Anda di halaman 1dari 7

RESUME

Nama: Akhmad nazarudin

NPM: 1914201210087

Kelas: S1 Keperawatan B semester 2

kenapa OMA sering terjadi pada anak karena OMA biasanya terjadi karena
peradangan saluran napas atas dan sering mengenai bayi dan anak-anak. Kecenderungan
menderita OMA pada anak-anak berhubungan dengan belum matangnya system imun.
Pada anak-anak, makin tinggi frekuensi ISPA, makin besar resiko terjadinya OMA. Anak
yang mengalami infeksi saluran nafas, dapat mengakibatkan anak mengalami episode
otitis media akut yang berulang. Gejalanya biasanya tidak berat, memiliki respons yang
baik dengan terapi, dan episode serangan akan menurun sesuai pertambahan umur. Anak
dengan otitis media akut berulang, dimana episode sebelumnya mengalami kesembuhan,
dapat diterapi sama dengan terapi yang diberikan sebelumnya. Tetapi jika terdapat
intensitas serangan berulang yang sering dengan jangka waktu antar serangan yang dekat,
harus dilakukan evaluasi ulang.
Influenza menyebabkan anak menderita penyakit ISPA. Saat ANAK MENDERITA
ISPA akan terjadi obstruksi tuba eustaschius selanjutnya akan terjadi efusi cairan
kedalam telinga tengah. proliferasi dari mikroba patogen dan sekret akan mengakibatkan
terjadi akumulasi cairan berlebih yang menyebabkan terjadi inflamasi kompleks
kemudian terjadilah OMA.
Penyebab infeksi pada saluran telinga , baik telinga bagian luar , bagian tengah, dan
bagian dalam, dan infeksi dapat menimbulkan rasa nyeri dan proses peradangan pada
telinga, sehingga tubuh memberi rangsangan kepada Hipotalamus dan membuat sistem
pertahanan dengan cara Demam.
Menghisap dot akan meningkatkan produksi saliva yang merupakan media yang sangat
baik untuk penyebaran mikroba dari satu orang ke orang yang lain. Sehingga kebiasaan
mengisap dot dapat meningkatkan terjadinya droplet infection dan penyebaran infeksi
saluran pernapasan yang kemudian akan diikuti dengan otitis media akut.

Obstruksi serumen juga dapat mengakibatkan vertigo karena produksi serumen yang banyak dan atau
kental serta menyebabkan peningkatan jumlah serumen di dalam liang telinga sehingga serumen
terdorong kedalam dan menyebabkan rasa nyeri dan penuh serta terkadang mengakibatkan vertigo
karena fungsi dari eustachuis sebagai organ penyeimbang tekanan menjadi terhambat.Karena organ
penyeimbang terganggu kita akan merasakan pandangan berputar.

Serumen yang keras dikeluarkan dgn pengait atau kuret. Apabila sangat keras dilembekkan dulu dgn
karbogliserin 10 % , 3 kali 5 tetes sehari selama 3-5 hari. Setelah itu dikeluarkan dgn pengait atau kuret
dan bila perlu dilakukan irigasi telinga dgn air yg suhunya sesuai dgn suhu tubuh.

Penatalaksanaan serumen :

1.Serumen yang masih lunak, dapat dibersihkan dengan kapas yang dililitkan oleh aplikator (pelilit).

2.Serumen yang sudah agak mengeras dikait dan dibersihkan dengan alat pengait.

3.Serumen yang lembek dan letaknya terlalu dalam, sehingga mendekati mebran timpani, dapat
dikeluarkan dengan mengirigasi liang telinga (spooling).

4. Serumen yang telah keras membatu, harus dilembekkan terlebih dahulu dengan karbol gliserin 10
%, 3 kali 3 tetes sehari, selama 2-5 hari (tergantung keperluan), setelah itu dibersihkan dengan alat
pengait atau diirigasi (spooling).

