Anda di halaman 1dari 7

MANFAAT INISIASI MENYUSU DINI DALAM MENJAGA KESTABILAN SUHU

TUBUH BAYI BARU LAHIR DAN FREKUENSI MENYUSUI DALAM 24 JAM


PERTAMA MASA NIFAS

Ni Nyoman Budiani1, Ni Nyoman Sumiasih2, Juliana Mauliku3

Abstract Breastfeeding is done in the first hour can save lives 22% of newborns. Early
breastfeeding initiation can increase exclusive breastfeeding. This study aimed to determine the
effect of early breastfeeding initiation on newborn baby's temperature and frequency of
breastfeeding within the first 24 hours post-partum period. The research were conducted at the
health center Dauh Puri in June-September 2013, using a quasi experiment. The result found
significantly different temperature before treatment between treatment groups was similar to
controls (t = 0.793, p = 0.431), whereas after treatment t = 7.036, p = 0.000. There were
significant differences in the frequency of breast-feeding in the first 24 hours between treatment
groups with the control (t = 2.299, p = 0.026). Conclusion: early breastfeeding initiation can
maintain a stable of newborn baby’s body temperature and increased the frequency of
breastfeeding in the first 24 hours post-partum period.

Keywords: early breastfeeding initiation; temperature; breastfeeding frequency.

Menyusui dilakukan pada satu jam pertama dapat menyelamatkan jiwa 22% bayi baru lahir.
IMD dapat meningkatkan pemberian ASI eksklusif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
pengaruh IMD terhadap suhu bayi bayi baru lahir dan frekuensi menyusui dalam 24 jam
pertama masa nifas. Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Pembantu Dauh Puri pada bulan
Juni-September 2013, dengan pendekatan quasi experiment. Populasi penelitian adalah ibu
bersalin yang memenuhi kriteria inklusi. Besar sampel 25 orang untuk setiap kelompok. Analisis
data menggunakan paired t test dan independent t test dengan bantuan computer. Hasil
penelitian menemukan terdapat perbedaan bermakna rerata suhu bayi baru lahir pretest dengan
posttest pada kelompok kontrol (t=8,640; p=0,000), sedangkan pada kelompok perlakuan
diperoleh t=1,862; p=0,075. Suhu tubuh bayi sebelum perlakuan antara kelompok perlakuan
dengan kontrol adalah sama (t=0,793; p=0,431), sedangkan sesudah perlakuan t=7,036;
p=0,000. Terdapat perbedaan bermakna frekuensi menyusui dalam 24 jam pertama antara
kelompok perlakuan dengan kontrol (t=2,299; p=0,026). Simpulan: IMD dapat menjaga
kestabilan suhu tubuh bayi baru lahir dan meningkatkan frekuensi menyusui dalam 24 jam
pertama masa nifas. Saran untuk institusi pelayanan KIA agar melakukan IMD untuk setiap
persalinan terutama bersalin normal.

Kata kunci: Inisiasi menyusu dini, suhu tubuh bayi, frekuensi menyusui

Tujuan pembangunan Millenium Kematian neonatal maupun kematian ibu


keempat adalah menurunkan Angka dapat dicegah. Menyusui pada satu
Kematian Neonatus (AKN) menjadi 14 jam pertama pascanatal dapat
per 1.000 kelahiran hidup (KH) pada menyelamatkan jiwa 22% bayi baru
tahun 2015. Sementara, capaian AKN lahir. Segera setelah bayi lahir dan tali
Indonesia pada tahun 2012 sebesar 19 pusat dipotong, bayi diletakkan
per 1.000 KH. Penyebab terbanyak tengkurap di dada ibu. Kulit ibu maupun
kematian tersebut adalah asfiksia, bayi bayi saling bersentuhan setidaknya
berat lahir rendah (BBLR), infeksi, dan selama satu jam. Kontak kulit ibu
1
hipotermia . Di Propinsi Bali pada tahun dengan bayi tersebut memungkinkan
2012, AKI sebesar 95,33 per 100.000 terjadinya pemindahan panas tubuh ibu
KH sedangkan AKN sebesar 1,13 per ke bayi sehingga dapat mencegah
1.000 KH. Penyebab AKI paling banyak o
hipotermia (suhu tubuh < 36,5 C).
kedua oleh karena perdarahan 20,63%.
Penyebab AKN adalah asfiksia, BBLR,
preterm, infeksi, dan lain-lain termasuk
2
didalamnya hipotermia .
1,2,3 Dosen Jurusan Kebidanan Polteknik Kesehatan Denpasar
157
Jurnal Skala Husada Volume 11 Nomor 2 September 2014: 157-162

