Anda di halaman 1dari 42

LAPORAN PRAKTIKUM

ILMU UKUR TANAH I

Diajukan untuk memenuhi tugas


Praktikum Ilmu Ukur Tanah I

DISUSUN OLEH :
SYARIFFUDIN (118130006)
YOGA PAMUNGKAS (118130009)
RIVAL (118130012)
FACHRIZAL HERLANGGA (118130020)
DELVIONA JASMINE SUSSENDYO (118130021)

Kelas : 2C (Kelompok 4)

JURUSAN TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI
CIREBON
2020
LAPORAN PRAKTIKUM
ILMU UKUR TANAH I

VALIDASI

Diajukan untuk memenuhi tugas


Praktikum Ilmu Ukur Tanah I

DISUSUN OLEH :
SYARIFFUDIN (118130006)
YOGA PAMUNGKAS (118130009)
RIVAL (118130012)
FACHRIZAL HERLANGGA (118130020)
DELVIONA JASMINE SUSSENDYO (118130021)

Cirebon, Januari 2020


Di Validasi Oleh
Dosen Mata Kuliah

H. Awliya Tribhuwama, Ir,.MT


NIK. 616 909 10
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT. karena berkat rahmat dan karunia-Nya kami dapat
menyelesaikan Laporan Hasil Praktikum Mata Kuliah Ilmu Ukur Tanah I ini dan tersusun
hingga selesai. Laporan praktikum ini berisikan tentang pengukuran poligon tertutup,
memanjang dan melintang.

Kami mengucapkan terima kasih kepada :

1. H. Awliya Tribhuwana, Ir,.MT selaku dosen Mata Kuliah Ilmu Ukur Tanah I.
2. Asisten Dosen yang telah membantu selama praktikum.
3. Teman-teman yang telah bekerja sama.

Akhir kata kami berharap semoga Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah I ini dapat
bermanfaat bagi semua pembaca.

Cirebon, Januari 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI
COVER...............................................................................................................................
LEMBAR VALIDASI.......................................................................................................
KATA PENGANTAR.......................................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................................ii
BAB I : PENDAHULUAN................................................................................................1
1.1 LATAR BELAKANG.................................................................................................1
1.2 RUMUSAN MASALAH.............................................................................................1
1.3 TUJUAN.......................................................................................................................2
1.4 PESERTA PRAKTIKUM..........................................................................................2
1.5 WAKTU PELAKSANAAN........................................................................................2
BAB II : KERANGKA TEORITIS..................................................................................3
2.1 TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................................3
2.2 KERANGKA PEMIKIRAN.......................................................................................6
BAB III : METODOLOGI PRAKTIKUM.....................................................................7
3.1 METODOLOGI DAN OBJEK PRAKTIKUM........................................................7
3.2 PENGUMPULAN DATA...........................................................................................7
3.3 ANALISIS DATA........................................................................................................7
BAB IV : PEMBAHASAN.................................................................................................8
4.1 POLIGON TERTUTUP...............................................................................................8
4.2 SIPAT DATAR MEMANJANG.................................................................................15
4.3 SIPAT DATAR MELINTANG...................................................................................20
BAB V : PENUTUP DAN SARAN....................................................................................30
5.1 PENUTUP....................................................................................................................30
5.2 SARAN.........................................................................................................................31
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................32
LAMPIRAN.......................................................................................................................33

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Ilmu Ukur Tanah adalah bagian rendah dari Ilmu Geodesi, yang merupakan
suatu ilmu yang mempelajari ukuran dan bentuk bumi yang menyajikannya dalam
bentuk tertentu. Ilmu Geodesi ini berguna bagi pekerjaan perencanaan dan
membutuhkan data-data koordinat dan ketinggian titik lapangan berdasarkan ketelitian
pengukurannya, Ilmu Geodesi terbagi atas dua macam, yaitu :
Geodetic Surveying, yaitu suatu survey yang memperhitungkan kelengkungan
bumi atau kondisi sebenarnya. Geodetic Surveying ini digunakan dalam pengukuran
daerah yang luas dengan menggunakan bidang hitung yaitu bidang lengkung. Plane
Surveying yaitu suatu survey yang mengabaikan kelengkungan bumi dan
mengasumsikan digunakan untuk pengukuran daerah yang tidak luas dengan
menggunakan hitung yaitu bidang datar.
Setiap wilayah memiliki dataran masing-masing. Ada wilayah dengan dataran
yang landai, dataran yang cenderung bergelombang, dan ada pula dataran yang rata.
Dataran-dataran tersebut dapat diukur dengan berbagai kepentingan, mulai dari
pemberian batas wilayah, dan sebagai bahan pertimbangan jika hendak membangun
sesuatu diatas dataran tersebut.
Pada dasarnya, untuk skala pengukuran ada wilayah tidak luas. Pengukuran
bisa dilakukan hanya bermodalkan patok dan meteran. Namun, jika pengukuran yang
hendak dilakukan mencapai puluhan, ratusan bahkan ribuan meter, maka peralatan yang
dibutuhkan harus bisa mencapai jarak tersebut dan biasanya alat tersebut sudah
termasuk canggih.

1.2 RUMUSAN MASALAH


Hal-hal yang menjadi rumusan masalah dalam kegiatan Praktikum Ilmu Ukur
Tanah I ini diantaranya adalah :
1. Bagaimana cara mengukur area dengan alat waterpass?
2. Bagaimana cara menghitung perhitungan poligon?
3. Bagaimana cara menghitung perhitungan memanjang?
4. Bagaimana cara menghitung perhitungan melintang?

LAPORAN PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH I | 1


1.3 TUJUAN
1. Memahami cara menentukan beda tinggi suatu tanah.
2. Memahami cara menentukan jarak optis.
3. Memahami cara kerja dan menggunakan alat-alat dalam Ilmu Ukur Tanah.
4. Mengenal alat-alat yang digunakan dalam Ilmu Ukur Tanah.

