Safety
Disusun Oleh :
FITRA ICHWAN
EVE 15
1
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Investigasi Kecelakaan
Kerja & Penghitungan LTIFR,LTISR dan TIFR ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas atas kebijakan
Work From Home pada pelaksanaan On the Job Training di Safety Departmen. Selain itu,
makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang Investigasi Kecelakaan Kerja
& LTIFR,LTISR dan TIFR bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.
Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini.
2
BAB I
PENDAHULUAN
3
1.2 Kejadian Kecelakaan
Tingginya kecelakaan kerja yang banyak terjadi pada proyek konstruksi bisa
menyebabkan dampak secara langsung terhadap perusahaan dan penyedia jasa. Berikut ini
adalah bentuk kecelakaan yang terjadi pada proyek konstruksi :
• Jatuh dari ketinggian (fall from above)
Kecelakaan ini banyak terjadi, yaitu jatuh dari tingkat yang lebih tinggike tingkat
yang lebih rendah. Misalnya “ 3 Pekerja Tewas Terjatuh dari Lantai 25 Proyek Apartemen di
Pademangan “
Jakarta - Tiga orang pekerja tewas setelah terjatuh dari lantai 25 proyek
pembangunan apartemen North Land Ancol, Pademangan Barat, Jakarta Utara. Saat ini polisi
masih melakukan penyelidikan kasus jatuhnya para pekerja ini.
"Para korban jatuh dari lantai 25 dari Apartemen North Land dan bekerja sebagai buruh
kontrak," kata Kapolres Jakarta Utara, Kombes Muhammad Iqbal kepada wartawan, Jumat
(20/12/2013). Kasus kecelakaan kerja yang menewaskan 3 orang ini terjadi pada pukul 15.15
WIB. Tiga orang korban tersebut diantaranya bernama Jhoni, Febri dan Yoto. Saat itu
ketiganya sedang memindahkan material dari atas truk ke lantai 25 dengan crane. Saat itu
ketiganya terperosok kemudian terjatuh dari lantai 25 apartemen itu. "Para korban jatuh
beserta matrial dari lantai 25 ke lantai dasar," jelasnya. Semua korban tewas meninggal dalam
keadaan yang mengenaskan. "Korban ditemukan tewas dengan kondisi patah tulang dan luka
di sekujur tubuhnya,"
4
Latar belakang pendidikan banyak mempengaruhi tindakan seseorang dalam bekerja.
Orang yang memiliki pendidikan yang lebih tinggi cenderung berpikir lebih panjang atau
dalam memandang sesuatu pekerjaan akan melihat dari berbagai segi. Misalnya dari segi
keamanan alat atau dari segi keamanan diri, sedangkan orang yang berpendidikan lebih
rendah, cenderung akan berpikir lebih pendek atau bisa dikatakan ceroboh dalam bertindak.
Dari kasus tersebut dapat diketahui bahwa pekerja adalah pekerja kontrak dengan pendidikan
rendah, sehingga pekerja tersebut lalai dalam bekerja.
o Psikologis
Faktor Psikologis juga sangat mempengaruhi terjadinya kecelakaan kerja. Psikologis
seseorang sangat berpengaruh pada konsentrasi dalam melakukan suatu pekerjaan. Bila
konsentrasi sudah terganggu maka akan mempengaruhi tindakan-tindakan yang akan
dilakukan ketika bekerja. Contoh faktor psikologis yang dapat mempengaruhi konsentrasi
adalah :
- Masalah-masalah dirumah yang terbawa ke tempat kerja.
- Suasana kerja yang tidak kondusif.
