net/publication/339640964
CITATIONS READS
0 6
9 authors, including:
SEE PROFILE
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
All content following this page was uploaded by Dede Rival Novian on 03 March 2020.
p-ISSN: 2089-5313
e-ISSN: 2549-5062
http://ejournal.poltektegal.ac.id/index.php/parape
mikir
E-mail: parapemikir@poltektegal.ac.id
Article history: Ekstrak etanol buah labu kuning (Cucurbita Moschata D.) telah diakui memiliki kadar
Submited September 2019 senyawa flavonoid dengan menggunakan metode kolorimetri (AlCl3). Tujuan
revised form dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui kadar senyawa flavonoid pada
November 2019 ekstrak etanol buah labu kuning (Cucurbita Moschata D.). Ekstrak etanol buah labu
Accepted December 2019 kuning (Cucurbita Moschata D.) diperoleh dengan cara maserasi menggunakan pelarut
Published online etanol 70% dengan konsentrasi 5 ppm. Penetapan kadar senyawa flavonoid dalam
January 2020 ekstrak buah labu kuning (Cucurbita Moschata D.) dilakukan menggunakan
spektrofotometer UV-Vis dengan bahan pembanding yaitu kuarsetin menggunakan
metode kolorimetri (AlCl3). Pengukuran kurva kalibrasi kuarsetin menggunakan
konsentrasi 2,4,6,8,10 ppm, dan diperoleh persamaan y = 0,18x + 0,2785 dengan nilai
koefisien korelasi (r) = 0,9877. Pengukuran serapan panjang gelombang maksimum
dilakukan pada rentang 200-600 nm. Panjang gelombang maksimum yang dihasilkan
adalah 268 nm pada konsentrasi 2 ppm atau 2 πg/mL nilai absorbansi sampel ekstrak
etanol buah labu kuning secara berurutan yaitu 0,2875; 0,2894; 0,2976 dengan rata-
rata yaitu 0,2915. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan
bahwa ekstrak etanol buah labu kuning (Cucurbita Moschata D.) memiliki kadar
senyawa flavonoid sebesar 0,00288 mg/g atau 0,288% pada konsentrasi 5 ppm.
Abstract
The ethanol extract of yellow pumpkin fruit (Cucurbita Moschata D.) has been
recognized to have flavonoid compounds using the colorimetric method (AlCl3). The
purpose of this study was to determine the levels of flavonoids in the ethanol extract of
yellow pumpkin fruit (Cucurbita Moschata D.). Ethanol extract of pumpkin fruit
(Cucurbita Moschata D.) was obtained by maceration using 70% ethanol with a
concentration of 5 ppm. The concentration of flavonoid compounds in yellow pumpkin
fruit extract (Cucurbita Moschata D.) was carried out using a UV-Visible
spectrophotometer with a comparative material namely quercetin using the colorimetric
method (AlCl3). The measurement of the quercetin calibration curve used a
concentration of 2,4,6,8,10 ppm, and the equation y = 0.18x + 0.2785 with the
correlation coefficient (r) = 0.9877. The measurement of maximum wavelength
54
Nur Hasanah, Dede Rival Novian, Vol 9 (1) 2020 pp 54-59
absorption is carried out in the range of 200-600 nm. The maximum wavelength
produced is 268 nm at a concentration of 2 ppm or 2 πg / mL. The absorbance value of
the sample of ethanol extract of pumpkin fruit is 0,2875; 0,2894; 0,2976 with an average
of 0,2915. Based on the results of the research that has been done, it can be concluded
that the ethanol extract of yellow pumpkin fruit (Cucurbita Moschata D.) has a level of
flavonoid compounds 0,00288 mg/g or 0,288% at concentration of 5 ppm.
