga BUM Desa dapat dikembangkan dan
berjalan secara efisien sesuai tujuan pendiriannya. Solusi
pengembangan BUM Desa, dalam buku ini lebih fokus
pada pendapat Mulyadin (2016) dan hasil kajian Danarti
(2018) sebagai berikut:
Ada 3 (tiga) alternative solusi yang dapat digunakan untuk
mengembangkan BUM Desa yaitu (Mulyadin, 2016):

102

12-bumdes penggerak ekonomi desa.indd 102 1/12/2020 12:17:30 PM


Solusi 1 :
a. Adanya Perusahaan menengah atau besar sebagai
bapak angkat. Bapak angkat ini dapat berupa BUMD
Kabupaten, BUMD Propinsi, BUMN, atau
perusahaan swasta yang memang bergerak di
bidang yang sama
b. Perlu dibuat katagori usahanya, misalnya
perkebunan, pertanian, perikanan, kehutanan,
peternakan, wisata, home industry, dan Toserba
c. Harus ditetapkan bahwa BUM Desa merupakan
penyuplai bahan baku atau bahan setengah jadi
untuk perusahaan menengah dan besar, sehingga
saling sinergi, BUM Desa bias bergerak karena
perusahaan membutuhkan pasokan, sedangkan
perusahaan terbantu dalam kepastian pasokan
barang atau bahan baku.
d. Perlu system administrasi yang baik untuk
mendukung BUM Desa
e. Perlu pengetahuan dan dukungan IT yang baik
Solusi 2:

103

12-bumdes penggerak ekonomi desa.indd 103 1/12/2020 12:17:30 PM


Agar BUMDesa dapat berkembang dan mampu
mendorong pergerakan ekonomi desa, maka:
a. Pengelolaan aset ekonomi desa yang strategis
sebaiknya menjadi usaha awal BUMDesa.
b. Terhadap aset yang sudah dikelola oleh
masyarakat, BUMDesa perlu mengambil peran
yang lebih makro terkait dengan legalitas usaha
dan tidak overlapping dengan peran masyarakat.
c. Usaha yang dikembangkan oleh BUMDesa tidak
boleh bertabrakan dengan jenis usaha yang
dikembangkan masyarakat. BUMDesa dapat
mengisi ruang usaha yang masih kosong atau saling
melengkapi/ mendukung usaha masyarakat agar
perekonomian desa dapat cepat berkembang. Oleh
sebab itu, perlu identifikasi permasalahan ekonomi
desa dan identifikasi kebutuhan masyarakat secara
detil, serta jalinan kerjasama antar pemerintah
desa, BUMDesa, masyarakat. Yang tidak kalah
pentingnya yaitu pembuatan rencana usaha yang
menggambarkan aktivitas usaha minimal tiga tahun
ke depan dan sosialisasi BUMDesa kepada

104

12-bumdes penggerak ekonomi desa.indd 104 1/12/2020 12:17:31 PM


masyarakat secara rutin agar masyarakat
memahami penting kehadiran BUMDesa.
d. Salah satu jenis usaha yang dapat mendorong
ekonomi masyarakat sekaligus menguntungkan
adalah: kerjasama usaha dengan pengusaha
yang sudah ada di desa. Dalam hal ini, BUMDesa
dapat berperan sebagai pendamping usaha,
investor, dan atau memperbaiki manajemen
usaha.
e. Peningkatan kompetensi SDM pengelola BUMDesa
terutama dalam hal: identifikasi potensi dan
peluang usaha.

Solusi 3 :
1) Pengembangan E-COMMERCE
Pengembangan e-Commerce merupakan salah
satu cara penjualan produk BUM Desa melalui online
shop. Untuk melakukan penjualan produk melalui online
shop, BUM Desa perlu diperhatikan beberapa hal yaitu:
a. Kualitas produk
b. Sarana informasi dan komunikasi

105

12-bumdes penggerak ekonomi desa.indd 105 1/12/2020 12:17:31 PM


c. SDM (pelaku usaha)
d. Permodalan ( kredit ringan)

2) Pendekatan BUM Desa melalui Ekonomi Kreatif


Pengembangan harus di dorong dengan
menggunakan pendekatan atau konsep ekonomi
kreatif, sehingga mampu menciptakan dan
menghasilkan produk yang unik. Ekonomi kreatif
merupakan era baru yang menintensifkan informasi dan
kreatifitas dengan mengandalkan ide dan pengetahuan
dari SDM sebagai factor produksi utama dalam kegiatan
ekonominya. Disamping itu dengan ekonomi kreatif
menciptakan nilai tambah baik secara ekonomi maupun
social budaya.