1.4 PESERTA PRAKTIKUM


Praktikum Ilmu Ukur Tanah I ini diikuti oleh seluruh mahasiswa Teknik Sipil
tingkat 2 semester 3 angkatan tahun 2018/2019 Universitas Swadaya Gunung Jati
(UGJ).
1.5 WAKTU DAN PELAKSANAAN
Tempat : Kawasan Perumahan Sultan Residence, Jl. Sultan Agung Tirtayasa,
Kedawung, Kab. Cirebon, Jawa Barat.
Hari, Tanggal : Jum’at, 08 November 2019
Waktu : 13.00 s/d selesai

Gambar 1.1 Lokasi Praktikum Ilmu Ukur Tanah I

Gambar 1.2 Lokasi Praktikum Ilmu Ukur Tanah I (Google Earth)

LAPORAN PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH I | 2


BAB II
KERANGKA TEORITIS

2.1 TINJAUAN PUSTAKA


Dalam Praktikum Ilmu Ukur Tanah I ini dapat mengetahui pengukuran tanah
dalam sipat datar poligon, memanjang, dan melintang. Oleh sebab itu, dalam
pengukuran ini dibutuhkan alat-alat untuk memudahkan pengukuran antara lain :
2.1.1 Waterpass
Waterpass adalah suatu alat ukur tanah yang dipergunakan untuk
mengukur beda tinggi antara titik-titik saling berdekatan. Beda tinggi tersebut
ditentukan dengan garis-garis visir (sumbu teropong) horizontal yang
ditunjukkan ke rambu-rambu ukur yang vertikal.
Sedangkan pengukuran yang menggunakan alat ini disebut dengan
levelling atau waterpassing. Pekerjaan ini dilakukan dalam rangka penentuan
tinggi suatu titik yang akan ditentukan ketinggian berdasarkan suatu sistem
referensi atau bidang acuan. alat waterpass dapat digunakan untuk mengetahui
jarak, sudut horizontal dan beda tinggi. Alat ini kurang cocok untuk pengukuran
daerah terjal. Hal ini dikarenakan waterpass tidak dapat mengukur sudut
vertikal.
Waterpass merupakan alat survey yang lebih sederhana dibandingkan
dengan theodolite. Selain instrumen yang lebih kecil dan ringan. Bagian-bagian
didalamnya pun lebih sedikit sehingga fungsi dan kegunaannya dilapangan pun
terbatas. Fungsi waterpass dilapangan diantaranya digunakan untuk mengukur
elevasi atau ketinggian tanah.

Gambar 2.1 waterpass

LAPORAN PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH I | 3


2.1.2 Rambu Ukur
Rambu Ukur atau Levelling Road dapat terbuat dari kayu, campuran
alumunium yang diberi skala pembacaan. Ukuran lebarnya 4 cm, panjangnya
antara 3-5m pembacaan dilengkapi dengan warna merah, putih, hitam, dan
kuning. Rambu Ukur diperlukan untuk mempermudah mengukur beda tinggi
antara garis bidik dengan permukaan tanah.

Gambar 2.2 Rambu Ukur

2.1.3 Meteran
Meteran atau Pita Ukur berbentuk seperti pita yang memiliki panjang
tertentu. Meteran juga bisa disebut dengan Rol Meter, karena saat disimpan atau
dalam keadaan tidak digunakan, meteran akan digulung atau dirol. Fungsi dari
meteran yaitu untuk mengukur panjang dan jarak. Biasanya satuan yang
digunakan terdapat 2 ukuran yaitu ukuran satuan metrik (mm, cm, m) dan satuan
inggris (inch, feet, yard). Pembacaan angka 0 ada yang dibaca tepat diujung
meteran adapula yang dinyatakan pada jarak tertentu diujung meteran.
Cara menggunakan meteran cukup dengan merentangkan meteran dari
suatu titik ke titik lainnya pada suatu objek bidang yang akan diukur. Untuk
mendapatkan hasil yang valid, ada baiknya dilakukan oleh dua orang dimana
salah satu berada pada titik awal atau angka 0 dan yang lain bergerak menuju
titik akhir perhitungan sekaligus membaca angka pada meteran pada titik
tersebut.

LAPORAN PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH I | 4


Gambar 2.3 Meteran

2.1.4 Statif atau Kaki Tiga


Statif atau Kaki Tiga merupakan piranti untuk mendirikan alat
dilapangan yang terdiri dari kepala statif dan kaki tiga yang dapat distel
ketinggiannya. Statif terbuat dari kayu atau metal alumunium sehingga lebih
ringan. Fungsi statif untuk menunjang waterpass.
Cara menggunakan statif yaitu ketinggiannya dapat diatur, dengan
ketinggian bagian si pemangat dan pemutaran baut statif jangan terlalu keras
agar tidak cepat rusak. Kepala statif ada yg datar, melengkung, dan ada pula
yang menyerupai dengan sambungan alat sentering tongkat teleskopis sekaligus
untuk mengukur tinggi alat.

Gambar 2.4 Statif

LAPORAN PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH I | 5


2.2 KERANGKA PEMIKIRAN
Sistematika penulisan laporan sebagai berikut :
BAB 1 PENDAHULUAN
Berisi tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan praktikum, peserta
praktikum, waktu dan tempat pelaksanaan praktikum.
BAB 2 KERANGKA TEOROTIS
Berisi tentang tinjauan pustaka dan kerangka pemikiran.
BAB 3 METODOLOGI PRAKTIKUM
Berisi tentang metode , objek praktikum, pengumpulan dan analisa data.
BAB 4 PEMBAHASAN
Berisi tentang pembahasan praktikum
BAB 5 PENUTUP
Berisi tentang kesimpulan dan saran.

