Anda di halaman 1dari 23

TUGAS BESAR

STRUKTUR
BAJA II

BAB I
DASAR TEORI
1.1 Dasar Perencanaan
1.1.1 Jenis Pembebanan
Dalam merencanakan struktur bangunan bertingkat, digunakan
struktur yang mampu mendukung berat sendiri, beban angin, beban
hidup maupun beban khusus yang bekerja pada struktur bangunan
tersebut. Beban-beban yang bekerja pada struktur dihitung menurut SNI
03-1727-1989. Beban-beban tersebut adalah :
1. Beban Mati
Beban mati adalah berat semua bagian dari suatu gedung
yang bersifat tetap, termasuk segala unsur tambahan, penyelesaian-
penyelesaian, mesin-mesin serta peralatan tetap yang merupakan
bagian tak terpisahkan dari gedung. Untuk merencanakan gedung
ini, beban mati yang terdiri dari berat sendiri bahan bangunan dan
komponen gedung antara lain adalah :
a. Bahan Bangunan:
 Beton Bertulang . . . . . . . . . . . . . . 2400 kg/m3
 Pasir . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1800 kg/m3
 Beton. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 2200kg/m3
b. Komponen Gedung:
1) Langit-langit dan dinding (termasuk rusuk-rusuknya, tanpa
penggantung langit-langit atau pengaku), terdiri dari :
o semen asbes (eternit) dengan tebal maximum 4mm 11
kg/m2
o kaca dengan tebal 3-4 mm. ………………10 kg/m2
2) Penutup atap genteng dengan reng dan usuk . ……50 kg/m2
3) Penutup lantai dari tegel, keramik dan beton (tanpa adukan)
per cm tebal. . . . . . . . . . . . . . . …………24 kg/m2
4) Adukan semen per cm tebal . . . . . . . 21 kg/m2

Andi Nurul Fadhilah Patiroi | 031 2017 0033


TUGAS BESAR
STRUKTUR
BAJA II

2. Beban Hidup
Beban hidup adalah semua bahan yang terjadi akibat penghuni atau
pengguna suatu gedung, termasuk beban-beban pada lantai yang berasal
dari barang-barang yang dapat berpindah, mesin-mesin serta peralatan
yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari gedung dan dapat
diganti selama masa hidup dari gedung itu, sehingga mengakibatkan
perubahan pembebanan lantai dan atap tersebut. Khususnya pada atap,
beban hidup dapat termasuk beban yang berasal dari air hujan (SNI 03-
1727-1989)
Beban hidup yang bekerja pada bangunan ini disesuaikan dengan
rencana fungsi bangunan tersebut. Beban hidup untuk bangunan ini
terdiri dari:
a. Beban atap ……………………………………………. 100 kg/m2
b. Beban tangga dan bordes ……………………………… 200 kg/m2
c. Beban lantai ……………………………………...…….. 250 kg/m2
Peluang untuk terjadi beban hidup penuh yang membebani semua
bagian dan semua unsur struktur pemikul secara serempak selama unsur
gedung tersebut adalah sangat kecil, maka pada perencanaan balok
induk dan portal dari sistem pemikul beban dari suatu struktur gedung,
beban hidupnya dikalikan dengan suatu koefisien reduksi yang nilainya
tergantung pada penggunaan gedung yang ditinjau, seperti diperlihatkan
pada tabel berikut :
Tabel 1.1 Koefisien Reduksi Beban Hidup

Koefisien Beban Hidup untuk


Penggunaan Gedung
Perencanaan Balok Induk

a. Perumahan/Hunian
0,75
Rumah sakit/Poliklinik

Andi Nurul Fadhilah Patiroi | 031 2017 0033


TUGAS BESAR
STRUKTUR
BAJA II

b. Penyimpanan
0,80
Perpustakaan, Ruang Arsip
c. Tangga
Perumahan / penghunian,
Pertemuan umum, perdagangan dan 0,90
penyimpanan, industri, tempat
kendaraan