3) Perluasan Pasar BUM Desa


Perluasan produk BUM Desa perlu dilakukan
dengan cara membangun pusat pemasaran khusus dan
outlet untuk produk BUM Desa, menyusun/menegakkan
regulasi yang mewajibkan pasar modern seperti: Giant,

106

12-bumdes penggerak ekonomi desa.indd 106 1/12/2020 12:17:31 PM


Seven Elevant, Indomaret dan Alfamart untuk ikut
memasarkan produk-produk BUM Desa, dan
menerapkan strategi keterkaitan BUM Desa penghasil
bahan baku perantara dengan industri yang bergerak di
sector hilir (termasuk dengan BUMN), dalam skema ini
BUM Desa berfungsi sebagai penyedia input bagi
industri pengolahan akhir.

4) Peningkatan Daya Saing


Untuk peningkatan daya saing ini perlu dibuat
kategorisasi tingkat perkembangan BUM Desa
berdasarkan status perkembangannya ( BUMDes Muda;
BUMdes Madya, dan BUMDes Mandiri). Hal ini penting
sebagai dasar pengambilan kebijakan dan pembinaan
BUMDes sesuai dengan tingkat perkembangannya yang
telah dicapai. Dengan pengelompokan tersebut
Pemerintah bisa menentukan kebijakan, kredit dan lain-
lain yang sesuai dengan kebutuhan BUMDes sesuai
dengan masing-masing kelompok. Sebagai contoh :
BUMDes Muda atau BUMDes yang baru berjalan belum
kompetitif baik dari sisi biaya maupun pemasaran,

107

12-bumdes penggerak ekonomi desa.indd 107 1/12/2020 12:17:31 PM


kemudian BUMDes Madya kompetitif hanya dari sisi
biaya atau pemasaran, sedangkan BUMDes Mandiri
kompetitif dari sisi biaya dan pemasaran.

5) Antisipasi Implementasi Perdagangan Bebas


Menghadapi implementasi perdagangan bebas,
BUMDes akan bersaing dengan produk-produk luar
negeri yang lebih kompetitif. Sambil meningkatkan
daya saing dalam jangka panjang, perlu dilakukan
langkah-langkah antisipasi jangka pendek sehingga
BUMDes tidak tersingkir akibat persaingan yang tidak
seimbang. Oleh karena itu langkah-langkah yang harus
dilakukan adalah:
a) BUMDes dengan kategori Muda dan Madya
diberikan fasilitas pajak dengan tarif 0%.
b) Program bantuan pemerintah harus lebih fokus dan
menyantuni kebutuhan BUMDes yang termasuk
dalam kategori berkembang atau Madya.
c) Penyesuaian tarif dasar listrik dan bahan bakar
untuk BUMdes kategori BUMDes Muda.

108

12-bumdes penggerak ekonomi desa.indd 108 1/12/2020 12:17:31 PM


6) Pendampingan dalam pembuatan peraturan desa
mengenai BUM Desa.
Peraturan Desa tentang BUM Desa untuk
beberapa desa belum dibuat. Menurut Undang-undang
No. 6 Tahun 2014 tentang Desa menyebutkan bahwa,
pendirian BUM Desa disepakati melalui Musyawarah
Desa dan ditetapkan melalui Peraturan Desa. Ketentuan
ini menegaskan bahwa satu-satunya landasan hukum
yang mengikat dan berlaku dalam pendirian BUM Desa
adalah melalui penerbitan Peraturan Desa. Sehingga
pembuatan Perdes itu penting untuk dilakukan.

7) Upaya bersama lintas Kementerian/Lembaga dalam


pengembangan BUM Desa
Pengembangan BUMDesa akan sangat
ditentukan oleh dukungan oleh kementerian atau
lembaga lain. Hal-hal yang dapat dilakukan oleh
kementerian lain dalam mendukung pengembangan
BUM Desa adalah sebagai berikut:

109

12-bumdes penggerak ekonomi desa.indd 109 1/12/2020 12:17:31 PM


Gambar 7. Lintas Kementerian dalam pengembangan BUM Desa
(Sumber : Mulyadin,2018)