LAPORAN PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH I | 6


BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM

3.2 METODOLOGI DAN OBJEK PRAKTIKUM


3.2.1 Metode dan Objek Praktikum
3.2.1.1 Metode Praktikum
Praktikum Ilmu Ukur Tanah I ini menggunakan metode
pengamatan dan penelitian dimaksudkan untuk mengetahui tinggi
elevasi tanah. Dan dari pengujian tersebut didapatkan hasil yang
kemudian dibuat sebuah kesimpulan.
3.2.1.2 Objek Praktikum
Objek yang diamati dalam pengamatan ini adalah proses
pelaksanaan, proses pencatatan, serta hasil pengamatan.
3.3 PENGUMPULAN DATA
Pengumpulan data dilakukan saat praktikum berlangsung. Dan hasil yang
ditunjukkan dari hasil pengamatan kemudian dicatat.
Adapun langkah – langkah yang dilakukan dalam proses pengumpulan data,
yaitu :
1. Mengikuti praktikum, dan mentaati peraturan yang berlaku selama praktikum
berlangsung.
2. Mengamati dengan seksama dari hasil pengujian.
3. Mencatat hasil pengujian.
4. Menanyakan pada dosen pembimbing atau laporan, bila ada hal yang kurang
dipahami.
5. Mencari referensi lain dari buku, artikel, atapun halaman internet.
3.4 ANALISA DATA
Data yang terkumpul dari hasil praktikum, disajikan kembali dalam sebuah
makalah tentang hasil Praktikum Ilmu Ukur Tanah I

LAPORAN PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH I | 7


BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 POLIOGON TERTUTUP


4.1.1 Tujuan
Untuk mengetahui sudut jurusan dan jarak dari gabungan beberapa
garis yang bersama-sama membentuk kerangka dasar untuk keperluan pemetaan
di lapangan perumahan Sultan Residence.
4.1.2 Peralatan
1. Waterpass 1 Unit
2. Statif 1 Unit
3. Roll meter 1 Unit
4. Rambu Ukur 2 Unit
5. Alat Tulis dan Formulir Pengisian Data
6. Batu (sebagai penentu titik)
4.1.3 Langkah Kerja
1. Siapkan catatan, daftar pengukuran dan buat sket lokasi areal yang akan
diukur.
2. Tentukan dan tandai dengan rambu ukur pada titik-titik yang akan dibidik.
3. Dirikan pesawat diantara titip P1 dan P2 dan lakukan penyetelan alat
sampai didapat kedataran.
4. Arahkan teropong pesawat ke titik P1 untuk mencari BA, BB dan BT
untuk bacaan belakang, kemudian arahkan teropong pesawat ke arah titik
P2 untuk mencari BA, BB, dan BT untuk bacaan muka.
5. Dengan cara yang sama, lakukan pada titik-titik poligon berikutnya
sehingga kembali lagi ke titik P1.
6. Lakukan pengukuran jarak antar titik dengan meteran.
7. Gambar hasil pengukuran dan perhitungan

LAPORAN PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH I | 8


4.1.4 Poligon Tertutup
Tabel 4.1 Data Pengukuran Poligon
UNIVERSITAS SUADAYA GUNUNG JATICIREBON

DATA PENGUKURAN
TEKNIK SIPIL POLIGON

Jalan Pemuda No 23 Telp (0231) 246664 Cirebon


Lokasi : Kawasan Perumahan Sultan Residence, Alat : Waterpass
Jl. Sultan Agung Tirtayasa, Kedawung
Diukur Oleh : Kelompok 4C
Tanggal : Jum’at, 08 November 2019

Tempat Nomer Pembacaan Rambu Jarak (m) Tinggi


Alat Titik BA BB BT Belakang Muka Alat

P1 10,5 7,32 8,91 31,80 1,40

P2 16,19 13,85 15,02 23,15 1,40


1

54,95

P2 13,85 10,95 12,41 28,70 1,38

P3 14,05 11,75 12,09 23,17 1,38


2

51,87

P3 16,28 14,29 15,29 20,4 1,45

3 P4 3,01 1,2 2,1 18,26 1,45

38,66

P4 2,29 1,59 2,44 17,23 1,42

P1 9,99 7,59 8,97 20,49 1,42


4

37,72

LAPORAN PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH I | 9


Tabel 4.2 Hasil Perhitungan Pengukuran Poligon
UNIVERSITAS SUADAYA GUNUNG JATICIREBON

TEKNIK SIPIL Perhitungan poligon

Jalan Pemuda No 23 Telp (0231) 246664 Cirebon

Lokasi : Kawasan Perumahan Sultan Residence, Alat : Waterpass


Jl. Sultan Agung Tirtayasa, Kedawung
Diukur Oleh : Kelompok 4C
Tanggal : Jum’at, 08 November 2019

Beda
Nomor Titik Jarak Koreksi Tinggi Nomor Titik
Tinggi

P1 31 P1
54,95 -0,611 -0,0015
P2 30,9495 P2
51,87 -0,049 -0,0015
P3 32,267 P3
38,5 1,319 -0,0015
P4 31,6125 P4
37,72 -0,653 -0,0015
P1 31 P1

 Perhitungan Poligon Tertutup


 Tempat Alat 1
Titik P1 BA = 10,5, BB = 7,32 ( Belakang )
Titik P2 BA = 16,19, BB = 13,85 ( Muka
 Tempat Alat 2
Titik P2 BA = 13,85, BB = 10,95 ( Belakang )

LAPORAN PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH I | 10


Titik P3 BA = 14,05, BB = 11,75 ( Muka )
 Tempat Alat 3
Titik P3 BA = 16,28, BB = 14,29 ( Belakang )
Titik P4 BA = 3,01, BB = 1,2 ( Muka )
 Tempat Alat 4
Titik P4 BA = 2,29, BB = 1,59 ( Belakang )
Titik P1 BA = 9,99, BB = 7,59 ( Muka )
1. Menghitung Benang Tengah
a. Tempat Alat 1
 Benang Tengah Titik P2
BA + BB 16,19+ 13,85
BT = = = 15,02 dm = 1,502 m
2 2
 Benang Tengah Titik P1
BA + BB 10,5+7,32
BT = = = 8,91 dm = 0,891 m
2 2
b. Tempat Alat 2
 Benang Tengah Titik P3
BA + BB 14,05+ 11,75
BT = = = 12,9 dm = 1,29 m
2 2
 Benang Tengah Titik P2
BA + BB 13,85+ 10,95
BT = = = 12,41 dm = 1,241 m
2 2
c. Tempat Alat 3
 Benang Tengah Titik P4
BA + BB 3,01+ 1,2
BT = = = 2,1 dm = 0,21 m
2 2
 Benang Tengah Titik P3
BA + BB 16,28+14,29
BT = = =¿15,29 dm = 1,529 m
2 2
d. Tempat Alat 4
 Benang Tengah Titik P1
BA + BB 9,99+7,95
BT = = =¿8,97 dm = 0,897 m
2 2
 Benang Tengah Titik P4

