Bismillah Tubes Baja Kelompok 3
Bismillah Tubes Baja Kelompok 3
STRUKTUR
BAJA II
BAB I
DASAR TEORI
1.1 Dasar Perencanaan
1.1.1 Jenis Pembebanan
Dalam merencanakan struktur bangunan bertingkat, digunakan
struktur yang mampu mendukung berat sendiri, beban angin, beban
hidup maupun beban khusus yang bekerja pada struktur bangunan
tersebut. Beban-beban yang bekerja pada struktur dihitung menurut SNI
03-1727-1989. Beban-beban tersebut adalah :
1. Beban Mati
Beban mati adalah berat semua bagian dari suatu gedung
yang bersifat tetap, termasuk segala unsur tambahan, penyelesaian-
penyelesaian, mesin-mesin serta peralatan tetap yang merupakan
bagian tak terpisahkan dari gedung. Untuk merencanakan gedung
ini, beban mati yang terdiri dari berat sendiri bahan bangunan dan
komponen gedung antara lain adalah :
a. Bahan Bangunan:
Beton Bertulang . . . . . . . . . . . . . . 2400 kg/m3
Pasir . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1800 kg/m3
Beton. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 2200kg/m3
b. Komponen Gedung:
1) Langit-langit dan dinding (termasuk rusuk-rusuknya, tanpa
penggantung langit-langit atau pengaku), terdiri dari :
o semen asbes (eternit) dengan tebal maximum 4mm 11
kg/m2
o kaca dengan tebal 3-4 mm. ………………10 kg/m2
2) Penutup atap genteng dengan reng dan usuk . ……50 kg/m2
3) Penutup lantai dari tegel, keramik dan beton (tanpa adukan)
per cm tebal. . . . . . . . . . . . . . . …………24 kg/m2
4) Adukan semen per cm tebal . . . . . . . 21 kg/m2
2. Beban Hidup
Beban hidup adalah semua bahan yang terjadi akibat penghuni atau
pengguna suatu gedung, termasuk beban-beban pada lantai yang berasal
dari barang-barang yang dapat berpindah, mesin-mesin serta peralatan
yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari gedung dan dapat
diganti selama masa hidup dari gedung itu, sehingga mengakibatkan
perubahan pembebanan lantai dan atap tersebut. Khususnya pada atap,
beban hidup dapat termasuk beban yang berasal dari air hujan (SNI 03-
1727-1989)
Beban hidup yang bekerja pada bangunan ini disesuaikan dengan
rencana fungsi bangunan tersebut. Beban hidup untuk bangunan ini
terdiri dari:
a. Beban atap ……………………………………………. 100 kg/m2
b. Beban tangga dan bordes ……………………………… 200 kg/m2
c. Beban lantai ……………………………………...…….. 250 kg/m2
Peluang untuk terjadi beban hidup penuh yang membebani semua
bagian dan semua unsur struktur pemikul secara serempak selama unsur
gedung tersebut adalah sangat kecil, maka pada perencanaan balok
induk dan portal dari sistem pemikul beban dari suatu struktur gedung,
beban hidupnya dikalikan dengan suatu koefisien reduksi yang nilainya
tergantung pada penggunaan gedung yang ditinjau, seperti diperlihatkan
pada tabel berikut :
Tabel 1.1 Koefisien Reduksi Beban Hidup
a. Perumahan/Hunian
0,75
Rumah sakit/Poliklinik
b. Penyimpanan
0,80
Perpustakaan, Ruang Arsip
c. Tangga
Perumahan / penghunian,
Pertemuan umum, perdagangan dan 0,90
penyimpanan, industri, tempat
kendaraan
3. Beban Angin
Beban Angin adalah semua beban yang bekerja pada gedung atau
bagian gedung yang disebabkan oleh selisih dalam tekanan udara.
Beban Angin ditentukan dengan menganggap adanya tekanan positif
dan tekanan negatif (hisapan), yang bekerja tegak lurus pada bidang
yang ditinjau. Besarnya tekanan positif dan negatif yang dinyatakan
dalam kg/m2 ini ditentukan dengan mengalikan tekanan tiup dengan
koefisien-koefisien angin. Tekan tiup harus diambil minimum 25
kg/m2, kecuali untuk daerah di laut dan di tepi laut sampai sejauh 5 km
dari tepi pantai. Pada daerah tersebut tekanan hisap diambil minimum
40 kg/m2.
Keterangan :
D = Beban mati
L = Beban hidup
E = Beban gempa
W = Beban angina
No. Gaya Ø
1. Lentur tanpa beban aksial 0,80
2. Aksial tarik dan aksial tarik dengan lentur 0,80
3. Aksial tekan dan aksial tekan dengan lentur:
a. Komponen struktur dengan tulang spiral 0,70
b. Komponen struktur lainnya (sengkang ) 0,65
4. Geser dan torsi 0,75
5. Tumpangan pada beton 0,65
Tabel 1.4
Tegangan putus Tegangan Leleh
Peregangan
Jenis Baja Minimum fu Minimum fy
Minimum (%)
(Mpa) (Mpa)
BJ 34 340 210 22
BJ 37 370 240 20
BJ 41 410 250 18
BJ 50 500 290 16
BJ 55 550 410 13
Tegangan Leleh
Tegangan leleh untuk perencanaan ( fy ) tidak boleh
diambil melebihi nilai yang diberikan pada tabel sifat
mekanisme baja struktural.
