Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
ABSTRAK
Kecamatan Pujon merupakan salah satu wilayah memiliki potensi sapi perah
terbesar di Kabupaten Malang. Namun, potensi tersebut belum banyak di
manfaatkan secara maksimal oleh masyarakat. Salah satu potensi yang saat ini
banyak dikembangkan adalah wisata edukasi berbasis kemasyarakatan atau wisata
tematik contohnya seperti wisata edukasi yang berbasis pada pertanian, peternakan,
dan perkebunan. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan potensi sapi perah
untuk pengembangan desa wisata pada semua desa di Kecamatan Pujon dengan
metode overlay. Kemudian melakukan pemetaan potensi sapi perah berdasarkan
jumlah sapi, kondisi sapi, sistem pengolahan limbah, aksesbilitas, kondisi jalan,
penggunaan lahan, kemiringan lereng, dan pengolahan susu dengan metode overlay.
Metode dalam penelitian ini adalah survey dan wawancara pada masyarakat. Survey
meliputi observasi untuk memperoleh data kondisi peternakan, sistem pengolahan
limbah, jumlah sapi dan aksesbilitas. Sedangkan wawancara masyarakat digunakan
untuk mencari informasi tentang kondisi sosial dan minat masyarakat terhadap desa
wisata. Analisis dalam penelitian in dilakukan dengan menggunakan SIG untuk
mengevaluasi wilayah yang sesuai untuk wisata edukasi di Kecamtana Pujon. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa wilayah desa yang memiliki potensi baik fisik, social
ekonomi dan model pengelolaan sapi yang sesuai dengan kriteria wisata edukasi
adalah Desa Pandesari. Berdasrkan hasil evaluasi dengan menggunakan SIG
diperoleh hasil bahwa terdapat desa yang sesuai dan kurang sesuai untuk menjadi
wisata edukasi sapi perah. Desa yang dikategori tidak sesuai meliputi Desa Ngabab,
Sukomulyo, dan Tawangsari. Desa yang dikategorikan kurang sesuai meliputi Desa
Ngroto dan Pujon Kidul. Desa yang dikategorikan sesuai yakni Desa Pandesari.
Hasil evaluasi Desa Pujon Kidul yang dicanagkan sebagaikawasan wisata sapi perah
memiliki tingkat kesesuai sedang. Sedangkan Desa Pandesari mimiliki potesi tinggi.
Kata kunci : Pemetaan, Wisata Edukasi, Sapi Perah, Pujon
Pendahuluan
Kabupaten Malang merupakan penghasil susu sapi segar terbesar kedua di Jawa
Timur, yakni terdapat di Kecamatan Pujon dengan populasi sapi perah sebesar 20.670
ekor. Produktivitas susu sapi segar yang dihasilkan yaitu 1.500 liter per tahun dengan
rata-rata kepemilikan sapi perah di Pujon 3 ekor per peternak. Satu Desa di Kecamatan
Pujon yang telah memanfaatkan potensi Sapi Perah, yaitu Desa Pujon Kidul. Wilayah ini
bersama masyarakat mengembangkan “Desa Wisata” dalam bentuk usaha, dimana
pengelolaannya di atas BumDes yang mendayagunakan ekonomi lokal dengan berbaagai
jenis potensi yang ada. Desa wisata ini disahkan sejak tahun 2014 dan memiliki banyak
atraksi wisata, salah satuya adalah wisata edukasi peternakan sapi perah. Indicator
kesusaian wilayah utnuk wisata edukasi sapi perah yaitu: (1)Kondisi peternakan;
(2)Kemiringan lereng; (3)Akses jalan; (4)Sistem pengelolaan limbah yang baik;
(5)jumlah dan kondisi sapi.
Pujon Kidul bukan merupakan wilayah dengan potensi sapi perah terbesar di
Kecamatan Pujon, tapi dapat meningkatkan perekonomian masyarakatnnya melalui
pengembangan desa wisata. Dengan adanya desa wisata pujon kidul, maka seharusnya
dapat mendorong perekonomian desa lain yang mempunyai potensi serupa yang dapat
dikembangkan oleh masyarakat. Masyaraka dibeberapa Desa di Kecamatan Pujon hanya
memanfaatkan produksivitas susu sebagai penopang perekonomian dengan menyetor ke
KUD Susu Sae. Pemanfaatan tersebut dirasa kurang maksimal, karena Pengetahuan
masyarakat tentang pengelolaan sapi, susu, limbah dan keindahan alam juga dapat
menghasilkan keuntungan yang besar. Selian itu adanya keinginan dari masyarakat
sendiri untuk mengembangkan potensi wisata edukasi sapi perah diras masih kurang.
Keinginan dari masyarakat sangat penting kaitannya untuk membangun dan juga
mendasari tujuan yang ingin dicapai.