3. Beban Angin
Beban Angin adalah semua beban yang bekerja pada gedung atau
bagian gedung yang disebabkan oleh selisih dalam tekanan udara.
Beban Angin ditentukan dengan menganggap adanya tekanan positif
dan tekanan negatif (hisapan), yang bekerja tegak lurus pada bidang
yang ditinjau. Besarnya tekanan positif dan negatif yang dinyatakan
dalam kg/m2 ini ditentukan dengan mengalikan tekanan tiup dengan
koefisien-koefisien angin. Tekan tiup harus diambil minimum 25
kg/m2, kecuali untuk daerah di laut dan di tepi laut sampai sejauh 5 km
dari tepi pantai. Pada daerah tersebut tekanan hisap diambil minimum
40 kg/m2.

1.1.2 Provisi Keamanan


Dalam pedoman beton, SKSNI T-15 -1991-03 struktur harus
direncanakan untuk memiliki cadangan kekuatan untuk memikul beban
yang lebih tinggi dari beban normal. Kapasitas cadangan ini mencakup
faktor pembebanan (U), yaitu untuk memperhitungkan pelampauan
beban dan faktor reduksi, yaitu untuk memperhitungkan kurangnya
mutu bahan di lapangan. Pelampauan beban dapat terjadi akibat
perubahan dari penggunaan untuk apa struktur direncanakan dan
penafsiran yang kurang tepat dalam memperhitungkan pembebanan.
Sedang kekurangan kekuatan dapat diakibatkan oleh variasi yang

Andi Nurul Fadhilah Patiroi | 031 2017 0033


TUGAS BESAR
STRUKTUR
BAJA II

merugikan dari kekuatan bahan, pengerjaan, dimensi, pengendalian dan


tingkat pengawasan.

Tabel 1.2 Faktor Pembebanan U


No
Kombinasi Beban Faktor U
.
1. D, L 1,2 D + 1,6 L
2. D, L, W 0,75 ( 1,2 D + 1,6 L + 1,6 W )
3. D, W 0,9 D + 1,3 W
4. D, E 0,9 ( D ± E )

Keterangan :
D = Beban mati
L = Beban hidup
E = Beban gempa
W = Beban angina

Tabel 1.3 Faktor Reduksi Kekuatan Ø

No. Gaya Ø
1. Lentur tanpa beban aksial 0,80
2. Aksial tarik dan aksial tarik dengan lentur 0,80
3. Aksial tekan dan aksial tekan dengan lentur:
a. Komponen struktur dengan tulang spiral 0,70
b. Komponen struktur lainnya (sengkang ) 0,65
4. Geser dan torsi 0,75
5. Tumpangan pada beton 0,65

1.1.3 Spesifikasi Material


Spesifikasi material terdiri dari:
a. Sifat mekanis baja
Sifat mekanis baja struktur yang digunakan dalam
perencanaan harus memenuhi persyaratan minimum pada tabel
berikut:

Andi Nurul Fadhilah Patiroi | 031 2017 0033


TUGAS BESAR
STRUKTUR
BAJA II

Tabel 1.4
Tegangan putus Tegangan Leleh
Peregangan
Jenis Baja Minimum fu Minimum fy
Minimum (%)
(Mpa) (Mpa)
BJ 34 340 210 22
BJ 37 370 240 20
BJ 41 410 250 18
BJ 50 500 290 16
BJ 55 550 410 13

 Tegangan Leleh
Tegangan leleh untuk perencanaan ( fy ) tidak boleh
diambil melebihi nilai yang diberikan pada tabel sifat
mekanisme baja struktural.
 Tegangan Putus
Tegangan putus untuk perencanaan ( fu ) tidak boleh
diambil melebihi nilai yang diberikan pada tabel sifat
mekanisme baja struktural.

