Anda di halaman 1dari 6

DAFTAR ISTILAH

Nama: Heni Istianah

Salmonella typhi
Salmonella typhi bakteri penyebab penyakit demam tifus akibat invasi bakteri ke dalam pembuluh darah
dan gastroenteritis, yang disebabkan oleh keracunan makanan atau intoksikasi.antigen somatic
flgela
Flagela dapat menempel pada sel pada tempat yang berbeda. Dalam posisi polar, satu flagela menempel
pada salah satu sisi dari sel. Akan tetapi jumlah flagella tersebut dapat menjadi banyak dan menjadi
lofotrik. Flagela sering dapat dilihat tanpa perlu diwarnai, cukup dengan menggunakan mikroskop fase
kontras. Ketika keberadaan flagella berada di dua sisi disebut amfitrik. Apabila seluruh bagian disebut
peritrik.
Termolabil
Termolabil dalam KBBI cenderung dapat dirusak atau diubah banyak oleh pemanasan sederhana (seperti
protein yang dapat membeku, jasad-jasad mikro, toksin bakterium dan isomer-isomer tertentu)
Salmonella choleraesius (satu serotipe).
Salmonella enterica adalah spesies bakteri Gram-negatif yang memiliki flagellata dan berbentuk tongkat
yang merupakan anggota dari genus Salmonella.
Salmonella enteretidis
Salmonella enteretidis adalah Bakteri patogen yang biasanya mengkontaminasi telur dan daging unggas
vili usus halus
berfungsi memperluas permukaan penyerapan, sehingga makanan dapat terserap sempurna
bakterimia primer
Bakterimia adalah suatu kondisi dimana terdapatnya bakteri di dalam aliran darah.Pemeriksaan untuk
memastikan yaitu dilakukan kultur darah dimana pada kondisi bakterimia hasil kultur darah menunjukan
positif adanya mikroorganisme
retikulo endoteleal
Sistem retikuloendotelial adalah jaringan pengikat retikular yang tersebar luas menyelubungisinusoid-
sinusoid darah di hati, sumsum tulang dan juga menyelubungi saluran-saluran limfe di jaringanlimfatik
Hiperplasia plaks player
Hiperplasia adalah peningkatan yang abnormal dari sejumlah sel-sel normal dalam susunan normal pada
organ atau jaringan (Santana, 2007: 299).
Ini terjadi pada kelenjar limfoid usus halus. Minggu kedua terjadi nekrosis dan pada minggu ketiga
terjadi ulserasi plaks peyer. Pada minggu keempat terjadi penyembuhan ulkus yang dapat menimbulkan
sikatrik. Ulkus dapat menyebabkan perdarahan, bahkan sampai perforasi usus. Selain itu hepar, kelenjar-
kelenjar mesentrial dan limpa membesar.
otitis media
Otitis media adalah infeksi pada telinga bagian tengah, tepatnya pada rongga di belakang gendang telinga.
Infeksi telinga bagian tengah ini, sering kali timbul akibat batuk pilek, flu, atau alergi sebelumnya. ...
Penyakit ini merupakan penyakit infeksi telinga pada bayi yang paling sering terjadi.
Ileocecal
Katup ileocecal adalah jalan antara usus besar dan usus kecil. Fungsi utama adalah untuk arus balik dari
isi calon (usus besar) kotoran kedalam usus kecil.
Hyperplasia
Hiperplasia endometrium adalah gangguan yang ditandai dengan penebalan lapisan dinding rahim
(endometrium) karena kelebihan pertumbuhan sel. Walaupun bukan kanker, kondisi ini dapat
menyebabkan kanker pada rahim dalam beberapa kasus
Ulserasi
Ulserasi adalah keadaan jaringan lunak mulut yang kehilangan lapisan epitel yang terjadi akibat trauma
mekanis atau khemis seperti obat- obatan atau bahan alergen1,2.
Perforasi
Perforasi adalah lubang pada dinding organ tubuh yang dapat terjadi pada esofagus, lambung, usus kecil,
usus besar, anus atau kantung empedu
Mononuclear
Monosit (bahasa Inggris: monocyte, mononuclear) adalah kelompok darah putih yang menjadi bagian dari
sistem kekebalan. Monosit dapat dikenali dari warna inti selnya.

