Anda di halaman 1dari 16

PERENCANAAN

PERENCANAAN DANPELABUHAN
Port Engineering
MANAJEMEN IRIGASI
Irrigation Planning and Management
2 SKS, Pertemuan Ke-1

Riyan B. Sukmara, MT.


Program Studi Teknik Sipil
Institut Teknologi Kalimantan

Kampus ITK Balikpapan


Jl. Soekarno-Hatta Km. 15
Balikpapan 76127
Riyan Benny Sukmara, ST., MT.
www.ce.itk.ac.id
ce@itk.ac.id
Lecturer
DATA TOFOGRAFI
Data tofografi yang diperlukan sesuai dengan keperluan dalam
perencanaan, diantaranya :

Peta situasi trase Potongan Peta lokasi titik


Peta Tofografi Profil Memanjang
saluran melintang tetap/benchmark
• Dengan garis • Interval 0,5m • Skala horizontal • Skala horizontal • Termasuk
ketinggian dan (daerah datar) 1:2000 dan vertikal deskripsi
tata letak • Interval 1,0m • Skala vertikal 1:200 benchmark
jaringan irigasi untuk daerah 1:200 atau • Skala horizontal
• Skala 1:25000 berbukit 1:100 dan vertikal
dan 1:5000 • Skala 1:2000 1:100 (untuk
saluran
berdimensi
kecil)
• Interval 50m
(bagian lurus)
• Interval 25m
(bagian tikungan
DATA TOFOGRAFI
Data tofografi yang diperlukan sesuai dengan keperluan dalam
perencanaan, diantaranya :

Dalam perencanaan irigasi, penggunaan peta-


peta foto udara dan foto (ortofoto dan peta
garis) yang dilengkapi dengan garis ketinggian
akan sangat bermanfaat dalam proses
penentuan/perencanaan tata letak dari trase.

Saat ini penggunaan teknologi sangat Quadcopter (drone)


membantu dalam proses perencanaan,
sehingga hasil perencanaan dapat
diaplikasikan dengan mudah dan tepat.

Google Earth
Citra Satelit
PERENCANAAN SALURAN
Dalam sistem irigasi di Indonesia secara umum menerapkan saluran irigasi tanpa
pasangan sejauh secara teknis dapat dipertanggung jawabkan. Pada beberapa
ruas tertentu, jika keadaan tidak memungkinkan dapat digunakan saluran
pasangan

Perumusan dan Kriteria Hidrolis


Untik perencanaan ruas, aliran saluran
dianggap sebagai aliran tetap (steady flow).
Perumusan yang digunakan adalah
perumusan dari Albert Strickler (1923).

dimana :
𝑽 = 𝑲. 𝑹𝟐 𝟑 . 𝑰𝟏 𝟐 V = Velocity of Flow (m3/dt)
𝑨 A = Cross Sectional area of Flow (m2)
𝑹= P = Wetted Perimeter (m)
𝑷
𝑸=𝑨×𝑽 R = Hydraulics radius (m)
𝑨 = 𝒃 + 𝒎. 𝒉 . 𝒉 I = Energy Slope
K = Strickler Roughness Coeficient
m = Kemiringan talud
h = Water height (m)
PERENCANAAN SALURAN
Untuk parameter geometri penampang saluran, maka dapat digunakan acuan
dibawah ini :
PERENCANAAN SALURAN
KOEFISIEN KEKASARAN STRICKLER (Strickler Roughness Coeficient)

Koefisien kekasaran bergantung kepada faktor – faktor berikut :


- Kekasaran permukaan saluran
- Ketidakteraturan permukaan saluran
- Trase
- Vegetasi (tetumbuhan), dan
- Sedimen
Bentuk dan besar/ kecilnya partikel di permukaan saluran merupakan ukuran kekasaran. Akan
tetapi, untuk saluran tanah ini hanya merupakan bagian kecil saja dari kekasaran total.