Pencegahan dan pengobatannya obstruksi serumen dapat dilakukan hal – hal :

-Seperti Kunjungi Dokter Spesialis THT untuk konsultasi dan pengobatan bila terdapat infeksi telinga

-Hindari kebiasaan salah saat korek telinga

-Bila berenang atau keramas, pakai pelindung telinga

-Hindari memasukan benda asing ke dalam telinga

-Konsultasikan dan diskusikan lebih lanjut dengan Dokter THT .

Menurut kelompok dalam penggunaan cotton bud yang ramai di gunakan khalayak umum untuk
membersihkn telinga dibanding dengan membersihkan serumen sebenarnya lebih baik pergi ke dokter
tht untuk membershikan serumen nya tapi bagi masyarakat umum jika pergi ke dokter itu kalo merasa
sakit saja jadi masyarakat terbiasa hanya menggunakan cotton bad saja, dan sebenarnya kurang aman
jika menggunakan cotton bad karena bisa saja bagian kapas nya tertinggal dalam telinga. Sebagian besar
masyarakat pasti pernah atau bahkan sering membersihkan telinga dengan mengoreknya menggunakan
cotton bud. Namun, tahukah Anda jika mengorek kotoran telinga dengan cara itu berbahaya bagi indra
pendengaran ,maka dri itu kita sebagai tenaga kesehatan harus memberikan pendidikan kesehatan
tentang merawat telinga dengan baik dan benar, Pasalnya, bahaya gendang telinga robek karena
dorongan kotoran telinga yang dikorek kemungkinan besar bisa terjadi. Untuk itu kita sebagai tenaga
kesehatan menganjurkan agar rutin membersihkannya di spesialis THT, setidaknya empat hingga enam
bulan sekali. Mungkin ini yg bisa saya tambahkan sekian dan Terimakasih atas perhatiann

Penderita obstruksi serumen mengalami telinga berdengung (tinutitis) karena adanya serumen yang
dapat menimbulkan penyumbatan liang telinga yang dapat berujung pada gangguan pendengaran atau
dapat juga disebut obstruksi serumen. Penyumbatan semacam ini terkadang dapat pula menimbulkan
rasa tertekan di telinga, penurunan ambang dengar, hingga rasa berdengung. Penurunan ambang
dengar pada kasus obstruksi serumen disebabkan karena getaran suara tidak dapat mencapai gendang
telinga akibat sumbatan serumen tersebut. itulah kenapa org yg menderita obstruksi serumen
mengalami tinutitis atau pendengaran berdengung.

Serumen pun memiliki efek bakterisidal (dapat membunuh bakteri). Efek tersebut diduga berasal dari
komponen asam lemak, lisozim dan immunoglobulin yang dikandungnya. Selain itu, pH serumen yang
relatif rendah merupakan suatu faktor tambahan yang dapat mencegah terjadinya infeksi telinga.
Serumen juga berfungsi sebagai pelumas, yang akan menjaga telinga supaya tidak kekeringan. Dalam
kondisi kekeringan, lubang telinga akan sangat mudah terluka, akibatnya telinga akan terasa nyeri dan
rentan terhadap infeksi. Ini membuktikan bahwa serumen tidak hanya melindungi telinga dari ancaman
yang datang dari luar, namun juga menjaga agar lingkungan di dalam telinga tetap berada dalam kondisi
yang fisiologis.

