Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
• Sebelum tahun 2009, di Stikom Bali sudah terdapat perkumpulan mahasiswa yang
sehobi dalam bidang petualangan yang menamakan dirinya KOMPAST ( Komunitas
Mahasiawa Pecinta Alam Stikom Bali) , namun keberadaannya belum resmi karena
belum disahkan oleh STMIK STIKOM BALI .
• Pada Tahun 2009 terjadi sebuah moment penting yaitu pada tanggal 20 September
dilakukan kegiatan pendakian ke Gunung Batur-Bali sebagai awal kegiatan yang
terdiri 6 orang mahasiswa STMIK STIKOM BALI . Tanggal 20 September 2009
selanjutnya disebut hari Kebangkitan.
• Pada Tahun 2009, oleh 6 orang mahasiswa angkatan 2008 yang melakukan pendakian
ke Gunung Batur pada 20 September 2009 dengan semangat dan komitmen untuk
membentuk sebuah Unit Kegiatan Mahasiswa di bidang Pecinta Alam yang
selanjutnya kita sebut angkatan pembangkit, atau angkatan ke-I, kemudian dari
Pembantu Ketua III Stikom Bali memberi saran untuk membuat proposal pendirian
agar organisasi ini resmi keberadaannya dan diakui.
• Pada Tahun 2009 dimana dilakukan pencarian orang-orang yang dulu ikut dalam
KOMPAST tersebut , setelah bertemu dengan I Nyoman Pandu Witayasa (salah
satu orang yang dulu menjadi penggerak KOMPAST) dilakukan sebuah pertemuan
antara angkatan pembangkit dengan orang-orang yang pernah menjadi bagian dari
KOMPAST tersebut. Pertemuan itu menghasilkan beberapa konsep baru baik nama
dan lambang. Setelah mendapatkan Anggota, maka di tahun 2010 dilakukan
pertemuan untuk membentuk sebuah kepengurusan awal. Hasil pertemuan tersebut
memilih I Putu Santrisna (Tris) sebagai Ketua Umum
• Selanjutnya Perkumpulan Pecinta Alam di Stikom Bali disebut KOMPAST Bali yang
merupakan singkatan dari Komunitas Mahasiswa Pecinta Alam Stikom Bali
• Selama tahun 2010 sedikit demi sedikit dilakukan perbaikan-perbaikan seperti mulai
di gagasnya AD/ART, dan dilakukan Latdas di gunung Batur sampai trunyan untuk
angkatan ke-III. Angkatan ke-I dan ke-II dan ke IV, tidak dilakukan DIKSAR.
• Sebagai bentuk Regenerasi Organisasi, Tahun 2011 dipilih pengurus baru. Ketua
Umum Terpilih adalah I Wayan Adi Waskita Dharma (Asem).
2
• Sebagai bentuk pembangunan dalam bidang materi, maka tahun 2012 terjadi
perombakan pada sistem perekrutan anggota, yakni dengan melakukan pelatihan
Dasar Kompast Bali (PDK) sebagai syarat penerimaan anggota.
• PDK ke-I dilakukan di Pondok Pemuda Jimbaran. Pemateri saat itu dibantu oleh
Mapala Wanaprastha Dharma Universitas Udayana. PDK ke-I menghasilkan Anggota
angkatan ke-V
• Terpilihnya pengurus baru yang diketuai oleh I Made Toni Wiryadi (Gibe)
• Sampai Saat ini Pembangunan baik dibidang materi pecinta alam maupun Struktur
dalam organisasi terus diperbaiki demi melanjutkan komitmen awal angkatan ke-I
agar organisasi pecinta alam Mapala Kompas Stikom Bali menjadi lebih baik dan
tetap eksis dan tak lekang oleh waktu serta tidak meninggalkan jati diri dari organisasi
ini.
KURIKULUM PENDIDIKAN DASAR
MAPALA KOMPAS STIKOM BALI
POKOK BAHASAN
MOUNTAINEERING
SURVIVAL
PANJAT TEBING ( ROCK CLIMBING
NAVIGASI DARAT
MANAJEMEN PERJALANAN
SEJARAH PENDAKIAN DAN PEMANJATAN TEBING
Dalam sejarah, manusia selalu berusaha berinteraksi dengan alam untuk abertahan
hidup. Begitu juga dengan olahraga petualangan mendaki gunung dan panjta tebing, yang
lahir dari usaha manusia bertahan hidup di alam bebas. Panjat tebing sendiri tisak dapat
dipisahkan sejarahnya dari perjalanan panjat atau mendaki gunung.
Kegiatan mendaki gunung ini mulai dilakukan manusia sejak berabad-abad yang lalu.
Dimulai sejak manusia harus melintasi built-bulit bahkan pegunungan untuk melakukan
peperangan ataupun untuk melakukan tuntutan hidupnya. Sejarah yang dapat diketahui dari
hal ini adalah perjalanan Panglima kerajaan Carthage, Hanibal, yang dilakukan di
pegunungan Alpen di tahun 500 SM. Juga petualangan Jenghis Khan yang melintasi
pegunungan Karakoram dan Kaukasus urtuk menaklukan Asia Tengah. Atau juga pendakian
Mount Argulle oleh tentara Perancis pada tahun 1442 dalam rangka perluasan jajahannnya.
Dalam sejarah yang lebih maju, pendakian yang gemilang pertama kalinya dilakukan
pada tahun 1786, ketika Dr. Paccard berhasil mencapai puncak Mont Blanc. Dalam babak
selanjutnya, puncak-puncak Alpen mulai dijajaki para penggemar olahraga alam bebas ini.
Dimana memang puncak-puncak di Alpen, hanya bisa dicapai dengan tehnik memanjat
tebing. Olahraga ini semakin popular, ketika pada tahun 1854, Sir Alfred Willis berhasil
mencapai puncak Wetterhorn (Swiss), dimana pendakian ini menjadi batu loncatan
twerbentuknya perkumpulan pendaki gunung tertua di dunia, British Alpine Club, yang
berdiri pada tahun 1857.
Sejak babak baru itu para pendaki semakin sering melakukan pendakian bahkan ekspedisi
menuju puncak-puncak gunung yang lebih tinggi dan mempunyai tingkat tantangan yang
lebih tinggi pula. Suatu pendakian yang fenomenal dan menjadi pendakian yang sangat
bersejarah adalah pencapaian titik tertinggi di dunia (Puncak Everest) oleh Sir Edmund
Hillary dan Sherpa Tenzing Norgay pada tanggal 29 Mei 1953 oleh sebuah ekspedisi Inggris
yang dipimpin Kol. John Hunt.
1492
Sekelompok orang Perancis di bawah pimpinan Anthoine de Ville mencoba
memanjat tebing Mont Aiguille (2097 m), di kawasan Vercors Massif. Tak jelas
benar tujuan mereka, tetapi yang jelas, sampai beberapa dekade kemudian, orang-
orang yang naik turun tebing-tebing batu di Pegunungan Alpen adalah para
pemburu chamois, sejenis kambing gunung. Jadi mereka memanjat karena dipaksa
oleh mata pencaharian, kurang lebih mirip para pengunduh sarang burung walet
gua di tebing-tebing Kalimantan Timur atau Karang Bolong, Jawa Tengah.
1623
Yan Carstensz adalah orang Eropa pertama yang melihat “….. pegunungan yang
sangat tinggi, di beberapa tempat tertutup salju !” di pedalaman Irian. Salju itu
sangat dekat ke khatulistiwa. Laporannya tak dipercaya di Eropa, padahal belum
lama berselang diberitakan ada juga salju di Pegunungan Andes dekat
khatulistiwa.
1760
Profesor de Saussure agaknya begitu jatuh cinta pada Mont Blanc di perbatasan
Perancis-Italia, sehingga dia menawarkan hadiah besar bagi siapa saja yang dapat
menemukan lintasan ke puncaknya, untuk penyelidikan ilmiah yang
diimpikannya. Sayang tak ada yang tertarik, terutama karena keder terhadap naga-
naga yang konon mbaurekso di puncak gunung tertinggi di Eropa Barat itu.
1786
Setelah beberapa percobaan gagal, Puncak Mont Blanc (4807 m) digapai manusia.
Mereka adalah Dr.Michel-Gabriel Paccard dan seorang pandu gunung, Jacques
Balmat. Puncak tertinggi di Alpen yang didaki sebelumnya adalah Lysjoch
(4153m), tahun 1778.
1830
Alexander Gardiner melintasi Pelana Karakoram dari Sinkiang di Cina ke wilayah
Kashmir di India.
1852
Ahli-ahli ukur tanah di India berhasil menentukan ketinggian Puncak XV, 8840
meter. Berarti puncak tertinggi di dunia, mengalahkan Puncak VIII
(Kangchenjunga, 8598 m) yang sebelumnya dianggap paling tinggi. Puncak XV
itu lalu diberi nama Everest (padahal aslinya orang Nepal menyebutnya
Sagarmatha, atau Chomolungma kata orang Tibet ). Belakangan ketinggiannya
dikoreksi, 8888 meter, lalu dikoreksi lagi menjadi 8848 meter, sampai sekarang.
1854
Batu pertama Zaman Keemasan dunia pendakian di Alpen, diletakkan oleh Alfred
Wills dalam pendakiannya ke Puncak Wetterhom (3708 m), cikal bakal pendakian
gunung sebagai olah raga.
1857
Alpine Club yang pertama berdiri, di Inggris.
1858
Ketinggian K2 (singkatan Karakoram nomer 2) terukur, 8610 meter, menggeser
lagi kedudukan Kangchenjunga menjadi juara tiga.
1865
Dinding selatan Mont Blanc dipanjat untuk pertama kali lewat lintasan Old
Brenva, menandai lahirnya panjat es (ice climbing). Sementara itu di Alpen
bagian tengah, Edward Whymper dan enam rekannya berhasil menggapai Puncak
Matterhorn (4474 m)di Swiss. Tetapi 4 anggota tim, yang saling terikat dalam satu
tali, tewas dalam perjalanan turun, ketika salah seorang terpeleset jatuh dan
menyeret yang lain. Musibah ini mengakhiri 11 tahun Zaman Keemasan. Tak
urung lebih dari 180 puncak besar telah didaki dalam masa itu, sedikitnya satu
kali, dan lebih dari setengahnya oleh orang-orang Inggris.
1874
WA Coolidge mendaki Puncak Jungfrau dan Wetterhorn di musim dingin,
sehingga digelari Bapak Winter Climbing. Pada tahun 1870-an ini muncul trend
baru, pendakian tanpa pemandu, yang segera menjadi ukuran kebanggaan di
antara pendaki.