Neutrofil (bahasa Inggris: neutrophil, polymorphonuclear neutrophilic leukocyte, PMN) adalah bagian sel
darah putih dari kelompok granulosit. Bersama dengan dua sel granulosit lain: eosinofil dan basofil yang
mempunyai granula pada sitoplasma, disebut juga polimorfonuklir. Granula neutrofil berwarna merah
kebiruan.
adenil siklase
ATP diubah menjadi cAMP oleh enzim yang ada di membran plasma yaitu Adenil siklase sebagai respon
terhadap sinyal ekstraseluler. Contoh sinyal ekstraselulernya adalah adrenalin. Adenil siklase menjadi
aktif hanya seelah epinefrin terikat pada protein reseptor spesifik
enterotoksin E. coli
Enterotoksin adalah eksotoksin yang aktivitasnya memengaruhi usus halus, sehingga umumnya
menyebabkan sekresi cairan secara berlebihan ke dalam rongga usus, menyebabkan diare dan muntah-
muntah.[1] Enterotoksin diproduksi oleh berbagai macam bakteri, termasuk organisme penyebab
keracunan makanan seperti Staphylococcus aureus, Bacillus cereus, Clostridium perfringens, Escherichia
coli, Salmonella enteriditis, dan Vibrio cholerae. Enterotoksin yang dihasilkan oleh V. cholerae adalah
penyebab kolera.[2] Toksin tersebut akan mengaktifkan enzim siklik adenilase yang mengubah ATP
menjadi cAMP sehingga cAMP menjadi berlebihan dan menyebabkan ion klorida serta bikarbonat
dikeluarkan dalam jumlah besar dari sel mukosa ke dalam rongga usus.[1] Hal tersebut menyebabkan
dehidrasi pada penderia kolera.[1] Gen yang mengkodekan enterotoksin kolera ada dua yaitu ctxA dan
ctxB
histamine, bradikinin, dan serotonin
Inflamasi distimulasi oleh faktor kimia (histamin, bradikinin, serotonin, leukotrien, dan prostaglandin)
yang dilepaskan oleh sel yang berperan sebagai mediator radang di dalam sistem kekebalan untuk
melindungi jaringan sekitar dari penyebaran infeksi.
meteorismus
Perut kembung atau meteorismus merupakan kondisi terperangkapnya udara (gas) dalam rongga abdomen
atau usus.
epistaksis
Epistaksis adalah perdarahan akut yang berasal dari lubang hidung atau nasofaring. Epistaksis bukan
suatu penyakit, melainkan gejala dari penyakit lain yang kebanyakan ringan dan dapat berhenti sendiri.
delirium
Delirium adalah gangguan mental serius yang menyebabkan penderita mengalami kebingungan parah dan
berkurangnya kesadaran terhadap lingkungan sekitar. Gangguan mental tersebut disebabkan perubahan
yang cepat dalam fungsi otak yang terjadi bersamaan dengan penyakit mental atau fisik. Akibatnya,
penderita delirium mengalami kesulitan dalam berpikir, mengingat, berkonsentrasi, atau tidur. Kondisi
delirium dapat menakutkan bagi penderita dan orang-orang di sekelilingnya. Delirium biasanya bersifat
sementaradengan mengendalikan penyebab serta pemicunya.
Stupor
Stupor merupakan kondisi penurunan kesadaran yang mengakibatkan seseorang tidak dapat merespons,
misalnya terhadap percakapan. Seseorang yang mengalami stupor dapat dianggap sudah tidak sadar,
namun masih dapat memberikan respons dengan rangsangan nyeri,

tromboflebitis vena femoralis.


