Ginjal
Terjadinya cedera akut ginjal dalam prosedur operasi sering terjadi.
Prosedur operasi yang dimaksud meliputi pra-operasi, operasi, sampai
dengan pasca-operasi. Secara detil, gangguan pada fungsi ginjal banyak
dikaitkan dengan penggunaan anestesi. Pemahaman mendalam tentang
pengaruh anestesi pada fungsi ginjal sangatlah penting, terutama pada
prosedur transplantasi.
Lalu apa yang menyebabkan kondisi cedera akut ginjal pasca operasi?
Resiko terbesar terjadinya kondisi ini ada pada pasien penyakit ginjal
kronis yang mengalami masalah medis lainnya secara simultan
(komorbid) seperti diabetes, hipertensi, dan penyakit hati (liver).
Beberapa jenis analgesik yang tergolong dalam obat anti inflamasi non-
steroid (NSAID) dapat membatasi masuknya aliran darah ke ginjal yang
nantinya akan menimbulkan masalah medis. Selain itu obat NSAID juga
dapat merusak jaringan ginjal secara langsung.
Meski sampai saat ini penanganan efektif untuk cedera ginjal masih
belum ditemukan, setidaknya ada beberapa solusi yang bisa dilakukan
untuk meminimalisir potensi komplikasi pada ginjal.
PEMANTAUAN PRA-OPERASI
Pemantauan masa pra-operasi merupakan salah satu tindakan awal
dokter anestesi untuk menurunkan resiko cedera akut ginjal. Mengurangi
puasa baik waktu maupun besarannya diyakini dapat memberikan
manfaat lebih bagi pasien penyakit ginjal yang akan menjalani
pembedahan.
Manajemen anestesi yang baik untuk pasien dengan kendala medis ginjal
sama pentingnya dengan penanganan pasien gagal ginjal, terutama pada
operasi yang memiliki potensi menuju kondisi tersebut pasca-operasi.
Banyak sekali faktor-faktor yang mempengaruhi mulai dari tingkat urgensi
operasi itu sendiri, usia pasien, ada tidaknya kondisi komorbid.