Menurut Danarti (2018), untuk mengatasi kendala


pengembangan BUMDesa dan agar BUMDesa dapat
berkembang dan mampu mendorong pergerakan
ekonomi desa, maka:
1. Pengelolaan aset ekonomi desa yang strategis sebaiknya
menjadi usaha awal BUMDesa.
2. Terhadap aset yang sudah dikelola oleh masyarakat,
BUMDesa perlu mengambil peran yang lebih makro

110

12-bumdes penggerak ekonomi desa.indd 110 1/12/2020 12:17:31 PM


terkait dengan legalitas usaha dan tidak overlapping
dengan peran masyarakat.
3. Usaha yang dikembangkan oleh BUMDesa tidak boleh
bertabrakan dengan jenis usaha yang dikembangkan
masyarakat. BUMDesa dapat mengisi ruang usaha yang
masih kosong atau saling melengkapi/mendukung usaha
masyarakat agar perekonomian desa dapat cepat
berkembang. Oleh sebab itu, perlu identifikasi
permasalahan ekonomi desa dan identifikasi kebutuhan
masyarakat secara detil, serta jalinan kerjasama antar
pemerintah desa, BUMDesa, masyarakat. Yang tidak kalah
pentingnya yaitu pembuatan rencana usaha yang
menggambarkan aktivitas usaha minimal tiga tahun ke
depan dan sosialisasi BUMDesa kepada masyarakat secara
rutin agar masyarakat memahami penting kehadiran
BUMDesa.
4. Salah satu jenis usaha yang dapat mendorong ekonomi
masyarakat sekaligus menguntungkan adalah:
kerjasama usaha dengan pengusaha yang sudah ada
di desa. Dalam hal ini, BUMDesa dapat berperan
sebagai pendamping usaha, investor, dan atau
memperbaiki manajemen usaha.

111

12-bumdes penggerak ekonomi desa.indd 111 1/12/2020 12:17:31 PM


5. Peningkatan kompetensi SDM pengelola BUMDesa
terutama dalam hal: identifikasi potensi dan peluang
usaha.
6. Khusus Kab. Kulon Progo, perlu penyempurnaan
kebijakan daerah dalam hal:
(a) Penggunaan dana simpan pinjam agar lebih
fleksibel.
(b) Pembagian keuntungan BUMDesa agar dirumuskan
kembali sehingga nilai ekonomi modal BUMDesa
tidak semakin menurun.

112

12-bumdes penggerak ekonomi desa.indd 112 1/12/2020 12:17:31 PM


PENUTUP

111
113

12-bumdes penggerak ekonomi desa.indd 113 1/12/2020 12:17:31 PM


114

12-bumdes penggerak ekonomi desa.indd 114 1/12/2020 12:17:31 PM


Badan Usaha Milik Desa (BUMDesa) merupakan
lembaga usaha desa yang dikelola oleh masyarakat dan
pemerintahan desa dalam upaya memperkuat
perekonomian desa dan dibentuk berdasarkan kebutuhan
dan potensi desa.
Untuk mewujudkan tujuan dari kewenangan
pemerintahan desa dalam mengatur dan mengurus
kepentingan masyarakatnya, desa perlu melakukan
berbagai strategi. Strategi ini penting agar alokasi, potensi
dan sumber daya yang ada di desa dapat diefektifkan
untuk mendukung perwujudan pembangunan desa.
Dimana pembangunan desa diupayakan untuk dapat
meningkatkan kualitas hidup dan kehidupan untuk
sebesar-besarnya kesejahteraan masyarakat desa.
Peran BUM Desa yang strategis tersebut, diperlukan
pengelolaan yang professional paling tidak mengacu
kepada tata kelola yang telah di tetapkan peraturan
perundangan yaitu Peraturan Menteri Desa,
Pembangunan Daerah Tertinggal, Dan Transmigrasi
Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2015 Tentang
Pendirian, Pengurusan Dan Pengelolaan, Dan Pembubaran

