Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

DASAR-DASAR SAINS

“METODE ILMIAH”

Disusun Oleh :

1. DWI RISMAWATI (170210102012)


2. UMAYATUL QUMAIROH (170210102025)
3. RUMIATI (170210102029)
4. ENDANG SRI ASTUTIK (170210102030)

PROOGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS JEMBER

2017
METODE ILMIAH

A. METODE
1. Pengertian metode
Metode ilmiah merupakan prosedur yang mencakup penalaran
ilmiah berupa pemikiran dan disertai tindakan, pola kerja empiris dan
prosedur pengujian yang sudah dipilih dalam rangka mengembangkan
pengetahuan yang sudah ada beserta strukturnya. Kata “metode”
berasal dari kata yunani meta yang berarti “sesudah” dan hodos yang
berarti “jalan”.
Metode adalah langkah-langkah berurutan yang diambil untuk
mencapai pengetahuan yang benar. Metode dalam sains biasanya
diwarnai pendekatan empiris. Hal ini disebabkan oleh sejarah sains
yang sangat berkembang karena adanya eksperimen-eksperimen yang
dilakukan laboratorium untuk meniru situasi dan kondisi alami.
Metode-metode dari para positivis memang banyak yang
kontroversial masa itu. Yang jelas metode ilmiah dalam ilmu alam dan
ilmu social sangat berbeda karena objeknya berbeda, yang satu alam
dan yang lain manusia yang berinteraksi satu sama lain. Hubungan
antara objek-metode sangat menentukan dalam hal ini. Kerja pencarian
pengetahuan yang tidak terstruktur tidak akan menghasilkan
pengetahuan yang memadai dan bermakna.
2. Metode Ilmiah

Metode ilmiah adalah metode yang objektif dalam pencarian


pengetahuan manusia tanpa diwarnai tujuan-tujuan tertentu. Dikatakan
objektif karena memungkinkan orang lain sebagai subjek.

Metode yang mewadai akan diterima semua pihak tanpa


keraguan. Para ilmuan yang bekerja dengan metode ilmiah sangat
jarang melibatkan emosi karena masing-masing telah meninggalkan
subjektivitasnya dalam bekerja dengan objektif mengenai suatu objek
diluar dirinya. Dalam hal ini ilmuan satu dapat mengamati objek yang
sama dengan cara yang sama dengan ilmuan yang lainnya.

3. Kaidah Pokok Metode

Rene Descartes yang juga dijuluki Bapak Filsafat Modern pernah


merenungkan perihal pengetahuan dan kesadaran, dan hasil pemikiran
Descartes sangat berengaruh pada lahirnya metode-metode dalam ilmu
pengetahuan. “Kesadaran” dari subjek yang berpikir mendapat tempat
imewa dalam penggalian pengetahuan menurut Descartes.

Dalam salah satu buku utamanya mengatakan yaitu “Wacana


Metode” (Discours dela Methode,1637). Descartes mengtakan bahwa
beberapa kaidah pokok perihal metode adalah sebagai berikut:

a. Pertama, jangan pernah menerima apapun sebagai benar kecuali jika anda
mengetahui dengan jelas bahwa hal itu memang benar.
b. Kedua, pilah-pilahkan satu per satu kesulitan yang akan anda yang telah
menjadi bagian-bagian kecil sebanyak mungkin atau sejumlah yang
diperlukan, untuk lebih memudahkan menyelesaikannya.
c. Ketiga, pikirkan secara runtut, mulai dari objek-objek yang paling
sederhana dan paling mudah dikenali,lalu meningkatkan setahap demi
setahap sampai kemasalah paling rumit, dan bahkan dengan menata urutan
objek-objek yang secara alami tidak beruruta.
d. Keempat, dimana-mana buatlah perincian selengkap mungkin dan
periksalah secara menyeluruh sampai Anda yakin bahwa tidak ada
kelupaan.