LAPORAN PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH I | 11


BA + BB 3,29+1,59
BT = = = 2,44 dm = 0,244 m
2 2

LAPORAN PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH I | 11


2. Perhitungan Pengukuran Jarak
a. Jarak pada Tempat Alat 1
 D (P1) = (BA – BB) x 10 = (10,5 – 7,32) x 10 = 3,18 m
 D (P2) = (BA – BB) x 10 = (16,19 – 13,85) x 10 = 23,15 m
 Jarak Total (P1 – P2) = D (P1) + D (P2) = 3,18 + 23.15 = 54,95 m
b. Jarak pada Tempat Alat 2
 D (P2) = (BA – BB) x 10 = (13,85 – 10,95) x 10 = 28,70 m
 D (P3) = (BA – BB) x 10 = (14,05 – 11,75) x 10 = 23,17 m
 Jarak Total (P2 – P3) = D (P2) + D (P3) = 28,70 + 23,17 = 51,87 m
c. Jarak pada Tempat Alat 3
 D (P3) = (BA – BB) x 10 = (16,28 – 14,29) x 10 = 20,4 m
 D (P4) = (BA – BB) x 10 = (3,01 + 1,2) x10 = 18,1 m
 Jarak Total (P3 – P4) = D (P3) + D (P4) = 20,4 + 18,1 = 38,5 m
d. Jarak pada Tempat Alat 4
 D (P4) = (BA – BB) x 10 = (3,29 – 1,59) x 10 = 17,32 m
 D (P1) = (BA – BB) x 10 = (9,99 – 7,95) x 10 = 20,49 m
 Jarak Total (P4 – P1) = D (P4) + D (P1) = 17,23 + 20,49 = 37,72 m
3. Perhitungan Perbedaan Beda Tinggi
a. Beda Tinggi pada Tempat Alat 1
Beda Tinggi = BT belakang – BT muka
= 0,891 m – 1,502 m = - 0,611 m
b. Beda Tinggi pada Tempat Alat 2
Beda Tinggi = BT belakang – BT muka
= 1,241 m – 1,29 m = - 0,049 m
c. Beda Tinggi pada Tempat Alat 3
Beda Tinggi = BT belakang – BT muka
= 1,529 m – 0,21 m = 1,319 m
d. Beda Tinggi pada Tempat Alat 4
Beda Tinggi = BT belakang – BT muka
= 0,244 m – 0,897 m = - 0,653 m

LAPORAN PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH I | 12


4. Perhitungan Koreksi

Koreksi = –
∑ Beda Tinggi = –
n

(−0,611 m )+ (−0,049 m )+ (1,319 m ) +(−0,635 m)


4
= – 0,0015 m
5. Perhitungan Tinggi Elevasi

Gambar 4.1 Poligon Tertutup

 Tinggi Elevasi Awal = 31 m


a. Tinggi Elevasi Awal pada Tempat Alat 2
P2 = Titik Elevasi Awal + Koreksi + Beda Tinggi
= 31 m + (- 0,0015 m) + (- 0,049 m) = 30,9495 m
b. Tinggi Elevasi Awal pada Tempat Alat 3
P3 = Titik Elevasi Awal + Koreksi + Beda Tinggi
= 30,9495 m + (- 0,0015 m) + 1,319 m = 32,267 m
c. Tinggi Elevasi Awal pada Tempat Alat 4
P4 = Titik Elevasi Awal + Koreksi + Beda Tinggi
= 32,267 m + (- 0,0015 m) + (- 0,653 m) = 31,6125 m
d. Tinggi Elevasi Awal pada Tempat Alat 1
P1 = Titik Elevasi Awal + Koreksi + Beda tinggi
= 31,6125 m + (- 0,0015 m) + (- 0,611 m) = 31 m

LAPORAN PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH I | 13


4.1.5 Kesimpulan
Kesimpulan dari praktikum ini, pada perhitungan poligon tertutup
dilakukan di lapangan perumahan Sultan Residence yang berlokasi di Jl. Sultan
Agung Tirtayasa, Kedawung ini diperoleh nilai awal dan nilai akhir elevasi sama
yaitu 31 m. Sedangkan, nilai elevasi pada titik P2, P3, dan P4 berbeda beda. Hal
ini terjadi dikarenakan elevasi pada titik-titik tersebut mempunyai nilai beda
tinggi yang berbeda. Karena menurut data hasil perhitungan diatas nilai elevasi
awal dan akhir sama maka perhitungan sudah benar dan tidak perlu dilakukan
koreksi.

LAPORAN PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH I | 14


4.2 SIPAT DATAR MEMANJANG
4.2.1 Tujuan
Untuk mengetahui perbedaan tinggi memanjang serta gambaran
permukaan tanah.
4.2.2 Peralatan
1. Waterpass 1 Unit
2. Statif 1 Unit
3. Roll Meter 1 Unit
4. Rambu Ukur 2 Unit
5. Alat Tulis dan Formulir Pengisian Data
6. Batu ( sebagai penentu titik )
4.2.3 Langkah Kerja
1. Menentukan titik – titik yang akan diukur.
2. Memasang statif di tengah- tengah antara titik M1 dan M2. Mengunci
sekrup statif dan usahakan dasar atas statif sedatar mungkin, dan mengatur
juga kaki statif agar seimbang.
3. Memasang alat waterpass pada dasar atas statif dan mengunci sekrup
pengeras alat.
4. Mengatur gelembung nivo dengan ketiga sekrup ABC yang digerakkan
secara bergantian.
5. Mengukur jarak menggunakan roll meter dari berdiri alat ke titik M1.
6. Mengarahkan teropong ke rambu titik M1, kemudian mencatat bacaan
benang tengah, benang atas, benang bawah pada formulir pengisian.
7. Untuk rambu dititik M2 langkah kerjanya sama dengan langkah kerja
nomor 6 (berlaku untuk seterusnya.