Alamat korespondensi:
Prodi DIII Farmasi Politeknik Harapan Bersama Tegal
Gedung A Lt.3. Kampus 1
Jl. Mataram No.09 Kota Tegal, Kodepos 52122
Telp. (0283) 352000 p-ISSN: 2089-5313
E-mail: parapemikir_poltek@yahoo.com e-ISSN: 2549-5062
55
Nur Hasanah, Dede Rival Novian, Vol 9 (1) 2020 pp 54-59
Penentuan Panjang Gelombang
I. PENDAHULUAN
Penentuan panjang gelombang menggunakan
Flavonoid merupakan senyawa pereduksi yang
spektrofotometer UV-Vis dengan konsentrasi
baik dan banyak menghambat reaksi oksidasi dan
bertindak sebagai penangkap radikal yang baik dari terendah dari larutan baku standar kuarsetin yang
radikal hidroksi dan superoksida [1]. Tumbuhan yang telah dibuat, yaitu 2 ppm, yang telah ditambahkan
mengandung flavonoid banyak dipakai dalam larutan blanko. Kemudian larutan tersebut
pengobatan tradisional. Hal tersebut disebabkan dimasukkan kedalam kuvet untuk menentukan
flavonoid mempunyai berbagai macam aktivitas panjang gelombang. Pengukuran serapan panjang
terhadap macam-macam organisme [1]. Penelitian gelombang maksimum dilakukan pada rentang 200-
farmakologi terhadap senyawa flavonoid baik 600 nm. Panjang gelombang maksimum yang
secara in vitro, in vivo maupun in silico [2]
dihasilkan adalah 268 nm pada konsentrasi 2 ppm
menunjukkan bahwa beberapa senyawa golongan [11]
flavonoid memperlihatkan aktivitas seperti .
antifungi, diuretik, antihistamin, antihipertensi, Penentuan Kurva Standar Kuarsetin
insektisida, bakterisida, antiparasit, anthelmintik, Panjang gelombang maksimum yang dihasilkan
antivirus dan menghambat kerja enzim [3]. kemudian digunakan untuk mengukur serapan
Labu kuning merupakan tanaman yang berasal kurva kalibrasi sampel standar kuarsetin,
dari benua Amerika terutama Negara Peru dan konsentrasi yang digunakan pada pengukuran ini
Meksiko [4]. Buah ini kaya akan beta-karoten yang yaitu 2,4,6,8,10 ppm. Kemudian dibuat kurva
terbukti memiliki aktivitas melawan bahaya radikal kalibrasi dengan menghubungkan nilai serapan
bebas dan menurunkan resiko penyakit terutama
sebagai koordinat (Y) dan konsentrasi larutan
tiga spesies labu (Curcubita pepo, C. Maxima dan
C. Moschata) terdiri dari betakaroten (0,06-7,4 standar sebagai absis (X) [11].
mg/100g), alphakaroten (0-7,5 mg/100g) dan lutein Penentuan Kadar Flavonoid
(0-17 mg/100g) [5]. Labu terdiri dari betakaroten dan Larutan blanko dibuat dengan mengganti larutan
likopen [6]. Buah labu kuning juga mengandung standar dengan etanol 70 % 0,5 mL. Lalu ditambah
vitamin A, vitamin B1, vitamin C, protein, sterol dengan 1,5 mL etanol 95%, 0,1 mL aluminium
dan flavonoid [7]. klorida (AlCl3) 10%, 0,1 mL kalium asetat 1 M dan
Penelitian mengenai ekstrak labu kuning telah ditambahkan aquadest 2,8 mL. Setelah itu
banyak dilakukan. Kulit labu kuning memiliki diinkubasi selama 30 menit pada suhu 25oC. Setiap
aktivitas antioksidan dan kandungan fenolik yang
pengukuran serapan dibandingkan terhadap blanko.
tinggi [8], serta antibakteri [9]. Selain itu, ekstrak
etanol kulit labu kuning juga dapat meningkatkan Larutan uji berisi 0,5 mL ekstrak etanol dipipet,
kualitas spermazoa mencit [10]. Oleh karena itu, kemudian ditambahkan etanol 70% sampai 10 mL
penelitian lanjutan mengenai ekstrak labu kuning dalam labu ukur. Sejumlah 0,5 mL larutan
perlu dilakukan untuk menambah sumber pustaka kemudian ditambah dengan 1,5 mL etanol 95%, 0,1
mengenai ekstrak etanol labu kuning tersebut. mL aluminium klorida (AlCl3) 10%, 0,1 mL kalium
Dengan demikian, tujuan Penelitian ini adalah asetat 1 M dan ditambahkan aquadest 2,8 mL.