1878
Regu yang dipimpin Clinton Dent berhasil memanjat Aiguille du Dru di Perancis,
memicu trend baru lagi, yaitu pemanjatan tebing-tebing yang tak seberapa tinggi
namun curam dan sulit.
1883
WW Graham menjadi orang Eropa pertama yang mengunjungi Pegunungan
Himalaya dengan tujuan mendaki gunung sebagai olahraga dan petualangan. Dia
mendaki beberapa puncak rendah di kawasan Nanda Devi dan Sikkim India,
bahkan konon berhasil mencapai Puncak Changabang (6864 m).
1895
Percobaan pertama mendaki gunung berketinggian di atas 8000 meter, Nanga
Parbat (8125 m), oleh AF Mummery. Orang Inggris yang sering disebut Bapak
Pendakian Gunung Modern ini hilang pada ketinggian sekitar 6000 meter.
1899
Ekspedisi Belanda pembuat peta di Irian menemukan kebenaran laporan Yan
Carstensz, yang dibuat hampir 3 abad sebelumnya. Maka namanya diabadikan di
situ.
1902
Percobaan pertama mendaki K2, oleh ekspedisi dari Inggris.
1907
Ekspedisi di bawah Tom Longstaff mendaki Trisul (7120 m), puncak 7000-an
yang pertama. Longstaff adalah orang pertama yang mencoba penggunaan tabung
oksigen dalam pendakian.
1909
Ekspedisi Persatuan Ahli Burung dari Inggris (BPUE) memasuki rawa-rawa
sebelah selatan kawasan Carstensz. Dalam 16 bulan mereka kehilangan 16 orang
anggota mati dan 120 sakit.
1910
Karabiner buat pertama kali dipakai dalam pendakian gunung, diperkenalkan oleh
pemanjat-pemanjat dari Munich, Jerman Barat, diilhami oleh penggunaannya
dalam pasukan pemadam kebakaran.
1912
Eks anggota ekspedisi BPUE 1090, Dr.AFR Wallaston, kembali ke Irian bersama
C.Bodden Kloss, dengan 224 kuli pengangkut barang dan serdadu. Tiga jiwa
melayang.
1921
George L.Mallory dkk. berhasil sampai di North Col Everest dalam perjalanan
penjajagan mereka dari sisi Tibet .
1922
Usaha pertama mendaki Everest berakhir pada ketinggian 8320 meter di
punggungan timur laut.
1924
Mallory dan Irvine yang kembali mencoba Everest, hilang pada ketinggian sekitar
8400 meter. Rekannya, Edward Norton, mencapai 8570 meter, rekor waktu itu,
sendirian dan tanpa bantuan tabung oksigen.
1931
Schmid bersaudara mencapai Puncak Matterhorn lewat dinding utara, sekaligus
melahirkan demam North Wall Climbing. Peningkatan taraf hidup di Inggris dan
Eropa daratan pada umumnya, menimbulkan perubahan pola penduduk kota
melewatkan waktu luangnya, menyebabkan populernya panjat tebing.
1932
Grivel memperkenalkan cakar es (crampoon) model 12 gigi, yang karena
efektifnya tetap disukai hingga kini.
1933
Comici dari Italia memanjat overhang dinding utara Cima Grande Lavredo di
kawasan Dolomite, Alpen Timur, menandai aid climbing yang pertama. Sekitar
tahun ini pula sol sepatu Vibram ditermukan oleh Vitale Bramini.
1936
Dr.A.H.Colijn, manajer umum perusahaan minyak Belanda dekat Sorong, dan
geolog DrJ.J.Dozy, menemukan bijih tembaga di kawasan dinding timur Gletser
Moriane, tak jauh dari kawasan Carstensz, Irian.
1937
Bill Murray mengubah tongkat pendaki yang panjang menjadi kapak es, menandai
lahirnya panjat es modern.
1938
Dinding utara Eiger di Swiss akhirnya berhasil dipanjat, oleh tim gabungan
Jerman Barat dan Austria, yang oleh Hitler diiming-imingi dengan medali emas
olympiade. Dinding maut ini sebelumnya telah menelan cukup banyak korban,
dan berlanjut hingga kini. .
1941
Ekspedisi Archbold „menemukan‟ Lembah Baliem, kantung suku Dani dengan
tingkat kebudayaan yang amat tinggi, di tengah belantara yang seolah tak berbatas
dan tak tertembus. Irian kian jadi perhatian ilmuwan-ilmuwan dunia.
1949
Nepal membuka perbatasannya bagi orang luar.
1950
Tibet dicaplok Cina. Pendakian Himalaya dari sisi ini tak diperkenankan lagi.
Maurice Herzog memimpin ekspedisi Perancis mendaki Annapurna (8091m),
puncak 8000-an yang pertama, menandai awal 20 tahun Zaman Keemasan
pendakian di Himalaya. Di Alpen, tali nilon mulai dipergunakan. Sebelumnya, tali
serat tumbuhan hampir tak memiliki kelenturan, sehingga ada „hukum‟ bahwa
seorang leader tak boleh jatuh, sebab hampir pasti pinggangnya patah tersentak.
Pakaian bulu angsa mulai membuat malam-malam di bivouac lebih nyaman.
1951
Don Whillan menemukan pasangannya, Joe Brown, duet pemanjat terkuat yang
pemah dimiliki Inggris. Panjat bebas (free climbing) gaya Inggris menjadi tolok
ukur dunia panjat tebing. Walter Bonatti dkk. menyelesaikan dinding timur Grand
Capucin, awal aid climbing pada tebing yang masuk kategori big wall. Bermula di
Inggris, terjadi Revolusi Padas. Tebing batu gamping ternyata tak serapuh yang
selama itu disangka. Tebing-tebing granit dan batuan beku lainnya mendapat
saingan.
1952
Herman Buhl solo di dinding timur laut Piz Badile di Swiss, dalam waktu 4 ½
jam. Inilah nenek moyang speed climbing. Rekor waktu pada rute tersebut, yang
dibuat tahun 1937, 52 jam!
1953
Herman Buhl dkk. menggapai Puncak Nanga Parbat (8125 m), puncak 8000-an
kedua yang didaki orang. Sir Edmund Hillary dari Selandia Baru dan Sherpa
Tenzing Norgay yang tergabung dalam suatu ekspedisi Inggris, menjadi manusia-
manusia pertama yang berdiri di puncak atap dunia, Everest.
1954
Ekspedisi Inggris sukses di Kangchenjunga, ekspedisi Perancis sukses di Makalu
(8463 m). Di Alpen, Don Whillan dan Joe Brown mencatat dinding Barat Aiguille
du Dru dalam 2 hari, rekor lagi.
1955
Walter Bonatti solo pilar barat daya du Dru 6 hari.
1956
Ekspedisi Jepang berhasil mendaki Manaslu (8163 m). Jepang segera menjadi
salah satu negara besar dalam dunia pendakian di Himalaya .
1957
Herman Buhl dan tim Austria mencapai Puncak Broad Peak (8047 m), sekaligus
mematok pendakian pertama gunung 8000-an dengan alpine tactic.
1958
Lapangan terbang perintis dibuka pada beberapa lokasi di Irian, membangkitkan
semangat para pendaki gunung untuk menjajal Carstensz, sang perawan salju di
khatulistiwa.
1960
Claudio Barbier dari Belgia solo ketiga dinding utara di Tre Cima Laverdo dalam
1 hari. Pertama kali speed climbing menggunakan teknik gabungan free dan aid
climbing.
Helm mulai sering digunakan para pemanjat tebing. Harness menjadi wajib,
menyusul kematian seorang pemanjat Inggris di Dolomite. Harness pertama yang
diproduksi massal dan dijual untuk umum terbuat dari webbing, merek Tankey.
Tebing 48 Citatah mulai digunakan sebagai ajang latihan bagi pasukan Angkatan
Darat kita.
1961
Ekspedisi dari Selandia Baru coba mendaki Carstensz Pyramide tapi mengalami
kegagalan sebab keterlambatan dukungan logistik lewat jembatan udara.
1962
Puncak Cerstensz Pyramide akhirnya berhasil digapai oteh tim Heinrich Heiner.
Juga Puncak Eidenburg didekatnya, oleh ekspedisi yang dipimpin oleh Phillip
Temple. Awal pemakaian baut tebing di Alpen; Tebing pantai mulai diminati.
Pemanjat Amerika Serikat mulai bicara di Alpen, diawali Hemmings dan Robbins
yang menciptakan lintasan super sulit di dinding barat du Dru.
1963
Tim gabungan Inggris-AS memanjat dinding selatan Aiguille du Fou, hardest
technical climbing di Alpen waktu ilu, dengan teknik-teknik aid climbing gaya
AS. Kode etik dalam panjat tebing mulai banyak diperdebatkan di rumah-rumah
minum. Pemanjatan solo pertama Eiger Nordwand, oleh Michel Darbellay, dalam
satu hari.
Bonatti dan Zapelli menyantap mix climbing (ice dan rock) tersulit di Alpen,
dinding utara Grand Pilier d‟Angle di Mont Blanc . Seorang ahli gletser yang baru
kembali dari Antartika berusaha mendaratkan pesawat terbangnya di di Puncak
Jaya, dekat Carstensz. Untung angin kencang mengurungkan niatnya, sebab salju
tebal di sana terlalu lunak sebagai landas pacu. Tapi buntutnya, dua pesawat DC 3
kandas di lereng utara dan selatannya, pada ketinggian sekitar 4300 meter.
1964
Ekspedisi Cina berhasil mendaki Shisha Pangma (8046 m)di Tibet, satu-satunya
puncak 8000-an yang terletak diluar Nepal dan Pakistan (Karakoram). Beberapa
pendaki Jepang serta 3 orang ABRI, Fred Athaboe, Sudarto dan Sugirin, yang
tergabung dalam Ekspedisi Cendrawasih, berhasil mencapai Puncak Carstensz
(4884m) di Irian. Dua perkumpulan pendaki gunung tertua lahir, Mapala Ul di
Jakarta dan Wanadri di Bandung. Tahun ini dianggap awal sejarah pendakian
gunung di Indonesia.
1965
Seratus tahun pendakian pertama Matterhorn diperingati dengan peliputan
pendakian Hornli dkk. Oleh BBC/TV sampai ke puncak. Untuk pertama kalinya
pendakian gunung maupun panjat tebing menjadi olahraga yang juga dapat
„ditonton‟ orang banyak. Robbins dan John Harlin dri AS bikin lintasan lurus di
dinding barat du Dru, mendemonstrasikan keunggulan pemanjat AS dalam
pemanjatan panjang dan berat. Pemerintah Nepal menutup pendakian Himalaya di
wilayahnya.
