Anda di halaman 1dari 8

HALAMAN JUDUL

TUGAS INTERAKSI OBAT


MAKALAH INTERAKSI OBAT ANTI INFLAMASI NON STEROID

SUMBER JURNAL :
KAJIAN INTERAKSI OBAT ANTIDIABETIK DENGAN OBAT LAIN
PADA PASIEN DIABETES MELLITUS RAWAT INAP
DI RSUD dr. SOEKARDJO TASIKMALAYA

OLEH:

NAMA : AFIANA MELINI


NIM : F201701114
KELAS : K3
KELOMPOK : 6 (ENAM)

PRODI S1 FARMASI
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MANDALA WALUYA
KENDARI
2020
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
I.1. Latar Belakang...............................................................................................1
I.2. Rumusan Masalah..........................................................................................2
I.3. Tujuan............................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................3
II.1. Definisi Obat anti inflamasi non steroid (OAINS).......................................3
II.2 Interaksi dan Penanganan Obat anti inflamasi non steroid (OAINS)............3
BAB III PENUTUP.................................................................................................5
III.1. Kesimpulan..................................................................................................5
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................

ii
BAB I
PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Interaksi obat adalah modifikasi efek suatu obat akibat obat lain yang
diberikan pada awalnya atau diberikan bersamaan sehigga keefektifan atau
toksisitas satu obat atau lebih berubah. Efek-efeknya bisa meningkatkan atau
mengurangi aktivitas atau menghasilkan efek baru yang tidak dimiliki
sebelumnya (Syamsudin, 2013). Interaksi obat didefinisikan etika obat
bersaing satu dengan yang lainnya, atau yang terjadi ketika satu obat hadir
bersama dengan obat yang lainnya (Stockley, 2008).

Mekanisme interaksi obat dapat melalui beberapa cara, yakni 1)


interaksi secara farmasetik (inkompatibilitas); 2) interaksi secara
farmakokinetik dan 3) interaksi secara farmakodinamik.

(1) Interaksi farmasetik: Interaksi farmasetik atau disebut juga


inkompatibilitas farmasetik bersifat langsung dan dapat secara fisik atau
kimiawi, misalnya terjadinya presipitasi, perubahan warna, tidak terdeteksi
(invisible), yang selanjutnya menyebabkan obat menjadi tidak aktif (May RJ,
1997).

(2) Interaksi farmakokinetik: Interaksi dalam proses farmakokinetik,


yaitu absorpsi, distribusi, metabolisme dan ekskresi (ADME) dapat
meningkatkan ataupun menurunkan kadar plasma obat. Interaksi obat secara
farmakokinetik yang terjadi pada suatu obat tidak dapat diekstrapolasikan
(tidak berlaku) untuk obat lainnya meskipun masih dalam satu kelas terapi,
disebabkan karena adanya perbedaan sifat fisikokimia, yang menghasilkan
sifat farmakokinetik yang berbeda (May RJ, 1997).
(3) Interaksi farmakodinamik: Interaksi farmakodinamik adalah
interaksi antara obat yang bekerja pada sistem reseptor, tempat kerja atau
sistem fisiologik yang sama sehingga terjadi efek yang aditif, sinergistik, atau
antagonistik, tanpa ada perubahan kadar plasma ataupun profil
farmakokinetik lainnya. Interaksi farmakodinamik umumnya dapat
diekstrapolasikan ke obat lain yang segolongan dengan obat yang
berinteraksi, karena klasifikasi obat adalah berdasarkan efek
farmakodinamiknya. Selain itu, umumnya kejadian interaksi farmakodinamik
dapat diramalkan sehingga dapat dihindari sebelumnya jika diketahui
mekanisme kerja obat (May RJ, 1997).

I.2. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan obat anti inflamasi non steroid (OAINS) ?
2. Bagaimana Interaksi yang terjadi antara obat antidiabetik dengan obat anti
inflamasi non steroid khususnya Aspirin ?

I.3. Tujuan

1. Untuk memahami definisi dari obat anti inflamasi non steroid (OAINS)
2. Untuk memahami interaksi yang terjadi antara obat Antidiabetik dengan
obat anti inflamasi non steroid khususnya Aspirin

2
BAB II
PEMBAHASAN

II.1. Definisi Obat anti inflamasi non steroid (OAINS)

Obat anti inflamasi non steroid (OAINS) merupakan obat yang paling
sering digunakan untuk mengatasi nyeri khususnya nyeri reumatik, namun
obat ini bukanlah obat yang tanpa efek samping sehingga diperlukan
pemahaman yang baik dalam pemanfaatannya sehingga akan memberikan
hasil yang memuaskan (Bantar Suntoko, dkk. 2014).