LAPORAN PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH I | 15


4.2.4 Sipat Datar Memanjang
Tabel 4.3 Data Lapangan Pengukuran Sipat Datar
UNIVERSITAS SUADAYA GUNUNG JATICIREBON

TEKNIK DATA LAPANGAN


PENGUKURAN SIPAT
SIPIL DATAR

Jalan Pemuda No 23 Telp (0231) 246664 Cirebon

Lokasi : Kawasan Perumahan Sultan Residence, Alat : Waterpass


Jl. Sultan Agung Tirtayasa, Kedawung
Diukur Oleh : Kelompok 4C
Tanggal : Jum’at, 08 November 2019

Bacaan Bentang
Jarak (m)
Tempat Alat Nomer Titik BA
BT
BB Belakang Muka

M1 P1 10,65 11,51 17,7


9,8
P2 17,41 18,31 17,90
16,53
35,6
M2 P2 14,83 15,68 17,52
13,95
P3 13,88 13,73 17,33
12,02
34,85

LAPORAN PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH I | 16


LAPORAN PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH I | 16
Tabel 4.3 Perhitungan Sipat Datar Memanjang
UNIVERSITAS SUADAYA GUNUNG JATICIREBON

PERHITUNGAN SIPAT
TEKNIK SIPIL DATAR MEMANJANG

Jalan Pemuda No 23 Telp (0231) 246664 Cirebon

Lokasi : Kawasan Perumahan Sultan Residence, Alat : Waterpass


Jl. Sultan Agung Tirtayasa, Kedawung
Diukur Oleh : Kelompok 4C
Tanggal : Jum’at, 08 November 2019

Nomor
Jarak (m) Beda Tinggi Tinggi Nomor Titik
Titik
P1 30,32 P1
35,6 -0,68
P2 30,32 P2

P2 30,415 P2
34,85 0,095
P3 30,415 P3

Jumlah 70,45 -0,585

 Perhitungan Sipat Datar Memanjang


 Tempat Alat A1
a. Titik P1 (BA = 11,51, BB = 9,8)
b. Titik M1 (BA =18,31, BB = 16,53)
 Tempat Alat A2
a. Titik M1 (BA = 15,68, BB = 13,95)
b. Titik M2 (BA = 13,73, BB = 12,02)

LAPORAN PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH I | 17


1. Perhitungan Benang Tengah
a. Tempat Alat A1
 Benang Tengah Titik P1
BA+ BB 11,51+9,8
BT = = = 10,65 dm = 1,065 m
2 2
 Benang Tengah Titik M1
BA+ BB 18,31+16,52
BT = = = 17,41 dm = 1,741 m
2 2
b. Tempat Alat A2
 Benang Tengah Titik M1
BA+ BB 15,68+13,95
BT = = = 14,83 dm = 1,483 m
2 2
 Benang Tengah Titik M2
BA+ BB 13,73+ 12,02
BT = = = 13,88 dm = 1,388 m
2 2
2. Perhitungan Jarak (D)
a. Jarak pada Tempat Alat A1
 D (P1) = (BA – BB) x 10 = (11,51 – 9,8 ) x 10 = 17,7 m
 D (M1) = (BA – BB) x 10 = (18,31 – 16,52 ) x 10 = 17,90 m
 Jarak Total (P1 – M1) = D (P1) + D (M1)
= 17,7 + 17,90 = 35,6 m
b. Jarak pada Tempat Alat A2
 D (M1) = (BA – BB) x 10 = (15,68 – 13,95 ) x 10 = 17,52 m
 D (M2) = (BA –BB ) x 10 = (13,73 – 12,02 ) x 10 = 17,33 m
 Jarak Total (M1 – M2) = D (M1) + D (M2)
= 17,52 + 17,33 = 34,85 m
3. Perhitungan Beda Tinggi
a. Beda Tinggi pada Tempat Alat A1
Beda Tinggi = BT belakang – BT muka
= 1,065 m – 1,741 m = – 0,68 m
b. Beda Tinggi pada Tempat Alat A2

LAPORAN PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH I | 18


Beda Tinggi = BT belakang – BT muka
= 1,483 m – 1,388 m = 0,095 m

LAPORAN PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH I | 18


4. Perhitungan Tinggi Elevasi

Gambar 4.2 Sipat Datar Memanjang

Titik Awal Elevasi = 31 m


a. Menggunakan Koreksi Titik A1
P1 – M1 = Elevasi + Koreksi
= 31 m + (– 0,68 m) = 30,32 m
b. Menggunakan Koreksi Titik A2
M1 – M2 = Elevasi + Koreksi
= 30,32 m + 0,095 m = 30,415 m
4.2.5 Kesimpulan
Pengukuran sipat datar memanjang yang dilakukan di lapangan
perumahan Sultan Residence yang berlokasi di Jl. Sultan Agung Tirtayasa,
Kedawung ini diperoleh nilai elevasi pada titik A1 sebesar 30,32 m dan elevasi
pada titik A2 sebesar 30,415 m. Hal ini menunjukan bahwa elevasi pada titik A 1
lebih rendah dibanding elevasi pada titik A2.

LAPORAN PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH I | 19


4.3 SIPAT DATAR MELINTANG
4.3.1 Tujuan
Untuk megetahui perbedaan tinggi pada melintang serta gambaran
profil melintang atau detail situasi.
4.3.2 Peralatan
1. Waterpass 1 Unit
2. Statif 1 Unit
3. Roll Meter 1 Unit
4. Rambu Ukur 2 Unit
5. Alat Tulis dan Formulir Pengisian Data
4.3.3 Langkah Kerja
1. Memasukkan titik D1, D2, D3 dan seterusnya di setiap masing-masing
titik.
2. Memasang statif di tengah – tengah antara di titik M1 dan M2 mengunci
setiap statif dan usahakan dasar atas statif sedatar mungkin, dan mengatur
juga kaki statif agar seimbang.
3. Memasang alat waterpass pada dasar atas statif dan mengunci sekrup
pengeras alat.
4. Mengatur gelembung nivo dengan ketiga sekrup ABC yang digerakkan
secara bergantian.
5. Mengarahkan teropong ke rambu titik D1, kemudia mencatat bacaan
benang tengah, benang atas, dan benang bawah pada formulir pengisian.
6. Lalu mengukur jarak dan titik berdiri alat ke titik D1 menggunakan roll
meter.
7. Untuk D2, D3, dan seterusnya lakukan pengukuran dari nomor 5 dan 6.
8. Ukur tinggi alat dari permukaan tanah sampai tengah lensa.