1967
Revolusi bagi para pemanjat es. Chouinnard memperkenalkan kapak es berujung
lengkung, dan McInnes menawarkan jenis Terodactyl. Lahirnya sekrup es
berbentuk pipa meningkatkan standar pemanjatan ice climbing. Penggunaan tali
kernmantle dipelopori oleh Inggris.
1968
Nafas segar bagi para pendaki, sejumlah lapangan terbang milik misi Katolik
dibuka (Ji Irian. Tapi dasar sial, hampir bersamaan dengan itu Pemerintah Rl tidak
lagi mengeluarkan izin pendakian di kawasan Carstensz.
1969
Reinhold Messner keluar dari pertapaannya di tebing-tebing Alpen Timur,
meluruk ke barat, menyikat dinding es raksasa tes Drotes dalam waktu 81/2 jam
solo, membuyarkan rekor sebelumnya, 3 hari.
Nomer perdana majalah „Mountain‟ beredar, menjadi media pendaki gunung dan
pemanjat tebing pertama yang beredar luas dalam bahasa Inggris, sehingga
banyak mempengaruhi perkembangan lewat perdebatan dan opini.
Soe Hok Gie dan ldhan Lubis gugur di Gunung Semeru, terkena gas beracun.
1970
Dinding Selatan Annapurna dirambah tim Inggris, menggunting pita pembukaan
era pendakian jalur-jalur sulit di gunung-gunung besar. Tingkat kesulitan lintasan
menjadi lebih penting dari pada sekedar mencapai puncak. Ini tak lepas dari kian
canggihnya perlengkapan panjat es, kecepatan pemanjatan meningkat drastis.
Di Alpen artificial climbing tambah populer dan kaya teknik. Kurang lebih tahun
ini pula lahir cabang panjat dinding. Tebing buatan yang pertama dikenal orang
kemungkinan besar didirikan di Universitas Leeds ,Inggris. Perancangnya Don
Robinson, yang kemudian juga merancang dinding panjat di Acker‟s Trust,
Birmingham , dinding panjat pertama yang diklaim mampu menampung segala
pegangan, pijakan dan gerakan panjat tebing, sekaligus menawarkan bentuk
sculpture yang artistik.
Sejalan dengan itu, bentuk-bentuk latihan terpisah dalam panjat tebing mulai
menggema. Salah seorang pelopornya ialah Pete Livesey, pemanjat yang juga
pecinta speleologi dan olahraga kano , serta punya dasar di atletik sebagai pelari.
Pete tahu benar pentingnya latihan spesifik bagi jenis-jenis olahraga tersebut. Dan
dia mencoba menerapkan prinsip yang sama pada panjat tebing. Pelan tapi pasti,
panjat tebing mulai dipandang lebih sebagai kegiatan atletis, ketimbang sekedar
„hura-hura di tebing‟. Tak lagi memadai semboyan „best training for climber is
climbing‟, apalagi hanya dengan memupuk kejantanan lewat gelas-gelas bir,
seperti yang selama & dianut.
1971
Kawasan Carstensz kembali dibuka untuk pendakian, segera diserbu oleh
ekspedisi-ekspedisi dari Australia, Jerman, AS, bahkan Hongkong. Tahun ini pula
Mapala UI berhasil mencapai Puncak Jaya, antara lain oleh Herman O. Lantang
dan Rudy Badil, orang-orang sipil Indonesia pertama.
1972
Untuk pertama kalinya panjat dinding masuk dalam jadwal olimpiade, yaitu
didemonstrasikan dalam Olympiade Munich.
1974
Pasangan Reinhold Messner dan Peter Habeler mendaki Hidden Peak (8068 m) di
Karakoram, 3 hari dengan Alpine push, kemudian memecahkan rekor kecepatan
Eiger, 10 jam.
1975
Ekspedisi dari Jepang menjadi tim wanita pertama yang menjejakkan Puncak
Everest. Sementara itu Cina mengirimkan tim pertamanya, dari punggungan timur
laut.
Perlengkapan panjat es kian lengkap, lalu ramalan cuaca kian akurat dengan
intervensi komputer. Akibatnya, seolah tak ada lagi pelosok Alpen yang terpencil.
Namun, bercak-bercak kapur magnesium mulai terasa merisihkan tebing-tebing di
Inggris dan Eropa daratan, kebanyakan dituduhkan sebagai ulah pemanjat-
pemanjat „hijau‟, yang mengobral magnesium pada lintasan-lintasan yang
seharusnya bisa dilampaui tanpa bubuk itu.
1976
Harry Suliztiarto tak sanggup lagi menahan obsesinya, dengan tali nilon dia mulai
latihan panjat memanjat di Citatah, dan dibelay oleh pembantu rumahnya. Patok
pertama panjat tebing modern di Indonesia.
1977
Skygers Amateur Rock Climbing Group didirikan di Bandung oleh Harry
Suliztiaito, Agus Resmonohadi, Heri Hermanu, Deddy Hikmat. Inilah awal
tersebarnya kegiatan panjat tebing di Indonesia.
Ekspedisi Selandia Baru coba mendaki Everest tanpa bantuan sherpa. Mereka
Cuma sampai South Col , tapi mereka mereka seolah memukul gong yang
gaungnya merantak ke mana-mana, „ekspedisi berdikari‟. Yang pro
mengganggapnya sebagai kejujuran yang wajib, yang kontra melecehkannya
sebagai kesia-siaan yang konyol. Perdebatan tak selesai hingga kini.
1978
Messner & Habeler menggegerkan dunia kangouw Himalaya dengan pendakian
Everest tanpa bantuan tabung oksigen. Tambah geger ketika Messner bersolo
karier di Nanga PQrtied dalam waktu 12 hari. Pendakian solo ini oleh banyak
pakar dianggap lebih penting daripada pendakian tanpa oksigennya.
Dua pendaki Mapala UI, di antaranya Hadidjojo, menjajaki base camp Everest
dari sisi selatan.
1979
Harry Suliztiarto memanjat atap Planetarium, Taman Ismail Marzuki.
1980
Tebing Parang untuk pertama kalinya oleh tim ITB, di bawah pimpinan Harry
Sulisztiarto. Wanadri untuk pertamakalinya menyelenggarakan ekspedisi ke
Carstensz di Pegunungan Jayawijaya. Skygers menyelenggarakan sekolah panjat
tebing untuk pertama kalinya.
1981
Dua ekspedisi Indonesia sekaligus di dinding Selatan Carstensz, Mapala Ul dan
ITB. Salah seorang anggota tim Mapala Ul, Hartono Basuki, gugur di sini.
Jayagiri dari Bandung mengirimkan Danardana mengikuti sekolah pendaki
gunung di Glenmore Lodge, Skotlandia, dilanjutkan pendakian Matterhorn di
Swiss.
1982
Jayagiri kembali mengirimkan orang, Irwanto, ke sekolah pendakian di ISM,
Swiss, dilanjulkan ekspedisi 4 orang ke Mont Blanc di Perancis, dan Matterhorn
serta Monte Rosa di Swiss.
1984
UGM (Mapagama) mengirimkan Tim Ekspedisi Gajah Mada ke Irian Jaya. Tim
panjatnya, Gendon Bandono, bersama Ahmad Rizali dari Mapala UI berhasil
mencapai puncak Carstensz Pyramide melalui jalur normal.
Tebing Lingga di Trenggalek, Jawa Timur, serta tebing pantai Uluwatu di Bali,
berhasil dipanjat oleh kelompok Skygers bersama GAP (Gabungan Anak
Petualang) dari Surabaya.
1985
Tebing Serelo di Lahat, Sumatra Selatan, berhasil dipanjat oleh tim yang
menamakan dirinya Ekspedisi Anak Nakal. Ekspedisi Mapala Ul gagal mencapai
Puncak Chulu West (6584 m) di Himalaya , Nepal . Ekspedisi Jayagiri gagal
memanjat Eiger Nordwand.
1986
Kelompok gabungan Exclusive berhasil memanjat Tebing Bambapuang di
selatan Toraja, Sulawesi Selatan.
Patrick Morrow, pendaki dan fotografer Kanada yang kelak mempopulerkan ide
mendaki Seven Summits, mendaki Carstensz Pyramid bersama Adiseno dari
Mapala UI. Ini puncak terakhir dari rangkaian Seven Summits yang didaki Pat
Morrow.
Di tempat lain, milyuner asal Texas bernama Dick Bass juga merintis Seven
Summits dalam versi berbeda. Dia menganggap Kosciusko (2230 m) di Australia
sebagai bagian dari Seven Summits, bukannya Carstesz Pyramid.
Tahun ini pula, bersamaan dengan EXPO di Vancouver, Kanada, Pat Morrow
menemani Norman Edwin, Adiseno, dan Tituz Pramono dari Mapala UI untuk
memanjat puncak granit Bugaboo Spire (3186 m), salah satu puncak terpopuler
Kanada yang terletak di kawasan British Columbia.
1987
Empat Anggota Ekspedisi Aranyacala Universitas Trisakti tewas diserang
Gerombolan Pengacau Irian dalam perjalanan menuju Jayawaijaya.
Ekspedisi Wanadri menyelesaikan pemanjatan Tebing Batu Unta di Kalimantan
Barat.
Kelompok Trupala memanjat tebing Bukit Gajah di Jawa Tengah. Sepikul di Jawa
Timur disantap Skygers.
Adi Seno: “Vasuki Parbat merupakan seri pertama ekspedisi atas biaya
Sampoerna yang didapat oleh Wanadri. Dari Mapala UI ada dua orang yang ikut,
saya dan Rudi Badil (Kompas). Saya ke base camp mereka dan terus ikut naik
sampai Camp III , dimana akhirnya Ogun dkk mencoba ke puncak tapi gagal
karena tali habis dan badai datang. Kita semua pulang bareng dgn selamat.”
1988
Dinding panjat buatan pertama kali diperkenalkan di Indonesia, dibawa oleh 4
atlet pemanjat Prancis yang diundang atas kerjasama Kantor Menpora dengan
Kedubes Perancis di Jakarta. Mereka juga sempat memberikan ilmu lewat kursus
singkat kepada pemanjat-pemanjat kita. Bersamaan, lahir Federasi Panjat Gunung
& Tebing Indonesia, diketuai Harry Suliztiarto.
Lalu di Alpen, Ekspedisi Jayagiri Speed Climbing gagal memenuhi target waktu 2
hari pemanjatan dinding utara Eiger, mulur menjadi 5 hari. Sedangkan ekspedisi
dari Pataga berhasil menciptakan lintasan baru di dinding yang sama.