Tromboflebitis adalah peradangan pada pembuluh darah balik (vena), yang memicu terbentuknya
gumpalan darah pada satu vena atau lebih. Umumnya tromboflebitis terjadi pada vena di tungkai. Meski
demikian, tidak tertutup kemungkinan kondisi ini menyerang vena pada lengan
Ekskreta
Ekskreta di KBBI adalah: produk buangan, seperti air kencing, tinja, atau peluh yang dikeluarkan oleh
tubuh.
Kloramfenikol
Chloramphenicol atau kloramfenikol adalah obat antibiotik untuk mengatasi beragam infeksi bakteri
serius, terutama saat penyakit infeksi tidak membaik dengan obat lain. Obat ini tersedia dalam bentuk
tetes (mata dan telinga), salep mata, tablet, kapsul, sirop, serta suntik.
Chloramphenicol bekerja dengan cara membasmi bakteri penyebab infeksi, atau memperlambat hingga
menghentikan pertumbuhannya. Obat ini efektif menangani infeksi akibat S. typhi, H. influenzae, E. coli,
C. psitacci, serta beragam spesies bakteri Neisseria, Staphylococcus, Streptococcus, dan Rickettsia.
Kotrimoksazol
Kotrimoksazol adalah kombinasi antibiotik yang terdiri dari trimethoprim dan sulfamethoxazole. Obat ini
digunakan untuk menangani infeksi yang disebabkan oleh bakteri, seperti bronkitis, otitis media, dan
infeksi saluran kemih. Selain itu, kotrimoksazol juga dapat digunakan untuk menangani dan mencegah
pneumocystis carinii pneumonia (PCP) pada pasien dengan daya tahan tubuh turun, seperti penderita
HIV/AIDS. Obat ini bekerja dengan menghentikan pertumbuhan bakteri di dalam tubuh.
Tiamfenikol: 50-100 mg/ kg berat badan/ hari.
Thiamphenicol adalah obat antibiotik yang digunakan untuk menangani infeksi bakteri. Sejumlah bakteri
yang mampu ditangani dengan thiamphenicol, yaitu infeksi bakteri Salmonella penyebab tifus dan
Neisseria yang menyebabkan gonore.
Thiamphenicol memiliki spektrum luas yang aktivitasnya mirip dengan chloramphenicol. Keduanya
termasuk golongan antibiotik yang bekerja dengan cara membunuh bakteri penyebab infeksi.
Kotrimoksasol: 6-8 mg/ kg berat badan/ hari.
Kotrimoksazol adalah kombinasi antibiotik yang terdiri dari trimethoprim dan sulfamethoxazole. Obat ini
digunakan untuk menangani infeksi yang disebabkan oleh bakteri, seperti bronkitis, otitis media, dan
infeksi saluran kemih. Selain itu, kotrimoksazol juga dapat digunakan untuk menangani dan mencegah
pneumocystis carinii pneumonia (PCP) pada pasien dengan daya tahan tubuh turun, seperti penderita
HIV/AIDS. Obat ini bekerja dengan menghentikan pertumbuhan bakteri di dalam tubuh.

Ampisilin: 100-200 mg/kg berat badan/ hari.


Ampicillin adalah obat yang dapat digunakan untuk mengatasi infeksi akibat bakteri, seperti infeksi
saluran pernapasan, saluran pencernaan, jantung (endokarditis), saluran kemih, kelamin (gonore), dan
telinga. Obat yang termasuk ke dalam golongan antibiotik penisilin ini bekerja dengan cara membunuh
bakteri penyebab infeksi.

Amoksilin: 100 mg/ kg berat badan/ hari.


Amoksisilin atau amoxicillin akan menghambat pertumbuhan bakteri yang menyebabkan infeksi di organ
paru-paru, saluran kemih, kulit, serta di bagian telinga, hidung, dan tenggorokan
Setiap sediaan obat mengandung amoxicillin trihydrate dengan jumlah yang berbeda-beda. Selain dalam
bentuk tunggal, amoxicillin tersedia dalam bentuk kombinasi dengan clavulanate

Sefriakson: 50-100 mg/ kg berat badan/ hari.