4. Objek Kajian dan Metode


Objek kajian juga bisa menentukan metode. Ada keterkaitan
tersendiri antara objek formal dengan metode dan juga hukum yang
berlaku. Dalam ilmu alam data pengamatan awal adalah hasil presepsi
indrawi manusia dan diolah dan dicari tahu sebab-sebabnya serta
komponen-komponennya. Ada satu hal yang penting yang harus
diingat bahwa ilmu alam bergerak karena dipengaruhi oleh hukum-
hukum alam.

5. Siklus Empirik

Metode yang digunakan dalam ilmu alam kadang disebut juga


bebagai “siklus-empirik” karena bisa dilakukan berulang-ulang dan
informasi yang diberikan merupakan karakteristik dari objek yang sedang
diteliti. Selama ini para ahli telah dapat menyimpulkan komponen umum
siklus empirik ini , yang mencakup tahapan-tahapan: (a) observasi,(b)
induksi,(c) deduksi,(d) ekserimen, dan (e) evaluasi.

Tahap I adalah observasi. Ilmuan bekerja lebih dari sekedar


mengamati,melainkan termasuk mengumpulkan,
mendaftar,mengidenifikasi, memilahkan, mengglongkan, mengklarifikasi
secara ilmiah, serta mengadakan evaluasi awal.

Tahap II adalah induksi awal, yang selalu dibantu oleh logika dan
kadang- kadang oleh matematika.

Tahap III adalah deduksi logis untuk mengolah lebih lanjut data
empiris awal. Di sini akan di rumuskan hipotesis, yang mendorong
langkah selanjutnya.

Tahap IV adalah verivikasi dan tahap V adalah klarifikasi empirik,


yang akan segera di lakukan ke objek tadi berdasarkan hasil pemikiran
induksi- deduksi tadi dan berdasarkan ketentuan metodik yang diputuskan
setelah itu. Verifikasi adalah tahap pengukuhan dugaan sementara tadi
dengan memperlakukan eksperimen empiris terhadap objek.

Pada tahap V, hasil yang didapat akan diamati dan dianalisis, yang
merupakan tahap klarifikasi ilmiah, dimana hasil analisis akan menentukan
diterima atau tidaknya hipotesis sebelumnya.
6. Siklus empirik dan Ilmu sosial
Dalam ilmu social dan humanistic , prosedur semacam siklus
empiric ini tidak bisa dilakukan dengan ketat. Ilmu social dan humanistic
mempunyai sifat normatif-teleologios. Yaitu metode yang digunakan
biasanya bersifat linier yang meliputi tahapan persepsi-persepsi-prediksi.
Sebenarnya siklus ini juga merupakan siklus ilmiah secara global seperti
halnya dalam ilmu alam namun metode eksperimen lengkap tak dapat
diberlakukan pada penelitian social
.
7. Metode dan Metodologi
Metode adalah ekspresi pemikiran dalam bentuk cara kerja dan
langkah-langkah praktis untuk dilakukan. Metodologi adalah kajian akan
aturan-aturan dalam metode tersebut. Banyak metode yang kita kenal.kita
akan membahas metode abduksi, metode deduksi dan metode induksi.

B. Metode Abduksi

Metode ini dibahas oleh C.S Pierce yang berpendapat bahwa


semua proses yang terdiri dari mencari dan merumuskan hipotesis terjadi
dalam pemikiran ilmuan. Ada daya tarik dalam metode ini. Pertama
metode abduksi memang menawarkan hipotesis untuk menjelaskan fakta.
Yang kedua adalah hipotesis menurut Peirce tidak hanya dapat
menjelaskan fakta yang tidak kelihatan di masa depan namun bisa dinalar
sejak sekarang. Dalam pemikiran Pierce jelas tergambar bahwa hipotesis
mendapat peran utama dalam kegiatan berpikir mengenai suatu objek.