- Adanya pertengkaran dengan teman sekerja.
o Ketidaktahuan
Dalam kasus tersebut pekerja menggunakan alat berta yaitu crane, dimana dalam
menjalankan mesin-mesin dan peralatan otomotif diperlukan pengetahuan yang cukup oleh
teknisi. Apabila tidak maka dapat menjadi penyebab kecelakaan kerja.
o Bekerja tanpa peralatan keselamatan
Pekerjaan tertentu, mengharuskan pekerja menggunakan peralatan keselamatan
kerja.Peralatan keselamatan kerja dirancang untuk melindungi pekerja dari bahaya yang
diakibatkan dari pekerjaan yang baru dilaksanakan. Dalam kasus tersebut pekerja bekerja di
ketinggian dan pekerja tidak menggunakan alat pelindung diri yang lengkap seperti helm
pengaman, sarung tangan, sepatu kerja, masker penutup debu, tali pengaman untuk pekerja di
ketinggian.
2. Faktor mekanik dan lingkungan
Faktor mekanis dan lingkungan dapat pula dikelompokkan menurut keperluan dengan
suatu maksud tertentu. Misalnya di perusahaan penyebab kecelakaan dapat disusun menurut
kelompok pengolahan bahan, mesin penggerak dan pengangkat, terjatuh di lantai dan
tertimpa benda jatuh, pemakaian alat atau perkakas yang dipegang dengan manual (tangan),
menginjak atau terbentur barang, luka bakar oleh benda pijar dan transportasi. Kira-kira
5
sepertiga dari kecelakaan yang menyebabkan kematian dikarenakan terjatuh, baik dari tempat
yang tinggi maupun di tempat datar.
3. Faktor Peralatan Keselamatan Kerja
Peralatan keselamatan kerja berfungsi untuk mencegah dan melindungi pekerja dari
kemungkinan mendapatkan kecelakaan kerja. Macam-macam dan jenis peralatan
keselamatam kerja dapat berupa:
a. Helm pengaman (safety helmet)
b. Sepatu (safety shoes)
c. Pelindung mata (eye protection)
d. Pelindung telinga (ear plugs)
e. Penutup lubang (hole cover )
4. Faktor kelemahan sistem manajemen
Berkaitan dengan kurang adanya kesadaran dan pengetahuan dari pimpinan terhadap
pentingnya peran keselamatan dan kesehatan kerja, faktornya yang meliputi :
a. Sifat manajemen yang tidak memperhatikan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di
tempat kerja.
b. Organisasi yang buruk dan tidak adanya pembagian tanggung jawab, serta pelimpahan
wewenang bidang Keselamatan dan Kesehatan Kerja(K3) secara jelas.
c. Sistem dan prosedur kerja yang lunak, atau penerapannya tidak tegas.
d. Tidak adanya standar atau kode Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) yang dapat
diandalkan.
e. Prosedur pencatatan dan pelaporan kecelakaan atau kejadian yang kurang baik
6
biaya tersembunyi meliputi segala sesuatu yang tidak terlihat pada waktu dan beberapa waktu
pasca kecelakaan terjadi, seperti berhentinya operasi perusahaan oleh karena pekerja lainnya
menolong korban, biaya yang harus diperhitungkan untuk mengganti orang yang ditimpa
kecelakaan dan sedang sakit serta berada dalam perawatan dengan orang baru yang belum
biasa bekerja pada pekerjaan di tempat terjadinya kecelakaan.
Selain itu, kecelakaan kerja berdampak pada pekerja yang mengalami kecelakaan.
Kerugian juga terjadi pada keberlangsungan proyek konstruksi, yaitu mencakup kerugian
waktu kerja (pemberhentian sementara), terganggunya kelancaran pekerjaan (penurunan
produktivitas), pengaruh psikologis yang negatif pada pekerja, memburuknya reputasi
perusahaan, denda dari pemerintah, serta kemungkinan berkurangnya kesempatan usaha
(kehilangan pelanggan pengguna jasa).
3. Investigasi
Investigasi adalah Upaya penelitian, penyelidikan, pengusutan, pencarian,
pemeriksaan dan pengumpulan data, informasi, dan temuan lainnya untuk
mengetahui/membuktikan kebenaran atau bahkan kesalahan sebuah fakta yang
kemudian menyajikan kesimpulan atas rangkaian temuan dan susunan kejadian.