Keuntungan IMD pada bayi diantaranya Penelitian ini melibatkan dua kelompok
adalah membantu bayi mengkoordinasi sampel (perlakuan dan kontrol). Besar
kemampuan menghisap, menelan dan sampel setiap kelompok 25 orang,
mengatur nafas serta mengendalikan ditentukan dengan teknik purposive
temperatur tubuh bayi. Keuntungan IMD sampling. Pengumpulan data dibantu
bagi ibu adalah merangsang sekresi oleh inumerator. Suhu diukur dua kali
hormon oksitosin dan prolaktin. Hormon yaitu setelah tali pusat dipotong dan
oksitosin berperan untuk stimulasi segera setelah selesai IMD untuk
kontraksi uterus sehingga pelepasan kelompok perlakuan dan satu jam
plasenta lebih cepat dan risiko setelah lahir untuk kelompok kontrol.
perdarahan postpartum lebih rendah. Setelah 24 jam postpartum dikumpulkan
Hormon prolactin berperan dalam data frekuensi menyusui. Pengolahan
3
produksi ASI . data hasil penelitian meliputi editing,
Peraturan Pemerintah nomor 33 tahun coding dan data entry. Analisis data
2012 tentang Air Susu Ibu, menegaskan menggunakan independent t test dan
tenaga kesehatan dan penyelenggara paired t test, dengan bantuan komputer.
fasilitas pelayanan kesehatan wajib
melakukan IMD paling singkat selama Hasil Penelitian dan Pembahasan
satu jam dan rawat gabung kecuali atas
indikasi medis yang ditetapkan oleh Puskesmas Pembantu (Pustu) Dauh Puri
4
dokter . Dua puluh empat jam pertama merupakan bagian dari Puskesmas II
setelah melahirkan adalah saat yang Denpasar Barat yang terletak di Jalan
sangat penting untuk keberhasilan Pulau Buru no. 38 Denpasar. Salah satu
menyusui selanjutnya. Pada jam pertama program unggulan dari Pustu Dauh Puri
terjadi puncak refleks mengisap pada adalah kelas ibu Hamil.
bayi (20-30 menit setelah lahir). Jika
bayi tidak disusui, maka refleks akan Karakteristik subyek penelitian
berkurang cepat dan diperkirakan baru Subyek penelitian ini berjumlah 50
muncul kembali dengan kadar yang orang, masing-masing kelompok 25
4
rendah 40 jam kemudian . orang ibu bersalin. Alasan ibu tidak
Tujuan penelitian ini adalah mengetahui bersedia IMD adalah bayi diadopsi,
manfaat IMD dalam menjaga kestabilan putting susu masuk, kelelahan, serta
suhu tubuh bayi baru lahir dan persalinan tindakan dan/atau
meningkatkan frekuensi menyusui penanganan lanjut seperti vakum,
dalam 24 jam pertama masa nifas. palsenta manual, kompresi bimanual.
Subyek penelitian memiliki rentang usia
Metode di antara 20 - 35 tahun (usia reproduksi
sehat). Berat badan lahir bayi berkisar
Jenis penelitian ini adalah quasi antara 2.500 - 3.600 gram (normal).
eksperiment dengan rancangan pretest
posttest control group design, Inisiasi menyusu dini (IMD)
dilaksanakan di Puskesmas Pembantu
Dauh Puri Denpasar Barat. Rerata waktu yang dibutuhkan untuk
Pengumpulan data pada Minggu III Juni IMD adalah 73,80 menit, minimal 60
sampai dengan Minggu III September menit, dan maksimal 90 menit. Rerata
2013, menggunakan pedoman observasi, waktu yang butuhkan bayi untuk
prosedur pengukuran suhu tubuh bayi, mencapai dan mengisap putting susu
dan pedoman wawancara. Populasi 46,2 menit, waktu minimal 40 menit,
penelitian ini adalah seluruh ibu bersalin maksimal 55 menit. IMD merupakan
yang memenuhi kriteria inklusi beserta upaya bayi mencari payudara ibunya
bayinya yang diberi asuhan persalinan dengan merangkak untuk menemukan
sampai nifas di Puskesmas Pembantu putting susu, kemudian menyusu sendiri.
Dauh Puri selama periode penelitian. Kesediaan melakukan IMD ini didasari
158
NN Budiani, NN Sumiasih, Juliana Mauliku (Manfaat inisiasi menyusu…)