Tabel 4.1 Harga koefisien kekasaran Strickler


untuk saluran irigasi tanah (KP-03)
No. Debit Rencana (m3/dt) k
1 Q > 10 45
2 5 < Q < 10 42,5
3 1<Q <5 40
4 Q < 1 dan saluran tersier 35
PERENCANAAN SALURAN
Tabel 4.2 Devos (nilai K)
No. Debit (m3/dt) Kemiringan Talud (1:m) b/h V (m/dt) K
1 0,15 1,0 1 0,25 – 0,30 35
2 0,15 – 0,30 1,0 1 0,30 – 0,35 35
3 0,30 – 0,40 1,0 1,5 0,35 – 0,40 35
4 0,40 – 0,50 1,0 1,5 0,40 – 0,45 35
5 0,50 – 0,75 1,0 2 0,45 – 0,50 35
6 0,75 – 1,50 1,0 2 0,50 – 0,55 40
7 1,50 – 3,00 1,5 2,5 0,55 – 0,60 40
8 3,00 – 4,50 1,5 3 0,60 – 0,65 40
9 4,50 – 6,00 1,5 3,5 0,65 – 0,70 40
10 6,00 – 7,50 1,5 4 0,70 42,5
11 7,50 – 9,00 1,5 4,5 0,70 42,5
12 9,00 – 11,00 1,5 5 0,70 42,5
13 11,00 – 15,00 1,5 6 0,70 45
14 15,00 – 25,00 2 8 0,70 45
15 25,00 – 40,00 2 10 0,70 45
16 40,00 – 60,00 2 12 0,80 45
PERENCANAAN SALURAN
KEMIRINGAN SALURAN
Untuk menekan biaya pembebasan tanah dan penggalian, talut saluran direncana securam
mungkin. Bahan tanah, kedalaman saluran dan terjadinya rembesan akan menentukan
kemiringan maksimum untuk talut yang stabil.

Tabel 4.3 Kemiringan minimum talud Tabel 4.4 Kemiringan minimum talud untuk saluran
untuk berbagai bahan tanah (KP-03) timbunan yang dipadatkan dengan baik (KP-03)
PERENCANAAN SALURAN
TINGGI JAGAAN
Tinggi jagaan berguna untuk :
- Menaikkan muka air di atas tinggi muka air Tabel 4.5 Tinggi jagaan minimum untuk saluran
maksimum tanah (KP-03)
- Mencegah kerusakan tanggu saluran

Meningginya muka air sampai di atas tinggi


yang telah direncana bisa disebabkan oleh
penutupan pintu secara tiba-tiba disebelah
hilir, variasi ini akan bertambah dengan
membesarnya debit. Meningginya muka air
dapat pula diakibatkan oleh pengaliran air
buangan ke dalam saluran.
PERENCANAAN SALURAN
LEBAR TANGGUL
Untuk tujuan – tujuan eksploitasi, Tabel 4.6 Lebar minimum tanggul (KP-03)
pemeliharaan dan inspeksi akan diperlukkan
tanggul di sepanjang saluran dengan lebar
minimum seperti yang disajikan pada Tabel
4.6.

Jalan inspeksi terletak ditepi saluran di sisi yang diairi agar bangunan sadap dapat dicapai
secara langsung dan usaha penyadapan liar makin sulit dilakukan. Lebar jalan inspeksi dengan
perkerasan adalah 5,0 m atau lebih, dengan lebar perkerasan sekurang-kurangnya 3,0 meter.
PERENCANAAN SALURAN
LEBAR TANGGUL

Gambar 4.2 Tipe-tipe potongan melintang saluraLebar minimum tanggul (KP-03)


PERENCANAAN SALURAN
LEBAR TANGGUL
PERENCANAAN SALURAN
LEBAR TANGGUL
PERENCANAAN BANGUNAN UKUR
DREMPEL (Ambang Lebar)
SEE U NEXT WEEK

Anda mungkin juga menyukai