Tegangan Putus
Tegangan putus untuk perencanaan ( fu ) tidak boleh
diambil melebihi nilai yang diberikan pada tabel sifat
mekanisme baja struktural.
c. Beban Angin
Beban angin kondisi normal, minimum = 25 kg/m2 (PPIUG 1983)
Koefisien kemiringan atap (α) = 30⁰
1) Koefisien angin tekan = (0,02 α – 0,4) = (0,02 x 30 – 0,4) = 0,2
2) Koefisien angin hisap = – 0,4
Beban angin :
1) Angin tekan (W1) = koef. angin tekan x beban angin x 1/2 x (s1+s2)
= 0,2 x 25 x ½ x (1,5 + 1,5) = 7,5 kg/m
2) Angin hisap (W2) = koef. angin hisap x beban angin x 1/2 x (s1+s2)
Mx 2 My 2
σ=
√( Zx)( )
+
Zy
29331 2 18320 2
=
√( 65,2)(+
19,8 )
= 1028,82 kg/cm2 < σijin = 1600 kg/cm2
Kontrol terhadap tegangan Maksimum
Mx = 329,31 kgm = 32931 kgcm
My = 183,2 kgm = 18320 kgcm
√( )(
65,2
+
19,8 )
= 1054,13 kg/cm2 < σijin = 1600 kg/cm2
1
Zijin = xL
180
1
= x 400 = 2,22 cm
180
Z ≤ Zijin
Jadi, baja profil lip channels ( ) dengan dimensi 150 x 75 x 20 x 4,5 aman
dan mampu menerima beban apabila digunakan untuk gording.
SKETSA GEDUNG
BAB III
PERENCANAAN BALOK DAN KOLOM
Perencanaan Balok
3.1 Analisa Pembebanan
Beban yang harus dipikul pada perencanaan Profil baja
Profil WF 100.50.5.7
Propertis Penampang :
h = 100 mm ry = 11,2 mm
b = 50 mm Sx = 375 cm3
tf = 5 mm A = 1185 cm2
Iy = 1,12 cm Fr = 75 Mpa
E
fy
a. Lp = 1,76 . ry
= 557,54 mm
J = Σ 1/3 ( bi . tw3)
= 1/3 (50.73)
= 43441,28 mm4
3.14 E.G.J . A
X1 = Sx 2
= 5330811,471 Mpa
Iw = ( 1/12 . bf . tf3 ) h2
= ( 1/12 . 50 . 53 ) 1002
= 5208333,3 mm6
2
4.Iw Sx
X2 = Iy G.J
= 2,1657. 10-7
= 41,7x240
= 10008 kn.m
Cb=0,5
Cek lentur
Mu < 0,9 Mn
Perencanaan Kolom
Profil WF 125.60. 6. 8
Propertis Penampang :
h = 125 mm ry = 13,2 cm
b = 60 mm Sx = 661 cm3
tf = 6 mm A = 1684 cm2
tw = 8 mm E = 2 . 105 Mpa
Fr = 75 Mpa
E
fy
a. Lp = 1,76 . ry
X 1.ry
. 1 1 ( fy fr ) 2
b. Lr = ( fy fr )
J = Σ 1/3 ( bi . tw3)
= 1/3 (50.73)
= 10240 mm4
3.14 E.G.J . A
X1 = Sx 2
= 1764388,441 Mpa
Iw = ( 1/12 . bf . tf3 ) h2
= ( 1/12 . 60 . 63 ) 1002
= 16875000 mm6
2
4.Iw Sx
X2 = Iy G.J
= 3,3293x10-5
= 27,86x240
= 6686 kn.m
BAB V
PERENCANAAN SAMBUNGAN
Balok
IWF
IWF
Kolom
Mu = 833,2672 kN/m
*PENYELESAIAN
Luas baut = Ab
1
= 4 . 3,14.( b)2
1
= 4 . 3,14.(15,875)2
= 1,9783 cm2
~ Jumlah baut = n = 10
Cek Geser:
f ❑dv= = f . r. f bu . m
= 3153,7475 kg/cm2
vu
f ❑uv =
n . Ab
62400
=
12 x 1,9783
= 2628,519 kg/cm2
Cek:
Tarik
= 339,7467 Mpa
. R❑
n=
.ft.Ab = 0,75 . 339,7467 . 1,9783 = 8,771 ton
Tu / n = 83,2 / 20
= 4,11 ton
Tu / n < . Rn
❑
Momen
f = 0,75 y = 0,9
Rp = Rn
Rp = a . b . fy
Rn = n . ft . 0,75 . Ab
= 605223,75 N
= 605,22375 kN
Rn
a = b. fy
605223,75
=
60 mmx 240
= 42,029 mm
a < d
Kapasitas Momen
a < d1
a
Md = f . 2 . ft . 0,75 . Ab + y . a . b . fy (d - 2)
42,029
= 0,75 . 2 . 339,7467 . 0,75 . 197,83 + 0,9 . 42,029. 60 .240 . (125 - )
2
= 56716,083 kg m
Cek:
Md > Mu
BAB VII
KESIMPULAN
1. Gording
2. Balok
Profil WF 100.50.5.7
Propertis Penampang :
h = 100 mm ry = 11,2 mm
b = 50 mm Sx = 375 cm3
tf = 5 mm A = 1185 cm2
Iy = 1,12 cm Fr = 75 Mpa
2. Kolom
Profil WF 125.60. 6. 8
Propertis Penampang :
h = 125 mm ry = 13,2 cm
b = 60 mm Sx = 661 cm3
tf = 6 mm A = 1684 cm2
tw = 8 mm E = 2 . 105 Mpa
Fr = 75 Mpa