oleh seringnya ibu hamil mendapat aktivitas/derajat fleksi otot, dan isolasi
informasi tentang IMD, seperti kelas ibu lemak subkutan; berasal dari lingkungan
hamil, KIE saat antenatal care serta 5
yaitu suhu lingkungan .
kesediaan bidan untuk menunda
intervensi kepada bayi. Frekuensi menyusui dalam 24 jam
Beberapa intervensi dapat mengganggu pertama masa nifas
kemampuan alami bayi untuk mencari
dan menemukan sendiri payudara Tabel 2
ibunya, seperti rasa sakit atau tertekan Frekuensi Menyusui dalam 24 Jam
yang dialami ibu, serta pemberian Pertama Masa Nifas
suntikan vitamin K dan tetes mata harus
segera. IMD memungkinkan bayi Kontrol Perlakuan
mendapatkan kolostrum yang N 25 25
bermanfaat untuk meningkatkan daya Rerata 10,48 11,56
tahan tubuh bayi, memberikan Tertinggi 14 15
kesempatan pada bayi untuk mulai Terendah 8 9
menyusu segera setelah dilahirkan. Bayi SD 1,78 1,53
baru lahir normal sesegera mungkin
disusukan kepada ibunya untuk Menyusui merupakan aktivitas alamiah
4 ibu-bayi yang mampu membangun
merangsang pembentukan ASI .
jalinan kasih sayang ibu terhadap
Suhu tubuh bayi baru lahir bayinya. Jalinan kasih sayang tersebut,
menyebabkan ibu selalu memperhatikan
Rerata suhu tubuh bayi baru lahir kebutuhan bayinya, seperti kebutuhan
sebelum dan sesudah diberikan minum (ASI). Ibu merasa terpanggil
perlakuan hampir sama. Suhu setelah untuk menyusui setiap kali bayi
perlakuan pada kedua kelompok menangis. Dengan IMD, jalinan kasih
mengalami penurunan. Bayi baru lahir saying ibu lebih awal dibentuk dan lebih
yang tidak IMD cenderung mengalami kuat. Selebihnya dapat mempercepat
hipotermia. Perubahan suhu lingkungan pengeluaran kolostrum, membantu bayi
pada penelitian ini mungkin ikut mengkoordinasikan kemampuan
berperan. mengisap, menelan, dan bernafas.
Kondisi ini meningkatkan keinginan ibu
Tabel 1 untuk meningkatkan kekerapan
6.
Suhu Tubuh Bayi Baru Lahir menyusui bayinya

Kontrol Perlakuan Manfaat IMD dalam menjaga


Pre Post Pre Post kestabilan suhu tubuh bayi baru lahir
N 25 25
Rerata 36,8 36,5 36,84 36,79 Terdapat perbedaan yang bermakna
Tertinggi 37,1 36,7 37,1 37,1 (p=0,000) suhu tubuh BBL pada
Terendah 36,6 36,1 36,6 36,5 kelompok kontrol (tidak IMD).
SD 0,131 0,149 0,144 0,141
Tabel 3
Selama dalam kandungan suhu tubuh Hasil Uji Independent t-test
o
janin 0,6 C lebih tinggi dibandingkan Suhu Tubuh Bayi Baru Lahir Antara
suhu tubuh ibu. Setelah lahir, ada Kelompok Kontrol dengan Perlakuan
beberapa faktor yang berkontribusi
terhadap kehilangan panas pada BBL, Suhu Tubuh BBL t P
antara lain berasal dari tubuh bayi Pretest 0,793 0,431
sendiri yaitu mekanisme pengaturan Posttest 7,036 0,000
suhu tubuh belum berfungsi sempurna,
luas permukaan tubuh bayi,