115

12-bumdes penggerak ekonomi desa.indd 115 1/12/2020 12:17:32 PM


Badan Usaha Milik Desa. Dengan Peraturan Menteri ini,
para pengelola lebih diakui dalam pengelolaan BUM Desa.
BUM Desa sebagai penggerak ekonomi masyarakat
di desa telah menunjukkan perannya terutama jika dilihat
manfaatnya yaitu komersil dan pelayanan publik. Oleh
karenanya kendala-kendala yang dihadapi seperti
kewenangan, permodalan, lemahnya SDM, penguasaan
teknologi, akses pasar, kerjasama dan lainnya, dukungan
dan partisipasi masyarakat terus ditingkatkan sehingga
BUMDesa dikelola secara profesional, efektif dan efisien.
Di era yang disebut dengan era industri 4.0 harus
disambut dengan mempersiapkan diri secara bersama
(lintas sektor) melalui pemanfaatan kekuatan, kelemahan,
peluang dan tantangan sehingga daya saing menjadi
semakin kuat, dan pada kahirnya perekonomian desa
sebagai pilar ekonomi desa semakin berkembang dan
mensejahterakan masyarakat desa khsusnya dan
pembangunan Indonesia pada umumnya.

116

12-bumdes penggerak ekonomi desa.indd 116 1/12/2020 12:17:32 PM


DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Nur Ihsan , 2017. Analisis Pengelolaan Badan


Usaha Milik Desa (BUMDes) Gerbang Lentera
Sebagai Penggerak Desa Wisata Lerep.Departemen
Ilmu Politik dan Pemerintahan
Almasdi, Syahza dan Suarman. 2013. Strategi
Pengembangan Daerah Tertinggal dalam Upaya
Percepatan Pembangunan Ekonomi Pedesaan.
Jurnal Ekonomi Pembangunan Volume 14 Nomor 1,
Juni 2013, hlm. 126-139.
Anwas, O.M. (2014). Pemberdayaan Masyarakat di Era
Global. Bandung: Alfabeta
Andika Drajat Murdani, 2019. Pembangunan Ekonomi
Pedesaan: Konsep, Prinsip, Strategi, hingga
Implementasi Dana Desa.Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik Universitas Diponegoro
Aryanto,2019.Bumdes.ID https://bumdes.id/2019/10/
membangun-jejaring-yang-kuat-kunci-bumdes-
sukses/
Atmojo, Muhammad Eko. 2017. Efektivitas dana desa
untuk pengembangan potensi ekonomi berbasis
partisipasi masyarakat di Desa Bangunjiwo.
Ponorogo : Jurnal Aristo Vol. 5. No. 1. Tahun 2017.
Danarti. 2015. Kajian Fasilitasi Pemerintah dalam
Pengembangan Badan Usaha Milik Desa. Pusat
Penelitian dan Pengembangan, Badan Penelitian

117

12-bumdes penggerak ekonomi desa.indd 117 1/12/2020 12:17:32 PM


dan Pengembangan, Pendidikan dan Pelatihan dan
Informasi, Kementerian Desa, Pebangunan
Daerah Tertinggal dan Transmigrasi. Jakarta.
Davis, Junior R. (2006). Evaluating and disseminating
experiences in local economic development:
observations on integrated development
programmes of the free state, Republic of South
Africa. Paper Prepared for the World Bank-
Netherlands Partnership Program Evaluating and
Disseminating Experiences in Local Economic
Development (LED). Natural Resouce Institute.
Darmawan, D.R.I. (2015). Pemberdayaan Masyarakat
Melalui Pengembangan Desa Wisata Berbasis
Ekowisata Sidoakur Di Kabupaten
Ginting, Charisma Kuriata, Irsad Lubis, & Kasyful
Mahalli. (2008). Pembangunan Manusia di
Indonesia dan faktor-faktor yang
mempengaruhinya. Jurnal Perencanaan &
Pengembangan Wilayah, Vol.4 (1), 2008, p. 17-
24.
Hartomo dan Arnicun, A. (1997). Ilmu Sosial Dasar.
Jakarta: Bumi Aksara
Hutomo, M.Y. (6 Maret 2000). Pemberdayaan Masyarakat
dalam Bidang Ekonomi: Tinjauan Teoritik dan
Implementasi. Makalah disajikan dalam Seminar
Sehari Pemberdayaan Masyarakat yang
diselenggarakan Bappenas di Jakarta. Diakses
tanggal 7 Nopember 2019, pukul 21.45. Pitana,
Harian Republika. (Kamis, 8 Februari 2018). BUMDes
Dikhawatirkan Jadi Saingan Koperasi di Daerah.