LAPORAN PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH I | 20


4.3.4 Sipat Datar Melintang
Tabel 4.5 Pengukuran Sipat Datar Melintang
UNIVERSITAS SUADAYA GUNUNG JATICIREBON

Pengukuran Sipat Mendatar


TEKNIK SIPIL Melintang (tempat alat 1)

Jalan Pemuda No 23 Telp (0231) 246664 Cirebon

Lokasi : Kawasan Perumahan Sultan Residence, Alat : Waterpass


Jl. Sultan Agung Tirtayasa, Kedawung
Diukur Oleh : Kelompok 4C
Tanggal : Jum’at, 08 November 2019

Pembacaan Rambu Jarak (m) Tinggi


No.Titik Tinggi
Titik
Rincik BA BB BT GB Langsung Antara Rincik

D1 9,63 9,31 9,46 31,73 3,2 30,784

4,285
D2 15,85 15,77 15,82 31,73 0,8 30,148

-0,245
D3 15,98 15,87 15,92 31,73 1,1 30,138

-1,39
D4 33,02 32,8 32,91 31,73 2,2 28,439

-3,82
D5 35,82 35,19 35,49 31,73 6,3 28,181

-1,41
D6 16,38 15,61 15,99 31,73 7,7 30,131

-0,36
D7 16,53 15,74 16,14 31,73 7,9 30,116

LAPORAN PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH I | 21


 Perhitungan Sipat Datar Melintang
 Titik D1 BA = 9,63, BB = 9,31
 Titik D2 BA = 15,85, BB = 15,77
 Titik D3 BA = 15,98, BB = 15,87
 Titik D4 BA = 33,02, BB = 32,8
 Titik D5 BA = 35,82, BB = 35,19
 Titik D6 BA = 16,38, BB = 15,61
 Titik D7 BA = 16,53, BB = 15,74
1. Perhitungan Benang Tengah
a. Benang Tengah Titik D1
BA+ BB 9,63+9,31
BT = = = 9,46 dm = 0,946 m
2 2
b. Benang Tengah Titik D2
BA+ BB 15,85+ 15,77
BT = = = 15,82 dm = 1,582 m
2 2
c. Benang Tengah Titik D3
BA+ BB 15,98+15,87
BT = = = 15,92 dm = 1,592 m
2 2
d. Benang Tengah Titik D4
BA+ BB 33,02+ 32,8
BT = = = 32,91 dm = 3,291 m
2 2
e. Benang Tengah Titik D5
BA+ BB 35,82+ 35,19
BT = = = 35,49 dm = 3,549 m
2 2
f. Benang Tengah Titik D6
BA+ BB 16,38+15,61
BT = = = 15,99 dm = 1,599 m
2 2
g. Benang Tengah Titik D7
BA+ BB 16,53+ 15,74
BT = = = 16,14 dm = 1,614 m
2 2
2. Perhitungan Jarak Optis
a. Jarak Optis pada Titik D1
D (D1) = (BA – BB) x 10 = (9,63 – 9,31) x 10 = 3,2 m
b. Jarak Optis pada Titik D2
LAPORAN PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH I | 24
D (D2) = (BA – BB) x 10 = ( 15,85 – 15,77) x 10 = 0,8 m

c. Jarak Optis pada Titik D3


D (D3) = (BA – BB) x 10 = (15,98 – 15,87) x 10 = 1,1 m
d. Jarak Optis pada Titik D4
D (D4) = (BA – BB) x 10 = (33,02 – 32,8) x 10 = 2,2 m
e. Jarak Optis pada Titik D5
D (D5) = (BA – BB) x 10 = (35,82 – 35,19) x 10 = 6,3 m
f. Jarak Optis pada Titik D6
D (D6) = (BA – BB) x 10 = (16,38 – 15,61) x 10 = 7,7 m
g. Jarak Optis Pada Titik D7
D (D7) = (BA – BB) x 10 = (16,53 – 15,74) x 10 = 7,9 m
3. Perhitungan Jarak Antara Titik
a. D1 + D2 = 3,38 m + 0,905 m = 4,285 m
b. D2 - D3 = 0,905 m – 1,15 m = – 0,245 m
c. D3 - D4 = 1,1 m – 2,2 m = – 1,39 m
d. D4 - D5 = 2,2 m – 6,3 m = – 3,82 m
e. D5 - D6 = 6,3 m – 7,7 m = – 1,41 m
f. D6 - D7 = 7,7 m – 7,9 m = – 0,36 m
4. Perhitungan Tinggi GB
Tinggi GB = Elevasi Titik A1 (memanjang) + Tinggi Alat
= 30,32 m + 1,41 m = 31,73 m
5. Perhitungan Titik Rincik
a. Titik Rincik pada Titik D1
Titik Rincik = Tinggi GB – BT D1
= 31,73 m – 0,946 m = 30,784 m
b. Titik Rincik pada Titik D2
Titik Rincik = Tinggi GB – BT
= 31,73 m – 1,582 m = 30,148 m
c. Titik Rincik pada Titik D3
Titik Rincik = Tinggi GB – BT D3
= 31,73 m – 1,592 m = 30,138 m