Andi Nurul Fadhilah Patiroi | 031 2017 0033


BAB II
PERENCANAAN GORDING

2.1 Perencanaan Pembebanan


Dicoba menggunakan gording dengan dimensi baja profil tipe lip channels/ kanal kait
150 x 75 x 20 x 4,5 dengan data sebagai berikut :
a. Berat gording = 11,0 kg/m f. ts = 4,5 mm
b. Ix = 489 cm4 g. tb = 4,5 mm
c. Iy = 99,2 cm4 h. Zx = 65,2 cm3
d. h = 150 mm i. Zy = 19,8 cm3
e. b = 75 mm

Kemiringan atap (α) = 30⁰


Jarak antar gording (s) = 1,5 m
Jarak antar kuda-kuda utama (L) = 4,00 m
Pembebanan berdasarkan Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung (PPIUG
1983), sebagai berikut :
a. Berat penutup atap = 50 kg/m2
b. Beban angin = 25 kg/m2
c. Beban hidup (pekerja) = 100 kg
d. Beban penggantung dan plafond = 18 kg/m2

2.2 Perhitungan Pembebanan

a. Beban mati (DL)

Berat gording = = 11,0 kg/m

Andi Nurul Fadhilah Patiroi | 031 2017 0033


Berat penutup atap = 1,5 x 50 kg/m = 75,0 kg/m +
q = 86,0 kg/m
qx = q sin α = 86,0 x sin 30⁰ = 43 kg/m
qy = q cos α = 86,0 x cos 30⁰ = 74,48 kg/m
Mx1 = 1/8 . qy . L2 = 1/8 x 74,48 x (4,0)2 = 148,96 kgm
My1 = 1/8 . qx . L2 = 1/8 x 43 x (4,0)2 = 86 kgm

b. Beban hidup (LL)

P diambil sebesar 100 kg.


Px = P sin  = 100 x sin 30 = 50 kg
Py = P cos  = 100 x cos 30 = 86,60 kg
Mx2 = 1/4 . Py . L = 1/4 x 86,60 x 4,0 = 86,60 kgm

My2 = 1/4 . Px . L = 1/4 x 50 x 4,0 = 50 kgm

c. Beban Angin
Beban angin kondisi normal, minimum = 25 kg/m2 (PPIUG 1983)
Koefisien kemiringan atap (α) = 30⁰
1) Koefisien angin tekan = (0,02 α – 0,4) = (0,02 x 30 – 0,4) = 0,2
2) Koefisien angin hisap = – 0,4

Beban angin :

1) Angin tekan (W1) = koef. angin tekan x beban angin x 1/2 x (s1+s2)
= 0,2 x 25 x ½ x (1,5 + 1,5) = 7,5 kg/m
2) Angin hisap (W2) = koef. angin hisap x beban angin x 1/2 x (s1+s2)

Andi Nurul Fadhilah Patiroi | 031 2017 0033


= – 0,4 x 25 x ½ x (1, 5+1, 5) = -15 kg/m
Beban yang bekerja pada sumbu x, maka hanya ada harga Mx :
1) Mx (tekan) = 1/8 . W1 . L2 = 1/8 x 7,5 x (4,0)2 = 15 kgm
2) Mx (hisap) = 1/8 . W2 . L2 = 1/8 x -15 x (4,0)2 = -30 kgm
Kombinasi = 1,2D + 1,6L ± 0,8W
1) Mx
Mx (max) = 1,2D + 1,6L + 0,8W
= 1,2 (148,96) + 1,6 (86,60) + 0,8 (15) = 329,31 kgm
Mx (min) = 1,2D + 1,6L - 0,8W
= 1,2 (148,96) + 1,6 (86,60) - 0,8 (30) = 293,31 kgm
2) My
My (max) = Muy (min)
= 1,2 (86) + 1,6 (50) = 183,2 kgm
Tabel 3.1 Kombinasi gaya dalam pada gording
Beban Beban Beban Angin Kombinasi
Momen Mati Hidup Tekan Hisap Minimum Maksimum
(kgm) (kgm) (kgm) (kgm) (kgm) (kgm)
Mx 148,96 86,60 15 -30 293,31 329,31
My 86 50 183,2 183,2

2.3 Kontrol Terhadap Tegangan


 Kontrol terhadap tegangan Minimum
Mx = 293,31 kgm = 29331 kgcm
My = 183,2 kgm = 18320 kgcm