3.1. Langkah-langkah
3. Analisa Kecelakaan
Laporan Anda sebaiknya meliputi analisa yang dalam mengenai pemicu
kecelakaan.
7
4. Referensi
Referensi untuk perbaikan bisalah mencakup perbaikan langsung atau waktu
panjang
4. Macam-macam Kecelakaan
Menurut Bird dan Germain (1990), terdapat tiga jenis kecelakaan kerja, yaitu:
Accident, yaitu kejadian yang tidak diinginkan yang menimbulkan kerugian
baik bagi manusia maupun terhadap harta benda.
Incident, yaitu kejadian yang tidak diinginkan yang belum menimbulkan
kerugian.
Near miss, yaitu kejadian hampir celaka dengan kata lain kejadian ini hampir
menimbulkan kejadian incident ataupun accident.
Berdasarkan lokasi dan waktu, kecelakaan kerja dibagi menjadi empat jenis, yaitu
(Sedarmayanti, 2011):
Kecelakaan kerja akibat langsung kerja.
Kecelakaan pada saat atau waktu kerja.
Kecelakaan di perjalanan (dari rumah ke tempat kerja dan sebaliknya, melalui
jalan yang wajar).
Penyakit akibat kerja.
Berdasarkan tingkatan akibat yang ditimbulkan, kecelakaan kerja dibagi menjadi tiga
jenis, yaitu (Suma’mur,1981):
Kecelakaan kerja ringan, yaitu kecelakaan kerja yang perlu pengobatan pada
hari itu dan bisa melakakukan pekerjaannya kembali atau istirahat < 2 hari.
Contoh: terpeleset, tergores, terkena pecahan beling, terjatuh dan terkilir.
Kecelakaan kerja Sedang, yaitu kecelakaan kerja yang memerlukan
pengobatan dan perlu istirahat selama > 2 hari. Contoh: terjepit, luka sampai
robek, luka bakar.
8
Kecelakaan kerja berat, yaitu kecelakaan kerja yang mengalami amputasi dan
kegagalan fungsi tubuh. Contoh: patah tulang.
BAB II
PEMBAHASAN
9
Pencegahan kecelakaan terhadap faktor manusia meliputi peraturan kerja,
mempertimbangkan batas kemampuan dan ketrampilan pekerja, meniadakan hal-hal yang
mengurangi konsentrasi kerja, menegakkan disiplin kerja, menghindari perbuatan yang
mendatangkan kecelakaan serta menghilangkan adanya ketidakcocokan fisik dan mental.
10
Selain itu, peran pemerintah melalui peraturan – peraturan mengenai kesehatan dan
keselamatan kerja dan lembaga-lembaga yang berwenang dalam mewujudkan kesehatan dan
keselamatan kerja sangat diperlukan. Lembaga-lembaga seperti DK3N, P2K3, PJK3, Lembaga
Hiperkes, PJ Diklat K3, Asosiasi K3 harus mampu melaksanakan tugas dan fungsi masing-masing
lembaga secara adil, transparan dan bertanggung jawab. Lembaga-lembaga tersebut harus
bekerjasama dengan pihak –pihak yang bersangkutan agar terjadinya kecelakaan kerja dapat di
minimalisir.
Setelah kita pastikan ruangan Tempat Kejadian Kecelakaan Kerja sudah aman, kita mesti menyatukan
semua fakta yang ada berkaitan dengan kecelakaan. Sebagai contoh:
Ada pula hal yang perlu dilihat dalam menyatukan data dari banyak saksi:
Beri pertanyaan terbuka pada saksi. Pertanyaan ini ialah pertanyaan yang peluang jawabannya
bukan “Iya/Tidak”.
Aplikasikan asas praduga tidak bersalah. Kita mungkin telah mendengar alurnya dari rekanan
kerja yang lainnya.
Seandainya info yang dikatakan saksi berbeda, jadi kita tidak bisa menyalahkan saksi.