LAPORAN PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH I | 24


d. Titik Rincik pada Titik D4
Titik Rincik = Tinggi GB – BT D4
= 31,73 m – 3,291 m = 28,439 m
e. Titik Rincik pada Titik D5
Titik Rincik = Tinggi GB – BT D5
= 31,73 m – 3,549 m = 28,181 m
f. Titik Rincik pada Titik D6
Titik Rincik = Tinggi GB – BT D6
= 31,73 m – 1,599 m = 30,131 m
g. Titik Rincik pada Titik D7
Titik Rincik = Tinggi GB – BT D7
= 31,73 m – 1,614 m = 30,116 m

Gambar 4.3 Sipat Datar Melintang

4.3.5 Kesimpulan

Pengukuran sipat datar melintang pada tempat alat 1 yang dilakukan di


lapangan perumahan Sultan Residence yang berlokasi di Jl. Sultan Agung
Tirtayasa, Kedawung ini mempunyai tinggi rincik yang berbeda-beda. Mulai
dari titik rincik pada titik D1 sebesar 30,784 m, D2 sebesar 30,148 m, D3
sebesar 30,138 m, D4 sebesar 28,439 m, D5 sebesar 28,181 m, D6 sebesar
30,131 m, dan pada titi D7 sebesar 30,116 m. Hal ini tergantung pada titik
yang ditembak untuk mengetahui tinggi pada masing-masing patok bidik.

LAPORAN PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH I | 24


LAPORAN PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH I | 24
Tabel 4.6 Pengukuran Sipat Mendatar Melintang
UNIVERSITAS SUADAYA GUNUNG JATICIREBON

Pengukuran Sipat Mendatar


TEKNIK SIPIL Melintang (tempat alat 2)

Jalan Pemuda No 23 Telp (0231) 246664 Cirebon

Lokasi : Kawasan Perumahan Sultan Residence, Alat : Waterpass


Jl. Sultan Agung Tirtayasa, Kedawung
Diukur Oleh : Kelompok 4C
Tanggal : Jum’at, 08 November 2019

Pembacaan Rambu Jarak (m) Tinggi


No.Titik Tinggi
Titik
Rincik BA BB BT GB Langsung Antara Rincik

D1 10,21 9,78 9,99 31,815 4,3 30,816

5,38

D2 16,30 16,23 16,26 31,815 0,7 30,189

-0,2

D3 16,32 16,21 16,27 31,815 1,1 30,188

-0,41

D4 30,21 30,21 30,25 31,815 2,4 28,79

-3,78

D5 29,75 29,16 29,45 31,815 5,9 28,87

-1,46

D6 16,23 15,46 15,85 31,815 7,7 30,23

-0,26
D7 16,13 15,35 15,17 31,815 7,8 30,241

LAPORAN PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH I | 25


 Perhitungan Sipat Datar Melintang
 Titik D1 BA = 10,21, BB = 9,78
 Titik D2 BA = 16,30, BB = 16,23
 Titik D3 BA = 16,32, BB = 16,21
 Titik D4 BA = 30,21, BB = 30,21
 Titik D5 BA = 29,75, BB = 29,16
 Titik D6 BA = 16,23, BB = 15,46
 Titik D7 BA = 16,13, BB = 15,35
1. Perhitungan Benang Tengah
a. Benang Tengah Titik D1
BA+ BB 10,21+ 9,78
BT = = = 9,99 dm = 0,999 m
2 2
b. Benang Tengah Titik D2
BA+ BB 16,30+16,23
BT = = = 16,26 dm = 1,626 m
2 2
c. Benang Tengah Titik D3
BA+ BB 16,32+16,21
BT = = = 16,27 dm = 1,627 m
2 2
d. Benang Tengah Titik D4
BA+ BB 30,34+30,21
BT = = = 30,25 dm = 3,025 m
2 2
e. Benang Tengah Titik D5
BA+ BB 29,75+29,16
BT = = = 29,45 dm = 2,945 m
2 2
f. Benang Tengah Titik D6
BA+ BB 16,23+ 15,46
BT = = = 15,85 dm = 1,585 m
2 2
g. Benang Tengah Titik D7
BA+ BB 16,13+ 15,35
BT = = = 15,74 dm = 1,574 m
2 2
2. Perhitungan Jarak Optis
a. Jarak Optis pada Titik D1
D (D1) = (BA – BB) x 10 = (10,21 – 9,78) x 10 = 4,3 m
b. Jarak Optis pada Titik D2
D (D2) = (BA – BB) x 10 = ( 16,30 – 16,23) x 10 = 0,7 m
LAPORAN PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH I | 26
c. Jarak Optis pada Titik D3
D (D3) = (BA – BB) x 10 = (16,32 – 16,21) x 10 = 1,1 m
d. Jarak Optis pada Titik D4
D (D4) = (BA – BB) x 10 = (30,34 – 30,21) x 10 = 2,4 m
e. Jarak Optis pada Titik D5
D (D5) = (BA – BB) x 10 = (29,75 – 29,16) x 10 = 5,9 m
f. Jarak Optis pada Titik D6
D (D6) = (BA – BB) x 10 = (16,23 – 15,46) x 10 = 7,7 m
g. Jarak Optis Pada Titik D7
D (D7) = (BA – BB) x 10 = (16,13– 15,35) x 10 = 7,8 m
3. Perhitungan Jarak Antara
a. D1 + D2 = 4,39 m + 0,99 m = 5,38 m
b. D2 – D3 = 0,99 m – 1,19 m = – 0,2 m
c. D3 – D4 = 1,19 m – 2,40 m = – 0,41 m
d. D4 – D5 = 2,40 m – 6,18 m = – 3,78 m
e. D5 – D6 = 6,18 m – 7,64 m = – 1,46 m
f. D6 – D7 = 7,64 m – 7,9 m = – 0,26 m
4. Perhitungan Tinggi GB
Tinggi GB = Elevasi Titik A1 (memanjang) + Tinggi Alat
= 30,415 m + 1,40 m = 31,815 m
5. Perhitungan Titik Rincik
a. Titik Rincik pada Titik D1
Titik Rincik = Tinggi GB – BT D1
= 31,815 m – 0,999 m = 30,816 m
b. Titik Rincik pada Titik D2
Titik Rincik = Tinggi GB – BT D2
= 31,815 m – 1,626 m = 30,189 m
c. Titik Rincik pada Titik D3
Titik Rincik = Tinggi GB – BT D3
= 31,815 m – 1,627 m = 30,188 m

