Ellya Rosana ∗
Abstrak
Pendahuluan
Secara awam yang namanya “Partai Politik” dimana pun
merangsang asosiasi orang yang mendengar istilah tersebut dengan
citra yang buruk. Orang partai dianggap sebagai penipu, orang yang
suka ngomong melulu, orang yang selalu gila kekuasaan, orang yang
selalu menjual kepentingan umum bagi kepentingan mereka sendiri. 1
∗
Dosen Pemikiran Politik Islam pada Fakultas Ushuluddin IAIN Raden
Intan Lampung.
1
Tulus Warsito, Pembangunan Poltik Refleksi Kritis atas Krisis
(Yogyakarta : BIGRAF Publishing, 1999), h. 94
Ellya Rosana: PARTAI POLITIK DAN .......
2
Ibid
136
Jurnal TAPIs Vol.8 No.1 Januari-Juni 2012
Ellya Rosana: PARTAI POLITIK DAN .......
Partai Politik
Partai poliltik adalah salah satu komponen yang penting dalam
dinamika perpolitikan sebuah bangsa. Partai politik dipandang
sebagai salah satu cara seseorang atau sekelompok individu untuk
meraih kekuasaan. Argumen seperti ini sudah biasa kita dengar di
berbagai media massa dan dalam seminar-seminar yang kita ikuti
khususnya yang membahas tentang partai politik.
3
Miriam Budiarjo, Dasar-dasar Ilmu Politik, (Jakarta : Gramedia, 1989) h.
159
4
Karini Kartono, Pendidikan Politik sebagai Bagian dari Pendidikan
Orang Dewasa, (Bandung : Mandar Maju, 2009), h. xvii
5
Soelistyati Ismail Gami, Pengantar Ilmu Pollitk, (Jakarta : Ghalia
Indonesia, 1984) h. 14
6
Aristoteles (384-322 S.M.) dipandang sebagai bapak Ilmu Politik dan
Plato (424-347 S.M.) sebagai bapak Filsafat Politik, sekurang-kurangnya di Barat,
keduanya memandang negara dari perspektif filosof yang melihat semua
pengetahuan merupakan suatu kesatuan yang utuh. Lihat: Carlton Clymer Rodee
dkk., Introduction to Political Science, terj. Zulkifly Hamid, Pengantar Ilmu Politik,
RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2000, hlm. 6
7
Ibid., h 2
8
Ibid., h. 3
138
Jurnal TAPIs Vol.8 No.1 Januari-Juni 2012
Ellya Rosana: PARTAI POLITIK DAN .......
9
Miriam Budiarjo, Op.Cit. h. 160-161.
10
Ibid., h. 161
11
Ibid., h. 162
12
Soelistyati Ismail Gani., Op.Cit. h. 112
Pembangunan Politik
13
Mansour Fakih. Runtuhnya Teori Pembangunan dan Globalisasi.
(yogyakarta : Insis Press, 2009), h. 8-9
14
Ibid
140
Jurnal TAPIs Vol.8 No.1 Januari-Juni 2012
Ellya Rosana: PARTAI POLITIK DAN .......
15
Tulus Warsito, Op.Cit., h. 3
16
Ibid., h. 4
17
Firmanzah, Pengelola Partai Politik (Jakarta : Yayawan Obor Indonesia,
2008), h. 75
18
Ibid., h. 82
142
Jurnal TAPIs Vol.8 No.1 Januari-Juni 2012
Ellya Rosana: PARTAI POLITIK DAN .......
19
Tulus Warsito, Op.Cit. h.6
20
Ibid., h. 106
21
Ibid., h. 107
22
A. Rahman HI, Op.Cit., h. 103-104
144
Jurnal TAPIs Vol.8 No.1 Januari-Juni 2012
Ellya Rosana: PARTAI POLITIK DAN .......
23
Ibid., h. 112
24
Tulus Warsito, Op.Cit. h 108.
25
A. Rahman HI, Op.Cit. h. 103
146
Jurnal TAPIs Vol.8 No.1 Januari-Juni 2012
Ellya Rosana: PARTAI POLITIK DAN .......
26
Faktor yang bersifat informal (tidak atau kurang resmi) yang dalam
kenyataan mempengaruhi cara kerja aparat masyarakat untuk mengemukakan,
menyalurkan, menerjemahkan, mengkonversikan tuntutan, dukungan yang
berhubungan dengan kepentingan umum. Kelompok ini termasuk golongan
peneken, alat komunikasi massa, dan lain-lain.
27
Lembaga yang dapat disebut sebagai mesin politik formal atau resmi,
yang dengan abash mengidentifikasikan berbagai masalah, menentukandan
menjalankan segala keputusan yang mengikat seluruh anggota masyarakat untuk
mencapai kepentingan umum.
28
Raymond Boundon, Theories Of Social Change : A Critical Appraisal.
Diterjemahkan oleh J.C. Whitehouse, cal University of California Press, 1986. h.
121-153.
29
Ramlan Surbakti, Memahami Ilmu Politik (Jakarta : Gramedia
Widiasarana Indonesia, 1992) h. 246
148
Jurnal TAPIs Vol.8 No.1 Januari-Juni 2012
Ellya Rosana: PARTAI POLITIK DAN .......
Penutup
Partai politik diharapkan dapat memberikan perubahan yang
berarti bagi negara yaitu parubahan yang bersifat positif. Dengan
adanya partai politik, maka negara yang demokratis yang selama ini
diharapkan dapat terwujud. Walaupun sampai sekarang tidak satu
keharusan di muka bumi ini yang mewajibkan setiap negara harus
mempunyai partai politk, tetapi untuk menghilangkan partai politk
dari kehidupan bernegara kita rasanya seperti mundur beberapa abad.
Dengan kata lain, seburuk apa pun citra partai politik kita, ia
harus hadir sebagai atribut modernitas cara kita berbangsa dan
bernegara, walaupun ada beberapa negara kaya tanpa partai politik,
tetapi kita tidak rela menjadikan republik ini berlangsung tanpa partai
politk, karena partai politik merupakan salah satu pencerminan dari
negara demokrasi.
30
Ibid., h. 247.
Daftar Pustaka
150
Jurnal TAPIs Vol.8 No.1 Januari-Juni 2012