Hindarkan anggapan serta pertanyaan yang ke arah. Bila asas praduga tidak bersalah tidak
digunakan biasanya pertanyaan yang muncul ialah pertanyaan yang menyudutkan ke saksi.
Ini akan menyebabkan saksi merasa enggan untuk memberi info selanjutnya
Info yang dikumpulkan sebaiknya dapat diukur. Hindarkan untuk memakai kata “dekat” lebih
baik pakai kata “5 cm”.
Berdasar pada bukti yang ada, Anda harusnya bisa untuk mengurutkan kejadian sampai timbulnya
kecelakaan. Pada laporan Anda, gambarkan posisi ini secara detil termasuk juga:
11
Peristiwa saat kecelakaan
Contohnya: karyawan tertabrak benda, terjebak diantara benda, jatuh dari ketinggian,
menghirup uap beracun, atau terpercik zat kimia beresiko.
Peristiwa sesaat sesudah kecelakaan
Apakah yang karyawan kerjakan? Menggenggam lututnya, menggenggam sikunya, tutup
lukanya, berteriak.
Kita perlu ikut untuk menggambarkan bagaimana rekanan kerjanya menanggapi pada kecelakaan itu.
Apa mereka memanggil perlindungan, memberi pertolongan pertama, mematikan peralatan,
mengalihkan korban, dan lain-lain
Kecelakaan harusnya digambarkan dengan detil pada laporan investigasi kecelakaa supaya pembaca
mendapatkan bayangan yang pasti mengenai apakah yang sedang berlangsung. Anda bisa juga
memakai diagram yang secara efisien bisa menunjukkan urutan terjadinya kecelakaan. Lebih baik
kembali bila Anda bisa memasukkan foto mengenai kecelakaan hingga pembaca bisa gampang
mengerti.
3. Analisa Kecelakaan
Laporan Anda sebaiknya meliputi analisa yang dalam mengenai pemicu kecelakaan. Pemicu itu
mencakup:
4. Referensi
Referensi untuk perbaikan bisalah mencakup perbaikan langsung atau waktu panjang misalnya:
Contoh,
12
5. Restricted Work Injury = 1 orang
6. Jumlah hari bekerja ringan = 10 hari
7. Medical Treatment Injury = 2 orang
8. First Aid = 10 hari
Jawab :
LTISR = Jumlah Jam Hilang LTI + Fatality / Jumlah Jam Kerja x 1.000.000
TRISR = Jumlah jam kerja hilang + kerja ringan / Jumlah Jam Kerja x 1.000.000
13
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Salah satu akibat dari perkembangan teknologi yang merugikan adalah kecelakaan.
Kecelakaan kerja ialah suatu kejadian yang tidak dikehendaki dan tidak diduga semula yang
dapat menimbulkan korban manusia dan atau harta benda. Keselamatan kerja bisa terwujud
bilamana tempat kerja itu aman dan dalam kondisi sehat, sehingga terbebas dari risiko
terjadinya kecelakaan yang mengakibatkan si pekerja cedera atau bahkan mati dan terbebas
dari risiko terjadinya gangguan kesehatan atau penyakit (occupational diseases) sebagai
akibat kondisi kurang baik di tempat kerja.
Keselamatan kerja manusia secara terperinci antara meliputi : pencegahan terjadinya
kecelakaan, mencegah dan atau mengurangi terjadinya penyakit akibat pekerjaan, mencegah
dan atau mengurangi cacat tetap, mencegah dan atau mengurangi kematian, dan
mengamankan material, konstruksi, pemeliharaan, yang kesemuanya itu menuju pada
peningkatan taraf hidup dan kesejahteraan umat manusia.
Daftar Pustaka
https://heningsetyo.wordpress.com/2015/03/25/cara-menghitung-frequency-severity-rate-ansi/
https://s3.amazonaws.com/academia.edu.documents/31483228/INVESTIGASI_KECELAKA
AN_KERJA
https://www.kajianpustaka.com/2017/12/pengertian-jenis-penyebab-pencegahan-kecelakaan-
kerja.html
14