mengetahui kadar senyawa flavonoid dari ekstrak Setelah itu diinkubasi selama 30 menit pada suhu
etanol buah labu kuning (Cucurbita Moschata D.) 25oC. Serapannya diukur pada panjang gelombang
II. METODOLOGI PENELITIAN (λ) 268 nm menggunakan spektrofotometer UV-
Pembuatan Ekstrak Etanol Buah Labu Kuning Visible. Pengujian sampel ekstrak dilakukan secara
(Curcubita mochata D.) triplo untuk mendapatkan nilai rata- rata dari tiga
Buah labu kuning yang diperoleh dari perkebunan nilai absorbansi yang didapatkan. Kadar flavonoid
yakni sebanyak 1000 g disortasi, dicuci, dirajang dapat dihitung menggunakan persamaan 1 [11].
dan dikeringkan dengan cara dijemur di bawah sinar
matahari hingga kering, setelah itu dihaluskan ………Persamaan 1
dengan blender. Proses selanjutnya ialah ekstraksi
dengan metode maserasi dengan merendam 1000 g
serbuk simplisia buah labu kuning ke dalam alkohol Keterangan :
70% selama 24 jam. Filtrat buah labu kuning F : jumlah flavonoid metode AlCl3
disaring menggunakan kertas saring. Penyaringan c : kesetaraan Kuarsetin (μm/mL)
ini dilakukan 3 kali. Selanjutnya filtrat hasil V : volume total ekstrak
penyaringan dipekatkan di dalam evaporator hingga f : faktor pengenceran
terbentuk ekstrak kental. m : berat sampel (g)
Penentuan Kadar Senyawa Flavonoid Metode m : berat sampel (g)
Kolorimetri (AlCl3)
56
Nur Hasanah, Dede Rival Novian, Vol 9 (1) 2020 pp 54-59
III. HASIL DAN PEMBAHASAN ppm, 10 ppm (Tabel 1). Kemudian diperoleh hasil
Proses Ektraksi pengukuran panjang gelombang maksimum dengan
Sampel tanaman yang digunakan pada penelitian alat spektrofotometer UV-Vis yaitu 268 nm serta
ini adalah buah labu kuning (Cucurbita Moschata nilai serapan dari masing-masing konsentrasi secara
D.). Tujuan dari proses ekstraksi adalah untuk berurutan adalah sebagai berikut 0,638; 0,941;
menarik komponen kimia yang terdapat dalam 1,404; 1,797; 2,011 (Tabel 1). Nilai serapan yang
sampel. Metode ekstraksi yang digunakan dalam didapat, diplotkan dengan konsentrasi sehingga
penelitian ini yaitu metode maserasi, alasan diperoleh persamaan garis kurva kalibrasi (Gambar
pemilihan metode maserasi karena dalam 1).
pembuatan ekstrak mengikuti ketentuan farmakope
Herbal Indonesia yaitu membuat ekstrak dari serbuk Tabel 1. Nilai absorbansi standar kuarsetin
kering simplisia dengan menggunakan pelarut yang (λ = 268 nm)
sesuai [12]. Alasan lain menggunakan metode Konsentrasi Nilai Absorbansi
maserasi yaitu karena metode maserasi merupakan
metode yang sederhana, mudah, dan tanpa melalui 2 ppm 0,6387
proses pemanasan, sehingga kemungkinan rusaknya
komponen senyawa kimia yang akan diuji dapat 4 ppm 0,9416
diminimalisir.
Proses penyarian ekstrak buah labu kuning 6 ppm 1,4043
59
Nur Hasanah, Dede Rival Novian, Vol 9 (1) 2020 pp 54-59