118

12-bumdes penggerak ekonomi desa.indd 118 1/12/2020 12:17:32 PM


http://www.republika.co.id/berita/ekonomi/makro
/17/08/22/ov27ld382-bumdes-dikhawatirkan-jadi-
saingan-koperasi-di-daerah. Diakses tanggal 10
Februari. 2018.
Harian Antara Lampung. Minggu 7 Agustus 2016.
Kemendes: BUMdes jangan jadi Predator usaha
di Desa.
https://lampung.antaranews.com/berita/291583/
kemendes-bumdes-jangan-jadi-predator-usaha-
di-desa. Diakses tanggal 10 Februari 2018.
Komara, Eko Kurniawan & Purnamasari, Nurul, 2016.
Manfaat Badan Usaha Milik Desa (BUM Desa) Bagi
Masyarakat (Telaah Kajian Manfaat Keberadaan
BUM Desa ‘Hanyukupi’ Ponjong dan BUM Desa
‘Sejahtera’ Bleberan di Kabupaten Gunungkidul).
Yayasan Penabulu.
Http://Www.Keuangandesa.Com/Wp-Content
/Uploads/2016/05/MANFAAT-BUM-DESA-BAGI-
MASYARAKAT_Revised.Pd. Diunduh Nopember
2019.
Mubyarto, (2010). Membangun Sistem Ekonomi.
Yogyakarta: BPFE Yogyakarta.
Mulyadin Malik,Dr (cand), M.Si, 2016. Menggerakkan
ekonomi desa Melalui BUMDes secara
Berkelanjutan, Direktorat Pengembangan Usaha
Ekonomi Desa Kemendes, PDT dan Transmigrasi
Disampaikan pada Kegiatan PATTIRO: ”Launcing
Portal Terpadu Kedesa.ID dan Diskusi Publik”
Sofyan Hotel Betawi, 16 Juni 2016

119

12-bumdes penggerak ekonomi desa.indd 119 1/12/2020 12:17:32 PM


Mardikanto, T. (2015). Pemberdayaan Masyarakat Dalam
Perspektif Kebijakan Publik. Bandung: Alfabeta.
Membangun Jejaring yang Kuat Kunci BUMDes Sukses,
diunduh pada Tgl 30-10-2019 pukul 21.28
Maryunani, 2008, Pembangunan Bumdes dan
Pemerdayaan Pemerintah Desa, Bandung, CV
Pustaka Persada
Murdani, Andika Drajat, 2018, Pembangunan Ekonomi
Pedesaan: Konsep, Prinsip, Strategi, hingga
Implementasi Dana Desa, Portal-Ilmu.com.di
unggah pada tanggal 8 Nopember 2019.
Muljadi, A.J. (2010). Kepariwisataan & Perjalanan Ed.1.
Jakarta: Rajawali Pers
Nimayah. (2015). Pemberdayaan Ekonomi Mayarakat
Lokal Melalui Kerajinan Perak Oleh Koperasi
Produksi Pengusaha Perak Yogyakarta (KP3Y) Di
Kotagede Yogyakarta. Skripsi. Yogyakarta: Fakultas
Dakwah dan Komunikasi UIN Yogyakarta. Nyoman
Najiyati. Sri. 2016. Sinergisme Pengembangan Ekonomi
Lokal untuk Peningkatan Kesejahteraan Sosial
di Kawasan Perdesaan Telang dan Batu
Betumpang. Disertasi. Depok: Fakultas Ilmu Sosial
dan Politik Universitas Indonesia Departemen Ilmu
Kesejahteraan Sosial. Universitas Indonesia.
Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang
Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6
Tahun 2014 tentang Desa.
Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2015 tentang
Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 43

120

12-bumdes penggerak ekonomi desa.indd 120 1/12/2020 12:17:32 PM


Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang
Desa.
Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah
Tertinggal, dan Transmigrasi Nomor 4 Tahun 2015
tentang Pendirian, Pengurusan dan Pengelolaan,
dan Pembubaran Badan Usaha Milik Desa.
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 tahun 2016
tentang Pengelolaan Aset Desa
Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah
Tertinggal, dan Transmigrasi Nomor 19 Tahun
2017 tentang Penetapan Prioritas Penggunaan
Dana Desa.
Puslitbang Kemendesa. 2017. Dampak Dana Desa
terhadap Perekonomian dan Kemiskinan. Belum
diterbitkan. Jakarta.
Prijono, O.S & Pranaka, A.M.W. (1996). Pemberdayaan
Konsep, Kebijakan, dan Implementasi. Jakarta:
Centre for Strategic and International Studies
(CSIS)
Priasukmana, S. dan Mulyadin, M.R. (2001).
Pembangunan Desa Wisata: Pelaksanaan Undang-
Undang Otonomi Daerah. LIPI
Ramadana, C.B., et al., 2013, Keberadaan Badan Usaha
Milik Desa (BUMDes) sebagai Penguatan Ekonomi
Desa: Studi di Desa Landungsari, Kecamatan Dau,
Kabupaten Malang. Jurnal Administrasi Publik
(JAP) Vol. 1 No. 6: 1068-1076.