Komplikasi yang paling umum terjadi pada prosedur irigasi aural adalah vertigo.
Irigasi telinga yang dilakukan dengan teknik yang buruk juga dapat menyebabkan
perforasi membran timpani. Selain itu, komplikasi juga dapat terjadi akibat alat pembantu
seperti aligator klem atau sendok serumen yang dapat melukai kulit liang telinga dan
menyebabkan otitis eksterna.
Terdapat beberapa gejala yang akan muncul jika komplikasi terjadi, seperti nyeri telinga,
tinnitus, hilangnya pendengaran, mual, dan pusing. Jika gejala dari komplikasi ini terjadi,
prosedur harus dihentikan. Kemudian, periksa telinga dengan otoskop. Jika tidak terjadi
perforasi membran timpani dan gejala mereda, prosedur dapat dilanjutkan.
Microsuction dilakukan pada orang-orang yang tidak memiliki air di telinga mereka,
terutama jika mereka memiliki:
mengalami komplikasi serius dari irigasi sebelumnya dengan air.
mengalami infeksi telinga tengah (otitis media) dalam dua bulan terakhir.
memiliki bentuk operasi telinga, selain grommets yang belum di telinga selama lebih
dari dua tahun dan pasien tidak lagi datang ke klinik THT (telinga, hidung dan
tenggorokan) . (Ini tidak termasuk orang-orang yang menjalani operasi kosmetik
untuk mengurangi ukuran telinga mereka.)
lubang di gendang telinga mereka (perforasi) atau ada riwayat dari lendir (tebal)
debit dari telinga mereka dalam dua tahun terakhir.
sumbing (diperbaiki atau tidak).
infeksi telinga (akut otitis externa)

Teknik Aural Irigation sangat aman dilakukan selama dilakukan dengan cara dan cairan
yang benar .
Sekarang ini cairan yang sering digunakan adalah campuran asam asetat 50% dicampur
dengan air steril irrigation 50%..campuran ini adalah yang paling aman karena lebih tidak
menimbulkan nyeri dan lebih efektif dalam membersihkan telinga dibanding campuran
cairan yang lain..
Cara yang benar adalah kita alirkan melalui kanalis audio eksterna campuran cairan
dalam spuit dibiarkan mengalir keluar selama 5 – 10 menit, jangan terlalu cepat apalagi
didorong paksa dengan spuit tapi cukup dialirkan.
Prosedur irigasi aural melibatkan cairan yang dialirkan ke dalam liang telinga. Adanya
tekanan akibat aliran air diharapkan akan mengeluarkan serumen atau benda asing secara
mekanik. Sejumlah larutan dialiri melalui kanalis auditori eksterna menggunakan jarum
suntik irigasi dan dibiarkan mengalir keluar selama 5-10 menit sebelum pemberian
antibiotik topikal. Akhir-akhir ini, larutan campuran asam asetat 50% dan air steril 50%
digunakan sebagai larutan irigasi dikarenakan lebih tidak menimbulkan nyeri dan lebih
efektif membersihkan telinga.
Irigasi telinga dapat menyebabkan vertigo karena disamping telinga berfungsi sebagai
alat pendengaran terutama telinga bagian dalam,telinga juga berguna mengulasi
keseimbangan karena itu prosedur yg dilakukan pada telinga seperti irigasi telinga bisa
menyebabkan gangguan keseimbangan lalu munculah vertigo
Suatu tindakan perawatan telinga tidak boleh dilakukan pada orang dengan bibir sumbing
karena posisi otot dan tendon yang tidak normal pada anak-anak dengan langit-langit
sumbing, tuba eustachius tidak dapat mengeringkan telinga juga pada anak-anak tanpa
langit-langit mulut sumbing. Ini penting, karena pengumpulan cairan di dalam telinga
dapat memengaruhi pendengaran dan dapat menyebabkan risiko infeksi telinga tengah
yang lebih tinggi.

Evidence base penting karena evidence base tersebut digunakan sebagai


landasan dalam melakukan tindakan, sehingga penting dalam hal aspek legal etik
sebagai perlindungan bagi tenaga kesehatan
Penggunaan cotton bud berhubungan dengan kejadian serumen obstruktif karena
secara teknis penggunaan cotton bud yang salah dapat mendorong serumen masuk
lebih dalam sehingga menimbulkan penumpukan dan lama kelamaan dapat terjadi
penyumbatan.