159
Jurnal Skala Husada Volume 11 Nomor 2 September 2014: 157-162

Suhu tubuh BBL yang dilakukan IMD menghangatkan bayi. Jika bayi
(kelompok perlakuan) tidak terdapat kepanasan, suhu kulit ibu otomatis turun
perbedaan bermakna suhu tubuh antara satu derajat untuk mendinginkan
sebelum dan setelah IMD (p=0,075). bayinya. Kulit ibu sebagai thermal
47
Angka ini membuktikan bahwa IMD sinchrony bagi suhu bayi .
dapat mempertahankan kestabilan suhu BBL mengalami perubahan suhu. Di
tubuh bayi baru lahir. Suhu tubuh BBL dalam kandungan suhu lebih tinggi
yang dilakukan IMD lebih stabil dibandingkan suhu di luar rahim.
(bertahan dalam kondisi normal), Perubahan ini menuntut kemampuan
sedangkan BBL yang tidak dilakukan adaptasi yang tinggi. Padahal, sistem
IMD suhu tubuhnya menurun cenderung termoregulasi BBL belum berfungsi
mengalami hipotermia. sempurna, luas permukaan tubuh bayi
relative lebih besar dibandingkan
Tabel 4 dengan massa tubuhnya, aktivitas/derajat
Hasil Uji Paired t-test Suhu Tubuh Bayi fleksi otot masih terbatas, serta isolasi
Baru Lahir Sebelum lemak subkutan sedikit. Di samping itu
dengan Sesudah Perlakuan suhu lingkungan memegang peranan
penting terhadap penurunan suhu tubuh
Kelompok t p bayi baru lahir. Kondisi ini
Kontrol 8,640 0,000 menyebabkan bayi mudah mengalami
Perlakuan 1,862 0,075 kehilangan panas tubuhnya
3,5
sehingga terjadi hipotermia .
Bayi baru lahir (BBL) yang dilakukan Kehilangan panas tubuh bayi dapat
IMD segera ditidurkan di antara perut terjadi melalui berbagai cara seperti
dan dada ibunya setelah dibersihkan dari evaporasi, konduksi, konveksi, maupun
air ketuban (kecuali tangan), sehingga radiasi. Paparan udara dingin di sekitar
terjadi kontak kulit ibu dengan kulit bayi baru lahir, menempatkan bayi di
bayi. Selanjutnya bayi merangkak dekat benda-benda yang memiliki suhu
mencari putting susu ibu dan segera lebih rendah dari suhu tubuh bayi .
6
mengisapnya setelah putting itu
ditemukan. Transfer panas tubuh ibu ke Manfaat IMD dalam meningkatkan
tubuh bayi terjadi pada mekanisme ini. frekuensi menyusui dalam 24 jam
Kulit ibu mampu menyeimbangkan suhu pertama masa nifas.
lingkungan sehingga tidak terjadi
hipotermia. Sementara itu, BBL yang Hasil analisis data frekuensi menyusui
tidak IMD segera dipindahkan ke meja dalam 24 jam pertama masa nifas
perawatan bayi untuk perawatan lebih diperoleh t =2,299, p=0,026. Angka ini
lanjut, seperti ditimbang, diberikan obat menunjukkan bahwa terdapat perbedaan
serta pakaian bayi. Meskipun bayi telah rerata frekuensi menyusui dalam 24 jam
mengenakan pakaian dan diselimuti, antara kelompok kontrol dengan
BBL yang tidak IMD tidak mampu perlakuan, dimana rerata frekuensi
mengatasi penurunan suhu yang menyusui pada kelompok perlakuan
dialaminya, sehingga cenderung lebih banyak daripada kelompok
4,6
mengalami hipotermia . kontrol. Hal ini berarti pelaksanaan IMD
Hasil penelitian ini sama dengan temuan dapat meningkatkan kekerapan ibu
Rina, dkk di RSUP Dr. Soeradji menyusui bayinya dalam 24 jam
Tirtonegoro Klaten tahun 2012 pertama masa nifas.
menemukan, setelah IMD rata-rata suhu Setiap ibu memiliki instink untuk
0
satu jam pertama 36,8 C. Kulit dada ibu memenuhi kebutuhan dasar bayinya,
yang melahirkan satu derajat lebih panas seperti pemberian ASI (menyusui).
dari ibu yang tidak melahirkan. Jika Instink ini akan muncul dan lebih kuat
bayinya kedinginan, suhu kulit ibu bila distimulasi lebih dini. Bayi yang
otomatis naik dua derajat untuk diberi kesempatan IMD (kelompok
160
NN Budiani, NN Sumiasih, Juliana Mauliku (Manfaat inisiasi menyusu…)