121

12-bumdes penggerak ekonomi desa.indd 121 1/12/2020 12:17:32 PM


Rudi Suryanto.2018. Peta Jalan BUMDes. PT Syncore
Indonesia. Yogyakarta.
Rintuh, C. & Miar. (2003). Kelembagaan dan Ekonomi
Rakyat. Yogyakarta: PUSTEP UGM
Sulistyani, A.T. (2004). Kemitraan Dan Model-Model
Pemberdayaan. Yogyakarta: Gava Media.
Sleman.Skripsi. Yogyakarta: Fakultas Ilmu Sosial
UNY.
Suharto, E. (2009). Membangun Masyarakat
Memberdayakan Rakyat. Bandung:
Sumodiningrat, G. (1999). Pemberdayaan Masyarakat dan
Jaring Pengaman Sosial. Jakarta: PT.Gramedia
Pustaka Utama.
Sutoro E, dkk. (2014). Desa Membangun Indonesia.
Yogyakarta: Forum Pengembangan Pembaharuan
Desa (FPPD)
Usman, S. (2003). Pembangunan dan Pemberdayaan
Masyarakat Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Ummi Zakiyah, Iqbal Aidar Idrus, 2017. Srateg
Pengelolaan Sumber Daya Alam Desa Ponggok.
Program Studi Ilmu Pemerintahan, Universitas 17
Agustus 1945, Jurnal Jurnal Ilmu Pemerintahan
(JIP) Volume 2– Nomor 2, Oktober 2017, (Hlm 84-
95)
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa.
https://www.bps.go.id/linkTabelStatis/view/id/1393.
(versi website). Diunduh pada tanggal 28
November 2016. pukul 22:16

122

12-bumdes penggerak ekonomi desa.indd 122 1/12/2020 12:17:32 PM


Pusat Kajian Dinamika Sistem Pembangunan, 2007, Buku
Panduan Pendirian dan Pengelolaan Badan Usaha
Milik Desa (BUMDes), Malang, Universitas
Brawijaya
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 39 Tahun 2010
Tentang Badan Usaha Milik desa, Menteri Dalam
Negeri Republik Indonesia
PERMEN Desa No 4 Tahun 2015 Tentang Pendirian,
Pengurusan dan Pengelolaan, dan Pembubaran
Badan Usaha Milik Desa PERMEN Desa No 5 Tahun
2015 Tentang Penetapan Prioritas Penggunaan
Dana Desa Tahun 2015
Prijono, O.S & Pranaka, A.M.W. (1996). Pemberdayaan
Konsep, Kebijakan, dan Implementasi. Jakarta:
Centre for Strategic and International Studies
(CSIS)
Rintuh, C. & Miar. (2003). Kelembagaan dan Ekonomi
Rakyat. Yogyakarta: PUSTEP UGM
Seyadi. 2003. Bumdes sebagai Alternatif Lembaga
Keuangan Desa. Yogyakarta: UPP STM YKPN.
Soekanto, S. (2012). Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta:
Rajawali Press
Suharto, E. (2009). Membangun Masyarakat
Memberdayakan Rakyat. Bandung: Refika Aditama.
Sumodiningrat, G. (1999). Pemberdayaan Masyarakat dan
Jaring Pengaman Sosial. Jakarta: PT.Gramedia
Pustaka Utama.

123

12-bumdes penggerak ekonomi desa.indd 123 1/12/2020 12:17:33 PM


Sulistyani, A.T. (2004). Kemitraan Dan Model-Model
Pemberdayaan. Yogyakarta: Gava Media.
UU desa No. 006 tahun 2014 Pendirian dan Pengelolaan
Badan Usaha Milik Desa / www.keuangandesa.com/
2015/09/ pendirian-dan-pengelolaanbadan-usaha-
milik-desa/
Wrihatnolo, R.R. (2007). Manajemen Pemberdayaan.
Jakarta: PT.Gramedi

124

12-bumdes penggerak ekonomi desa.indd 124 1/12/2020 12:17:33 PM

Anda mungkin juga menyukai