C. Metode Deduksi dalam Sains


Deduksi adalah bentuk silogisme dari proposisi yang menjadi dasar
hipotesis. Setelah hipotesis dirumuskan maka dilakukan langkah untuk
bisa menentukan apakah dugaan itu benar Proses ini disebut langkah
deduksi. Langkah deduksi harus dilakukan dengan hati-hati karena harus
memperhitungkan kelas yang bersifat umum. Proses deduksi adalah proses
“jika-maka” dan sebelum proses ini selesai, pengetahuan yang dimaksud
belum didapat. Dapat dikatakan sains yang sekarang ada sudah mencapai
keadaan dan kelengkapan yang sangat baik.

D. Metode Induksi dalam Sains

Proses induksi merupakan kekuatan besar dalam perkembangan


sains.Berbeda dengan deduksi yang bertolak pada satu proposisi umum
dan diperlakukan keproporsi khususnya. Dari perjalanan sejarah sains,
induksi dilakukan di awal-awal perkembangan sains. Terutama klasifikasi
marteri di alam baik itu tumbuh-tumbuhan, hewan juga pross yang telah
dilakukan dan sampai sekarang. Indeksi juga mengandung “jika-maka”
namu dalam tataran berbeda dengan metode deduksi, jika da fakta baru
maka yang terjadi adalah deduksi namun tetap dalam kerangka
pengambilan kesimpulan induksi.

1. Rambu-rambu dalam Metode Induksi


a. Bebas dari spekulasi awal (anggapan,dugaan,harapan,asumsi)
untuk membebaskan penampakan objek dari interferensi pikiran
subjek yang mengamati
b. Sedapatnya perhatikan dan catat fakta yang kontradiktif, carilah
apa yang menyimpang dab tidak disangka-sangka.
c. Adakan evaluasi setelah pengumpulan dan pencatatan fakt.
d. Ingatlah bahwa dalam proses induksi, sifat sementara harus
senantiasa ada dalam pikiran.

2. Manfaat Metode Induksi


a. Fakta dilihat dengan sangat objektif oleh pengamat, setidaknya
diusahakan bersifat tidak subjektif dengan menjauhkan
subjektivitas pengamat sebisanya.
b. Sains dan kegiatan ilmiah tidak menjadi semacam ideology.
3. Kelemahan Metode Induksi
a. Fakta yang diamati tidak dapat lepas dari persepsi manusia.
b. Fakta tidak pernah tampil sebagai fakta saja

4. Langkah-langkah Terpenting Metode Induksi


a. Pahami situasi masalah untuk tujuan identifikasi
b. Telitilah hipotesis
c. Lakukan analisis data dan pengujian hipotesis untuk menentukan
dugaan awal terbukti atau hipotesis harus ditolak
.
5. Akar kesalahan Penarikan Kesimpulan

Kelemahan-kelemahan metode induksi juga dapat digunakan untuk


memikirkan akar kesalahan dalam menarik kesimpulan. Ada beberapa hal
yang harus diperhatikan untuk melegtimasi induktivisme:

a. Jumlah pertanyaan yang berasal dari pengamatan harus banyak.


b. Pengamatan harus diulangi dalam kondisi yang berbeda-beda.
c. Tidak boleh ada pernyataan yang berdasarkan pengmatan
namun bertentangan dengan hokum universal.
d. Metode Statiska dalam Sains
E. Metode statistika dalam meter
Teknik statiska semula adalah teknik menghitung peluang, yang
konon tidak dikenal oleh para matematikawan di zaman yunani dan baru
dikenal di Eropa dalam kaitannya dengan distribusi variable dalam
populasi dan ditemukannya kesalahan. Statistika adalah merupakan cara
berpikir yang perlu dalam proses memproses data dan membantu peneliti
dalam menarik kesimpulan atas dasar yang lebih kuantitatif. Statistik
membuat penelitian lebih dapat dipercaya. Dalam metode statistik
penelitian akan menjadi lebih valid dan dapat dipercaya karena
pengamatan yang dilakukan secara makro dapat dikuantisasi,hal ini
mengurangi bias yang akan terjadi jika data kualitatif yang disodorkan
peneliti kapada para pengamat.
F. Aliran-aliran Ilmiah
Secara umum ada dua aliran dalam sejarah ilmu pengetahuan yaitu
aliran rasionalis dan aliran empiris.
a. Rasionalisme