II.2 Interaksi dan Penanganan Obat anti inflamasi non steroid (OAINS)
Tingkat
Interaksi Obat Efek Monitoring
Keparahan
Insulin-Aspirin Moderate Hipoglikemia Kadar gula darah
Glimepirid-
Moderate Hipoglikemia Kadar gula darah
Aspirin

Berikut ini adalah jenis interaksi obat antidiabetik yang terjadi,


diantaranya:
1. Insulin dan Aspirin
Aspirin yang merupakan golongan salisilat merupakan interaksi
farmakodinamik dengan tingkat signifikansi 2 yang bersifat aditif dengan
tingkat keparahan moderat yaitu meningkatkan efek dari insulin sehingga
memungkinkan terjadinya efek hipoglikemia. Sebuah studi mengatakan
bahwa interaksi antara insulin dengan aspirin ini disebabkan adanya
inhibisi prostaglandin yang merupakan prekursor glucagon (Tatro, 2010).
Akibat adanya inhibisi prostaglandin di mukosa gastrointestinal yang
menyebabkan iritasi mukosa gastrointestinal. Iritasi mukosa
gastrointestinal secara tidak langsung menyebabkan produksi glukagon

3
tidak terjadi. Bila kadar glukagon terus-terusan rendah, tubuh akan
memproduksi insulin secara terus-menerus yang akan meningkatkan
resiko terjadinya hipoglikemia (Ardhani, 2015).

2. Glimepirid-Aspirin
Penggunaan obat ini menghasilkan interaksi obat dengan tingkat
signifikansi 2 dan tingkat keparahan moderat. Penggunaan kedua obat ini
mampu meningkatan efek hipoglikemik sulfonilurea. Salisilat
mengurangi kadar glukosa plasma basal dan meningkatkan sekresi
insulin.
Penghambatan sintesis prostaglandin dapat menghambat respon
insulin akut terhadap glukosa. Penatalaksanaan: Pantau glukosa darah
pasien. Jika hipoglikemia berkembang, pertimbangkan untuk mengurangi
dosis sulfonylurea drug-druginteractionschecker, 2017).

4
BAB III
PENUTUP

III.1. Kesimpulan

1. Interaksi obat adalah modifikasi efek suatu obat akibat obat lain yang
diberikan pada awalnya atau diberikan bersamaan sehigga keefektifan atau
toksisitas satu obat atau lebih berubah. Efek-efeknya bisa meningkatkan
atau mengurangi aktivitas atau menghasilkan efek baru yang tidak dimiliki
sebelumnya (Syamsudin, 2013). Interaksi obat didefinisikan etika obat
bersaing satu dengan yang lainnya, atau yang terjadi ketika satu obat hadir
bersama dengan obat yang lainnya (Stockley, 2008).
2. Mekanisme interaksi obat dapat melalui beberapa cara, yakni 1) interaksi
secara farmasetik (inkompatibilitas); 2) interaksi secara farmakokinetik
dan 3) interaksi secara farmakodinamik.
3. Obat anti inflamasi non steroid (OAINS) merupakan obat yang paling
sering digunakan untuk mengatasi nyeri khususnya nyeri reumatik, namun
obat ini bukanlah obat yang tanpa efek samping sehingga diperlukan
pemahaman yang baik dalam pemanfaatannya sehingga akan memberikan
hasil yang memuaskan (Bantar Suntoko, dkk. 2014).
4. Aspirin yang merupakan golongan salisilat merupakan interaksi
farmakodinamik dengan tingkat signifikansi 2 yang bersifat aditif dengan
tingkat keparahan moderat yaitu meningkatkan efek dari insulin sehingga
memungkinkan terjadinya efek hipoglikemia.

5
5. Berdasarkan interaksi obat yang dipaparkan penanganan yang dilakukan
antara obat aspirin dan obat antidiabetik adalah monitoring gula darah atau
pantau glukosa darah pasien.

DAFTAR PUSTAKA

May RJ. In: Pharmacotherapy a pathophysiologic approach. Adverse drug


reactions and interactions. DiPiro JT, Talbert RL, Yee GC, et al. Appleton
& Lange, 1997:101-16.

Stockley I.H. (2008). Stockley’s Drug Interaction, Eight Edition. London:


Pharmaceutical Press. Syamsudi. (2013). Interaksi Obat Konsep Dasar dan
Klinis. Jakarta: UI-PRESS. Hal 1-8, 36-42, 44-51, 56-60, 65-67.

Suntoko, B. (2014). Penggunaan Obat Anti Inflamasi Non Steroid. Jakarta.


Perhimpunan Reumatologi Indonesia.

Rida Pradifta, Ilham alifiar, M. N. F. (2019). KAJIAN INTERAKSI OBAT


ANTIDIABETIK DENGAN OBAT LAIN PADA PASIEN DIABETES
MELLITUS RAWAT INAP DI RSUD dr. SOEKARDJO TASIKMALAYA.
Journal of Pharmacopolium, 2(2), 88–93.

Anda mungkin juga menyukai