Pada hasil penelitian otitis media tidak ditemukan adanya efek bawang putih
terhadap jenis bakteri proteuvulgaris karena bawang putih memiliki kandungan
anti bakteri, meskipun demikian ada kemungkinan bahwa kandungan anti bakteri
tersebut tersebut tidak berfungsi pada beberapa jenis bakteri tertentu, atau
kemungkinan lain kandungannya terlalu sedikit sehingga tidak cukup untuk
melawan bakteri tersebut

Manfaat EBP

a.Menjadi jembatan antara penelitian dan praktek

b.Mengeliminasi penelitian dengan kualitas penelitian yang buruk

c.Mencegah terjadinya informasi yang overlood terkait hasil

d.mengeliminasi budaya “practice which is not evidence based”

kelompok meyimpulkan dengan adanya evidence based practice petugas kesehatan


dapat memberikan pelayanan keperawataan tanpa menemukan hambatan seperti
kurangnya sarana teknologi informasi, dan harapan kelompok agar selanjutnya
dapat mengikuti ataupun melaksanankan pelatihan terkait penelitian pada
gangguan sisitem sensori khususnya otitis media &serumen obstruksi.

alat alternatif lain yg lebih baik selain cotton bot untuk membersih kah serumen

a. Gunakan kain basah

Kain basah bisa digunakan untuk membersihkan bagian luar telinga hingga bagian
depan lubang telinga. Jika ingin memakai cotton bud, gunakan untuk
membersihkan bagian depan liang telinga saja dan jangan mengorek sampai bagian
dalam telinga.
b. Teteskan pelunak serumen

Jika produksi serumen cukup banyak dan terlihat menumpuk dari luar lubang
telinga, obat tetes pelunak serumen bisa digunakan sebagai cara membersihkan
telinga. Obat ini dijual bebas di apotek.

Obat pelunak serumen biasanya berbentuk cairan yang mengandung gliserin,


peroksida, hidrogen peroksida, atau larutan garam saline. Teteskan cairan ke
lubang telinga dan tunggu beberapa saat sebelum Anda membersihkan telilnga.

Pastikan Anda membaca aturan pakai dan ikuti petunjuk penggunaan yang tertera
pada kemasan obat.

c. Irigasi telinga dengan alat suntik

Dengan menggunakan alat suntik yang tidak dipasangi jarum, Anda bisa
menyemprotkan air hangat atau larutan saline ke dalam liang telinga untuk
mengeluarkan kotoran. Cara membersihkan telinga seperti ini paling efektif jika
Anda sudah menggunakan obat tetes pelunak serumen beberapa saat sebelumnya.

Bisa jua dengan:

1. Bersihkan dengan air hangat:

Sesaat setelah mandi, kamu bisa meneteskan sedikit air hangat ke dalam telinga.
Lalu miringkan kepala ke kanan dan kiri. Setelah itu, baru deh bersihkan dengan
handuk lembut.

2. Larutan air garam

Larutkan garam ke dalam air hangat, miringkan kepala lalu teteskan ke dalam
telinga. Kembalikan kepala ke posisi awal, lalu tempelkan kapas bola di telinga.
Lakukan cara yang sama untuk kedua telinga.

3. Membersihkan telinga dengan minyak zaitun:

Tidak hanya berguna untuk memasak, minyak zaitun juga bermanfaat untuk
mengeluarkan kotoran telinga. Caranya, hangatkan minyak zaitun, lalu celupkan
sepotong kapas. Peras kapas tersebut kemudian masukkan ke dalam telinga dan
diamkan selama 15 menit.
4. Bawang putih:

Geprek/tumbuk bawang putih lalu taruh di atas sendok. Panaskan sendok berisi
bawang putih di atas lilin, lalu teteskan minyak yang dihasilkan ke dalam telinga
untuk mengeluarkan kotoran telinga.

Atau jika ingin lebih simpel, cukup potong bawang kecil-kecil lalu masukkan ke
dalam telinga. Kandungan zat asam fosfor di bawang putih bisa membunuh kuman
dan bakteri penyebab masalah telinga.

Anda mungkin juga menyukai