Sesuai dengan namanya aliran rasionalisme mengutamakan akal


budi(rasio) untuk mencapai pengetahuan sejati. Dengan menggunakn
metode dalam mengatur pemikiran kita,pengetahuan yang dimaksud
dapat diperoleh termasukmkebenaran dan kesalahannya. Menurut
pengikut aliran ini, kepastian tertinggi akan sesuatu hanya dapat
dicapai oleh akal budi untuk akal budi .

Namun demikian ada beberapa hal penting yang harus selalu


diingat. Paham rasionalisme terjadi sangat mengandalakan rasio,sangt
berpegang pada metode logika dalam matematika, dan cara kerja
deduksi berdasakan silogisme.

b. Empirisme

Jika dalam rasionalisme logika dan metode deduksi untuk menarik


kesimpulan dari sesuatu yang bersifat umum ke sesuatu yang khusus
memainkan peranan sangat penting, maka dalam aliran empirisme diyakini
pengalamanlah yang menjadi dasar dan sumber pengetahuan manusia.

Aliran rasionalisme berusaha menentang aliran skeptic yang


meragukan kenyataan dengan mencari bukti yang kuat bagi pengetahuan
yang benar melalui akal budi. Aliran empirisme juga mencari pembenaran
atas pengetahuan atas dasar yang kokoh. Ada beberapa halm penting yang
menjadi prinsip dalam aliran empirisme ini adalah:
 Semua proposisi disimpulkan dari pengalaman yang sudah diolah
oleh otak manusia.
 Tanpa pengamatan akan objek tidak mungkin timbul ide mengenai
objek tersebut.
 Akal budi atau rasio dapat berfungsi jika mempunyai acuan ke
realitas nyata dalam bentuk pengalaman.

Tokoh dalam aliran ini adalah John Locke dan David Hume yang
mengembangkan aliran ini di Inggris untuk membagi pengaruh
rasioanalisme di Jerman dan Eropa.

Dalam hukum asosiasi tersapat prinsip-prinsip yaitu :

 Prinsip kemiripan
Artinya jika kita melihat suatu objek maka kita otomatis
menghadirkan objek yang mirip dalam pikiran kita.
 Prinsip kontinuitas dalam tempat dan waktu
Artinya jika kita melihat atau mendengar suatu objek kita akan
teringat sesuatu yang lain yang ounya kaitan dengan peristiwa
tersebut.
 Prinsip sebab-akibat
Menyatakan suatu ide selalu dikaitkan oleh akal budi kita
dengan sebab maupun akibatnya. Prinsip inilah yang membuat
manusia senantiasa berfikir dan memang kecenderungan ini alami
an dimiliki manusia sejak lahir.
C.
c. Sintesis Rasionalisme dan Empirisme