Ceftriaxone adalah obat yang digunakan untuk mengatasi berbagai infeksi bakteri. Obat ini bekerja
dengan cara menghambat pertumbuhan bakteri atau membunuh bakteri dalam tubuh.
Contoh infeksi bakteri yang dapat disembuhkan ceftriaxone adalah penyakit gonore dan infeksi bakteri
lainnya. Selain itu, obat ini juga dapat digunakan untuk mencegah infeksi pada luka operasi. Karena
ceftriaxone merupakan antibiotik, maka obat ini tidak dapat digunakan untuk mengatasi infeksi akibat
virus, seperti flu.

Sefotaksim: 150-200 mg/ kg berat badan/ hari.


Cefotaxim adalah salah satu obat antibiotik sefalosporin yang berfungsi untuk membunuh bakteri
penyebab infeksi. Obat ini bekerja dengan membunuh bakteri dan mencegah pertumbuhannya. Karena
manfaatnya untuk membasmi bakteri, antibiotik ini tidak efektif untuk mengobati infeksi akibat virus,
seperti flu.
Jenis infeksi yang bisa ditangani dengan cefotaxim beragam. Di antaranya adalah sepsis (infeksi dalam
darah), meningitis, peritonitis (infeksi pada selaput yang melapisi rongga perut), gonore (kencing nanah),
serta osteomielitis (infeksi pada tulang). Penggunaan antibiotik ini juga bisa untuk mencegah infeksi pada
luka operasi.

Siprofloksasin: 2 x 200-400 mg oral


Siprofloksasin atau ciprofloxacin adalah antibiotik untuk mengatasi berbagai jenis infeksi bakteri. Obat
ini tersedia dalam bentuk tablet, suntikan, dan tetes mata.
Obat ciprofloxacin mengandung bahan aktif ciprofloxacin Hcl yang memiliki cara kerja menghentikan
pertumbuhan bakteri. Oleh karena itu, obat ini bukan digunakan untuk mengobati infeksi yang disebabkan
virus, seperti common cold (batuk pilek biasa) atau flu.
Beberapa jenis infeksi bakteri yang dapat diobati dengan ciprofloxacin adalah infeksi saluran pernapasan,
infeksi saluran kemih, diare, infeksi menular seksual, anthraks, serta infeksi lain di bagian kulit, tulang,
sendi, perut, dan mata.
Spoorokoma
Stupor (soporo koma), yaitu keadaan seperti tertidur lelap, tetapi ada respon terhadap nyeri.

Tifus abdominalis
Penyakit tifus (Thypus Abdominalis) merupakan penyakit infeksi bakteri pada usus halus dan terkadang
pada aliran darah yang disebabkan oleh kuman Salmonella typhi atau Salmonella paratyphi A, B dan C,
selain ini dapat juga menyebabkan gastroenteritis (keracunan makanan) dan septikemia (tidak menyerang
usus).

Trombositopenia
Trombositopenia adalah kondisi di mana jumlah trombosit (platelet/keping darah) dalam darah lebih
rendah dari normal. Trombositopenia mengacu pada jumlah trombosit rendah dalam darah dibandingkan
dengan kisaran normal. Jumlah trombosit normal berkisar antara 150.000-450.000 per mikroliter
(sepersejuta liter).
Hanya sekitar 2/3 trombosit yang dilepaskan ke aliran darah yang bersirkulasi dalam darah, dan sepertiga
lainnya biasanya ditemukan di limpa. Siklus hidup trombosit biasanya sekitar 7-10 hari. Oleh karena itu,
trombosit yang lama terus digantikan oleh yang baru.

SGOT dan SGPT


SGOT dan SGPT adalah pemeriksaan yang dilakukan untuk mengetahui seberapa baik fungsi hati dan
organ lainnya. hasil kedua pemeriksaan sama-sama tinggi dapat menjadi pertanda adanya gangguan hati
yang perlu diperiksakan lebih lanjut.

Anda mungkin juga menyukai