perlakuan) akan menyusu pada ibunya mampu membangun rasa percaya diri
lebih awal daripada yang tidak IMD. 9
ibu untuk menyusui secara eksklusif .
Isapan pertama bayi akan memicu dan
memperkuat instink keibuan yang Kesimpulan dan Saran
dimiliki ibunya sehingga untuk
selanjutnya ibu akan selalu terpanggil Berdasarkan hasil pengamatan dan
untuk menyusui bayinya. Secara analisis data, dapat ditarik simpulan
psikologis pada hari I – II, ibu nifas seperti berikut ini. (1) Sebagian besar
mulai menerima pengalamannya dalam (73,91%) ibu bersalin di Puskesmas
melahirkan dan menyadari bahwa yang Pembantu Dauh Puri melakukan inisiasi
dialaminya adalah nyata. Ibu menyusu dini; (2) Rerata suhu tubuh
menginterpretasikan tingkah laku bayi bayi baru lahir sebelum diberi perlakuan
dengan kebutuhan yang dirasakan, pada kelompok kontrol maupun
seperti kebutuhan mendapat ASI. Hal ini perlakuan hampir sama, sedangkan
mendorong ibu untuk menyusui setelah perlakuan rerata suhu kelompok
8
bayinya kontrol lebih rendah daripada kelompok
Hasil penelitian ini mendukung perlakuan; (3) Frekuensi menyusui
penelitian Righard dan Alade tahun dalam 24 jam masa nifas pada pada
1990 menemukan, bayi-bayi yang kelompok kontrol diperoleh rerata 10,48
dibiarkan menyusu sendiri dan setelah kali, sedangkan kelompok perlakuan
selesai berhenti menyusu baru 11,56 kali; (4) IMD bermanfaat untuk
dipisahkan dari ibunya untuk ditimbang menjaga kestabilan suhu tubuh bayi baru
dan diukur dapat menyusu dengan baik lahir; (5) IMD bermanfaat untuk
saat diletakkan kembali di bawah meningkatkan frekuensi menyusui
payudara ibunya pada usia 10 jam dalam 24 jam pertama masa nifas.
dibandingkan dengan bayi-bayi yang Berdasarkan hasil penelitian, saran
dipisahkan segera setelah lahir. IMD ditujukan kepada institusi pelayanan ibu
dapat memberikan kesempatan pada dan anak khususnya bersalin, agar
bayi untuk mulai menyusu segera senantiasa memfasilitasi pelaksanaan
setelah bayi dilahirkan. Rangsangan IMD pada setiap ibu bersalin yang
payudara ini akan mempercepat memenuhi syarat, baik ibu maupun
timbulnya refleks prolaktin dan bayinya. Penelitian ini memiliki
mempercepat produksi ASI. Dua puluh kelemahan dalam pengendalian suhu
sampai tigapuluh menit setelah lahir, lingkungan selama IMD. Untuk peneliti
terjadi puncak refleks mengisap pada selanjutnya agar suhu kamar selama
bayi. Jika bayi tidak disusui, maka proses IMD diatur sama pada seluruh
refleks akan berkurang cepat dan subyek penelitian.
diperkirakan baru muncul kembali
dengan kadar yang rendah 40 jam Daftar Pustaka
4
kemudian .
Isapan bayi selama pelaksanaan IMD 1. Anonim, 2010, Riset Kesehatan
mampu menstimulasi sekresi hormon Dasar Riskesdas 2010, Jakarta:
prolaktin yang berperan dalam produksi BadanPenelitiandan
ASI di tingkat alveoli. Isapan-isapan Pengembangan Kesehatan
selanjutnya merangsang refleks Kementerian Kesehatan RI.
prolaktin pada putting susu lebih sering 2. Anonim, 2013, Laporan Dinas
sehingga produksi ASI semakin banyak. Kesehatan Propinsi Bali.
Kontak kulit ibu dengan kulit bayi dapat 3. Anonim, 2008, Pelatihan Klinik
meningkatkan keterampilan bayi untuk Asuhan Persalinan Normal,
menyusu lebih cepat dan efektif serta Jakarta: JNPK-KR Departemen
mampu meningkatkan hubungan Kesehatan RI
psikologis antara ibu dengan anak.
Hubungan psikologis yang terjalin
161
Jurnal Skala Husada Volume 11 Nomor 2 September 2014: 157-162

4. Roesli, U., 2008, Inisiasi Menyusu Pengaruh Inisiasi Menyusu Dini


Dini Plus ASI Eksklusif, Jakarta: terhadap Perubahan Suhu Bayi
Pustaka Bunda. Baru Lahir Hari Pertama di RSUP
5. Varney, Krieb, Gregor, 2004, Dr Soeradji Tirtonegoro Klaten,
Varney’s Midwifery, 4th Ed. Jurnal Teknologi Kesehatan, Vol.8
Sadburry, Massachusetts: Jones , No.4.
and Bartlette Publisher. 8. Fraser,D.M., and Cooper, M. A.,
6. Anonim, 2009, Asuhan Bayi Baru 2009, Myles Textbook for
th
Lahir dan Penatalaksanaan Bayi Midwives, 15 Ed., Churchill
Baru Lahir dengan Asfiksia, Buku Livingstone Elsevier.
Acuan dalam Pelatihan Klinik 9. Suradi, S. dan Tobing, P., 2012,
Asuhan Persalinan Normal, Manajemen Laktasi, Jakarta:
Jakarta: Departemen Kesehatan Perkumpulan Perinatologi
RI. Indonesia.
7. Rina, W., Marianingsih, E.T.,
Purnamaningrum, Y.E., 2012,

162
NAMA : UMI TIARA
NIM : PO.71.20.3.18.069
KELAS : 4B

1. Mengapa harus dilakukan intervensi tersebut?


2. Bagaimana intervensi tersebut dilakukan?

Jawab

1. karena dengan IMD pada bayi dapat mengkoordinasi kemampuan menghisap, menelan
dan mengatur nafas serta mengendalikan temperatur tubuh bayi, IMD juga bisa
merangsang sekresi hormon oksitosin dan prolaktin. Hormon oksitosin berperan untuk
stimulasi kontraksi uterus sehingga pelepasan plasenta lebih cepat dan risiko
perdarahan postpartum lebih rendah. Hormon prolactin berperan dalam produksi ASI

2. Rerata waktu yang dibutuhkan untuk IMD adalah 73,80 menit, minimal 60 menit, dan
maksimal 90 menit. Rerata waktu yang butuhkan bayi untuk mencapai dan mengisap
putting susu 46,2 menit, waktu minimal 40 menit, maksimal 55 menit. IMD
merupakan upaya bayi mencari payudara ibunya dengan merangkak untuk
menemukan putting susu, kemudian menyusu sendiri. Kesediaan melakukan IMD ini
didasari oleh seringnya ibu hamil mendapat informasi tentang IMD, seperti kelas ibu
hamil, KIE saat antenatal care serta kesediaan bidan untuk menunda intervensi kepada
bayi.
Beberapa intervensi dapat mengganggu kemampuan alami bayi untuk mencari dan
menemukan sendiri payudara ibunya, seperti rasa sakit atau tertekan yang dialami ibu,
serta pemberian suntikan vitamin K dan tetes mata harus segera. IMD memungkinkan
bayi
mendapatkan kolostrum yang bermanfaat untuk meningkatkan daya tahan tubuh bayi,
memberikan kesempatan pada bayi untuk mulai menyusu segera setelah dilahirkan.
Bayi baru lahir normal sesegera mungkin disusukan kepada ibunya untuk merangsang
pembentukan ASI

Anda mungkin juga menyukai