Dizaman ramainya konflik antara rasionalisme dan empirisme


di Inggris Sir Isaac Newton(1643-1727) menggabungkan keduanya
ke dalam bukunya Principia mathematica Philosophiae
Naturalia(1687) pendapat bahwa buku ini merupakan hasil sintesis
dari buku Disours de la method dari Descartes yang sangat
rasionalis.
Telah kita bahas masing-masing aliran ekstrim cara
berpikir manusia dan cara memperoleh ilmu pengetahuan, dalam hal
ini ilmu pengetahuan alam yang menjadi topic dalam seluruh
pembahsan dalam buku ini. Rasio dan bukti empiris dapat berpadu
dalam hal kesasaran. Ini adalahsalah satu sudut pandang yang
menekankan pentingnya kesadaran dalam menentukan langkah-
lanhkahempiris. Dalam banyak hal kesadaran akan membantu
menentukan langkah ilmuan dalam situasi batas.
8.Langkah-langkah metode ilmiah
a. Observasi Awal
Peneliti mengamati keadaan awal dari objek penelitian. Pada
kegiatan ini dilakukan karakterisasi objek dan analisis terhadap sifat-
sifatnya.
b. Identifikasi Masalah
Menemukan permasalahn yang akan diangkat dalam penelitian.
c. Perumusan hipotesis
Membuat rumusan awal yang menjelaskan permasalahan yang
ingin diangkat. Hipotesis bersifat sementara karena belum adanya hasil
objektif dari eksperimen,oleh karena itu hipotetis tidak bisa dijadikan
kesimpulan hasil penelitian ilmiah.
d. Eksperimen
Percobaan-percobaan yang dilakukan untuk
menganalisisnpermasalah yang ingin diidentifikasi. Eksperimen yang
umum dilakukan adalah rekayasa penciptaan ulang
permasalahan,dengan kata lain peneliti meniru proses terjadinya
permasalahan yang diteliti. Pada eksperimen variabel-variabel yang
berpengaruh pada proses fisis dikendalikan sebaik mungkin,sehingga
peneliti benar-benar mengetahui faktor apa saja yang berpengaruh
pada hasil eksperimen tersebut.
e. Analisa Hasil
Peneliti melakukan analisis terhadap hasil eksperimen. Analisis ini
dikembangkan dari rumusan hipotesis yang telah dibuat
sebelumnya,terutama apakah hipotesis yang dibuat dapat menjelaskan
fenomena permasalahan yang terjadi atau tidak. Jika terdapat
hubungan yang jelas atau kesesuaian antara hasil eksperimen dengan
hipotesis,maka hasil analisis dapat dijadikan sebagai dasar penarikan
kesimpulan. Jika tidak, maka dilakukan pengulangan langkah-langkah
sebelumnya. Pengulangan dapat dilakukan dari tahapan perumusan
hipotesis atau dari tahap eksperimen.
f. Penarikan kesimpulan
Penarikan kesimpulan menjadikan penutup dari langkah-langkah
penelitian dengan metode ilmiah. Setelah hasil dianalisis dan
dihubungkan dengan hipotesis,peneliti dapat menarik kesimpulan yang
menjelaskan hubungan-hubungan tersebut dengan singkat. Kesimpulan
sejatinya dibuat dengan jelas dan padat. Menggambarkan inti dari
eksperimen dan tidak keluar dari eksperimenn yang dilakukan.
LAMPIRAN

1.
Jawaban :

Karena ada keterkaitan tersendiri antara objek kajian dengan metode. Misalkan
dalam biologi,dalam ilmu biologi mengkaji hal-hal yang berkenaan dengan objek
biologi yaitu makhluk hidup,sedangkan maksut dari metode ilmiahnya adalah
ilmu biologi menerapakan metode-metode yang bersifat ilmiah,artinya melalui
berbagai penelitian,jadi objek kajian bisa dikatakan dalam menentukan metode.

Jawaban :

Pedekatan normatif-teleologios merupakan pendekatan keyakinan peneliti itu


sendiri. Dimana agama tidak lain merupakan hak prerogatif tuhan sendiri.
Pendekatan ini biasanya dilakukan dalam penelitian suatu agama untuk
kepentingan agama yang diyakini peneliti tersebut,untuk menambah pembenaran
keyakinan terhadap agama yang dipeluknya.
Jawaban :

ada keterkaitan tersendiri antara objek kajian dengan metode. Misalkan dalam
biologi,dalam ilmu biologi mengkaji hal-hal yang berkenaan dengan objek biologi
yaitu makhluk hidup,sedangkan maksut dari metode ilmiahnya adalah ilmu
biologi menerapakan metode-metode yang bersifat ilmiah,artinya melalui
berbagai penelitian,jadi objek kajian bisa dikatakan dalam menentukan metode.