Di Yosemite, AS, Sandy Febyanto dan Jati Pranoto dari Jayagiri memanjat Tebing
Half Dome (gagal memecahkan retor John Bachar & Peter Croft 4,5 jam) dan
Tebing El Capitan (gagal memecahkan rekor 10,5 jam).
1989
Awal tahun dunia panjat tebing Indonesia merunduk dilanda musibah, gugurnya
salah satu pemanjat terbaik Indonesia, Sandy Febyanto, jatuh di Tebing Pawon,
Citatah. Tapi tak lama, semangat almarhum seolah justru menyebar ke segala
penjuru, memacu pencetakan prestasi panjat tebing di Bumi Pertiwi ini.
Tebing Uluwatu dipanjat ekspedisi putri yang kedua, dari Mahitala Unpar.
Mapala Ul bikin dua ekspedisi, Mount Cook (3764 m) di Selandia Baru dan
Puncak McKinley (6149 m) di Alaska.
Yang mencapai puncak Mount Cook adalah Sugiono Soetedjo (ketua ekspedisi),
Umar Farouk, dan satu pendaki lagi. Sementara Diah Bisono dan Keplek
menunggu dan lantas bertemu pendaki sekaligus pemandu terkemuka, Eric
Simondson.
Nama yang terakhir ini orang AS, yang di lain kesempatan menemani Gunawan
Ahmad (Ogun) dari Wanadri dalam Ekspedisi Khancenjunga di Himalaya. Eric
pula yang di akhir ‟90-an menemukan jenazah George Mallory di Everest. Di
McKinley, keempat pendaki Mapala UI mencapai puncak: Sugiono Soetedjo, alm.
Didiek Samsu,
Alloysius Febrian, dan alm. Norman Edwin.
Akhir tahun ini ditutup dengan gebrakan Budi Cahyono melakukan pemanjatan
solo di Tower III Tebing Parang. Artificial solo climbing pada big wall yang
pertama di Indonesia.
1990
Mapala UI menggelar ekspedisi dan berhasil mencapai puncak ke Mt. Elbrus
(5642m) di Pegunungan Kaukasus, Georgia. Ini rangkaian dari program Seven
Summits setelah Carstensz Pyramid, Kilimanjaro, dan McKinley. Keempat
anggota tim adalah Norman Edwin, Didiek Samsu, Alloysius Febrian, dan
Sugiono Soetedjo. Setelah Elbrus, tiga puncak lagi yang disasar adalah Aconcagua
, Vinsson Masif, dan Everest.
Di Carstensz, Didiek Samsu dari Mapala UI mencetak rekor tercepat sampai saat
itu. Base Camp di Lembah Danau-Danau ke puncak ditempuhnya dalam 10 jam.
Didiek mendaki Carstensz menemani pendaki Belanda yang mengejar Seven
Summits, Ronald Naar.
1991
Aryati menjadi wanita Asia pertama yang berhasil menjejakkan kakinya di Puncak
Annapurna IV, Himalaya, pada Ekspedisi Annapurna Putri Patria Indonesia.
Tim Srikandi Tim Panjat Tebing Yogyakarta (6 orang) membuat jalur di Bukit
Tanggul, Tulung Agung, Jawa Timur.
1992
Dunia petualangan Indonesia kembali berduka karena kehilangan dua orang
terbaiknya, Norman Edwin dan Didiek Syamsu, anggota Mapala UI tewas
diterjang badai di Gunung Aconcagua, Argentina. Tiga anggota tim lainnya adalah
Rudi Nurcahyo, Fayez, dan Dian Hapsari.
Adi Seno dan Budi Cahyono ke Carstensz tahun 1992 bulan Mei. Bertemu dua
pemanjat dari Eropa Timur.
Adi Seno: “Saat turun Budi memungut helm mereka, karena helm mereka Petzl,
mahal banget. Saya jatuhkan di puncak Carstensz ketika dipakai untuk menggali
snow hole. Kita bermalam di puncak. Saya punya foto Budi di puncak ketika tiba
malam, dia yang simpan. Teman-teman dari Wanadri, Jojo teman saya ke Vasuki
Parbat tahun 1987 (Juni) tidak percaya saya sampai di atas sana .”
“Kami manjat dua hari. Hari pertama kemah di teras besar. Hari kedua sampai di
puncak pukul 18.00 waktu setempat. Bermalam karena jalan turun lewat rute
normal yang saya pernah lewati dua kali sebelumnya (1984 dan 1986) tidak
terlihat. Besoknya kita turun rapelling dan meninggalkan anchor di puncak tali.
Sebuah webbing kuning, (mustinya Agung, Zainal, Rully dkk lihat karena
selanjutnya mereka yang ke puncak).
Rute tersebut di pesawat pulang ke Jakarta disepakati oleh Budi Cahyono, atas
usul saya, untuk dinamai rute Norman Edwin yang tahun itu meninggal di
Aconcagua . Ini mencontoh rute sulit di Eiger yang diberi nama pendaki Amerika
terkemuka, yang tewas saat mencoba membuat rute. Cerita ini ada di TRAS edisi
tahun 1993.”
1993
Mapala UI berekspedisi dan berlatih untuk kesekian kali ke Carstensz. Satu tim
(Zainal, Agung, Rully) membuat jalur direct, memanjat Carstensz Pyramid dan
kelak jalur ini diberi nama Didiek Samsu. Satu tim lagi (Sapto, Hariyono, Cholik,
dll) mendaki lewat rute normal. Tim pimpinan M. Fayez ini juga mendaki puncak-
puncak lain di kawasan itu, sekaligus melakukan penelitian terhadap fungsi faal
manusia di ketinggian, melibatkan unsur medis dari Jakarta .
Bulan Desember, Adi Seno dan Diah Bisono berusaha ke Mount Cook lewat jalur
pendakian pertama. Tapi lantas memustuskan kembali setibanya di gletser.
1994
Ekspedisi Mapala UI memanjat tebing-tebing di Trenggalek dan Pacitan.
1995
Adi Seno bersama Patrick dan Baiba Morrow mendaki 21 gunung di atas
ketinggian 3000 meter di Jepang. Mereka menyeberangi Pulau Honsyu dari Laut
Jepang sampai Laut Pasifik sambil mendaki marathon.
1996
Dua guide profesional, Scott Fischer dari San Francisco (AS) dan Rob Hall dari
Selandia Baru tewas saat terjadi musibah di Everest. Jon Krakauer, anggota tim
yang juga reporter Majalah Outside, menuliskan tragedi ini ke dalam buku yang
lantas menjadi best seller, Into Thin Air, dan juga difilmkan.
Mapala UI sekali lagi menyatroni Trenggalek, Jawa Timur. Kali ini giliran Watu
Lingga yang batuan andhesit-nya rapuh.
Para pemanjat di acara Temu Wicara dan Kenal Medan Mahasiswa Pencinta Alam
Indonesia (TWKM) membuat beberapa jalur sport climbing di Tebing Lazila,
Buton ( Sulawesi Tenggara).
1997
Clara Sumarwati membuat kontroversi dalam pendakiannya di Everest, puncak
tertinggi di Pegunungan Himalaya. Banyak pihak yang meragukan kedua kakinya
telah menjejak puncak tertinggi di dunia itu.
1999
Tebing Lawe di Banjarnegara (Jawa Tengah) dipanjat oleh Mapala UI.
2002
Tebing Dolok Simarsolpa di Sumatera Utara dipanjat oleh beberapa anggota
Mapala UI bersama pemanjat setempat. Simarsolpa berbatu andhesit setinggi 250
meter.
2003
Ekspedisi Mapala UI memanjat tebing Gunung Krakatau di Selat Sunda. Sekitar
tahun ini pula Mapala UI merintis jalur baru untuk mendaki puncak Gunung
Raung (Jawa Timur) yang sesungguhnya. Di Jawa Barat, tebing Sela-Rumpang di
Taman Nasional Gede Pangrango dijajal oleh beberapa pemanjat Mapala UI
dengan izin khusus.
2004
Patrick Berhault meninggal jatuh di Dom, puncak tertinggi Swiss, dalam rangka
memanjat semua tebing gunung 4000 meter di Alp. Rencananya selama tiga bulan
dia manjat semua 4000 meter, dan jika berhasil di DOm itu berarti puncak yang
ke-65!
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan sebelum melakukan aktifitas ini yaitu :
I. Perencanaan : mempersiapkan hal-hal yang akan dikerjakan
sebelum melakukan perjalanan
II. Persiapan :
a. Rencanakan waktu perjalanan
b. Buatlah program untuk kalori makanan yang dibutuhkan
c. P3K
d. Peralatan penunjang lainnya seperti :
Peta Lokasi
Kompas
Altimeter
Barometer
III. Aktifitas Perjalanan
Pada dasarnya kegiatan Mountaineering dibagi menjadi beberapa
bagian. Dilihat namanya yaitu Mountaineering yang kata dasarnya maountain,
aktifitas ini biasanya dilakukan di gunung.
Beberapa aktifitas mountaineering diantaranya :
4. Etika
Harus kita sadari sepenuhnya bahwa seorang pendaki gunung adalah bagian
dari masyarakat yang memiliki kaidah-kaidah dan hukum-hukum yang berlaku
yang harus kita pegang dengan teguh. Mendaki gunung tanpa memikirkan
keselamatan diri bukanlah sikap yang terpuji, selain itu kita juga harus
menghargai sikap dan pendapat masyarakat tentang kegiatan mendaki gunung
yang selama ini kita lakukan.
I. Faktor Intern, sifat subyektif : dari dalam diri pendaki itu sendiri :
Fisik
Mental
Intelegensi
Peralatan dan perlengkapan
Keterampilan
3. PERALATAN
Pada dasarnya mendaki gunung adalah olahraga berjalan, seperti pada
umumnya, hanya saja di dalam pendakian gunung kita membawa beban yang akan
dipergunakan atau dipakai. Beban itu yang akan kita bawa dalam menempuh
perjalanan. Untuk itu pemilihan carrier serta perlengkapan penunjang yang akan
dipakai perlu diperhatikan. Berikut akan kita bahas mengenai peralatan pendakian
gunung serta bahan yang kuat,nyaman dan standar digunakan dalam kegiatan
mendaki gunung
I. SEPATU
Fungsi Sepatu adalah melindungi telapak kaki sampai dengan mata kaki.
Sepatu yang baik adalah mampu menahan berat badan dan beban yang kita bawa,
tidak mudah robek, bagian depan harus keras untuk melindungi jari-jari
kaki,nyaman saat dipergunakan, bentuk sol bergerigi dan anti selip, usahakan
memakai 1-2 nomor yang lebih besar dari ukuran kaki. Tidak dianjurkan
pemakaian sandal lapangan atau sandal jepit dalam melakukan kegiatan ini,
karena alas kaki ini tidak memenuhi persyarata standar keamanan dalam
berkegiatan.