LAPORAN PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH I | 28


d. Titik Rincik pada Titik D4
Titik Rincik = Tinggi GB – BT D4
= 31,815 m – 3,025 m = 28,79 m
e. Titik Rincik pada Titik D5
Titik Rincik = Tinggi GB – BT D5
= 31,815 m – 2,945 m = 28,87 m
f. Titik Rincik pada Titik D6
Titik Rincik = Tinggi GB – BT D6
= 31,815 m – 1,585 m = 30,23 m
g. Titik Rincik pada Titik D7
Titik Rincik = Tinggi GB – BT D7
= 31,815 m – 1,574 m = 30,241 m

Gambar 4.4 Sipat Datar Melinta

LAPORAN PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH I | 28


4.3.6 Kesimpulan
Pengukuran sipat datar melintang pada tempat alat 2 yang dilakukan di
lapangan perumahan Sultan Residence yang berlokasi di Jl. Sultan Agung
Tirtayasa, Kedawung ini mempunyai tinggi rincik yang berbeda. Pada titik D1
sebesar 30,816 m, D2 sebesar 30,189 m, D3 sebesar 30,188, D4 sebesar 28,79
m, D5 sebesar 28,87 m, D6 sebesar 30,23 m, dan D7 sebesar 30,241 m. Hal ini
tergantung pada titik yang ditembak untuk mengetahui tinggi pada masing-
masing patok bidik. Jadi nilai rincik pada pengukuran sipat datar melintang
pada tempat alat 2 lebih besar daripada tempat alat 1.

LAPORAN PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH I | 29


BAB V
PENUTUP

5.1 KESIMPULAN
Dalam praktikum ini dapat disimpulkan bahwa Ilmu Ukur Tanah adalah bagian
rendah dari Ilmu Geodesi, yang merupakan suatu ilmu yang mempelajari ukuran dan
bentuk bumi yang menyajikanya dalam bentuk tertentu. Pada praktikum ini kita tahu
bagaimana caranya mengukur area suatu wilayah atau tempat dengan menggunakan alat
ukur waterpass, dengan memahami alat tersebut kita juga bisa menghitung perhitungan
poligon, perhitungan memanjang, dan perhitungan melintang.
Maka didapatkan hasil pada masing-masing perhitungan pada praktikum yang
kami laksanakan yang bertempat di lapangan kompleks perumahan Sultan Residence, Jl.
Sultan Agung Tirtayasa, Kedawung ini. Untuk pada perhitungan poligon tertutup
diperoleh nilai elevasi awal dan akhhir yaitu sama sebesar 31 m. Sedangkan pada
elevasi pada titik P2, P3, dan P4 berbeda-beda. Hal ini dikarenakan nilai beda tinggi yang
berbeda sehingga tidak perlu dilakukan koreksi karena hasilnya sudahlah benar.
Pada perhitungan sipat datar memanjang diperoleh nilai elevasi pada titik A 1
sebesar 30,32 m dan elevasi pada titik A 2 sebesar 30,145 m. Hal ini menunjukan bahwa
elevasi pada titik A1 lebih rendah dibanding elevasi pada titik A2.
Dan pada pengukuran sipat datar melintang pada tempat alat 1 mempunyai
tinggi rincik yang berbeda-beda. Mulai dari titik rincik di titik D1 sebesar 30,784 m, D2
sebesar 30,148 m, D3 sebesar 20,138 m, D4 sebesar 28,439 m, D5 sebesar 28,181 m,
D6 sebesar 30,131 m, D7 sebesar 30,116 m. Sedangkan pengukuran sipat datar
melintang pada tepat alat 2 pun mempunyai tinggi titik rincik yang berbeda pula, muali
dari titik rincik di titik D1 sebesar 30,816 m, D2 sebesar 30,189 m, D3 sebesar 30,188
m, D4 sebesar 28,79 m, D5 sebesar 28,87 m, D6 sebesar 30,23 m, dan D7 sebesar
30,241 m. Hal ini tergantung pada titik yang ditembak untuk mengetahui tinggi pada
masing-masing patok bidik. Maka pada perhitungan melintang ini disimpulkan bahwa
nilai rincik pada pengukuran sipat datar melintang di tempat alat 2 lebih besar nilainya
daripada di tempat alat 1.
Lebih dari itu pada praktikum ini bertujuan untuk menentukan beda tinggi
suatu tanah, memahami cara menentukan jarak optis, dan memahami cara kerja alat-alat
dalam Ilmu Ukur Tanah. Dan mampu mengenal alat-alat yang digunakkan dalam ilmu

LAPORAN PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH I | 30


ukur tanah. Sehingga nantinya di dalam dunia pekerjaan yang bersangkutan dengan
Ilmu Ukur Tanah bisa dan tidak merasa kesulitan dalam menghitung beda tinggi tanah.

5.2 SARAN
Adapun saran yang dapat kita ambil antara lain:
1. Dalam perhitungan dan pengukuran data-data diperlukan prinsip-prinsip pengukuran
untuk menghindari kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi.
2. Susunan dalam laporan harus mengikuti metodologi yang baik dan pengumpulan
data dari berbagai sumber.
3. Untuk menghindari kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi, maka tugas
pengukuran harus berdasarkan prinsip-prinsip pengukuran, yaitu:
a. Perlu adanya pengecekkan terpisah
b. Tidak adanya kesalahan-kesalahan dalam pengukuran
4. Kiranya laporan ini bisa dipergunakan dan dapat dijadikan bahan acuan dalam
penyusunan laporan-laporan selanjutnya.

LAPORAN PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH I | 30


DAFTAR PUSTAKA

http://kumpulan1000arsipku.blogspot.com/2017/03/alat-ukur-tanah.html

https://www.academia.edu/9872119/laporan_poraktikum_ilmu_ukur_tanah

https://www.academia.edu/17461315/Ilmu_Ukur_Tanah
LAMPIRAN

LAPORAN PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH I | 30


LAPORAN PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH I | 30

Anda mungkin juga menyukai