Menurut Nuryanti (1993) desa wisata yaitu merupakan suatu bentuk integrasi
antara atraksi, akomodasi dan fasilitas pendukung yang tersusun dalam suatu struktur
kehidupan masyarakat yang menyatu dengan tata cara dan tradisi yang berlaku. Menurut
Hadiwijoyo (dalam Andriyani dkk., 2017), ”desa wisata didefisikan sebagai berikut:
Desa wisata adalah suatu kawasan pedesaan yang menawarkan keseluruhan
suasana yang mencerminkan keaslian perdesaan baik dari kehidupan sosial
ekonomi, sosial budaya, adat istiadat, keseharian, memiliki arsitektur
bangunan dan struktur tata ruang desa yang khas, atau kegiatan perekonomian
yang unik dan menarik serta mempunyai potensi untuk dikembangkannya
berbagai komponen kepariwisataan, misalnya atraksi, akomodasi, makanan-
minuman dan kebutuhan wisata lainnya.”
Kesimpulan dari pengertian desa wisata yaitu kawasan pedesaan yang menawarkan
potensi di dalamnya sebagai objek pariwisata, dimana atraksi yang dimilik berupa
kehidupan masyarakat baik ekonomi, sosial budaya, adat istiadat, tata ruang desa dan
berbagai bentuk kegiataan yang mengggambarkan identitas khas wilayah tersebut.
Penentuan lokasi dapat dipertimbangkan menggunakan analisis dari SIG atau
sistem informasi geografis. SIG merupakan suatu sistem yang mempunyai kemampuan
analisis terhadap data spasial untuk keperluan manipulasi maupun pemodelan (Arifin
dalam Rizky, 2006). SIG membantu manusia untuk memahami kondisi sebenarnya
dengan melakukan proses-proses manipulasi dan presentasi data yang direalisasikan
dengan lokasi-lokasi geografis di permukaan bumi. SIG juga digunakan untuk memonitor
apa yagn terjadi dan keputusan apa yang akan diambil dengan memetakan apa yang ada
pada suatu area dan apa yang ada di luar area. Pada saat ini pemanfaatan SIG sudah
berkembang pesat, tidak hanya menyelesaikan permasalahan bidang geografi tetapi juga
bidang lain. Salah satu contoh penggunaan SIG di daerah pedesaan digunakan untuk
memanajemen tataguna lahan yang banyak mengarah pada sector pertanian. Selain pada
sector pertanian SIG juga dapat digunakan untuk membantu memetakan area yang
berpotensi sebagai wisata edukasi tematik pada sector wisata. Penentuan lokasi dilakukan
dengan menggunakan metode overlay dengan analisis SIG. Metode overlay dengan
analisis SIG merupakan sistem penanganan data dalam evaluasi spasial dengan cara
digital. Hal ini dilakukan dengan menggabungkan beberapa peta yang memuat informasi
karakteristik wilayahnya. Adanya SIG dalam penelitian ini dapat digunakan sebagai
sarana informasi bagi peneliti untuk mengolah data yang telah diambil dari lapangan.
Penelitian ini penting dilakukan dalam rangka membuat perencanaan dan
kebijakan yang sesuai. Perencaan yang akan dilakukan bertujuan untuk meningkatkan
perekonomian masyarakat Kecamatan Puon. Kebijakan yang akan diambil bertujuan
untuk mengembangkan potensi di wilayah Kecamatan Pujon. Akhir dari penelitian ini
akan dikembalikan, diteruskan dan dikelola kembali oleh masyakat. Sehingga,
masyarakat dapat mengambil dan memanfaatkan hasil dari penelitian ini. Selain itu
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara teoritis, sekurang-kurangnya
dapat dapat burguna sebagai sumbangan pemkiran bagi masyarakat dan dunia pendidikan.
Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan potensi sapi perah untuk
pengembangan desa wisata pada semua desa di kecamatan Pujon dengan metode overlay.
Kemudian melakukan pemetaan potensi sapi perah berdasarkan jumlah sapi, kondisi sapi,
sistem pengolahan limbah, aksesbilitas, kondisi jalan, penggunaan lahan, kemiringan
lereng, dan pengolahan susu dengan metode overlay. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui potensi sapi perah di Kecamatan Pujon dan menganalisa kesesuaian wilayah
dalam upaya pengmbangan ”Desa Wisata” dengan membuat pemetaan Desa di
Kabupaten Pujon. Oleh karena itu, Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui wilayah lain
di Kecamatan Pujon yang dapat dikembangkan menjadi ”Desa Wisata” dengan melihat
kondisi potensi di daerahnya.
Metode
Penelitian ini merupakan penelitian survey. Pengumpulan data dilakukan
dengan metode observasi lapangan dan wawancara. Observasi dilakukan dengan
menetukan populasi penelitian yaitu beberapa wilayah desa di Kecamatan Pujon.