Packing adalah seni memasukkan barang ke dalam sebuah tas. Kenapa disebut
seni ? Karena packing menuntut kecerdasan dan ketepatan kita dalam menyusun
barang barang tersebut. Seseorang yang ahli dalam hal ini bisa memasukkan
barang lebih banyak ke dalam sebuah tas yang besarnya sama. Sedangkan
seseorang yang tidak menguasai teknik packing biasanya membutuhkan tas yang
lebih besar untuk mendaki gunung.
3. Bagian atas
Bagian atas digunakan untuk menyimpan barang barang yang penting dalam
perjalanan. Barang barang tersebut seperti Jas hujan dan air minum. Hal ini
dimaksudkan agar kita mudah mengambilnya ketika dibutuhkan. Kita akan
membutuhkan waktu lama untuk mengambil jas hujan yang terletak di bagian
paling bawah.
Selain itu ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam packing, yaitu :
Persebaran barang di dalam tas harus merata antara kanan dan kiri sehingga beban
merata untuk bahu kiri dan kanan
Sebelum packing sebaiknya masukkan plastik besar ke dalam tas, kemudian
masukkan semua barang di plastik tersebut agar tidak basah dan bungkus masing
masing barang dengan plastik
Hati hati dengan benda benda tajam seperti pisau, golok atau gunting. Sebaiknya
lapisi benda benda tersebut jika dimasukkan ke dalam tas agar tidak
mengakibatkan tas atau barang barang lain tersayat.
Selalu pisahkan bahan bakar dengan barang penghasil api. Pisahkan gas, spirtus
dan minyak tanah dari korek api atau penghasil api lainya
Jangan memasukkan matras ke dalam tas dengan posisi melingkar kemudian
memasukkan semua barang di tengahnya dengan tujuan "agar tampak rapi". Hal
itu menyita sangat banyak ruang yang harusnya bisa dimaksimalkan. Letakkan
saja matras di luar tas dengan digulung
Jika terdapat botol botol kosong dalam tas sebaiknya kita remas dan lipat saja
botol tersebut sehingga menghemat ruang dalam tas
Masukkan barang barang kecil ke dalam barang lain yang sekiranya masih
terdapat ruang. Misalnya masukkan kompor ke dalam nesting, masukkan logistik
ke dalam gelas dll. Intinya manfaatkan semua ruang yang ada
Lapisi tas dengan cover bag untuk menghindari basahnya tas. Ingat tas yang basah
akan mengakibatkan beratnya bertambah.
III.PAKAIAN
Yang tidak kalah pentingnya adalah Pemilihan pakaian untuk mendaki.pakaian
untuk mendaki adalah pakaian yang mudah kering dan mampu untuk
menghangatkan badan. Pemilihan bahan dari katun dianjurkan karena bahan ini
mempunyai persyaratan yang dibutuhkan, yaitu : ringan, mudah menyerap
keringat pada saat basah.
IV. JAKET
Jaket merupakan pakaian tebal yang digunakan untuk melindungi tubuh dari angin
dan dan udara dingin. Ada 2 jenis jaket yang biasa digunakan dalam pendakian
yaitu :
1. Jenis Anorak
2. Jenis Parka
VII. TENDA
Merupakan tempat yang terbaik untuk berlindung terhadap angina dan dingin.
Dari kontruksinya tenda dibedakan menjadi 2 bagian, yaitu tenda bertiang dan
tenda berangka. Tenda yang bertiang membuat ruang didalamnya menjadi
sempit, akan tetapi lebih sederhana dan ringan karena tak banyak memakai
tongkat. Dibandingkan dengan tenda berangka yang rumit pemasangannyadan
banyak menggunakan tongkat logam, kelebihan dari tenda berangka ini kuat
dan tidak mudah goyah bila tertiup angin dan ruangan didalamnya juga lebih
luas. Secara garis besar bentuk tenda dibagi menjadi beberapa bagian, yaitu :
tipe pyramid, tipe prisma dan tipe kubah (dome). Tenda biasanya dilapisi FLY
SHEET yang merupakan lembaran pelindung berfungsi untuk melindungi air
tidak membasahi tenda.
Contoh bahan bakar yang sering digunakan dalam berkegiatan dialam bebas
adalah : metanol, spiritus, bensin, minyak tanah, butana, parafin dll.
Pemakaian gas untuk bahan bakar tidak dianjurkan, karena gas akan merusak
lapisan ozon dan kaleng atau tabungnya susah untuk dihancurkan atau diurai.
TRANGIA NESTING
IX. MAKANAN
Makanan yang dibawa seharusnya dapat memenuhi kebutuhan energi selama
pendakian, manusia normal membutuhkan sekitar 5.000 kalori dan 100 gram
protein. Pemilihan makanan siap saji menjadi yang utama dalam membuat
program makanan yang akan dibawa, perhitungan lama waktu perjalanan harus
diingat, kalori yang dibutuhkan badan, dengan aktifitas yang berat/padat. Program
yang harus dibuat ekstra menghindari kekurangan pasokan makanan apabila
terjadi keadaan darurat/emergency seperti keadaan yang terjadi karena alam
(badai, tersesat, dsb). pilihan
X. PERLENGKAPAN PENUNJANG
Beberapa peralatan penunjang yang harus dibawa, payung untuk penadah
air hujan, lentera, tissue basah dll. Hal yang paling penting adalah membuat
list perlengkapan yang akan dibawa pada saat berkegiatan.
Tali Pramuka
Perlengkapan Mandi
Kamera
Obat-Obatan
4. PENYAKIT DI GUNUNG
Penyakit digunung itu sangat berpengaruh oleh faktor tinggi rendahnya gunung
tersebut dan faktor cuaca (panas atau dingin). beberapa penyakit digunung
yang sering terjadi pada pendaki gunung.
I. HIPOTERMIA
II. HIPOKSIA
Semakin tinggi darah, semakin rendah juga kadar oksigen ini sangat
mempengaruhi aktifitas gejala penyakit gunung. Gejala – gejala yang akan
timbul : pusing, sesak nafas, tidak terasa lemas, jantung berdenyut lebih
cepat, dan disertai dengan sakit kepala. Selanjutnya si penderita tidak bisa
tidur, muka pucat, kuku dan bibir terlihat kebiru-biruan.
Pada umumnya gejala ini akan hilang setelah 24 jam dan penderita
diturunkan sampai di titik 500 – 600m semula. Dapat juga dengan cara
menarik nafas panjang dan dalam agar oksigen dapat masuk kedalam sistem
pernafasan.
IV. HIPERTERMIA
Rasa panas yang berlebihan yang disebut lejar panas (heat exhaustion) dapat
dialami oleh pendaki. Keadaan ini bisa terjadi akibat panas dan fisik yang
lemah.
ondisi ini pada umumnya terjadi pada suhu 0 derajat celcius. Frostbite dikenal
dengan radang dingin dimana jaringan sel di dalam tubuh menjadi rusak
karena terjadnya pembekuan. Seperti diketahui, udara dingin membuat cairan
sel membeku danmenjadi rusak karena pembekuan yang menyebabkan aliran
darah menjadi tidak lancar. Organ yang terkena biasanya adalah ujung-ujung
jari kaki dan tangan, cuping telinga, cuping hidung, dan dagu.
Tanda-tanda organ yang mengalami frostbite Kulitnya pucat dan keras, jika
terkelupas maka akan tampak jaringan di bawahnya yang berwarna merah,
bahkan organ tersebut biasanya mati rasa. Wajah terlihat pucat, otot terasa
kaku, dan kram. Sebelum frosbite menyerang lebih serus, berikut ini adalah
tips pertolongan pertama untuk frosbite.
1. Segera hentikan perjalanan. Jika memungkinkan bergeraklah ke area
bersuhu hangat.
2. Dirikan tenda atau buat perapian untuk membuat tubuh sedikit lebih
hangat.
3. Ganti pakaian yang lembap dengan pakaian yang baru. Usahakn
untuk melapisi dengan plastik setiap pakaian yang di bawa dalam
ransel.
4. Jika dimungkinkan, hangatkan organ yang terkena di dalam wadah
yang berisi air hangat. Hangatkan secara perlahan sampai kulitnya
berubah menjadi memerah
5. Hangatkan daerah yang telah sedikit mati rasa. Bisa dengan di atas
perapian atau dengan cara memberikan lilitan kain tebal.
6. Jika daerah yang terkena adalah tangan, cara termudahnya Anda bisa
menyelipkan tangan di perut atau ketiak.
2. SEMBOYAN SURVIVAL
MOTTO/SEMBOYAN SURVIVAL (HARUS HIDUP)
H : adapi situasi tenang dan bijak sana.
A : kal sehat merupakan senjata ampuh dalam menghadapi
kesulitan.
R : asa takut dan panik dapat dihindari dengan cara menggiatkan
pemikiran untuk segera membebaskan diri dari kesulitan.
U : sahakan menciptakan sesuatu untuk mempercepat
pembebasan diri dari situasi sulit.
S : emangat dan tekad untuk hidup harus tetap dipelihara.
H : ormati adat kebiasaan penduduk dan coba meniru mereka.
I : stirahat sejenak apabila timbul kebingungan atau kekecewaan
dan tenangkanlah pikiran.
D : jangan sampai masuk perangkap musuh.
U : tamakan kesehatan dan keselamatan.
P : erhatikan dan praktikan semua pelajaran dasar.
Air yang diperoleh tidak selalu langsung dapat diminum begitu saja. Melainkan
perlu diolah lagi. Kecuali air yang diperoleh dari tumbuh – tumbuhan. Air yang
diperoleh dari tumbuhan tidak perlu dimasak lagi, karena sudah jernih, sudah
jernih bersih dari kuman – kuman ( bakteri ) penyakit.
Dysentry ;
Penanggulangnya dengan memberi air kelapa muda, hentikan buang – buang air
besar dengan cara memberi minum the pahit, kopi pahit.
Mempelajari botani dan zoologi praktis dianggap penting untuk mengenal jenis
tumbuhan dan hewan yang dapat dimanfaatkan sebagai makanan darurat atau obat-
obatan. Selain itu kita dapat mengenal jenis tumbuh-tumbuhan dan hewan yang
harus dijauhi karena beracun, berbisa atau dapat mengancam keselamatan jiwa.
BOTANI
Cara menguji makanan yang belum dikenal :
3. Iritasi kulit. gosokkan sedikit atau tekan beberapa air/getah tanaman tersebut ke
bagian tubuh yang lembut atau lunak (seperti lengan antara ketiak dan siku). Jika
ada iritasi, buang.
4. Bibir, mulut, lidah. Jika tidak ada reaksi pada langkah 3, lanjutkan dengan
langkah berikut :
letakkan sedikit sample tanaman pada bibir
letakkan sedikit sample tanaman pada sudut mulut
letakkan sedikit sample tanaman pada bagian atas lidah
letakkan sedikit sample tanaman pada bagian bawah lidah
kunyah sedikit sample
Tunggu hingga 5 menit untuk setiap langkah no 4 diatas.Jika ada
iritasi/ketidaknyamanan, maka buang!
5. Makan dalam jumlah yang sedikit, dan tunggu sekitar 5 jam. Selama masa 5 jam
ini, jangan makan atau minum makanan yang lain.
Bagian yang dapat dimakan yang dapat meberikan energi yang cukup adalah umbi
(umbi akar atau umbi batang), buah, biji dan daun. Ciri tumbuhan yang dapat
dimakan :
Bagian tumbuhan yang masih muda
Tumbuhan yang tidak mengandung getah
Tumbuhan yang tidak berbulu
Tumbuhan yang tidak berbau kurang sedap
Tumbuhan yang dimakan oleh mamalia
Catatan : beberapa ciri tumbuhan yang dapat dimakan diatas, semuanya belum
pasti benar.
Tumbuhan beracun
Kecubung
Bila kita menemukan jamur di hutan, sebaiknya jangan di makan karena sulit
membedakan yang dapat dimakan atau tidak. Selain itu kadar kalori jamur sangat
rendah karena tubuh jamur banyak mengandung air.
Pedoman umum yang dapat digunakan untuk menentukan jamur yang dapat
dimakan :
• tidak bercahaya
• tidak berbau
Pedoman seperti itu sebenarnya kadang tidak selalu benar. Banyak jamur yang
memiliki ciri-ciri diatas justru mengandung racun.
Contoh : Amanita Phalloder, Amanita Verna, Amanita Virosayang berwarna putih
bersih memiliki racun mematikan. Ketiga jamur tersebut jika dimakan setelah 30
menit kemudian akan mengakibatkan perut sakit sekali. Bila tidak segera diatasi, 6-
8 jam kemudian akan menemui ajal.
“Jangan makan dalam jumlah yang banyak satu jenis tanaman pada satu
waktu,
dan jika ingin memakannya, maka mulailah dari bagian yang segar
dan ambil beberapa lagi untuk dimasak, kemudian makan sedikit
demi sedikit.”
1.Perlindungan sementara:
Dengan menggunakan kayu,ranting, bambu, untuk alasnya, untuk atap
gunakan ponco atau daun-daun kering seperti daun kelapa, pisang, alang-
alang, ijuk talas dan lain-lain.
Ada beberapa cara sistem pembuatan api tanpa menggunakan korek api:
Jika berada di hutan, digunung maupun di gua, hal yang pertama kali kita
lihat dan kita pelajari adalah daerah-daerah yang kita lalui. Ini sangat
berguna jika kita tersesat atau jika kita akan pulang melalui jalur yang
sama.
hal-hal yang harus dipehatikan saat kita berjalan:
Memanfaatkan peta dan kompas.
Tinggalkan jejak misalnya: Patahan ranting-ranting pohon, tanda-
tanda dari batu, dan lain-lain.
Amati keadaan sekeliling (Observe) misalnya: bukit,
gunung, pohon-pohon besar, matahari, bintang, dan lain-lain.
V. Pembuatan Isyarat
1.jejak binatang.
8. SURVIVAL KIT
Untuk antisipasi paling efktif dalam menghadapi kondisi survival yang dapat
datang kapan saja dan dimana saja adalah selalu membawa survival kit dan
menguasai teknik-teknik survival sebanyak mungkin.
Survival Kit
Kotak survival kit dibuat cukup kecil sehingga dapat dimasukkan ke dalam saku
jaket atau celana kira-kira sebesar kotak rokok dan tahan air. Isi survival kit
(Wiseman; 1986) :
Korek api (1)
korek api harus tahan air, misalnya dari kotak bekas rol film atau tablet vitamin,
jangan biarkan tutupnya terbuka terlalu lama. Agar pentol korek tahan air dapat
ditetesi dan dibungkus dengan lilin.
Letakkan posisi lilin sedemikian rupa sehingga dapat efektif penggunaannya dan
dapat di daur ulang.
Flint (3)
Banyak gunanya sebagai pengganti korek api. Keduanya saling digosokkan satu
sama lain dengan keras dan akan menimbulkan percikan api, dekatkan dengan lilin
atau daun-daun kering agar segera menyala. Sangat berguna saat kondisi basah
untuk membuat api dengan bantuan sinar matahari dengan cara meletakkan titik
api (titik fokus lensa) dari sinar matahari jatuh tepat pada serpihan daun-daun
kering.
Beberapa buah jarum dari berbagai ukuran dan benang yang cukup panjnag dan
kuat adalah yang cocok dibawa. Dapat berfungsi untuk berbagai keperluan.
Pilihlah beberapa kail dari beberapa ukuran, kail yang kecil dapat unutk
menangkap ikan kecil dan besar, sedangkan yang besar hanya dapat untuk jenis
ikan besar, peralatan dapat juga untuk menjerat burung.
Kompas yang dipilih terutaman berukuran kecil dan sederhana agar mudah
dimasukkan dalam survival kit. Diperiksa bahwa jarum kompas dapat berputar
dengan bebas dan tidak terdapat gelembung udara di dalamnya
Beta Light/Fosfor (8)
Bentuknya mirip koin yang besar dengan kristal yang dapat bersinar. Harganya
cukup mahal dan jarang terdapat di toko-toko. Menggunakan dengan cara
digerakkan hingga cairan didalamnya berpendar, digunakan pada malam hari dapat
digunakan untuk membaca peta.
Kawat (9)
Biasanya memiliki cincin pada kedua ujungnya sehingga menjadi pegangan apabila
digunakan untuk memotong pohon, karena bentuknya yang besar, gergaji ini
diletakkandi luar survival kit.
Pada orang yang menderita penyakit tertentu, diajurkan untuk selalu menyiapkan
obat-obatan khusus, misalnya maag, asma dan lain-lain. Obat-obatan yang wajib
dibawa:
Analgesic A
Untuk menghilangkan rasa sakit ringan sampai menengah. Codein fosfat
ideal untuk sakit gigi, telinga dan sakit kepala, aturan pakai; satu tablet
setiap 6 jam dapat menimbulkan rasa mual. Jangan diberikan pada anak
dan orang-orang yang terkena asma atau gangguan liver.
Anti Diare
untuk sakit perut atau diare yang kronis, aturan pakai: dua tablet pada
saat genting dan satu tablet habis buang air besar.
Antibiotik
untuk infeksi umum, tetra cyclin dapat digunakan untuk yang sensitif
dengan penicylin, aturan pakai: untuk tablet 250 mg empat kali sehari
ulangi selama 5 sampai 7 hari. Bawalah obat ini secukupnya. Saat
minum obat ini jangan minum susu atau obat lain yang berkalsium, zat
besi dan aluminium hidroksida.
Antihistamin
untuk alergi, gigitan serangga, juga dapat membantu dalam kasus
kelebihan dosis obat-obatan. Piriton diajurkan di inggris dan Benadril di
amerika. Efek samping Piriton adlah mengantuk, dan dapt digunakan
untuk obat tidur ringan. Jangan minum dengan dosis yang berlebihan dan
dengan minuman beralkohol.
Tablet Sterilisasi Air
digunakan untuk air yang dicurigai mengandung racun dan kita tidak
dapat merebusnya ikuti petunju penggunaannya.
Tablet Anti Malaria (Kina)
terutama digunakan pada daerah-daerah yang mudah terjangkit malaria
ada beberapa jenis yang dianjurkan dosisi dan tablet selama sebulan.
Potasium Permanganate
memiliki beberapa kegunaan, tambahkan pada air dan diaduk sampai air
berubah warna menjadi merah muda terang untuk sterilisasi, sampai
merah muda untuk membuat antiseptik, dan sampai merah tua untuk
membasmi jamur atau parasit.
Pisau bedah memiliki dua permukaan tajam yang berbeda ukuran, pegangannya
terbuat dari kayu.
untuk menutup luka gores yang membesar agar tidak melebar, fungsinya sama
dengan benang jahit. Perekat hanya ada pada kedua ujung plaster dan bagian
tengah di buat mengecil agar luka cepat mengering.
Plester (14)
Berbagai ukuran, diajurkan yang tahan ar, untuk luka-luka kecil. Dapat berfungsi
sebagai pengganti benang jahit bedah pada luka-luka yang lebih besar.
Kondom (15)
Merupakan kantong air yang baik, dapat menampung air sebanyak 1 liter.
POKOK BAHASAN
PANJAT TEBING ( ROCK
CLIMBING
Panjat tebing atau istilah asingnya dikenal dengan Rock Climbing merupakan
salah satu dari sekian banyak olah raga alam bebas dan merupakan salah satu bagian
dari mendaki gunung yang tidak bisa dilakukan dengan cara berjalan kaki melainkan
harus menggunakan peralatan dan teknik-teknik tertentu untuk bisa melewatinya.
Pada umumnya panjat tebing dilakukan pada daerah yang berkontur batuan tebing
dengan sudut kemiringan mencapai lebih dari 45 derajat dan mempunyai tingkat
kesulitan tertentu.
Pada dasarnya olah raga panjat tebing adalah suatu olah raga yang mengutamakan
kelenturan, kekuatan / daya tahan tubuh, kecerdikan, kerja sama team serta
keterampilan dan pengalaman setiap individu untuk menyiasati tebing itu sendiri.
Dalam menambah ketinggian dengan memanfaatkan cacat batuan maupun rekahan /
celah yang terdapat ditebing tersebut serta pemanfaatan peralatan yang efektif dan
efisien untuk mencapai puncak pemanjatan.
2. PERALATAN
Macam-macam peralatan yang digunakan harus disesuaikan
dengan jalur yang dipilih, dan disusun rapi dan sistematis.
TALI ( ROPE )
Seiring dengan waktu, tali yang menjadi alat utama
sudah mengalami perubahan dan perkembangan. Baik dari segi
bahan maupun kekuatan. Sebelum ditemukannya tali
kernmantel yang biasa kita gunakan sekarang tali yang
digunakan adalah tali hawser laid jenis tali yang berasal dari
serat alam. Tali tersebut berasal dari serat tumbuhan nanas atau
manila, serta tali sintetis nylon. Tali hawser laid Terdiri dari
serat-serat sintetis halus yang dipilin menjadi tiga bagian.
Kelemahannya adalah kurang tahan terhadap zat kimia, sulit
dibuat simpul, mempunyai kelenturan rendah (40 %) serta berat
dan melintir jika dipakai untuk meluncur. Seiring dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi maka
ditemukan tali jenis kernmantel. Tali kernmantel terdiri dari 2
bagian yaitu bagian inti kern dan bagian luar mantel bagian
luar ini merupakan anyaman yang melindungi bagian inti atau
kern. Tari kernmantel juga terbuat dari serat tumbuhan yaitu
sejenis tumbuhan peredu yang hidup di dataran eropa yang
disebut serat tumbuhan kern. Kekuatan tali ini sangat besar,
umumnya tali jenis kernmantel mampu menahan beban seberat
2000 Kg. kendati demikian di medan sesungguhnya kekuatan
itu bisa berkurang karena berbagai hal, seperti akiban gesekan
dengan tebing, hentakan saat gambling atau jatuh, panas
matahari, serta lumpur dan debu yang menempel. Tali jenis
kernmantel dibagi menjadi 2 jenis yaitu tali kernmantel static
dan Dynamic.
JENIS TALI HAWSERLAID
CHEST HARNESS
CARABINER
Carabiner adalah alat yang terpenting dalam rock climbing.
UIAA ( Union Internasionale des Assosciations d‟Alpinisme )
badan pengawas untuk alat alat berkegiatan di ketinggian
terutama rock climbing memberikan ketentuan bahwa sebuah
carabiner yang baik harus melewati uji ketahanan dan kekuatan
dari UIAA. Bahan dari carabiner adalah aluminium alloy yaitu
sejenis baja ringan yang biasa digunakan dalam pembuatan
body pesawat terbang. Karena sifatnya yang ringan, kuat, dan
tidak getas. Pada dasarnya jenis carabiner ada dua jenis yaitu :
yang tidak memakai kunci (Snap gate) dan memakai kunci
( Screw gate) pada masing masing jenis ini pun fungsinya
berbeda. Pada awalnya carabiner ada dua model yaitu Oval
( berbentuk seperti telur) dan delta ( berbentuk D ).
WEBBING
Webbing adalah pita yang terbuat dari bahan nylon . ada dua
jenis webbing yaitu : tubular nan non tubular ( single webbing
). Kegunaan webbing ini sangat banyak antara lain : sebagai
sling, tangga gantung, runner, seat harness, dll.
WEBBING TUBULAR
SLING
Sling, sangat bermanfaat pada panjat tebing maupun panjat
dinding, sling dapat digunakan sebagai runners, back up
maupun menjadi bagian pengaman lainnya. Sling dibagi
menjadi dua macam, sling prusik dan sling webbing, untuk
panjang dan diameter sling memiliki banyak variasi.
SLING WEBBING
SLING PRUSIK
PRUSIK
Prusik, merupakan jenis tali carmentel yg berdiameter 6-7 mm,
biasanya digunkan sbg pengganti sling runner dan juga dpt
digunakan untuk meniti tali keatas dalam kegiatan ascending
dengan menggunakan simpul prusik, seperti pada SRT
PRUSIK
TANGGA GANTUNG/ETRIER/STIRRUP
Tangga gantung adalah alat untuk pemanjatan dalam system
Artificial Climbing, yang berfungsi untuk menambah
ketinggian. Tangga gantung ada yang tebuat dari aluminium
dan webbing.
JENIS-JENIS ETRIER
PITON/PAKU TEBING
Alat jenis ini adalah Pasak/Paku tebing yang sistem
pemakaiannya adalah dengan cara disisipkan pada rekahan
tebing dengan bantuan palu tebing ( hammer ) untuk
memukulnya. Bahan dari piton ada 2 yaitu baja lunak
( malleable) dan baja kromoli ( baja hitam ).
JENIS JENIS PITON
PITON BONG
PALU TEBING/HAMMER
Hammer/palu, sangat dibutuhkan untuk pemasangan pengaman
buatan berupa piton pada panjat tebing, cara membawa hammer
akan lebih mudah dan aman bagi pemanjat jika tali pada
hammer disilangkan pada bahu pemanjat.
JENIS-JENIS PALU TEBING
JENIS FRIENDS
CHALK BAG
Kantung kapur, merupakan sebuah tas kantung untuk menampung bubuk
magnesium karbonat, yang membantu pemanjat mengurangi kelembapan pada
telapak tangan ketika melakukan pemanjatan, sehingga dapat membuat
pegangan pemanjat tetap stabil
CHALK BAG
SEPATU
Sepatu dalam pemanjatan tebing berbeda dengan sepatu yang umum
digunakan pada kegiatan di alam bebas. Sepatu untuk panjat tebing, sol bagian
bawahnya dirancang khusus dengan sepatu yang kejur ( kaku dan keras ) serta
sepatu yang lentur.
RUNNER
Runner adalah pengaman jalan yang terdiri dari 2 buah carabiner yang
dihubungkan dengan webbing tubular yang telah dijahit dan dianyam ataupun
dengan simpul
CONTOH RUNNER
PULLEY
Pulley adalah katrol, kecil dan ringan tetapi memiliki kemampuan dalam
mengangkut beban yg berat. Biasanya Digunakan untuk perlengkapan
evakuasi dan transportasi.
PULLEY FIX
PULLEY TANDEM
HANDDRILL
Handdrill, merupakan media untuk mengebor tebing secara manual, yg
berfungsi untuk menempatkan pengaman berupa bolt serta hanger
CONTOH HANDDRILL
CONTOH HANGER
CONTOH PEMASANGAN HANGER
SKY HOOK
Sebagai pengaman sementara dengan prinsip kerja menyisipkan ujung sky
hook pada celah atau rekahan bebatuan dan harus terbebani, usahakan
meminimalkan gerak.
CONTOH GRIGRI
3. KATAGORI TEBING BERDASARKAN BENTUKNYA
- Face yaitu Permukaan tebing yang berbentuk cenderung datar.
- Hang yaitu Bentuk tebing dengan permukaan yang memiliki kemiringan 300- 400.
- Over Hang Bentuk tebing dengan permukaan yang memiliki kemiringan 450 atau
lebih
- Roof yaitu Bentuk tebing yang berbentuk seperti atap menggantung.
- Top yaitu puncak Tebing.
Free climbing :
Adalah pemanjantan yang mengunakan alat. Alat hanya semata-mata
berfungsi sebagai pengaman saja tetapi alat tidak mutlak untuk menambah
ketinggian. Walaupun dalam pemanjatan tipe ini pemanjat diamankan oleh
seorang belayer namun pengaman yang baik adalah diri sendiri. Sedangkan
untuk pengembangan dari jenis pemanjatan free climbing itu sendiri dibagi
menjadi dua yaitu :
- Top rope : pemanjatan dimana tali pemanjatan sudah terpasang sebelumnya
- Solo : pemanjatan yang dilakukan seorang diri dengan merangkap fungsi
sebagai Leader, Cleaner dan Belayer.
A. GERAKAN MEMANJAT
Seorang pemanjat harus bisa memahami tebing yang akan dipanjat,
bagaimana kontur tebing tersebut, apa saja peralatan yang nantinya akan
dipergunakan, dan kalau bisa tahu secara detail bagaimana bentuk pegangan
dan celah-celah yang ada pada tebing tersebut yang paling utama pemanjat
harus bisa menentukan jalur pemanjatan, cara pemasangan dan penggunaan
peralatan yang benar, hal itu akan menjadi safety standart prosedur dalam
pemanjatan sehingga menjadi support tambahan bagi kesuksesan dalam
melakukan pemanjatan.
3. Manjat dengan kaki dan bukan tangan. Karena kaki lebih kuat maka
sering2lah mendorong vertikal dengan kaki kamu bukannya menarik vertikal
dengan tangan kamu
Chimneying
Teknik memanjat celah vertical yang menyerupai cerobong sehingga untuk
memanjatnya diperlukan teknik yang khusus, teknik inilah yang disebut
CHIMNEYING. Badan masuk diantara celah dan punggung menempel
disalah satu sisi tebing. Sebelah kaki menempel pada sisi tebing depan, dan
sebelah lagi menempel ke sisi tebing belakang. Kedua tangan diletakkan
menempel pula dan membantu mendorong serta membantu menahan berat
badan.
Laybacking
Teknik memanjat pada celah vertical dengan menggunakan tangan dan kaki.
Pada teknik ini jari tangan mengait tepi celah tersebut dengan punggung
miring sedemikian rupa untuk menempatkan kedua kaki mendorong kedepan
dan kemudian bergerak naik silih berganti.
Hand traverse
Teknik memanjat pada tebing dengan gerak menyamping (horizontal). Hal ini
dilakukan bila pegangan yang ideal sangat minim dan untuk memanjat vertikal
sudah tidak memungkinkan lagi. Teknik ini sangat rawan, dan banyak
memakan tenaga karena seluruh berat badan tertumpu pada tangan, sedapat
mungkin pegangan tangan dibantu dengan pijakan kaki (ujung kaki) agar berat
badan dapat terbagi lebih rata.
Mantelself
Teknik memanjat tonjolan-tonjolan (teras-teras kecil) yang letaknya agak
tinggi namun cukup besar untuk diandalkan untuk tempat berdiri selanjutnya.
Kedua tangan dgunakan untuk menarik berat badan dibantu dengan
pergerakan kaki. Bila tonjolan-tonjolan tersebut setinggi paha atau dada maka
posisi tangan berubah dari menarik menjadi menekan untuk mengngkat berat
badan yang dibantu dengan dorongan kaki.Sebagaimana panjat tebing ialah
memanfaatkan cacat batuan untuk menambah ketinggian sehingga seorang
pemanjat dituntut berani, teliti dan terampil juga dalam kemampuan berfikir
yang tepat dalam bertindak dengan keadaan yang terbatas untuk membuat
keputusan menyiasati dan memecahkan permasalahan yang dihadapi secara
tepat, cepat dan aman.
7. TALI-TEMALI
Tali –Temali adalah suatu teknik merangkai tali sehingga tali tersebut dapat
digunakan.
Ada Banyak simpul didalam pemanjatan tapi penulis tidak menggunakan semuanya
dikarenakan fungsi yang dibutuhkan. Simpul dibagi menjadi 2 yaitu simpul itu sendiri
(knot) dan jerat (hitch). Salah satu bagian yang harus dikuasai oleh seorang penggiat
di ketinggian adalah pengetahuan tentang simpul dan kemampuan membuat simpul
dengan mudah dan cepat.
A. Sifat simpul ( Knot ) adalah jika dibebani maka akan semaki mengunci dan
kuat tetapi susah untuk dilepas atau diurai.
( FIGURE OF EIGHT )
( BUTTERFLY KNOT )
( FISHERMAN KNOT )
V. Simpul Pita (Tape Knot )
Untuk Menyambung Tali yang sejenis, yang sifatnya licin atau
berbentuk pipih (umumnya digunakan untuk menyambung Webbing)
( TAPE KNOT )
( OVERHAND KNOT )
( SQUARE KNOT )
B. Sifat Jerat ( Hitch ) Adalah Jika dibebani maka akan semakin mengunci dan
kuat tetapi mudah untuk dilepas.
I. Jerat Pangkal (Clove hitch)
Simpul Pangkal (Clove hitch) Untuk mengikat tali pada penambat yang
fungsinya sebagai pengaman utama (fixed rope) pada anchor natural dsb.
Toleransi terhadap kekuatan tali akan berkurang sebesar 45%.
( CLOVE HITCH )
( ITALIAN HITCH )
IV. Jerat Prusik
A. Abseilling
Teknik ini sangat penting dalam suatu kegiatan pemanjatan tebing.
Berikut akan dijelaskan beberapa system dalam kita menuruni tebing.
Dalam bahasa jerman menuruni tebing disebut ABSEILLING dan
RAPPELING dalam bahasa francis. Istilat ini mengandung arti cara
menuruni tebing dengan menggunakan tali melalui geseran tertentu,
agar gerakan si pemanjat dapat dicontrol.
I. Teknik Dufrel/Dulferzitz
Cara klasik dalam turun tebing. Hanya menggunakan tali
luncur (abseiling rope) yang diletakkan diantara dua kaki
lalu menyilang dada dan melalui bahu. Laju turun ditahan
dengan satu tangan. Kelemahan system ini kulit akan
tergores oleh tali. Oleh sebab itu teknik ini dianjurkan
dilakukan apabila dalam keadaan emergency
II. Hasty
Hasty hanya berguna untuk tebing yang pendek dan tidak
terlampau curam. Geseran pada tehnik ini dibentuk melalui
tali yang melingkari tangan dan bahu, kontrol gerakan pada
genggaman tangan, keseimbangan diperoleh dari posisi
badan yang mirimg kearah bawah dengan kedua kaki
dibuka secukupnya. Tapi segi keamanan kurang pada tehnik
ini.
Navigasi adalah suatu teknik menentukan kedudukan dan arah perjalanan secara
tepat. Penambahan kata Darat berarti penggunaannya navigasi tersebut di darat, yang
meliputi gunung, hutan, sungai dan sebagainya.
Alat-alat bantu yang di gunakan dalam kegiatan ini minimal kompas dan peta.
A. Kompas
Kompas adalah alat navigasi untuk menentukan arah berupa sebuah panah penunjuk
magnetis yang bebas menyelaraskan dirinya dengan medan magnet bumi secara akurat.
a. Matahari
Matahari tebit di timur dan terbenam di barat.
b. Bulan
Bulan terbit di timur dan terbenam di barat.
c. Bintang.
Bintang-bintang tertentu bisa digunakan sebagai penunjuk arah, seperti bintang fajar yang di
sebelah timur, tiga buah bintang berderet di arah timur, memanjang arah utara dan selatan.
Selain itu banyak juga kombinasi bintang lain, yang bisa di gunakan sebagai penunjuk arah.
d. Tumbuhan
- Tumbuhan menempel, seperti lumut lebih banyak di sebelah barat.
- Daun tumbuh-tumbuhan lebih rimbun di sebelah timur.
e. Benda-benda buatan manusia
- Masjid, arah kiblat masjid adalah Barat
- Kuburan islam yang melentang arah utara dan selatan
II. Kompas buatan
Jenis-jenis kompas buatan.
1. Kompas prisma
2. Kompas silva
B. Peta
Peta adalah gambaran seluruh atau sebagian permukaan bumi, yang di gambar dalam
bidang datar dengan skala tertentu yang menyatakan perbandingan ukuran di peta
dengan ukuran sebenarnya di medan.
a. Macam-macam peta
1. Peta planimetri
2. Peta panorama
3. Peta hydrografi
4. Peta topografi dsb.
Dalam kegiatan Navigasi darat peta yang biasa di gunakan adalah peta Topografi,
yaitu peta yang disertai dengan garis tinggi rendah permukaan dan tanda-tanda topografinya.
b. Bagian-bagian peta
1. Judul peta
2. Index peta/Nomor peta
3. Koordinat
4. Kontur
5. Skala
6. Legenda
7. Tahun pembuatan peta
8. Arah peta
1. Judul Peta
Judul peta menyatakan lokasi yang ditunjukkan oleh peta yang bersangkutan, sehingga
lokasi yang berbeda akan mempunyai judul yang berbeda pula
3. Koordinat Peta
Koordinat adalah kedudukan suatu titik pada peta. Koordinat ditentukan dengan
menggunakan sistem sumbu, yaitu garis-garis yang saling berpotongan tegak lurus.
Sistem koordinat yang resmi dipakai ada dua, yaitu :
Koordinat Geografis
Sumbu yang digunakan adalah garis bujur (bujur barat dan bujur timur) yang tegak
lurus terhadap katulistiwa, dan garis lintang (lintang utara dan lintang selatan) yang
sejajar dengan katulistiwa. Koodinat geografis dinyatakan dalam satuan derajat,
menit, dan detik.
Koordinat Grid
Dalam koordinat grid, kedudukan suatu titik dinyatakan dalam ukuran jarak terhadap
suatu titik acuan. Garis vertikal diberi nomor urut dari selatan ke utara, sedangkan
garis horizontal diberi nomor urut dari barat ke timur.
4. Kontur
Kontur adalah garis khayal yang menghubungkan titik-titik yang berketinggian sama.
Sifat-sifat garis kontur adalah :
Garis kontur merupakan suatu kurva tertutup
Satu garis kontur mewakili satu ketinggian tertentu.
Garis kontur lebih rendah mengelilingi garis kontur yang lebih tinggi.
Garis kontur tidak berpotongan dan tidak bercabang.
Interval kontur selalu sama walau kerapatan berbeda.
Rangkaian garis kontur yang rapat menandakan permukaan bumi yang
curam/terjal, sebaliknya skala garis yang renggang menandakan permukaan
bumi yang datar/landai.
Rangkaian garis kontur yang berbentuk huruf "U" menandakan punggungan
gunung.
Rangkaian garis kontur yang berbentuk huruf "V" terbalik menandakan suatu
lembah/jurang
Garis kontur
5. Skala Peta
Skala peta adalah perbandingan antara jarak pada peta dengan jarak sebenarnya di
lapangan. Ada dua macam cara penulisan skala, yaitu :
i. Skala angka, contoh : 1:25.000 berarti 1 cm jarak dipeta = 25.000 cm (250 m)
jarak horizontal di medan sebenarnya.
ii. Skala garis Skala ini dibuat dalam bentuk garis horizontal yang memiliki panjang
tertentu dan tiap ruas berukuran 1 cm atau lebih untuk mewakili jarak tertentu di
medan sebenarnya.
6. Legenda Peta
Legenda peta adalah simbol-simbol yang dipakai pada peta tersebut. Umumnya legenda
peta terdapat di bagian bawan peta.
Gamabar legenda peta
8. Arah Peta
Yang perlu diperhatikan adalah arah Utara Peta. Cara paling mudah adalah dengan
memperhatikan arah huruf-huruf tulisan yang ada pada peta. Arah atas tulisan adalah
Arah Utara Peta. Pada bagian bawah peta biasanya juga terdapat petunjuk arah utara
yaitu :
UP
US
UM
Utara Peta :Yaitu arah utara yang terdapat pada peta (bagian atas peta)
Kutub utara magnetis bumi letaknya tidak bertepatan dengan kutub utara bumi. Karena
pengaruh rotasi bumi, letak kutub magnetis bumi bergeser dari tahun ke tahun.
c. Deklinasi
- Deklinasi peta adalah sudut antara utara peta dan utara sebenarnya (UP dan US)
- Deklinasi magnet adalah sudut antara utara sebenarnya dan utara magnet(US dan
UM)
- Sudut peta magnet aadalah sudut antara utara peta dan utara magnet (<PM) (UP
dan UM)
Sudut peta magnet setiap tahunnya akan berubah, bertambah ataupun berkurang karena
adanya variasi magnet (VM)
Contoh soal: diketahui pada peta tahun 1980, variasi magnet (VM) tiap tahun 2‟ increase
timur
Penyelesaian soal
- 10 = 60‟
- Increase
- Cari Umur Peta
- Cari <PM
<PM = Deklinasi pokok ±(umur peta x VM)
= 1038‟ + = 2046‟
(34x2‟)
= 1038‟ + 68‟
= 1038‟ + 108‟
90 =30‟
MAPALA KSB – Kurikulum Pendidikan
Jika Decrease
=1038‟-(34x2‟)
=1038‟-68‟
=1038‟-108‟
91 =30‟
MAPALA KSB – Kurikulum Pendidikan
d. Azimuth
Azimuth adalah sudut yang di bentuk antara arah utara (Base Line) yang diukur searah jarum
jam dengan suatu titik sasaran atau arah perjalanan.
UP US
UM
a Ket:
B
b
a : azimuth peta (AZP)
c
b: azimuth sebenarnya (AZS)
00/3600
Sudut-sudut istimewa
270 900
1800
Azimuth muka dan azimuth belakang
U U
(AZM 900) , (AZB 2700)
A B A B
91
MAPALA KSB – Kurikulum Pendidikan
Ketika melakukan perjalanan menggunakan peta dan kompas, kita harus merubah
Azimuth Peta menjadi Azimuth Magnet (AZP AZM)
Rumus:
Increase : AZM = AZP - <PM
Decrease : AZM = AZP + <PM
e. Menghindari Rintangan
a. System 900
Cara:
Rintangan
arah perjalanan awal Lanjutkan perjalanan
900 900
Cara:
Rintangan
92
MAPALA KSB – Kurikulum Pendidikan
rintangan Cara:
Tanda
93
DAFTAR PUSTAKA
Hari Yudi Wardana, 2014,”Teknik Hidup Di Alam Bebas”. Denpasar ( tidak diterbitkan )
Citta Mandala 2014 “ Kurikulum Pendidikan Dasar MAPALA Citta Mandala”. Denpasar
(tidak diterbitkan)
“ Survival” http://lawalataipb.org/materi-thab/jungle-survival/