Mx 2 My 2
σ=
√( Zx)( )
+
Zy

29331 2 18320 2
=
√( 65,2)(+
19,8 )
= 1028,82 kg/cm2 < σijin = 1600 kg/cm2
 Kontrol terhadap tegangan Maksimum
Mx = 329,31 kgm = 32931 kgcm
My = 183,2 kgm = 18320 kgcm

Andi Nurul Fadhilah Patiroi | 031 2017 0033


Mx 2 My 2
σ=
√( Zx)( )
+
Zy

Andi Nurul Fadhilah Patiroi | 031 2017 0033


32931 2 18320 2

√( )(
65,2
+
19,8 )
= 1054,13 kg/cm2 < σijin = 1600 kg/cm2

Andi Nurul Fadhilah Patiroi | 031 2017 0033


TUGAS BESAR
STRUKTUR
BAJA II

2.4 Kontrol Terhadap Lendutan

Di coba profil : 150 x 75 x 20 x 4,5 qx = 0,43 kg/cm


E = 2,1 x 106 kg/cm2 qy = 0,7448 kg/cm
Ix = 489 cm4 Px = 50 kg
Iy = 99,2 cm4 Py = 86,60 kg

1
Zijin = xL
180

1
= x 400 = 2,22 cm
180

5.qx . L 4 Px . L3 5. 0,43.(400)4 50.(400)3


Zx = + = + = 1,008
384. E . Iy 48. E . Iy 384.(2,1 x 106) .99,2 48.( 2,1 x 106).99,2
cm

5. qy . L 4 Py . L3 5. 0,7448.(400)4 86,60.( 400)3


Zy = + = + = 0,35
384. E . Ix 48. E . Ix 384.(2,1 x 106) .489 48.(2,1 x 106 ).489
cm

Z = √ Zx 2 +Zy 2 = √ 1,0082 +0,352 = 1,185 cm

Z ≤ Zijin

1,185 ≤ 2,2 … Aman !

Jadi, baja profil lip channels ( ) dengan dimensi 150 x 75 x 20 x 4,5 aman
dan mampu menerima beban apabila digunakan untuk gording.

Andi Nurul Fadhilah Patiroi | 031 2017


0033
TUGAS BESAR
STRUKTUR
BAJA II

SKETSA GEDUNG

Andi Nurul Fadhilah Patiroi | 031 2017


0033
TUGAS BESAR
STRUKTUR
BAJA II

BAB III
PERENCANAAN BALOK DAN KOLOM
Perencanaan Balok
3.1 Analisa Pembebanan
Beban yang harus dipikul pada perencanaan Profil baja

D = 20 ton ‘Keterangan, D = Beban Mati L = Beban Hidup’


L = 50 ton
Karena hanya ada dua jenis beban yakni beban mati dan beban hidup , maka
hanya perlu dipriksa terhadap kombinasi beban 1.1 dan 1,2 ;
(1.20.a) U = 1,4D = 1,4(20) = 28 ton
(1.20.b) U = l,2D + l,6L + 0,5(La atau H)
= 1,2(20) + 1,6(50)) = 104 kN/m
Muyu Baja yg digunakan = (BJ = 37 ( fy = 240 Mpa , E= 200000Mpa))

3.2 Penentuan Profil Baja


Coba Menggunakan profil WF 100.50.5.7

3.3 Perhitungan perencanaan balok

Profil WF 100.50.5.7

Propertis Penampang :

h = 100 mm ry = 11,2 mm

b = 50 mm Sx = 375 cm3

tf = 5 mm A = 1185 cm2

tw = 7mm E = 2 . 105 Mpa

Ix = 3,98 cm G = 8 . 104 Mpa

Iy = 1,12 cm Fr = 75 Mpa

Andi Nurul Fadhilah Patiroi | 031 2017


0033
TUGAS BESAR
STRUKTUR
BAJA II

3.1 Cek Terhadap Tekok Lateral

qu = 1,2(20 + 0,132) + 1,6(50) = 104,1584 kN/m

Mu = 1/8 .qu.L2 = 1/8(60).(8)2 = 833,2672 kN.m

E
fy
a. Lp = 1,76 . ry

= 1,76 . 11,2 √ 200000 / 250

= 557,54 mm

J = Σ 1/3 ( bi . tw3)

= 1/3 (50.73)

= 43441,28 mm4

3.14 E.G.J . A
X1 = Sx 2

3,14 200000. 80000 x 43441,28 x 1185


=
375
x
√ 2

= 5330811,471 Mpa

Iw = ( 1/12 . bf . tf3 ) h2

= ( 1/12 . 50 . 53 ) 1002

= 5208333,3 mm6

2
4.Iw  Sx 
 
X2 = Iy  G.J 

= 2,1657. 10-7

Andi Nurul Fadhilah Patiroi | 031 2017


0033
TUGAS BESAR
STRUKTUR
BAJA II

=11,2 5330811,471 x 1+ 1+ 2,1657.10 (2400−750) ¿


√ √
−7 2
Lr
2400−750 ¿
= 54407,44 mm = 54,4074 m

= 375x(240-75) = 61,875 kN.m

= 41,7x240

= 10008 kn.m

Cb=0,5

= 4277,25 kN.m < Mp (10008 kN.m) OK

Cek lentur

Mu < 0,9 Mn

833,2672 kN.m < 3849 kN.m ......... OK

Perencanaan Kolom

Andi Nurul Fadhilah Patiroi | 031 2017


0033
TUGAS BESAR
STRUKTUR
BAJA II

Profil WF 125.60. 6. 8

Propertis Penampang :

h = 125 mm ry = 13,2 cm

b = 60 mm Sx = 661 cm3

tf = 6 mm A = 1684 cm2

tw = 8 mm E = 2 . 105 Mpa

Ix = 4,95 cm4 G = 8 . 104 Mpa

Iy = 1,32 cm4 Fy = 250 Mpa

Fr = 75 Mpa

3.2 Cek terhadap tekuk Lateral


Lb = 4000 mm

E
fy
a. Lp = 1,76 . ry

= 1,76 . 13,2 √ 200000 / 250


= 657,10 mm

X 1.ry
. 1  1  ( fy  fr ) 2
b. Lr = ( fy  fr )

J = Σ 1/3 ( bi . tw3)

= 1/3 (50.73)

= 10240 mm4

3.14 E.G.J . A
X1 = Sx 2

Andi Nurul Fadhilah Patiroi | 031 2017


0033
TUGAS BESAR
STRUKTUR
BAJA II

3,14 200000 x 80000 x 10240 x 1684


=
661
x
√ 2

= 1764388,441 Mpa

Iw = ( 1/12 . bf . tf3 ) h2

= ( 1/12 . 60 . 63 ) 1002

= 16875000 mm6

2
4.Iw  Sx 
 
X2 = Iy  G.J 

= 3,3293x10-5

=13,2 1764388,441 x 1+ 1+3,3293 (2400−750) ¿


√ √
−5 2
Lr
2400−750 ¿
= 45896,65 mm = 45,8967 m

= 661 x (240-75) = 109,065 kN.m

= 27,86x240

= 6686 kn.m

= 2809 kN.m < Mp (6686 kN.m) OK

Cek lentur = Mu < 0,9 Mn

833,2672 kN.m < 2528 kN.m ......... OK

BAB V

Andi Nurul Fadhilah Patiroi | 031 2017


0033
TUGAS BESAR
STRUKTUR
BAJA II

PERENCANAAN SAMBUNGAN

 Sambungan Balok dan Kolom

Balok
IWF
IWF

Kolom

Mu = 833,2672 kN/m

Pu = 1,2(20) + 1,6(50)) = 104 ton

Vu = 0,6x 104 = 62,4 ton

A. Sambungan pada balok

 Profil Balok yang dipakai


IWF 100.50.5.7

 Tipe baut yang digunakan


Baut tipe Tumpu

 Baut yang digunakan


A - 325

Andi Nurul Fadhilah Patiroi | 031 2017


0033
TUGAS BESAR
STRUKTUR
BAJA II

*PENYELESAIAN

f bu= 825 Mpa

 diameter baut =  b = 15,875 mm

 Luas baut = Ab
1
= 4 . 3,14.(  b)2

1
= 4 . 3,14.(15,875)2

= 1,9783 cm2

~ Jumlah baut = n = 10

Asumsi : Tanpa ulir pada bidang geser

 Cek Geser:

f ❑dv= =  f . r. f bu . m

= (0,5) . (0,75) . (8412,66). 1

= 3153,7475 kg/cm2

vu
f ❑uv =
n . Ab

62400
=
12 x 1,9783

= 2628,519 kg/cm2

Cek:

f ❑uv < f ❑dv

2628,519 < 3153,7475 ……… OK!

Andi Nurul Fadhilah Patiroi | 031 2017


0033
TUGAS BESAR
STRUKTUR
BAJA II

Tarik

Pu = 1,2(20) + 1,6(50) = 104 ton

Vu = 0,6x 104 = 62,4 ton

Tu = 0,8x104 = 83,2 ton

Untuk baut A – 325

ft  807 – 1,5 fuv   .621 N/mm2

ft = 807 – 1,5 fuv

= 807 – (1,5. 311,50217 )

= 339,7467 Mpa

 . R❑
n=
 .ft.Ab = 0,75 . 339,7467 . 1,9783 = 8,771 ton

Tu / n = 83,2 / 20

= 4,11 ton

Tu / n <  . Rn

4,11 ton < 8,771 ton .......... OK

Momen

 f = 0,75  y = 0,9

Keseimbangan gaya horizontal : Rp = Rn

Asumsi : Akibat momen, semua baut mengalami tarik

Rp = Rn

Rp = a . b . fy

Rn = n . ft . 0,75 . Ab

Andi Nurul Fadhilah Patiroi | 031 2017


0033
TUGAS BESAR
STRUKTUR
BAJA II

= 12 . 339,7467 . 0,75 . 197,83

= 605223,75 N

= 605,22375 kN

Rn
a = b. fy

605223,75
=
60 mmx 240

= 42,029 mm

a < d

42,029 < 125 mm

Asumsi semua baut mengalami tarik benar.

Kapasitas Momen

a < d1

a
Md =  f . 2 . ft . 0,75 . Ab +  y . a . b . fy (d - 2)

42,029
= 0,75 . 2 . 339,7467 . 0,75 . 197,83 + 0,9 . 42,029. 60 .240 . (125 - )
2

= 56716,083 kg m

Cek:

Md > Mu

56716,083 kg m > 833,2672 kg m ………. OK!

Andi Nurul Fadhilah Patiroi | 031 2017


0033
TUGAS BESAR
STRUKTUR
BAJA II

BAB VII

KESIMPULAN

Dalam perencanaan ini digunakan

1. Gording

Properties penampang gording (Profil C)

150 x 75 x 20 x 4,5 dengan data sebagai berikut :


a. Berat gording = 11,0 kg/m f. ts = 4,5 mm
b. Ix = 489 cm4 g. tb = 4,5 mm
c. Iy = 99,2 cm4 h. Zx = 65,2 cm3
d. h = 150 mm i. Zy = 19,8 cm3
e. b = 75 mm

2. Balok

Profil WF 100.50.5.7

Propertis Penampang :

h = 100 mm ry = 11,2 mm

b = 50 mm Sx = 375 cm3

tf = 5 mm A = 1185 cm2

tw = 7mm E = 2 . 105 Mpa

Ix = 3,98 cm G = 8 . 104 Mpa

Andi Nurul Fadhilah Patiroi | 031 2017


0033
TUGAS BESAR
STRUKTUR
BAJA II

Iy = 1,12 cm Fr = 75 Mpa

2. Kolom

Profil WF 125.60. 6. 8

Propertis Penampang :

h = 125 mm ry = 13,2 cm

b = 60 mm Sx = 661 cm3

tf = 6 mm A = 1684 cm2

tw = 8 mm E = 2 . 105 Mpa

Ix = 4,95 cm4 G = 8 . 104 Mpa

Iy = 1,32 cm4 Fy = 250 Mpa

Fr = 75 Mpa

Andi Nurul Fadhilah Patiroi | 031 2017


0033

Anda mungkin juga menyukai