Sampel lokasi peternakan sapi perah diambil sebanyak 3 titik di setiap
desa. Pengambilan sampel menggunakan purposive sampling yaitu pemilihan
sampel yang dilakukan yang ditentukan oleh peneliti dengan pertimbangan
tertentu. Pada metode wawancara, sampel yang dipilih adalah pihak pemerintahan
seperti ketua RT serta organisasi seperti karang taruna. Analisis data yang
Minat Masyarakat
digunakan pada penelitian ini menggunakan SIG. Adapun proses analisisnya
digambarkan sebagaimana berikut
Overlay peta
Pengumpulan data
-Penggunaan lahan
Peta Potensi
Peternakan
-Aksesbilitas
Sapi
baik
Tabel diatas merupaakn tabel hasil observasi dari enam desa di Kecamatan
Pujon. Enam desa terebut adalah Pandesari, Ngroto, Ngabab, Pujon Kidul,
Sukomulyo, dan Tawangsari. Pada desa Pandesari memiliki total penilaian
terbesar yakni 10.2 dengan nilai tertinggi berada pada aksesbilitas, jalan dan
system pengelolahan limbah serta jumlah sapi. Sedangkan total nilai paling kecil
yaitu desa ngaba dengan perolehan nilai 6.9 dan nilai terbesar berapa pada kondisi
jalan. Sedangkan untuk desa- desa yang lain mendapat total nilai antara 7 hingga 9
yakni, desa Ngroto mendapatkan total nilai 9, desa Pujon Kidul mendapatkan total
nilai 9, desa Sukomulyo mendapatkan total nilai 7.3, desa Tawang Sari
mendapatkan Total nilai 7. Sehingga berdasarkan penilaian yang telah dilakukan
melalui observasi lapangan dengan tuju indikator dapat dikatan desa Pandesari
dapat berpotensi sebagai desa wisata edukasi sapi perah di Kecamatan Pujon.
Hasil Pemetaan Peternakan
Adanya hasil pemetaan peternakan dapat diketahui menggunakan teknik
overlay dimana data yang diambil berasar dari gabungan peta administrasi,
penggunaan lahan, dan peta persebaran sapi perah di Kecamatan Pujon. Hasil dari
penggabungan peta administrasi, penggunaan lahan dan persebaran sapi perah di
Kecamatan Pujon menghasilkan peta overlay potensi wisata sapi perah serta
tingkat potensi sapi perah.
Gambar 2: Kondisi dan Pemilik Salah Satu Peternakan di Desa Pujon Kidul,
Sumber : Dokumentasi Pribadi
Daftar Pustaka
Desa Wisata Pujon Kidul. No Year. Edukasi Sapi Perrah (Peternakan. Online,
(http://wisatapujonkidul.blogspot.co.id/p/edukasi-sapi-perah-
peternakan.html), diakses tanggal 12 Maret 2018
Dinas Pariwisata Nias Selatan. 2009. Buku Panduan Dasar Pelaksanaan
Ekowisata Kabupaten Nias Selatan. Nomor UHJAK/2009/PI/H/9
Nurcahyanti, Christiana dan Pamungkas, Johannes Hanan. 2017. Peternakan Sapi
Perah
Kecamatan Pujon Tahun 1990-2010. AVATARA, e-Journal Pendidikan
Sejarah Volume 5, No. 1, Maret 2017
Pamela,dkk. 2016. Kompetensi Kewirausahaan Dengan Keberhasilan Usaha
Peternak
Sapi Perah Pujon, Malang. Junal Agribisnis Indonesia, Vol 4 No 1, Juni
2016.
WWF. 2009. Prinsip dan Kriteria Ekowisata Berbasis Masyarakat. Indonesia.
Kerjasama Direktorat Produk Pariwisata Direktorat Jenderal Pengembangan
Destinasi Pariwisata Departemen Kebudayaan dan Pariwisata dan WWF
Yunus, Sabari Hadi. 2008. Konsep Dan Pendekatan Geografi Memaknai Hakekat
Keilmuannya. Sarasehan Forum Pimpinan Pendidikan Tinggi Geografi
indonesia. Fakultas geografi, UGM.
Sari, Ria Cipta. 2011. Bab 1 new. (Online)
(https://www.google.co.id/url?eprints.undip.ac.id/33005/1/BAB__I).
Diakses tanggal 16 Mei 2018.
R, Nur Ratih. Dkk. 2013. Perancangan Wisata Edukasi Lingkungan Hidup Di
Batu
Dengan Penerapan Material Alami. Jurnal arsitektur VOL 1, NO 1 (2013)
(softfile)
Kurniawan, Rizky. 2016. Penerapan Sistem Informasi Geografis dalam Pemetaan
dan
Analisis Kawasan Rawan Longsor di Kecamatan Nanggung, Kabupaten
Bogor, Jawa Barat. Skripsi. ITB (soft file).
LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN III
KELOMPOK TEKNIK
Nama Mahasiswa :
Ahmad Rizal Baitullah 150721602349
Ely Aprilya 150721602781
Ita Kurata Ayuni 150721602437
Liza Nur Avinda 150721601046
Muhammad Yogi Atmodarminto 150721605637
Muhammad Zaky Dharmawan 150721606959
Novia Meda Triyana 150721604810
Purwa Sasmita Rahayu 150721603042
Vito Gilang Dewantara 150721607562
Oleh:
Laporan ini telah diterima dan disetujui pada 18 Mei 2018 oleh :
Menyetujui,
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui,