OLEH :
KELAS : IX B
2013/2014
1
Kata Pengantar
Puji dan syukur kami limpahkan ke hadirat Allah SWT. berkat rahmatnya, kami
bisa menyelesaikan karya tulis ini dengan tepat waktu meskipun tentunya masih banyak
kekurangan-kekurangan di dalam karya tulis ini. Terimakasih kepada Ibu Rofiatun S.Pd
yang telah membantu dan membimbing kami dalam penyelesaian karya tulis ini sebagai
tulis ini. Tanpa bantuan kalian semua, karya tulis ini mungkin tidak akan pernah
terselesaikan. Waktu yang kami gunakan dalam penulisan karya tulis ini cukup singkat,
Demikian saja, kata pengantar yang dapat kami sampaikan, semoga isi dari
karya tulis ini dapat memberikan manfaat baru bagi para pembaca. Cukup sekian, dan
Penulis
2
DAFTAR ISI
Halaman Judul...........................................................................................................1
Kata Pengantar........................................................................................................... 2
Daftar Isi.................................................................................................................... 3
BAB 1....................................................................................................................... 4
d. Metode.....................................................................................................5
BAB 2........................................................................................................................ 6
BAB 3........................................................................................................................ 13
a. Kesimpulan.............................................................................................. 13
b. Saran........................................................................................................ 13
Daftar Pustaka........................................................................................................... 15
3
BAB 1
PENDAHULUAN
Karena keadaan sosial ekonomi yang belum baik, akibatnya bahan makanan
yang mempunyai kadar gizitinggi seperti daging, susu, telur dan sebagainya
dari bahan dengan harga yang lebih murah, yakni dari sumber protein
tersebut dan telah lama dikenal oleh masyarakat kita antara lain kedelai,
kacang tanah, dan koro benguk. Biji kecipir ternyata juga dapat dikatakan
sebagai sumber protein nabati yang cukup tinggi, karena menganung 29,8-
37,4% protein dari berat basah (Gandjar, 1978). Ini hampir sama dengan
kadar protein kedelai yang telah umum dikonsumsi oleh masyarakat kita
dalam pemanfaatan biji tua kecipir dalam bentuk tempe masih belum
dikenal oleh masyarakat luas. Hal ini disebabkan oleh kesukaran dalam
pengolahan biji tua dan bau langu yang ditimbulkan oleh biji kecipir
4
terebut. Namun dengan adanya inovasi baru yaitu pembuatan tempe dengan
Untuk lebih jelasnya lagi tentang pengolahan biji kecipir, maka akan
1.2.3 Bagaimana cara mengolah biji kecipir tua agar bisa dimanfaatkan
5
BAB II
PEMBAHASAN
makanan ternak, pupuk hijau, dan penahan erosi. (Whyte et al, 1953)
mempunyai kadar protein yang cukup tinggi dalam bijinya, tetapi masih kurang
1979)
sekarang juga mendapa perhatian luas dari dunia internasionl karena potensinya
yang menarik.
tanaman ini dapat dimakan manusia. Biji tua kecipir mengandung protein 28,8-
37,4%, lemak 15-20,4% dan karbohidrat 21,6-28% dari berat segar. Kadar
protein biji kecipir tersebut hampir sama dengan biji kedelai yang hasil
6
Hasil fermentasi biji tua kecipir dalam bentuk tempe belum umum
dikonsumsi masyarakat. Hal ini disebabkan oleh proses pengelupasan kulit yang
sukar dan adanya bau langu. Salah satu cara pengelupasan kulit biji yang pernah
dicoba yaitu dengan menggunakan 1% soda kue pada perebusan biji (1% dari
volume air yang digunakan) (Martin, 1978). Mengenai bau langu, belum dapat
hasil fermentasi tersebut tergantung pada tipe dan kualitas mikrobia yang
digunakan.
7
2.2 ORIENTASI PEMBUATAN TEMPE KECIPIR
dengan api besar selama kurang lebih satu jam. Kulit kemudian dikelupas,
dicuci dan dikukus hingga masak. Setelah dihamparkan untuk didinginkan, biji
biji kecipir.
digunakan yaitu: Biji tua kecipir, biji kedelai, dan soda kue
Prosedur :
8
2.2.1.2 Pengelupasan kulit biji kecipir
biji direndam dalam air bersih selama satu malam, (Perbandingan biji
dan air = 1:5). Setelah itu biji dicuci bersih dan volume air
Setelah itu biji diangkat dari api, air rebusan dibuang dan diganti
dengan air bersih sambil mengelupas kulit biji. Kemudian biji yang
sudah terbebas dari kulit dicuci bersih dan direndam lagi selama satu
malam.
ditiriskan.
atas nyiru (alat rumah tangga yang berbentuk bundar, dibuat dari
9
2.2.1.5 Inokulasi
tempe)
2.2.1.6 Pemeraman
yang telah dicampur tadi dimasukkan ke dalam cawan petri steril dan
biji kecipir dan kedelai yang telah dilakukan oleh sebagian peneliti
yaitu :
I. Kecipir : Kedelai = 4 : 0
V. Kecipir : Kedelai = 0 : 4
10
pH dengan menggunakan pH meter,
Fermentasi tempe
100.00%
90.00%
80.00%
70.00%
60.00%
Kadar Air
50.00%
bahan padat terlarut
40.00% Asam total
30.00%
20.00%
10.00%
0.00%
P1 P2 P3 P4 P5
11
Perlakuan P1, (4:0) P2, (3:1) P3, (2:2) P4, (1:3) P5, (0:4)
Kadar Air 50,00% 78,00% 80,00% 90,00% 99,00%
bahan padat
terlarut 35% 39% 35% 41% 27%
Asam total 0,06% 0,08% 0,09% 0,10% 0,06%
Keterangan :
1. P1 : Percobaan ke-1
2. P2 : Percobaan ke-2
3. P3 : Percobaan ke-3
4. P4 : Percobaan ke-4
5. P5 : Percobaan ke-5
12
II. Kadar bahan padat terlarut dalam percobaan ke-3
tempe yang cukup baik, artinya di samping rasanya yang netral, juga dari
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Dari hasil penelitian melalui tinjauan pustaka yang kami lakukan, dapat
disimpulkan bahwa, :
a. Biji kecipir tua dapat dimanfaatkan sebagai sumber protein nabati dalam
bentuk tempe.
b. Tempe yang terbuat dari biji kecipir asli menimbulkan bau langu, maka dari
itu untuk mengantisipasi bau langu yang timbul, maka diberi campuran
13
c. Dalam pengelupasan kulit biji kecipir yang cukup sulit, bisa menggunakan
media pembantu, yaitu soda kue (NaHCO3) atau abu, yang dicampurkan
d. Tempe yang terbuat dari campuran biji kecipir dan biji kedelai (1:1)
3.2 SARAN
bau langu pada biji kecipir selain menggunakan bantukan biji kedelai.
14
DAFTAR PUSTAKA
Ganjar, I. 1997. Fermentasi Biji Mucuna pruiens D.C. dan Pengaruhnya Terhadap
Gadjah Mada.
_______. 1995. Manfaat Tersembunyi Di Balik Biji Kecipir. Jakarta : Balai Pustaka.
15