Jawaban :

Karena metode ilmiah adalah metode yang objektif karena memungkinkan orang
lain sebagai subjek,sehingga akan diterima dengan baik oleh semua pihak tanpa
keraguan,sehingga tidak adanya tujuan tertentu dalam metode ilmiah.
Jawaban:

ada keterkaitan tersendiri antara objek kajian dengan metode. Misalkan dalam
biologi,dalam ilmu biologi mengkaji hal-hal yang berkenaan dengan objek biologi
yaitu makhluk hidup,sedangkan maksut dari metode ilmiahnya adalah ilmu
biologi menerapakan metode-metode yang bersifat ilmiah,artinya melalui
berbagai penelitian,jadi objek kajian bisa dikatakan dalam menentukan metode.

Jawaban:

Normatif-teleogios merupakan berpegang teguh pada norma,aturan dan ketentuan-


ketentuan yang berlaku serta ajaran agama yang diyakininya.
Jawaban :

Pengetahuan dapat diperoleh melalui epistomologi karena epistomologi


menentukan pandangan hidup seseorang,dengan epistomologi maka seseorang
tersebut akan memperoleh pengetahuan melalui pandangan tersebut.

Jawaban :

Pendekatan empiris merupakan pendekatan masalah yang diteliti dengan sifat


hukum yang nyata atau sesuai dengan kenyataan yang hidup dalam masyarakat.
Jadi penelitian dengan pendekatan empiris harus dilakukan di lapangan.

Memilih pendekatan empiris karena pendekatan empiris dapat di dalam sains


dapat diperoleh dari hasil pengamatan terhadap fenomena yang terjadi,yaitu
melakukan pengamatan dilapangan.
Jawaban :

Normatif berarti norma atau peraturan sedangka teleologios berarti agama,jadi


sifat normatif-teleologios merupakan sifat yang sesuai dengan hukum,peraturan
dan agama.

Jawaban :

1. Fakta yang diamati tidak dapat lepas dari presepsi manusia


2. Fakta tidak pernah tampil sebagai fakta saja
Jawaban :

Karena sesuai dengan namanya aliran rasioanalisme mengutamakan akal budi


(rasio) untuk mencapai pengetahuan sejati. Jadi akan berpegang teguh pada
metode logika dalam matematika yang nantinya untuk mengatur pemikiran kita
sehimgga pengetahuan yang dimaksud dapat diperoleh termasuk kebenaran dan
kesalahannya.

Jawaban :

Misalkan dalam biologi,dalam ilmu biologi mengkaji hal-hal yang berkenaan


dengan objek biologi yaitu makhluk hidup,sedangkan maksud dari metode
ilmiahnya adalah ilmu biologi menerapakan metode-metode yang bersifat
ilmiah,artinya melalui berbagai penelitian,jadi metode ilmiah bisa dikatakan
dalam memecahkan objek kajian.
Jawaban :

Pada soal tersebut sebenarnya bukan dalam hal kesasaran tetapi dalam hal
kesadaran.

Maksud dari rasio dan bukti empiris dapat berpadu dalam hal kesadaran adalah
salah satu dari sudut pandang yang menekankan pentingnya kesadaran dalam
menentukan langkah-langkah empiris. Dalam hal banyak kesadarn akan
membantu menentukan langkah ilmuan dalam situasi batas yang nantinya
membuahkan keputusan penting.

Jawaban :

Maksudnya adalah dalam induktivisme tidak didasarkan pada pengamatan atau


pengalaman tetapi didasarkan pada hukum universal. Hal ini karena dalam
induktivisme pernyataan-pernyataan yang dihasilkan akan menjadi dasar untuk
menarik hukum-hukum yang nantinya akan membentuk pengetahuan ilmiah.

Anda mungkin juga menyukai